Teddy Bear

Suara teriakan tidak dipedulikan olehnya. Beberapa orang yang mengikuti pesta masih tertidur dalam kondisi mabuk.

Sedangkan Eric sendiri, tentu harus tidur yang cukup agar dapat mempertahankan wajah cerahnya. Menguap beberapa kali, kala salah satu orang bayarannya memberikan flashdisk.

"Ini rekaman permainan---" Orang itu menghela napas, enggan berkata-kata mengingat hal yang terjadi di dalam sana. Seperti perintah menyediakan berbagai alat aneh untuk berhubungan sesama jenis.

"Teman terbaikku (Alex) apa dia masih hidup?" Tanya Eric, menyimpan flashdisk ke dalam sakunya.

"Dia... tidak sadarkan diri. Mungkin karena kekurangan cairan." Jawab pria di hadapannya.

"Pasangkan jarum infus. Dia harus tetap hidup, untuk mengikuti permainan tahap selanjutnya. Memang menyenangkan bermain dengan sahabat terbaik di dunia." Teriak Eric bangkit terdengar begitu gembira, ini menyenangkan? Belum begitu menyenangkan. Penghinaan, urine beberapa orang yang mengotori tubuhnya. Bahkan dicekoki urine yang mengalir lansung.

Masih teringat di benaknya saat itu bagaimana tubuhnya yang berlumuran urine, ditarik ke dalam kamar mandi. Dibersihkan paksa, sebelum pada akhirnya dipaksa oleh melayani beberapa pria.

Hal yang membuatnya gemetar ketakutan. Suaranya bahkan habis untuk menjerit dan menangis. Lebih hina dan buruk dari kematian.

Iblis yang tercipta perlahan. Seseorang yang terlalu baik, menyimpan rasa sakitnya seorang diri. Setelahnya? Dirinya harus mengikuti semua perintah mengerikan dari Alex.

"Apa yang akan kamu lakukan?" Tanya pria yang berdiri di belakangnya menelan ludah ketakutan. Seseorang yang dibayar oleh Eric menggunakan uang pemberian ayahnya.

"Aku? Tidak ada, hanya bermain." Tatapan mata penuh senyuman menyeringai, penuh tawa. Benar-benar terlihat gila, bermain? Ini belum cukup, benar-benar masih kurang. Bagaimana perlahan membuat Alex memohon untuk mati.

"Kalian pulanglah..." Lanjutnya. Hingga beberapa orang suruhannya melangkah pergi.

Alex, tidak akan mengenali wajah orang-orang yang dibayar Eric, mengingat mereka menutup wajah dengan topeng.

Menghela napas, siapa yang akan menjadi pahlawan? Tentu saja keponakannya tersayang. Karena itu tentu saja, seorang Otto Celdric lah yang akan menjadi korban.

Merobek dan mengotori pakaiannya, membubuhi sedikit saus tomat di sudut bibirnya untuk mendramatisir keadaan.

Saat itulah Eric berteriak dari luar."Ryu! Ryu!" Ucapnya dengan nada lemah tidak berdaya, terisak. Membuka kunci pintu basement, tempat Ryu diikat semalaman.

Ryu membulatkan matanya melihat keadaan pamannya, sudah pasti mengalami penganiayaan. Paman yang menangis bagaikan mengalami trauma, memotong tali yang mengikat tubuh Ryu, hingga pemuda itu dapat melepaskan mulutnya, yang disumpal dan diikat.

"Paman, paman tidak apa-apa?" Tanya Ryu menatap keadaan Eric dari atas sampai bawah. Tubuh Eric hanya gemetar tidak menjawab.

Dengan cepat Ryu memeluk paman yang berusia lebih muda darinya. Rasa dendam pada Alex, iba pada Eric yang berkorban deminya.

"Paman, aku akan belajar lebih dewasa. Untuk melindungimu." Ucapnya pelan menangis bagaikan dapat merasakan rasa sakit sang paman, tanpa mendapatkan jawaban dari Eric.

