Turunkan Harga

Keponakannya benar-benar terlalu lemah. Hanya dengan beberapa pukulan sudah tidak sadarkan diri. Mungkin dirinya benar-benar harus menghilangkan timbunan lemak.

"Br*ngsek!" Geram Alex yang ada di bawah kaki Eric.

Eric hanya tersenyum menikmati segalanya. Sebelum waktu terulang...salah! Sejak senior high school (SMU). Alex memang kerap melakukan hal buruk padanya. Memasukkan kepalanya dalam kloset, tidak! Itu bukan yang terburuk. Alex bahkan datang ke rumah Eric dalam kondisi mabuk. Menghancurkan barang-barang, memaksanya untuk merangkak mengelilingi rumah.

Tidak ada perlawanan sama sekali. Karena dahulu dirinya hanya menganggap segalanya akan baik-baik saja, jika terus berdoa dan berbuat baik. Menahan segalanya dalam tangisan. Tidak dapat mengadu pada ayahnya yang tengah merawat ibunya di Jepang, akibat tumor. Bukan tidak dapat, tapi tidak ingin. Tidak ingin membuat kedua orang tuanya cemas. Menahan pembullyan seorang diri, selalu berkirim pesan mengatakan dirinya baik-baik saja tinggal seorang diri.

Pukulan? Segalanya kerap didapatkan olehnya. Dan Veronica sebagai pacar? Itu hanyalah jalan Alex untuk memeras uang Eric. Kenyataan pahit yang diketahuinya setelah pesta ulang tahun Veronica.

"Hewan peliharaan tidak seharusnya bicara." Eric menginjak wajah Alex penuh senyuman. Seperti apa yang dulu selalu mereka lakukan padanya.

Gilbert, Rudwig, dan Perkin bersiap untuk menyerang. Satu melawan tiga, sudah jelas siapa yang menang bukan?

Namun, entah kenapa aura predator gila pembunuh benar-benar terasa menyengat.

Hendak melayangkan tinju, tapi kecepatan tendangan Eric lebih akurat dan tajam. Kelemahan Eric, mungkin bentuk tubuhnya yang tidak seperti lawannya.

Karena itu, berbuat curang tentu boleh bukan?

Drak!

Brak!

Pyur!

Suara kaleng bir yang tepat mengenai bagian pelipis Gilbert. Membenturkan tepat di bagian sudut, tidak efektif, namun menimbulkan rasa sakit pada bagian pelipis. Pukulan yang bahkan menyebabkan segel kaleng bir terbuka.

Dua orang lagi mendekat. Benar-benar cara menyerang yang amatir, menghindar dengan cepat, membenturkan kepala orang yang menyerangnya ke sudut besi alat olahraga.

Bersamaan dengan satu orang lagi berusaha memegangnya. Tendangan dilancarkan pada...telur... maaf! Alat perkembangbiakan pria. Apa ada telur yang pecah?

Entahlah! Dirinya tidak peduli, karena membunuh atau dibunuh. Ada lebih banyak orang lagi yang memiliki nasib serupa dengan Eric. Bahkan lebih mengenaskan, mereka bukan manusia.

Mungkin kehidupan kedua yang dialami olehnya, merupakan kebaikan hati Tuhan yang menjawab doa-doanya dalam keputusasaan sebelum dirinya tidak percaya pada Tuhan lagi. Entahlah...

Namun, rasa syukur ada ada dalam benaknya. Jika dirinya memang ditakdirkan oleh Tuhan untuk menjadi pedang yang menghukum mereka. Maka segalanya akan dilakukan olehnya.

Menghentikan empat orang tanpa membunuh? Itu bukan hal yang mudah.

Gilbert hendak kembali menyerang.

Tapi.

Srak!

Brak!

Jarak beberapa sentimeter, besi barbel hampir mengenai wajahnya. Eric yang melemparkannya. Menelan ludah, jika terkena kepala sudah pasti akan mati, itulah yang ada di fikiran Gilbert.

