Abnormal

Gilberto, satu tahun dari sekarang akan membunuh ketiga anak angkat dan istrinya. Sedangkan Luna yang tinggal terpisah, membalas dendam, meminta bantuan Alex untuk menghabisi Gilberto. Itulah yang terjadi sebelum waktu terulang.

Bagaimana Luna dapat menempel pada Alex, dengan mudahnya dimanfaatkan. Bahkan rela mati untuk Alex? Bukankah Luna sudah gila? Akhir hidup seorang Luna adalah mati di tangan Alex setelah dianggap tidak berguna.

Hal yang tidak dimengerti oleh Eric. Mungkin satu hal yang terpenting baginya. Merekrut Luna untuk masuk ke dalam perusahaan yang akan didirikan olehnya. Bagaimana ahli strategi yang licik dapat membantunya membuat perusahaan raksasa, itulah fungsi ratu penipu masa depan (Luna).

Membuka bagasi mobilnya, meletakkan bahan makanan untuk Luna, ibunya dan ketiga adiknya bertahan hidup. Sebagai bos yang baik memperhatikan kesejahteraan karyawan adalah hal yang utama.

Setelah meletakkan di depan pintu. Eric segera melajukan mobilnya. Memakai cara kasar, mungkin itu akan dilakukan olehnya.

"Jika Gilberto tidak ada di hidup Luna, maka tidak akan ada parasit yang menempel di kaki teman baruku." Ucap Eric tersenyum, sesekali bersenandung.

Berjanji pada-Nya tidak akan membunuh orang lagi di kesempatan kali ini. Agar dapat melihat kakaknya dan Foline bernapas.

Lalu apa yang akan dilakukan orang gila ini?

*

Melangkah sempoyongan, sesekali tertawa. Kecanduan berat terhadap alkohol, melewati jalanan sepi. Hanya beberapa lampu jalanan sebagai penerangan.

Siluet seseorang melewati pepohonan terlihat. Gilberto memincingkan matanya, kembali melangkah masih memegang botol Vodka.

Boneka salju yang indah, dengan hidung yang terbuat dari wortel. Terlihat di ujung jalan entah siapa yang membuatnya.

Brak!

Gilberto yang tengah mabuk menendang boneka salju, hingga bagian kepalanya terlepas, kemudian kembali melangkah.

"Boneka saljuku!" Teriak seorang pemuda, terlihat polos tidak bersalah, membawa ember besi yang mungkin akan dijadikan topi untuk boneka salju."Kenapa kepalanya lepas, boneka saljuku..." gumamnya, memeluk tubuh sang boneka salju tanpa kepala.

Sedangkan Gilberto hanya tersenyum melangkah mencibir, menghina."Dasar kekanak-kanakan."

Derap langkah di atas salju. Seperti ada predator yang mengintai. Seperti ada yang mengikutinya. Menelan ludah, kala Gilberto melihat ke belakang, pria itu mengernyitkan keningnya.

Pemuda yang membuat boneka salju (Eric) mengikutinya. Tersenyum tidak normal, memberikan kesan mengerikan yang gila."Paman, kepala boneka saljuku lepas." Keluh Eric.

"Buat lagi! Itu hanya boneka salju tidak berarti." Gilberto kembali melangkah sempoyongan.

"Paman, mau bermain denganku?" Tanya Eric masih mengikutinya.

"Tidak! Dasar sampah!" Kembali umpatan terdengar.

"Paman, kita bermain petak umpet, eh... tidak kita main boneka salju." Eric berfikir memberikan usul. Matanya menelisik, semakin jarang pemukiman si tempat ini. Semakin sedikit pula CCTVnya. Menyenangkan... mengikuti dan bermain dengan paman ini.

"Pergi sana!"

Prang!

Karena emosi, Gilberto melempar botol Vodka. Lemparan yang hampir mengenai kepala Eric, andai saja Gilberto tidak mabuk, dan Eric tidak menghindar.

"Oh! Kita main perang bola salju ya paman?" Ucap Eric tersenyum seenaknya mengambil kesimpulan.

"Br*ngsek!" Teriak Gilberto.

Tapi.

Prang!

Kali ini ember besi dilemparkan Eric tepat mengenai kepala Gilberto. Rasa sakit di kepala begitu menyengat.

Darah? Gilberto memegangi kepalanya, darah menetes dari luka kecil akibat ujung ember besi.

"Ah...aku lupa, Popo, nama boneka salju kesayanganku terluka karena paman. Aku ingin meniru bentuk lukanya. Bagaimana jika kita bermain dokter-dokteran. Aku menjadi dokter bedah dan paman menjadi pasien. Nanti aku akan mencoba membuat luka yang dialami Popo pada tubuh paman." Kalimat tanpa rasa bersalah, ancaman pembunuhan nyata.

Gilberto gemetar mengingat kepala boneka salju yang terlepas akibat tendangannya. Darah akibat lemparan Ember besi juga masih menetes dari kepala ke pelipis hingga bagian pipi Gilberto.