Eric sendiri? Tersenyum menyeringai tanpa disadari Ryu Dean. Bagaimana membuat timbunan lemak ini menjadi lebih dewasa. Tidak! Bagaimana membuatnya berkembang menjadi predator.

Kriuk!

Grug!

"Paman aku lapar." Perut besar pemuda itu berbunyi.

"Timbunan lemak sial! Buntalan kentut! Jika saja kamu bukan anak kakakku tersayang..."Umpat Eric dalam hatinya. Tapi masih terlihat menangis terisak di luar.

"Aku akan membuatkan sarapan. Ki...kita pulang." Ucapnya pelan. Ryu hanya mengangguk, janjinya untuk diet dan belajar beladiri akan dilakukannya mulai hari ini.

*

Ah...ah ...ugh ...ah...

Suara itu terdengar kala Ryu Dean tengah belajar beladiri di hari pertama. Sementara Eric memakai topi berbentuk beruang yang mencolok. Menontonnya sembari menikmati soda.

"Angkat kakimu lebih tinggi! Kemudian tendang!" Teriak sang pelatih Thai boxing.

Keringat membasahi seluruh tubuhnya mendapatkan semangat dari pamannya yang baik hati dan lugu."Ryu nomor 1! Demi Almira!" teriak Eric mendramatisir keadaan, membawa bentuk hati berwarna pink dari gabus.

"Benar! Demi Almira!" Batin Ryu membuat lemaknya terus bergetar, berusaha walaupun sulit.

Sementara Eric benar-benar sudah jenuh dengan semua ini. Memakai kaos bermotif Teddy bear, sosok seperti apa yang ingin diciptakannya di kesempatan kedua yang didapatkan olehnya?

Seseorang yang humoris dan baik hati. Seperti apa yang tertulis dalam buku harian mendiang istrinya. Bukan cerita tentang tipe ideal, tapi mendiang istrinya ingin memiliki seseorang yang humoris dan dapat mendengarkan apa yang dikatakan olehnya.

Istri yang pada akhirnya mengakhiri hidupnya sendiri. Karena... terlalu banyak rasa sakit, penghinaan, dalam kesendirian.

"Ryu! Berjuang! Demi Almira!" Teriak Eric tersenyum.

Sejenak kegiatannya terhenti menatap ke arah arloji miliknya. Bukankah ini saatnya bermain dengan pacarnya tersayang? Veronica nya yang cantik, seseorang yang selalu bangga dengan bentuk tubuhnya yang indah?

Melangkah pergi, meninggalkan Ryu Dean.

"Paman mau kemana?" Teriak keponakannya.

"Mau berkencan! Ingin bermain dengan Veronica. Aku merindukannya." Eric tersenyum, melangkah meninggalkan Ryu.

Tapi dengan cepat Ryu mencegahnya."Paman! Tidak boleh! Dia mengkhianati paman. Aku yakin kejadian semalam---"

"Kamu tidak akan mengerti, aku mencintainya. Karena itu aku ingin mendengar penjelasan darinya." Kalimat sebaik malaikat dari pamannya.

Hal yang membuat Ryu tertegun. Mengapa pamannya dapat sepolos ini? Sebaik hati ini? Bahkan begitu lugu dan kekanak-kanakan.

"Paman, yang paman jalani ini hubungan toxic!" Tegas Ryu ingin menyadarkan Eric.

"Yang kamu jalani dengan Almira hubungan asam sulfat." isi orak Eric mengangkat sebelah alisnya. Kemudian kembali berusaha mendramatisir.

"A...aku tidak tau. Kamu kembalilah latihan, untuk melindungi diri dari Alex." Eric tertunduk, melangkah meninggalkan Ryu.

"Paman! Aku akan melindungi paman darinya." Teriak Ryu Dean mengepalkan tangannya. Dirinya bersumpah akan melindungi sang paman yang begitu mengasihinya. Paman yang menggantikan dirinya menerima pembullyan.