Kakinya gemetar, pemuda ini serius hendak membunuh mereka.

Eric tertawa, mengambil tongkat besi."Kenapa diam? Kita lanjutkan permainan ini. Benar-benar menyenangkan, berolahraga bersama kalian."

Pemuda yang mengayunkan tongkat besinya, wajahnya tersenyum membunuh keempat orang ini mungkin lebih baik.

Satu? Tidak! Beberapa orang menjadi korban mereka sebelum waktu terulang. Bahkan ada beberapa yang dibunuh diam-diam.

Kala masih tersenyum mengayunkan besinya. Eric memikirkan sesuatu, bukankah kematian terlalu indah untuk mereka.

"Tolong..." Jerit Gilbert.

"Hentikan..." Alex menahan rasa sakitnya.

Tang!

Tang!

Tongkat besi dijatuhkan olehnya. Melangkah mendekati keponakannya. Namun, sedikit melirik ke belakang sembari tersenyum."Aku akan mengintai kalian..." senyuman menyeringai yang benar-benar mengerikan.

Bagaikan orang ini bukan Eric yang sering mereka injak-injak. Bukan seseorang yang gemetar ketakutan, bersedia merangkak berkeliling rumah sembari menggigit tulang sapi mentah. Bukan anak pintar yang hanya dapat menangis dan berdoa.

Tapi.

Senyuman menyeringai, benar-benar keji."Aku diciptakan Tuhan, untuk mengawasi mata kalian, agar bisa dicungkil jika memiliki niat jahat. Aku diciptakan Tuhan, untuk memotong tangan kalian, jika membunuh. Aku diciptakan Tuhan untuk melumpuhkan kaki kalian, yang kalian gunakan untuk menendang kepala orang. Tapi, aku tidak diciptakan untuk membunuh kali ini..." Gumam Eric.

Kalian demi kalimat bagaikan iblis yang diciptakan Tuhan sebagai sisi lain dunia. Mengambil troli, menggelindingkan tubuh Ryu ke atas troli barang. Kemudian membawanya ke dalam mobil.

Mengapa tidak ada orang yang menghentikan perkelahian mereka. Itu karena ayah Alex merupakan bandar narkotika yang memiliki banyak anak buah.

"Sial!" Teriak Alex tidak dapat bangkit.

*

Sedangkan Eric masih bersiul, berusaha keras memasukkan tubuh Ryu ke dalam mobil. Mungkin harus meminta bantuan security?

"Orang ini! Bagaimana caranya agar dia bisa menjadi kurus, lebih pintar, lebih pandai menjaga diri! Dasar keponakan sial!" Teriak Eric kesulitan memasukkan Ryu ke dalam mobil.

*

Mata pemuda itu mengerjap menyadari dirinya berada dalam kamar. Menatap ke arah pamannya yang tengah membaca beberapa buku dengan tenang. Bagaimana dirinya bisa kembali ke rumah? Itulah yang ada dalam benak Ryu.

Tapi yang lebih penting, pamannya yang malang sudah pasti juga dihajar dan mengalami pembullyan.

"Sudah sadar?" Eric menghela napas, membantu Ryu duduk meminumkan air pada keponakannya tercinta.

Namun.

Pandangan Ryu berubah matanya berkaca-kaca. Benar-benar iba pada sang paman."Apa paman juga dipukuli? Apa selama ini paman mengalami pembullyan, hingga ingin aku belajar bela diri?"

Eric mengangkat salah satu alisnya. Apa ini mungkin cara yang terbaik mengajari keponakannya cara bertahan hidup? Karena itu lebih baik pura-pura menjadi korban. Daripada seperti di kehidupan sebelumnya, melindungi Ryu membiarkan dirinya sendiri menjadi korban.

"Iya..." Eric tertunduk sembari menangis."Saat kamu tidak sadarkan diri, mereka memukuliku. Baru mengijinkan membawamu pergi."

