Ramalan

Takut? Tentu saja, tapi ini satu-satunya kesempatan untuk lepas dari ayah angkatnya. Uang tunjangan dari pemerintah juga akan dapat dikelola dengan baik oleh ibunya.

Perjudian? Bahkan kecanduan berat terhadap alkohol, benar-benar membuat hampir tidak ada bahan makanan untuk musim dingin. Jika terus seperti ini, mungkin satu persatu adik-adiknya...

"Tapi." Rose terlihat ragu.

"Rose br*ngsek! Cepat hubungi polisi!" Teriak Gilberto murka.

"Ibu, jika ibu menghubungi polisi, maka aku akan mati. Ayah sudah pasti akan menghajarku lagi." Luna tertunduk menitikkan air matanya."Apa cinta ibu pada ayah itu penting!? Ayah yang ibu cintai bahkan diam-diam melecehkanku!" Suara bentakan dari putrinya membuat pupil mata sang ibu bergetar.

Apa yang diharapkannya lagi dari suaminya? Air matanya mengalir menjatuhkan gagang telepon.

"Rose! Anak itu berbohong! Aku tidak pernah---" Kalimat Gilberto terhenti.

Brak!

Brak!

Brak!

Sekitar 3 kali kepala pria itu dipukulkan ke lantai. Tangan Eric gemetar, setetes air matanya mengalir. Buku harian mendiang istrinya sebelum waktu terulang, bagaimana istrinya hancur kala pelayan dan tukang kebun melecehkannya.

Bagaimana istrinya hidup dalam ketakutan. Bagaimana mata semua orang melihat pada Foline.

"Lebih baik kamu menyusul Popo." Ucap Eric mengambil keputusan. Jeritan Rose dan Luna yang ketakutan terdengar.

Hingga Eric perlahan menghentikan tangannya, yang mencengkram rambut Gilberto, hendak memukulkannya ke lantai lagi.

Tapi. Benar! Dirinya tidak boleh membunuh kali ini. Foline... kakaknya...akan tetap hidup di kesempatan kali ini.

"Tanda tangan, maka kita hentikan permainan ini. Paman..." Eric kembali tersenyum seperti biasanya. Begitu mengerikan tapi tidak semengerikan sebelumnya.

"Br*ngsek..." Gumam Gilberto dengan nada lemah. Perlahan menada tangani dua lembar surat yang dibawa oleh Eric.

"Bagus!" Eric tersenyum, kemudian mengeluarkan jarum suntik dari sakunya. Menyuntikkan obat bius, menbuat pria itu tidak sadarkan diri.

"Apa yang kamu suntikkan?" Tanya Rose berhati-hati.

"Paman tidak mati, hanya tidur. Bisa kita bicara dengan lebih nyaman sekarang?" Tanya Eric tersenyum, memberikan dua lembar surat yang sudah ditandatangani. Surat perceraian dan perjanjian hak asuh anak.

*

Menghancurkan tiang penyangga teras, kemudian mengoleskan darah Gilberto, pada bagian kayu yang roboh, serta lantai teras.

Kesan yang ingin dibuat Eric, Gilberto terluka tidak sadarkan diri akibat runtuhnya tiang penyangga teras. Darah di lantai bagian dalam rumah, dibersihkan olehnya menggunakan hidrogen peroksida.

Dengan tujuan, jika setelah sadar Gilberto melaporkan pada pihak kepolisian, tidak akan ada satupun bukti yang tersisa. Bahkan dengan cairan luminol (cairan yang digunakan untuk mendeksi jejak darah), pihak kepolisian tidak akan menemukan apapun. Kasus yang akan ditutup dengan kecelakaan.

Tanpa adanya bukti keterlibatan Eric sedikitpun. Benar-benar pembunuh berantai profesional kan? Sungguh beruntung orang ini tidak akan membunuh di kesempatan kali ini.

*

Eric meminum segelas air hangat. Gilberto kini telah dilarikan ke rumah sakit, menggunakan ambulance setelah semua persiapan usai. Mereka tinggal pura-pura iba dan sedih saat Gilberto dimasukkan ke dalam ambulance. Agar tidak ada yang curiga.

Begitu cermat, tenang, berhati-hati dan licik. Itulah yang terlihat dari pemuda yang duduk tenang di hadapannya.

Membuat Rose dan Luna menelan ludah kasar.

"Apa yang kamu inginkan?" Tanya Luna, mencoba untuk tenang.