Eric melangkah pergi tanpa berbalik. Mungkin satu hal yang tidak diketahui Ryu Dean. Pamannya yang baik hati, rela berkorban telah menghilang dari sebelum waktu terulang. Hanya untuk melindungi keponakannya yang pengecut, hanya karena tangan-tangan iblis seperti Alex yang menarik Eric ke hal yang lebih buruk dari neraka.

Yang ada saat ini hanya Eric. Pemuda yang tersenyum menyeringai setelah merapikan letak topinya. Menatap ke arah sinar matahari."Terimakasih sudah menarik iblis ini dari neraka. Terimakasih memberkan kesempatan menyelamatkan kak Neil dan Foline. Aku tidak akan membunuh lagi. Tapi akan menjadi pedang-Mu. Untuk menghancurkan hidup orang-orang keji." Sebuah kata penuh air mata tertuju untuk Tuhan.

Bagaikan sebuah air mata darah dari orang yang pernah diinjak dalam lumpur. Kali ini tidak ada lumpur di tubuhnya. Iblis yang akan mengintai iblis-iblis lain. Itulah seorang Otto Celdric.

*

Membuka pintu yang begitu besar. Eric membawa handycam kesayangannya, handycam dengan beberapa stiker beruang. Hal yang manis bukan? Melengkapi bajunya hari ini.

Membawa sebuah brosur, seketika semua lampu di ruangan ini dimatikan, kecuali lampu di panggung. Eric mulai duduk membaca brosur yang dibawa olehnya baik-baik.

Kamera wartawan, serta kamera tim sponsor menyorot langsung pada panggung. Semuanya disiarkan secara live di salah satu stasiun TV.

Ruangan ini benar-benar penuh dan sesak, oleh para meminat otomotif.

Eric tersenyum menyeringai, kala sebuah truk kontainer masuk ke dalam ruangan ini.

Begitu indah bukan? Sama dengan kejadian dimana dirinya diberikan obat tidur oleh Veronica. Kemudian Alex memasukkan tubuhnya dalam tugas kotak. Sebagai pertunjukan aksi sulap di depan seluruh orang di kampus. Masih teringat di benaknya bagaimana indahnya tawa Veronica dan Alex saat itu.

Tapi kali ini.

Kontainer yang terbuka secara otomatis di semua bagian sisi, dalam perkenalkan produk mobil keluaran terbaru merek ternama.

Para wartawan serta Eric mengambil gambar. Senyuman terlihat di wajah sang pemuda. Tangannya gemetar, benar-benar tersenyum.

Mobil yang indah, benar-benar elegan. Ditambah wanita cantik disampingnya. Wanita cantik tanpa sehelai benangpun.

"Aaaagghh!" Suara teriakan Veronica, membuat semua orang berbisik membicarakan semuanya. Petugas di atas panggung juga terlihat kebingungan. Apa ini bagian dari promosi mobil? Mengapa ada wanita tanpa pakaian dalam kontainer?

"Honey, kamu benar-benar cantik..." Gumam Eric diantara ratusan orang penonton tersenyum. Hampir tertawa rasanya dengan permainan ini.

Masih memakai setelan baju Teddy bear yang manis. Teddy bear yang begitu senang untuk bermain.

Terpopuler

Comments

Me mbaca

Me mbaca

wuih Veronica dibikin apa tuh sama paman iblis. jadi penasaran

2024-12-17

4

Senjaa💞

Senjaa💞

benar2 sesuatu hal yg lebih nenyakitkan dari pada kematian...tekanan mental untuk alex n veronica

