Drama

Eric sebelum waktu terulang, benar-benar selalu menyimpan semuanya seorang diri. Berusaha bersikap baik-baik saja di hadapan Ryu, tidak ingin menyusahkan ayahnya.

Tersenyum ramah, walaupun harga dirinya terinjak-injak. Mereka mematahkan sayap malaikat pemuda ini, menghancurkan hidupnya. Hingga hanya air mata darah yang tersisa, menjadikan Eric tersenyum menatap rasa sakit orang lain bagaikan iblis.

Menghela napas, mengingat korban-korban yang berakhir mati di tangan Alex. Karena itu wajah ramah itu masih tersenyum saat ini.

"Pada akhirnya sahabat terbaikku hadir juga!" Ucap Eric, benar-benar aura yang tidak berbahaya sama sekali.

"Pegangi dia!" Perintah Alex pada orang-orang di sampingnya tersenyum menyeringai. Benar-benar menyukai permainan ini.

Tubuh Eric dipegangi oleh orang-orang yang dibawa oleh Alex. Perlahan pemuda itu melangkah mendekat, mencengkeram pipi Eric erat."Aku akan membuatmu mengalami hal yang lebih buruk dari kematian." Bisiknya masih dapat didengar oleh Ryu. Akibat musik yang tiba-tiba dimatikan.

"Pa...paman! Aku akan melapor pada polisi!" Ryu membulatkan matanya penuh kepanikan, meraih handphonenya.

Prang!

Handphone Ryu direbut, dilempar hingga pecah berhamburan. Ketakutan? Itulah kondisinya saat ini, tubuh Ryu dipegangi.

Taukah kalian cara paling efektif mendidik anak manja ini? Drama... itulah kuncinya...

Air mata Eric mengalir, perlahan menatap ke arah Alex."Aku mohon, jangan lakukan apapun pada keponakanku. Kakakku yang menitipkannya padaku." Pintanya.

"Tapi bagaimana ya? B*bi gendut ini akan mengoceh pada polisi." Alex mendekat, menatap Ryu dari atas hingga bawah.

"I... ibu." Ryu tertunduk, air matanya mengalir. Orang-orang berbadan lebih besar daripada tubuhnya.

"Ku... kunci Ryu di basement (ruang bawah tanah). Setelahnya kamu dapat melakukan apapun padaku." Eric tertunduk, bagaikan ini adalah akhir hidupnya.

"Paman!" Ryu berusaha mendekat, tapi dua orang memeganginya, menyumpal mulutnya, mengikat tubuhnya, menyeret dirinya ke basement.

Meronta-ronta, ingin menyelamatkan sang paman. Paman Eric yang selalu melindunginya. Seorang paman yang berusia jauh lebih muda darinya.

Eric yang ditatap Ryu tertunduk, masih dipegangi dua orang berbadan tegap. Mulai ditendang oleh Alex. Pupil mata Ryu bergetar, penuh rasa sakit dan kegagalan untuk melindungi.

"Paman...A...aku berjanji akan membalas mereka." Batinnya menitikan air mata, kala pintu basement tertutup rapat.

*

Mungkin satu hal yang tidak disadari oleh Ryu. Eric diam-diam tersenyum, dengan sengaja membiarkan tubuhnya ditendang. Hingga terjatuh di lantai.

"Tidak puas rasanya jika belum melihatmu sekarat." Ucap Alex menyeringai, sementara Veronica segera berlari dalam pelukan Alex. Mengecup bibirnya.

"Membosankan..." Cibir Veronica memandang hina pada Eric. Lagipula siapa peduli jika hari ini dirinya diputuskan oleh Eric. Tinggal merekam adegan tidak pantas Eric dengan beberapa pria. Maka dengan mudah akan dapat mengendalikannya.

"Veronica, boleh aku bertanya apa pernah sekali saja kamu mencintaiku?" Tanya Eric.

"Tidak, mana mungkin aku menyukai kecoa sepertimu. Tidak akan ada wanita yang bertahan dengan makhluk tidak berguna." Jawaban Veronica membuat Eric tersenyum.

"Jadi menurutmu tidak ada?" Tanya Eric yang masih terduduk di lantai. Akibat menerima tendangan dari Alex.