"Kita menjadi teman. Begini, aku ingin mendirikan bisnis dari uang yang dikirimkan ayahku. Rencananya bisnis di bidang kuliner untuk awal. Lalu akan berkembang ke produk Frozen food." Eric berucap penuh keseriusan, menunjukkan beberapa lembar kertas.

Salah satunya memang berisi rencana bisnis yang begitu jelas. Tapi pada lembaran berikutnya, bagan yang diwarnai dengan krayon terlihat. Bagaikan anak kecil.

Bagaimana Luna dapat mempercayai orang seperti ini?

"Gaji yang ditawarkan?" Tanya Luna mengingat sebentar lagi dirinya akan lulus."Boleh aku minta gaji beberapa bulan dimuka? Kami harus pindah. Ibuku juga harus mengurus perceraian."

"Aku sudah bilang, aku adalah jin Aladin. Lihat ini..." Eric mengeluarkan kartu as dari sakunya. Membuat atraksi sulap, dengan kecepatan tangan mengeluarkan api bagaikan membakar kartu as diamond, hingga tiba-tiba berubah menjadi black card American Express.

Pemuda yang terlihat ramah.

"Tunjangan makanan dan tempat tinggal. Selama kamu bersedia menjadi karyawanku." Lanjut Eric tersenyum, black card yang dikirimkan orang kepercayaan ayahnya. Akan dipergunakan sebaik-baiknya olehnya.

Ayah yang disangkanya orang paling baik, dan tulus, ternyata iblis sebenarnya. Mengirimkan black card pada putranya untuk balas dendam dan membuka bisnis.

*

Bukan mobil mewah, mereka segera pergi dari rumah malam itu juga, menggunakan mobil milik Eric.

Mata Luna menelisik, orang ini hanya bernyanyi penuh keceriaan sembari menyetir. Aneh! Kekanak-kanakan dan... begitu tampan...

"Kamu menikah di usia yang begitu muda." Ucap Luna membuka pembicaraan, mengingat Eric mengatakan tidak pernah memukul istrinya, kala mengancam Gilberto.

"Aku memang sudah menikah. Tapi belum pernah bertemu dengan istriku." Eric masih konsentrasi menyetir sembari bersenandung.

Tidak mengerti dengan orang ini. Begitu kejam, begitu aneh, tapi... begitu baik?

Apartemen menjadi tempat mobil mereka berhenti. Menaiki lift, menuju lantai 12. Bukan tipikal apartemen mewah, tapi seperti lingkungan yang nyaman untuk tinggal.

Membuka kode akses."Disini tempat tinggal kalian sementara. Sampai usaha yang aku buat berkembang, dan gaji Luna bisa naik."

Anak berusia tiga tahun yang beraliran. Sedangkan dua remaja lain yang merupakan adik Luna berkeliling, terlihat begitu bahagia. Tempat yang memiliki penghangat ruangan, bahkan keran air hangat dalam kamar mandi tidak rusak, begitu baik. Tempat yang begitu hangat untuk musim dingin.

"Mana kontrak kerjanya?" Luna pada akhirnya menadahkan tangannya. Mulai duduk di sofa bersebelahan dengan Eric.

"Ini, baca baik-baik jika ada yang tidak sesuai, kita bisa mendiskusikan untuk revisi." Ucap Eric, menyodorkan kontrak yang sebelumnya ditolak oleh Luna.

"Ini!" Luna mendatanganinya tanpa membacanya. Menghela napas kemudian mengucapkan."Terimakasih..."

Eric kembali menatap ke arah kontrak. Kemudian ke arah Luna. Kenapa tanda tangan begitu mudah? Benarkah orang ini ratu penipu, ratu judi di masa depan? Apa dirinya salah orang? Tidak! Nama dan wajah sudah pasti orang yang sama.

Adik-adik Luna yang begitu bahagia. Rose mungkin juga dapat belajar beradaptasi hidup tanpa Gilberto. Dirinya tidak perlu bertemu dengan monster yang pernah melecehkannya lagi. Segalanya karena orang ini...Eric.

Matanya melirik ke arah Eric yang tengah mencoba menghubungi seseorang. Perlahan tersenyum, memendam kekagumannya.

Tapi, suara percakapan didengar olehnya.

"Halo paman! Iya! Aku sudah hampir sampai." Gerutu Ryu Dean di seberang sana terdengar mengunyah sesuatu.

"Kamu berani makan malam-malam begini..." Eric tersenyum bagaikan orang sembelit menahan kekesalannya.