2024-12-17

4

Jeng Ining

Jeng Ining

si paling pinter ekting sempurna kecuali disuruh senyum manis yg kaga bisa😁😁😁

2024-12-17

4

lihat semua
Episodes
1 Regresi
2 Target
3 T-rex
4 Turunkan Harga
5 Pendanaan
6 Dimangsa?
7 Drama
8 Teddy Bear
9 None
10 Teman Pertama
11 Abnormal
12 Ramalan
13 Salah Paham
14 Teman Kedua
15 T-rex
16 Eat
17 Plating
18 Reptil
19 Kill
20 Run
21 Misi
22 Tikus
23 Teman Ketiga
24 Lelucon
25 Aku Tidak Bersalah
26 Because
27 Sahabat Sejati
28 Bermain Putri Dan Pangeran
29 Bahagia Selama-Lamanya
30 Putri Dan Pangeran Hidup Bahagia
31 Anak
32 Permainan Baru
33 Exit
34 Kebetulan Lewat
35 Kill
36 Antara Cupu Dan Suhu
37 Duel
38 Teman Keempat
39 Topeng
40 Danger
41 Terakhir
42 Arah
43 Pesona
44 Meet
45 Game Over?
46 Hampir
47 Sependapat
48 Favorit
49 500
50 Wake Up
51 Maksimal
52 Kartu
53 Tidak Boleh
54 Bagaimana
55 Bisnis
56 Wedding
57 Harus
58 Pertukaran
59 Pasangan
60 Mie
61 Marionette
62 Pemburu Dan Hewan Buas
63 Tekan Tombol Play
64 If
65 Abnormal
66 Easy
67 Doll
68 Kunjungan Resmi
69 Menikah?
70 Death
71 Menasehati
72 Menyatakan Perasaan
73 Danger
74 Bukan Penyesalan
75 Cara Untuk Melarikan Diri
76 Tempat Untuk Pulang
77 Lima
78 Melarikan Diri
79 Insiden
80 Rumah
81 Tujuan
82 Halu
83 Sampah
84 Skor Standar
85 Karier
86 Duda
87 Makan Malam Romantis
88 Villainess
89 Cinta?
90 Si Kecil Bandel
91 Show
92 Tidak Normal
93 Hidden
94 Pertunjukan
95 Panas
96 Marry?
97 Apa Hobimu?
98 Anak Naga
99 Tidak Ingat
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Regresi
2
Target
3
T-rex
4
Turunkan Harga
5
Pendanaan
6
Dimangsa?
7
Drama
8
Teddy Bear
9
None
10
Teman Pertama
11
Abnormal
12
Ramalan
13
Salah Paham
14
Teman Kedua
15
T-rex
16
Eat
17
Plating
18
Reptil
19
Kill
20
Run
21
Misi
22
Tikus
23
Teman Ketiga
24
Lelucon
25
Aku Tidak Bersalah
26
Because
27
Sahabat Sejati
28
Bermain Putri Dan Pangeran
29
Bahagia Selama-Lamanya
30
Putri Dan Pangeran Hidup Bahagia
31
Anak
32
Permainan Baru
33
Exit
34
Kebetulan Lewat
35
Kill
36
Antara Cupu Dan Suhu
37
Duel
38
Teman Keempat
39
Topeng
40
Danger
41
Terakhir
42
Arah
43
Pesona
44
Meet
45
Game Over?
46
Hampir
47
Sependapat
48
Favorit
49
500
50
Wake Up
51
Maksimal
52
Kartu
53
Tidak Boleh
54
Bagaimana
55
Bisnis
56
Wedding
57
Harus
58
Pertukaran
59
Pasangan
60
Mie
61
Marionette
62
Pemburu Dan Hewan Buas
63
Tekan Tombol Play
64
If
65
Abnormal
66
Easy
67
Doll
68
Kunjungan Resmi
69
Menikah?
70
Death
71
Menasehati
72
Menyatakan Perasaan
73
Danger
74
Bukan Penyesalan
75
Cara Untuk Melarikan Diri
76
Tempat Untuk Pulang
77
Lima
78
Melarikan Diri
79
Insiden
80
Rumah
81
Tujuan
82
Halu
83
Sampah
84
Skor Standar
85
Karier
86
Duda
87
Makan Malam Romantis
88
Villainess
89
Cinta?
90
Si Kecil Bandel
91
Show
92
Tidak Normal
93
Hidden
94
Pertunjukan
95
Panas
96
Marry?
97
Apa Hobimu?
98
Anak Naga
99
Tidak Ingat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!