"Tentu saja, siapa yang akan tahan dengan pria membosankan sepertimu. Jika pun ada mungkin hanya monster, oh tidak... hanya anj*ng betina." Tawa Veronica terdengar, diikuti dengan tawa mereka.

"Benar! Monster... karena wajahnya seperti monster dia (Foline) hanya dapat menerima uluran tanganku." Eric malah ikut tertawa, sebuah tawa yang aneh.

"Apa dia gila?" Gumam Alex meraih beberapa botol wine yang memang dibelikan Veronica untuknya.

Taukah kalian sebuah keuntungan mengetahui masa depan lebih awal? Dapat mengetahui tindakan lawan. Menghitung waktu mundur kedatangan Alex menjadi salah satu pembuktian bagi Eric, jika masa depan belum banyak berubah dari yang seharusnya.

Mengetahui setelah ini Alex akan meminum wine kwalitas tinggi yang dibagikan pada teman-temannya.

Tawa kepuasan mereka terdengar mulai kembali hendak menghajar Eric. Tapi ada yang aneh, Eric juga ikut tertawa kali ini. Kala tubuhnya kembali ditendang oleh Alex.

Sebuah tawa ganjil yang aneh, terdengar begitu menyedihkan, mencekam, tapi memiliki hasrat kuat untuk berbuat hal gila.

"Kenapa tertawa br*ngsek!" Alex menarik kerah pakaian Eric.

"Aku ingin buang air kecil." Gumam Alex memiliki ide lain untuk membuat perhitungan. Bagaimana jika membuat tubuh Eric berlumuran urine?

Tapi.

"Ingin buang air kecil. Teman-temanmu akan membantu." Suara Eric terdengar, tersenyum samar.

Srak!

Suara alat kejut listrik terdengar. Bersamaan dengan kesadaran Alex yang menghilang. Menyimpan alat kejut listrik di balik blazernya? Tentu saja Eric tidak akan datang tanpa persiapan bukan?

"Apa yang kamu lakukan!?" Ucap mereka hendak menyerang. Tapi sebuah perasaan aneh, benar-benar aneh. Tubuh mereka terasa lemas dan berat. Efek awal dari beberapa obat-obatan yang dimasukkan oleh Eric ke dalam beberapa botol minuman.

"Hanya tumpukan daging yang bernapsu." Cibir Eric, mengeluarkan tongkat yang dialiri listrik dari balik blazernya.

Srak!

Brak!

Belasan orang yang dirobohkan olehnya dengan mudah. Termasuk Veronica yang hanya gemetar berucap."Jangan! Apa yang kamu lakukan... agh...!"

Pekikan akibat alat kejut listrik, pertanda kini Veronica tidak sadarkan diri.

"Kalian beruntung aku tidak akan membunuh di kesempatan kali ini." Gumam Eric, bertepuk tangan beberapa kali.

Setengah dari orang yang hadir di pesta ini sudah dibayar olehnya. Dengan uang semua hal dapat dilakukan bukan?

Bukan penyiksaan fisik. Tapi siksaan secara mental akan dimulai malam ini. Senyuman menyeringai di wajahnya.

"Alex...mari kita bermain." Eric tersenyum bagaikan anak kecil yang antusias, mencekoki mulut Alex dengan beberapa butir obat.

*

Ada yang aneh, seluruh tubuhnya tidak dapat bergerak. Rasa perih begitu aneh dan---

Kala Alex membuka matanya samar merasakan tubuhnya terikat di ranjang. Sedangkan Eric tengah duduk meminum sekaleng soda.

"Apa yang kamu lakukan br*ngsek!" Teriak Alex tidak dapat bergerak sama sekali. Meronta-ronta tapi tanpa hasil, malah suhu tubuh semakin meninggi, benar-benar gelisah. Seperti efek dari...

"Kamu harus mengeluarkannya, jika tidak akan menjadi masalah." Eric tersenyum ramah."Bukankah ini permainan yang menyenangkan teman terbaikku?"

"Aku akan membunuhmu!" Teriak Alex.

Eric membulatkan matanya, pupil matanya bergetar penuh dendam. Mengambil tempat sampah yang terbuat dari besi, hendak menghantam kepala Alex. Mungkin lebih baik membunuh orang ini. Melihatnya mati pelan-pelan dalam penderitaan, merasakan teriakan rasa sakit yang indah.