"Paman, kebetulan aku membawa pisau bedah. Persis sama seperti milik ayahku. Kita main dokter-dokteran ya?" Tanya pemuda rupawan, begitu tampan, terlihat tidak berdaya namun tersenyum mengerikan.

"Ka...kamu sudah gila!" Kaki Gilberto gemetar, dirinya panik kali ini.

"Mana ada aku hanya ingin ber...ma...in..." Eric melangkah mendekatinya. Bersamaan dengan itu Gilberto berlari. Nyawanya benar-benar terancam. Naluri bertahan hidup yang kuat.

Bagaikan seekor rusa yang melihat wujud nyata seekor T-rex. Bahkan berhenti untuk menghubungi polisi? Dirinya tidak dapat melakukannya sama sekali. Tidak terfikirkan, yang terpenting adalah bertahan hidup. Mengingat lokasi rumahnya yang sudah dekat.

Hingga pada akhirnya rumahnya terlihat.

Brak!

Brak!

Brak!

Beberapa kali Gilberto mengetuk pintu dalam kepanikan. Memanggil nama istri dan anak angkatnya.

Matanya melirik ke belakang. Pemuda itu melangkah semakin dekat. Semakin dekat dengan rumahnya, masih memegang pisau sembari tersenyum.

"Buka!"

Teriakannya, bertepatan dengan Luna yang membuka pintu. Gilberto kembali melirik ke arah belakang. Namun, keberadaan pemuda yang mengikutinya menghilang. Pemuda yang semula berdiri di dekat kotak surat kini tidak ada.

Memasuki rumah, menutup pintu kemudian menguncinya. Mengira nyawanya sudah selamat. Menelan ludah berkali-kali orang tadi, benar-benar tidak waras.

Menatap kesal ke arah Luna dan Rose, karena mereka yang terlalu lama membuka pintu, dirinya hampir mati.

Meraih tongkat baseball, benar-benar geram pada dua wanita pembuat masalah ini.

Namun, kala hendak mengayunkan tongkat baseball. Area lehernya terasa dingin, bagaikan menyentuh besi tajam. Hawa dingin masuk dari jendela samping yang terbuka.

Suara mengerikan itu terdengar lagi."Paman... kenapa lari? Bukankah kita tidak bermain kejar-kejaran? Kita sedang bermain dokter-dokteran."

Tersenyum menyeringai tanpa rasa bersalah. Bahkan sedikit mata pisau mengenai lehernya. Darah menetes ke lantai, rasa takut menyebar di seluruh syaraf nya. Orang ini dapat membunuhnya dengan mudah, seperti menggambar garis menggunakan crayon.

"Lepaskan a...aku! Apa maumu?" Ucap Gilberto gugup, tidak berani bergerak sedikitpun.

"Luna, apa kamu begitu menyayanginya?" Pertanyaan Eric, tanpa diduga oleh mereka.

"Luna! Suruh dia melepaskan ayah! Dasar anak sial!" Teriakan penuh kemurkaan dari Gilberto.

"Ka... kamu, maksudku Eric. Tolong lepaskan dia." Pinta Luna pelan menelan ludah.

Eric berfikir sejenak, bukankah alasan Luna begitu penurut pada Alex, karena Alex membantu menghabisi Gilberto? Eric terdiam sejenak kemudian tersenyum.

"Paman, Popo (boneka salju) sudah mati. Jadi paman harus menemani Popo. Tapi karena aku adalah teman Luna, bagaimana jika ada pilihan lain." Ucap Eric melepaskan pisau dari leher Gilberto.

Kala Gilberto hendak melawan. Dengan mudah dijegal, ditendang, dirobohkan olehnya. Menarik rambutnya, sembari menginjak tubuhnya.

"Aku bukan suami yang baik. Tapi setidaknya aku tidak pernah melukai istriku secara fisik. Bibi (Rose) pincang karenamu kan? Tandatangani ini, maka aku akan membiarkanmu hidup." Dua lembar kertas dilemparkan ke lantai. Tepat di hadapan Gilberto.

Isinya? Surat perceraian dan perjanjian tidak akan menuntut hak asuh dari keempat anak angkatnya.

"Hubungi polisi bodoh!" Teriak Gilberto pada putrinya.

Namun, Luna membulatkan matanya melihat surat cerai dan perjanjian hak asuh, sedikit melirik ke arah ibunya yang hendak mengambil gagang telepon.

"Ibu! He... hentikan! Ini kesempatan dari Tuhan yang diberikan untuk kita. A...aku dan adik-adik dapat hidup." Ucap Luna tergagap, menghentikan ibunya.

Gadis yang sedikit melirik ke arah Eric. Begitu rupawan dan mengerikan.

"Pilihan yang bagus. Kamu akan menjadi teman pertamaku. Kita akan bermain dengan lebih banyak orang..."

Pria tidak normal membuat bahkan ayah angkatnya yang kejam tidak berdaya. Benar! Dirinya, ibunya dan adiknya akan hidup! Luna perlahan tersenyum.