Benar-benar akting yang mempuni. Tapi jika bisa merubah timbunan lemak ini menjadi makhluk yang lebih berguna. Bukan budak dari ular yang hanya menghabiskan harta kakaknya saja, itu lebih baik bukan?

"Paman...aku tidak tau. Apa saja yang mereka lakukan pada paman?" Tanya Ryu bersimpati, dirinya akan melindungi pamannya apapun yang terjadi. Akan berlatih lebih keras, membakar timbunan lemak ini. Hanya untuk paman yang memiliki usia dua tahun lebih muda darinya.

Meskipun ini cerita lama yang membuat dirinya jenuh. Lebih baik katakan yang sebenarnya saja.

"Aku mengikuti 4 kali program akselerasi (percepatan). Hingga masuk SMU di usia yang tidak seharusnya. Mereka memulainya dari sana, toilet? Hampir setiap hari wajahku dimasukkan ke dalam toilet. Bahkan lelucon terkurung di loker sudah biasa. Setiap acara sekolah aku akan menjadi bahan tertawan, sekalipun yang aku katakan di depan semua orang kebenaran. Saat acara amal tahunan, orang-orang membayar lima dollar hanya untuk dapat melempar wajahku menggunakan tumpukan kirim." Ucapnya, mengatakan kejujuran.

Bagaimana kepribadiannya terbentuk. Saat waktu belum terulang, dirinya mungkin saat ini masih menjadi Eric yang tidak dapat berkata-kata. Bagaikan hewan peliharaan.

"Paman! Hidupmu sangat menyedihkan! Aku akan melindungi paman!" Teriak Ryu memeluk pamannya."Syukurlah paman punya pacar yang cantik."

"Tidak! Wanita idamanku benar-benar berwajah buruk rupa." Eric tetap pura-pura menangis, membalas pelukan keponakannya. Tapi memang benar bukan? Istri masa depannya adalah Foline.

*

Sementara itu, di negara lain.

Duduk di bawah terik matahari, makhluk yang benar-benar cantik. Tunggu! Cantik itu relatif bukan? Tapi ini seperti... penjabaran dewi?

Entahlah, gadis yang memakai seragam mahasiswa, mengangkat tangannya, bersamaan dengan ratusan orang."Bubarkan DPR! Turunkan harga minyak!" Teriaknya penuh semangat, demi nasi bungkus yang disediakan aktifis.

Sebagai salah satu mahasiswa yang mengikuti demonstrasi. Dirinya harus tetap bersemangat, mahasiswa bernama Foline.

"Kenapa kamu ikut demonstrasi? Kamu kan anak orang kaya?" Tanya mahasiswa di sampingnya.

Foline menghela napas, membuat nada dan gerakan mendramatisir."Aku sedang mencari tujuan hidup. Dengan berusaha tinggal mandiri tanpa kehadiran orang tua."

"Bilang saja kamu diusir ibumu. Karena ayah tirimu tertarik padamu." Mahasiswa di sampingnya mengangkat salah satu alisnya.

"Dasar bandot tua genit!" gerutu Foline mengingat masalah hidupnya, berusaha tersenyum. Kembali mengangkat kertas besar, berisikan tulisan.

'Turunkan Harga BBM!'

Terpopuler

Comments

iin marlina

iin marlina

semoga Eric datang tepat waktu
jangan sampai foline disiram air keras algi

2024-12-14

8

Indar

Indar

ternyata beda negara foline sama paman eric 🙄 dan semoga paman eric bisa merubah nasib buruk foline

2024-12-14

2

Ufi Yani

Ufi Yani

trnyta foline ank org kya... tp pnuh drama...