Tapi.

Eric terdiam, menghela napas beberapa kali mengurungkan niatnya. Benar-benar berusaha untuk menjadi dirinya yang dulu.

"Kenapa!? Kamu tidak berani? Sudah aku duga kamu hanya keset!" Teriak Alex tertawa.

"Yah! Terserah apa katamu saja." Eric mendekat, membelai wajah Alex yang masih diikat tanpa sehelai pakaian pun.

"Jujur, aku ingin menggores tubuhmu pelan-pelan. Dimulai dari pisang kesayanganmu, hingga organ mu. Melihatmu berteriak, tapi tidak bisa. Ayahku seorang dokter, kamu tau? Setidaknya aku mengerti sedikit cara bermain dokter-dokteran. Aku menjadi dokter bedah dan kamu pasiennya." Lanjut Eric, benar-benar membuat Alex bungkam. Orang ini tidak main-main untuk membunuhnya.

"Eric, aku akan memberikan apapun yang kamu mau. Hen... hentikan permainan ini ya?" Pinta Alex tiba-tiba.

"Selain aku ada beberapa korban lagi dari permainan gilamu kan? Berapa orang yang sudah mati?" Tanya Eric, mengetahui segalanya.

Pemuda yang mulai bangkit."Istriku (Foline) menulis dalam diary nya. Dia menyukai pria yang ramah dan murah senyum. Bukankah aku terlihat ramah dan murah senyum?"

Eric bercermin, menatap pantulan dirinya tersenyum... mengerikan?

Astaga! Bagaimana Foline bisa menyukai iblis berkedok malaikat ini?

"I... istri? Kamu menyukai Veronica? Ambil saja dia! Hentikan permainan ini!" Teriak Alex.

"Teman terbaikku, maaf sebelumnya aku tidak bisa bermain denganmu, sesuai permintaanmu." Eric tersenyum bersamaan dengan beberapa orang bayaran Eric masuk. Membawa orang-orang yang sebelumnya datang bersama Alex. Pria-pria penyuka sesama jenis yang melecehkan Eric di kehidupan sebelumnya.

"Mereka yang akan bermain denganmu malam ini. Adios..." Eric tersenyum melangkah pergi. Orang-orang sewaan Eric menutup pintu kamar. Bersamaan dengan teriakan terdengar dari dalam kamar.

"Aaagghhh! Eric!" Sebuah teriakkan penuh dendam. Beberapa obat-obatan akan membuat segalanya akan terasa semakin ganas dan menyakitkan bukan?

Menghela napas, kembali menatap ke arah cermin kecil yang dibawa olehnya.

"Harus tersenyum ramah! Bagaimana caranya?" Gumam Eric berusaha mengatur ekspresinya. Merubah senyuman mengerikan menjadi senyuman ramah, tapi sayangnya senyuman bak orang sembelit yang terlihat."Ini sulit..." Lanjutnya menghela napas.

*

Perlahan Veronica membuka matanya. Matanya menelisik, kepalanya benar-benar terasa berat. Hari sudah mulai siang saat itu.

Tempat yang bergerak, benar-benar ruangan gelap. Tempat yang seperti kontainer? Lalu dimana pakaiannya?

Disamping Veronica terdapat mobil sport keluaran terbaru yang bahkan belum dipasarkan. Ada banyak tanda tanya dalam benaknya.

Hingga...

Terpopuler

Comments

Senjaa💞

Senjaa💞

kebiasaan dech thor,,gantung kek jemuran....entah dmn foline berada,yg penting latihan senyum dulu,biar tdk ky org sembelit pas bertemu langsung kan ric🤣🤣🤣

2024-12-16

4

Eka suci

Eka suci

si Vero di jual ya ups🤭 latihan senyum aku saja perlu waktu sebulan setiap hari tersenyum didepan cermin 🤭 saking juteknya cetakan muka ku😅