Terpopuler

Comments

Senjaa💞

Senjaa💞

satu kalimat mengerikan dari eric..."mau bermain denganku?"😈😈..seolah2 berarti permainan yg membuat hidupmu hancur..hiii serem😱😱

2024-12-20

3

Me mbaca

Me mbaca

ngeri ngeri sedap ya....Eric bikin Popo asli hidup segan mati tak mau.
apa Luna mau nerima Eric ya?

2024-12-20

2

Nur Wahyuni

Nur Wahyuni

oke... Luna udah diajak.. terus siapa lagi ya orang2 Alex di masa depan yg bakalan eric ajak

2024-12-20

1

lihat semua
Episodes
1 Regresi
2 Target
3 T-rex
4 Turunkan Harga
5 Pendanaan
6 Dimangsa?
7 Drama
8 Teddy Bear
9 None
10 Teman Pertama
11 Abnormal
12 Ramalan
13 Salah Paham
14 Teman Kedua
15 T-rex
16 Eat
17 Plating
18 Reptil
19 Kill
20 Run
21 Misi
22 Tikus
23 Teman Ketiga
24 Lelucon
25 Aku Tidak Bersalah
26 Because
27 Sahabat Sejati
28 Bermain Putri Dan Pangeran
29 Bahagia Selama-Lamanya
30 Putri Dan Pangeran Hidup Bahagia
31 Anak
32 Permainan Baru
33 Exit
34 Kebetulan Lewat
35 Kill
36 Antara Cupu Dan Suhu
37 Duel
38 Teman Keempat
39 Topeng
40 Danger
41 Terakhir
42 Arah
43 Pesona
44 Meet
45 Game Over?
46 Hampir
47 Sependapat
48 Favorit
49 500
50 Wake Up
51 Maksimal
52 Kartu
53 Tidak Boleh
54 Bagaimana
55 Bisnis
56 Wedding
57 Harus
58 Pertukaran
59 Pasangan
60 Mie
61 Marionette
62 Pemburu Dan Hewan Buas
63 Tekan Tombol Play
64 If
65 Abnormal
66 Easy
67 Doll
68 Kunjungan Resmi
69 Menikah?
70 Death
71 Menasehati
72 Menyatakan Perasaan
73 Danger
74 Bukan Penyesalan
75 Cara Untuk Melarikan Diri
76 Tempat Untuk Pulang
77 Lima
78 Melarikan Diri
79 Insiden
80 Rumah
81 Tujuan
82 Halu
83 Sampah
84 Skor Standar
85 Karier
86 Duda
87 Makan Malam Romantis
88 Villainess
89 Cinta?
90 Si Kecil Bandel
91 Show
92 Tidak Normal
93 Hidden
94 Pertunjukan
95 Panas
96 Marry?
97 Apa Hobimu?
98 Anak Naga
99 Tidak Ingat
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Regresi
2
Target
3
T-rex
4
Turunkan Harga
5
Pendanaan
6
Dimangsa?
7
Drama
8
Teddy Bear
9
None
10
Teman Pertama
11
Abnormal
12
Ramalan
13
Salah Paham
14
Teman Kedua
15
T-rex
16
Eat
17
Plating
18
Reptil
19
Kill
20
Run
21
Misi
22
Tikus
23
Teman Ketiga
24
Lelucon
25
Aku Tidak Bersalah
26
Because
27
Sahabat Sejati
28
Bermain Putri Dan Pangeran
29
Bahagia Selama-Lamanya
30
Putri Dan Pangeran Hidup Bahagia
31
Anak
32
Permainan Baru
33
Exit
34
Kebetulan Lewat
35
Kill
36
Antara Cupu Dan Suhu
37
Duel
38
Teman Keempat
39
Topeng
40
Danger
41
Terakhir
42
Arah
43
Pesona
44
Meet
45
Game Over?
46
Hampir
47
Sependapat
48
Favorit
49
500
50
Wake Up
51
Maksimal
52
Kartu
53
Tidak Boleh
54
Bagaimana
55
Bisnis
56
Wedding
57
Harus
58
Pertukaran
59
Pasangan
60
Mie
61
Marionette
62
Pemburu Dan Hewan Buas
63
Tekan Tombol Play
64
If
65
Abnormal
66
Easy
67
Doll
68
Kunjungan Resmi
69
Menikah?
70
Death
71
Menasehati
72
Menyatakan Perasaan
73
Danger
74
Bukan Penyesalan
75
Cara Untuk Melarikan Diri
76
Tempat Untuk Pulang
77
Lima
78
Melarikan Diri
79
Insiden
80
Rumah
81
Tujuan
82
Halu
83
Sampah
84
Skor Standar
85
Karier
86
Duda
87
Makan Malam Romantis
88
Villainess
89
Cinta?
90
Si Kecil Bandel
91
Show
92
Tidak Normal
93
Hidden
94
Pertunjukan
95
Panas
96
Marry?
97
Apa Hobimu?
98
Anak Naga
99
Tidak Ingat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!