"Hanya makan sandwich dan pasta. Aku ngemil, bukan makan. Paman melupakan pepatah orang Asia tenggara? Belum makan nasi, berarti belum makan." Celoteh seseorang di seberang sana.

Membuat Luna yang duduk dekat dengan Eric mengangkat salah satu alisnya.

"Jika kamu bukan anak kakakku. Aku akan membedah lemak jahatmu..." Gumam Eric dengan suara kecil, menjauhkan handphonenya. Kalimat yang tidak didengar oleh Ryu.

"Paman? Aku sedang ada di lift. Nanti bukaan pintu ya?" Ucap Ryu mematikan panggilan.

Tidak lama kemudian suara bel apartemen terdengar. Eric menghela napas, segera membukakan pintu.

Seorang pemuda gemuk terlihat disana. Membawa beberapa kantong berisikan bahan makanan.

"Keponakanku tersayang..." Eric menyambutnya. Sama sekali tidak terlihat mengerikan, benar-benar sosok yang berbeda.

"Apa ini apartemen pacar baru paman? Fo... Foline ya namanya?" Tanya Ryu menelan sisa sandwichnya, menatap ke arah Luna.

"Aku bahkan belum bertemu dengan Foline." Jawaban yang benar-benar tidak masuk akal dari orang aneh (Eric).

"Jadi bagaimana rencana bisnisnya?" Tanya Luna berusaha lebih serius.

"Kita akan mulai dari bisnis kuliner. Baru merambah ke Frozen food, tapi sebelum itu akan ada chief kelas dunia yang akan bergabung." Jelas Otto Celdric mulai duduk.

Sebuah rencana yang belum matang. Berbagai gagasan dipertimbangkan, mencatat beberapa rencana.

Mungkin wajah Eric yang penuh keseriusan membuat Luna tertegun."Secret Prince (pangeran rahasia), mungkin itu konsep yang bagus untuk menarik konsumen wanita."

Sebuah ide pertama yang dicatat oleh Eric."Lumayan..." ucap sang bos.

"Foline...dimana dia?" Tanya Luna sedikit penasaran.

"Mungkin sedang memikirkanku. Itulah yang dulu dilakukannya seharian." Jawab Eric berfikir sejenak, mengingat isi buku harian mendiang istrinya.

*

Sementara itu, di negara lain_

Seorang wanita tengah memasuki tenda peramal di taman hiburan yang dikunjungi olehnya.

"I...ini." Wanita yang dengan ragu memberikan uang 50 ribu pada sang peramal."Dimana jodohku?" tanyanya pelan.

Sang peramal meraih uang, kemudian mulai menyentuh bola kristal. Komat-kamit mengucapkan mantra.

"Suami masa depanmu, adalah orang yang bangkit dari kematian..." Ucap sang peramal membaca masa depan.

"Zombie?" Tanya Foline ketakutan.

"Sebentar, biar aku periksa lagi. Dia memakai pakaian bermotif Teddy bear..."

"Apa badut di taman hiburan?" Kembali Foline bertanya. Ingin mengetahui mengapa dirinya tidak pernah dapat memiliki kekasih.

Sejenak tangan sang peramal yang memegang bola kristal gemetar. Menghela napas kasar menelan ludahnya."Dia memborong semua sifat buruk seperti sisi iblis dan malaikat, posesif, obsessive, jangan pernah dekat dengan pria lain. Jika tidak, pria itu akan mati."

"Intinya zombie yang berprofesi sebagai badut taman hiburan, itulah jodohku . Seharusnya aku tidak mengikuti saran temanku untuk datang kemari..." Gumam Foline menghela napas.

"Namanya juga ramalan." Sang peramal terkekeh menyimpan uang dalam sakunya.

Terpopuler

Comments

Eka suci

Eka suci

Luna nanti cinta terpendam ke Erik ya, jangan sampai saingan sama foline, Erik harus merjuangin cinta foline sementara Luna yg menemani merintis bisnis sampai percaya ditinggal lama, 2 tahun lg ketemu foline nya

2024-12-20

4

Senjaa💞

Senjaa💞

tp ramalanmu benar..bisa tolong ramal aku juga???siapa tau jodohku seperti neil??🤣🤣🤣

2024-12-20

3

༄༅⃟𝐐Dena🌹

༄༅⃟𝐐Dena🌹

di kehidupan ini Luna cintanya kepada erik bukan kepada Alex /Joyful//Joyful//Joyful/