2024-12-16

1

endang sri sejati

endang sri sejati

kok gntung si kak.. aduh, mati pnasaran ini mah 🫢😅😅

2024-12-16

3

lihat semua
Episodes
1 Regresi
2 Target
3 T-rex
4 Turunkan Harga
5 Pendanaan
6 Dimangsa?
7 Drama
8 Teddy Bear
9 None
10 Teman Pertama
11 Abnormal
12 Ramalan
13 Salah Paham
14 Teman Kedua
15 T-rex
16 Eat
17 Plating
18 Reptil
19 Kill
20 Run
21 Misi
22 Tikus
23 Teman Ketiga
24 Lelucon
25 Aku Tidak Bersalah
26 Because
27 Sahabat Sejati
28 Bermain Putri Dan Pangeran
29 Bahagia Selama-Lamanya
30 Putri Dan Pangeran Hidup Bahagia
31 Anak
32 Permainan Baru
33 Exit
34 Kebetulan Lewat
35 Kill
36 Antara Cupu Dan Suhu
37 Duel
38 Teman Keempat
39 Topeng
40 Danger
41 Terakhir
42 Arah
43 Pesona
44 Meet
45 Game Over?
46 Hampir
47 Sependapat
48 Favorit
49 500
50 Wake Up
51 Maksimal
52 Kartu
53 Tidak Boleh
54 Bagaimana
55 Bisnis
56 Wedding
57 Harus
58 Pertukaran
59 Pasangan
60 Mie
61 Marionette
62 Pemburu Dan Hewan Buas
63 Tekan Tombol Play
64 If
65 Abnormal
66 Easy
67 Doll
68 Kunjungan Resmi
69 Menikah?
70 Death
71 Menasehati
72 Menyatakan Perasaan
73 Danger
74 Bukan Penyesalan
75 Cara Untuk Melarikan Diri
76 Tempat Untuk Pulang
77 Lima
78 Melarikan Diri
79 Insiden
80 Rumah
81 Tujuan
82 Halu
83 Sampah
84 Skor Standar
85 Karier
86 Duda
87 Makan Malam Romantis
88 Villainess
89 Cinta?
90 Si Kecil Bandel
91 Show
92 Tidak Normal
93 Hidden
94 Pertunjukan
95 Panas
96 Marry?
97 Apa Hobimu?
98 Anak Naga
99 Tidak Ingat
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Regresi
2
Target
3
T-rex
4
Turunkan Harga
5
Pendanaan
6
Dimangsa?
7
Drama
8
Teddy Bear
9
None
10
Teman Pertama
11
Abnormal
12
Ramalan
13
Salah Paham
14
Teman Kedua
15
T-rex
16
Eat
17
Plating
18
Reptil
19
Kill
20
Run
21
Misi
22
Tikus
23
Teman Ketiga
24
Lelucon
25
Aku Tidak Bersalah
26
Because
27
Sahabat Sejati
28
Bermain Putri Dan Pangeran
29
Bahagia Selama-Lamanya
30
Putri Dan Pangeran Hidup Bahagia
31
Anak
32
Permainan Baru
33
Exit
34
Kebetulan Lewat
35
Kill
36
Antara Cupu Dan Suhu
37
Duel
38
Teman Keempat
39
Topeng
40
Danger
41
Terakhir
42
Arah
43
Pesona
44
Meet
45
Game Over?
46
Hampir
47
Sependapat
48
Favorit
49
500
50
Wake Up
51
Maksimal
52
Kartu
53
Tidak Boleh
54
Bagaimana
55
Bisnis
56
Wedding
57
Harus
58
Pertukaran
59
Pasangan
60
Mie
61
Marionette
62
Pemburu Dan Hewan Buas
63
Tekan Tombol Play
64
If
65
Abnormal
66
Easy
67
Doll
68
Kunjungan Resmi
69
Menikah?
70
Death
71
Menasehati
72
Menyatakan Perasaan
73
Danger
74
Bukan Penyesalan
75
Cara Untuk Melarikan Diri
76
Tempat Untuk Pulang
77
Lima
78
Melarikan Diri
79
Insiden
80
Rumah
81
Tujuan
82
Halu
83
Sampah
84
Skor Standar
85
Karier
86
Duda
87
Makan Malam Romantis
88
Villainess
89
Cinta?
90
Si Kecil Bandel
91
Show
92
Tidak Normal
93
Hidden
94
Pertunjukan
95
Panas
96
Marry?
97
Apa Hobimu?
98
Anak Naga
99
Tidak Ingat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!