2024-12-14

3

lihat semua
Episodes
1 Regresi
2 Target
3 T-rex
4 Turunkan Harga
5 Pendanaan
6 Dimangsa?
7 Drama
8 Teddy Bear
9 None
10 Teman Pertama
11 Abnormal
12 Ramalan
13 Salah Paham
14 Teman Kedua
15 T-rex
16 Eat
17 Plating
18 Reptil
19 Kill
20 Run
21 Misi
22 Tikus
23 Teman Ketiga
24 Lelucon
25 Aku Tidak Bersalah
26 Because
27 Sahabat Sejati
28 Bermain Putri Dan Pangeran
29 Bahagia Selama-Lamanya
30 Putri Dan Pangeran Hidup Bahagia
31 Anak
32 Permainan Baru
33 Exit
34 Kebetulan Lewat
35 Kill
36 Antara Cupu Dan Suhu
37 Duel
38 Teman Keempat
39 Topeng
40 Danger
41 Terakhir
42 Arah
43 Pesona
44 Meet
45 Game Over?
46 Hampir
47 Sependapat
48 Favorit
49 500
50 Wake Up
51 Maksimal
52 Kartu
53 Tidak Boleh
54 Bagaimana
55 Bisnis
56 Wedding
57 Harus
58 Pertukaran
59 Pasangan
60 Mie
61 Marionette
62 Pemburu Dan Hewan Buas
63 Tekan Tombol Play
64 If
65 Abnormal
66 Easy
67 Doll
68 Kunjungan Resmi
69 Menikah?
70 Death
71 Menasehati
72 Menyatakan Perasaan
73 Danger
74 Bukan Penyesalan
75 Cara Untuk Melarikan Diri
76 Tempat Untuk Pulang
77 Lima
78 Melarikan Diri
79 Insiden
80 Rumah
81 Tujuan
82 Halu
83 Sampah
84 Skor Standar
85 Karier
86 Duda
87 Makan Malam Romantis
88 Villainess
89 Cinta?
90 Si Kecil Bandel
91 Show
92 Tidak Normal
93 Hidden
94 Pertunjukan
95 Panas
96 Marry?
97 Apa Hobimu?
98 Anak Naga
99 Tidak Ingat
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Regresi
2
Target
3
T-rex
4
Turunkan Harga
5
Pendanaan
6
Dimangsa?
7
Drama
8
Teddy Bear
9
None
10
Teman Pertama
11
Abnormal
12
Ramalan
13
Salah Paham
14
Teman Kedua
15
T-rex
16
Eat
17
Plating
18
Reptil
19
Kill
20
Run
21
Misi
22
Tikus
23
Teman Ketiga
24
Lelucon
25
Aku Tidak Bersalah
26
Because
27
Sahabat Sejati
28
Bermain Putri Dan Pangeran
29
Bahagia Selama-Lamanya
30
Putri Dan Pangeran Hidup Bahagia
31
Anak
32
Permainan Baru
33
Exit
34
Kebetulan Lewat
35
Kill
36
Antara Cupu Dan Suhu
37
Duel
38
Teman Keempat
39
Topeng
40
Danger
41
Terakhir
42
Arah
43
Pesona
44
Meet
45
Game Over?
46
Hampir
47
Sependapat
48
Favorit
49
500
50
Wake Up
51
Maksimal
52
Kartu
53
Tidak Boleh
54
Bagaimana
55
Bisnis
56
Wedding
57
Harus
58
Pertukaran
59
Pasangan
60
Mie
61
Marionette
62
Pemburu Dan Hewan Buas
63
Tekan Tombol Play
64
If
65
Abnormal
66
Easy
67
Doll
68
Kunjungan Resmi
69
Menikah?
70
Death
71
Menasehati
72
Menyatakan Perasaan
73
Danger
74
Bukan Penyesalan
75
Cara Untuk Melarikan Diri
76
Tempat Untuk Pulang
77
Lima
78
Melarikan Diri
79
Insiden
80
Rumah
81
Tujuan
82
Halu
83
Sampah
84
Skor Standar
85
Karier
86
Duda
87
Makan Malam Romantis
88
Villainess
89
Cinta?
90
Si Kecil Bandel
91
Show
92
Tidak Normal
93
Hidden
94
Pertunjukan
95
Panas
96
Marry?
97
Apa Hobimu?
98
Anak Naga
99
Tidak Ingat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!