2024-12-20

2

lihat semua
Episodes
1 Regresi
2 Target
3 T-rex
4 Turunkan Harga
5 Pendanaan
6 Dimangsa?
7 Drama
8 Teddy Bear
9 None
10 Teman Pertama
11 Abnormal
12 Ramalan
13 Salah Paham
14 Teman Kedua
15 T-rex
16 Eat
17 Plating
18 Reptil
19 Kill
20 Run
21 Misi
22 Tikus
23 Teman Ketiga
24 Lelucon
25 Aku Tidak Bersalah
26 Because
27 Sahabat Sejati
28 Bermain Putri Dan Pangeran
29 Bahagia Selama-Lamanya
30 Putri Dan Pangeran Hidup Bahagia
31 Anak
32 Permainan Baru
33 Exit
34 Kebetulan Lewat
35 Kill
36 Antara Cupu Dan Suhu
37 Duel
38 Teman Keempat
39 Topeng
40 Danger
41 Terakhir
42 Arah
43 Pesona
44 Meet
45 Game Over?
46 Hampir
47 Sependapat
48 Favorit
49 500
50 Wake Up
51 Maksimal
52 Kartu
53 Tidak Boleh
54 Bagaimana
55 Bisnis
56 Wedding
57 Harus
58 Pertukaran
59 Pasangan
60 Mie
61 Marionette
62 Pemburu Dan Hewan Buas
63 Tekan Tombol Play
64 If
65 Abnormal
66 Easy
67 Doll
68 Kunjungan Resmi
69 Menikah?
70 Death
71 Menasehati
72 Menyatakan Perasaan
73 Danger
74 Bukan Penyesalan
75 Cara Untuk Melarikan Diri
76 Tempat Untuk Pulang
77 Lima
78 Melarikan Diri
79 Insiden
80 Rumah
81 Tujuan
82 Halu
83 Sampah
84 Skor Standar
85 Karier
86 Duda
87 Makan Malam Romantis
88 Villainess
89 Cinta?
90 Si Kecil Bandel
91 Show
92 Tidak Normal
93 Hidden
94 Pertunjukan
95 Panas
96 Marry?
97 Apa Hobimu?
98 Anak Naga
99 Tidak Ingat
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Regresi
2
Target
3
T-rex
4
Turunkan Harga
5
Pendanaan
6
Dimangsa?
7
Drama
8
Teddy Bear
9
None
10
Teman Pertama
11
Abnormal
12
Ramalan
13
Salah Paham
14
Teman Kedua
15
T-rex
16
Eat
17
Plating
18
Reptil
19
Kill
20
Run
21
Misi
22
Tikus
23
Teman Ketiga
24
Lelucon
25
Aku Tidak Bersalah
26
Because
27
Sahabat Sejati
28
Bermain Putri Dan Pangeran
29
Bahagia Selama-Lamanya
30
Putri Dan Pangeran Hidup Bahagia
31
Anak
32
Permainan Baru
33
Exit
34
Kebetulan Lewat
35
Kill
36
Antara Cupu Dan Suhu
37
Duel
38
Teman Keempat
39
Topeng
40
Danger
41
Terakhir
42
Arah
43
Pesona
44
Meet
45
Game Over?
46
Hampir
47
Sependapat
48
Favorit
49
500
50
Wake Up
51
Maksimal
52
Kartu
53
Tidak Boleh
54
Bagaimana
55
Bisnis
56
Wedding
57
Harus
58
Pertukaran
59
Pasangan
60
Mie
61
Marionette
62
Pemburu Dan Hewan Buas
63
Tekan Tombol Play
64
If
65
Abnormal
66
Easy
67
Doll
68
Kunjungan Resmi
69
Menikah?
70
Death
71
Menasehati
72
Menyatakan Perasaan
73
Danger
74
Bukan Penyesalan
75
Cara Untuk Melarikan Diri
76
Tempat Untuk Pulang
77
Lima
78
Melarikan Diri
79
Insiden
80
Rumah
81
Tujuan
82
Halu
83
Sampah
84
Skor Standar
85
Karier
86
Duda
87
Makan Malam Romantis
88
Villainess
89
Cinta?
90
Si Kecil Bandel
91
Show
92
Tidak Normal
93
Hidden
94
Pertunjukan
95
Panas
96
Marry?
97
Apa Hobimu?
98
Anak Naga
99
Tidak Ingat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!