Bab 18: Api Dalam Sekam

Langit pagi mulai terang, tetapi kegelapan masih menyelimuti hati Ariella. Dia berdiri di puncak bukit, memegang alat komunikasi yang ditinggalkan Rael. Jari-jarinya mencengkeram benda itu erat, sementara pikirannya berusaha menerima kenyataan bahwa salah satu orang kepercayaannya telah berkhianat.

Di bawah bukit, timnya masih sibuk bertahan. Tembakan senjata api dan ledakan terdengar bergema, tanda bahwa musuh masih mengepung mereka.

“Komandan, kita tidak bisa bertahan lebih lama!” suara Liana terdengar di radio, suaranya bergetar antara cemas dan putus asa.

Ariella menarik napas panjang, mencoba mengendalikan emosinya. Dia tahu saat ini bukan waktunya untuk menyerah pada amarah. Dia harus memimpin.

“Liana, arahkan tim untuk mundur ke zona aman. Aku akan menyusul kalian,” balas Ariella dengan nada tegas.

“Tapi, Komandan—”

“Ini perintah, Liana. Lakukan sekarang!”

Setelah beberapa detik hening, suara Liana akhirnya terdengar kembali. “Dimengerti.”

Ariella menatap sekali lagi ke alat komunikasi di tangannya. "Rael, kau sudah memilih sisi. Tapi aku akan memastikan pilihanmu tidak menghancurkan kami semua."

Dia kemudian berlari menuruni bukit, bergabung kembali dengan timnya.

---

Rael berdiri di depan Leonard, wajahnya kaku meskipun hatinya bergejolak. Dia tahu bahwa tindakannya tidak bisa dimaafkan oleh Ariella dan timnya. Tapi Leonard telah menjanjikan sesuatu yang tidak bisa dia tolak: kebebasan bagi keluarganya, yang selama ini menjadi tawanan di tangan pria kejam itu.

“Kau sudah melakukan pekerjaan yang baik, Rael,” kata Leonard sambil tersenyum dingin. Dia duduk di kursi besar, dengan segelas anggur di tangannya.

“Aku hanya melakukan apa yang kau minta,” jawab Rael singkat, suaranya terdengar datar.

Leonard memiringkan kepalanya, mempelajari pria di depannya. “Tapi aku bisa merasakan bahwa hatimu masih bersama mereka. Kau tahu, pengkhianatan itu seperti api kecil. Jika tidak kau padamkan sepenuhnya, itu akan membakar dirimu sendiri.”

Rael tidak menjawab, tapi jemarinya mengepal di sisi tubuhnya.

Leonard berdiri, mendekati Rael dengan langkah perlahan. “Dengar, Rael. Aku tahu ini tidak mudah untukmu. Tapi jika kau ingin keluargamu tetap hidup, kau harus sepenuhnya setia padaku.”

Rael akhirnya menatap Leonard, matanya penuh kebencian yang dia coba sembunyikan. “Aku akan melakukan apa pun yang kau minta. Tapi aku ingin bukti bahwa mereka aman.”

Leonard tersenyum, lalu menepuk bahu Rael. “Sabar, temanku. Kau akan mendapatkan apa yang kau inginkan, setelah misi ini selesai.”

---

Ariella dan timnya akhirnya berhasil mencapai zona aman, sebuah rumah kosong di tengah hutan yang menjadi tempat persembunyian sementara mereka. Tubuh mereka penuh luka dan kelelahan, tetapi mereka tahu tidak ada waktu untuk beristirahat.

Liana segera mengakses perangkat komunikasinya, mencoba mencari tahu bagaimana musuh bisa mengetahui lokasi mereka. “Komandan, aku menemukan sesuatu.”

Ariella mendekat, melihat layar yang menampilkan log komunikasi. “Apa itu?”

“Ini berasal dari salah satu perangkat kita. Ada sinyal yang dikirimkan langsung ke sistem Leonard. Sinyal ini… dari alat yang digunakan Rael.”

Ariella mengangguk pelan, wajahnya tanpa ekspresi. “Aku sudah menduganya.”

Salah satu anggota tim, Alex, menatapnya dengan bingung. “Rael? Maksudmu dia yang mengkhianati kita?”

Liana mengangguk. “Semua bukti mengarah ke dia. Tidak mungkin ada orang lain.”

Alex mengepalkan tinjunya. “Dia membahayakan kita semua! Jika aku melihatnya lagi, aku akan—”

“Tenang, Alex,” potong Ariella. “Kita tidak bisa membiarkan emosi menguasai kita. Fokus kita sekarang adalah mencari tahu apa rencana Leonard berikutnya dan bagaimana kita bisa menghentikannya.”

Liana mengetik sesuatu di laptopnya. “Aku sedang mencoba melacak pergerakan mereka. Tapi jika Rael benar-benar bekerja untuk Leonard, dia mungkin memberikan semua informasi tentang strategi kita.”

Ariella menatap timnya dengan mata tajam. “Kita harus mengubah cara kita bergerak. Mulai sekarang, tidak ada rencana yang dibagikan lebih awal. Aku sendiri yang akan menentukan langkah berikutnya.”

---

Beberapa jam kemudian, Liana akhirnya menemukan sesuatu yang penting. “Komandan, aku menemukan lokasi salah satu markas utama mereka. Tapi ini sangat dijaga ketat. Jika kita menyerang tanpa rencana matang, kita tidak akan selamat.”

Ariella mempelajari peta di layar. Lokasi itu adalah sebuah kompleks besar di tengah gurun, dengan penjagaan ketat dan banyak sistem keamanan canggih.

“Kita tidak akan menyerang langsung,” kata Ariella sambil berpikir. “Kita butuh pengalihan.”

Alex mengerutkan kening. “Apa maksudmu?”

“Kita akan membuat Leonard berpikir bahwa kita menyerangnya di lokasi lain. Sementara itu, kita akan menyusup ke markas ini dan mengambil data yang kita butuhkan.”

Liana mengangguk. “Tapi bagaimana kita bisa membuat pengalihan yang cukup besar untuk menarik perhatian mereka?”

Ariella tersenyum tipis, sebuah rencana mulai terbentuk di pikirannya. “Kita akan gunakan taktik lama. Buat mereka percaya bahwa kita memiliki senjata pemusnah massal.”

---

Di markasnya, Leonard menerima laporan tentang pergerakan Ariella dan timnya. Seseorang menginformasikan bahwa mereka telah melihat aktivitas mencurigakan di salah satu fasilitas Leonard yang lebih kecil.

“Hmm… mereka mencoba memancing kita,” gumam Leonard sambil memutar gelas anggurnya.

Rael yang berdiri di belakangnya merasa gelisah. Dia tahu bahwa Ariella tidak akan melakukan sesuatu yang sembrono tanpa rencana.

“Apa yang kau pikirkan, Rael?” tanya Leonard tiba-tiba, membuat Rael tersentak.

“Tidak ada, Tuan. Hanya mencoba memahami strategi mereka.”

Leonard tersenyum tipis. “Jangan terlalu banyak berpikir. Kau hanya perlu melakukan apa yang kuperintahkan.”

Namun, di dalam hatinya, Rael tahu bahwa waktu semakin mendekat untuk membuat pilihan terakhir. Apakah dia akan terus memihak Leonard, ataukah dia akan kembali membantu Ariella meskipun itu berarti mempertaruhkan nyawanya sendiri?

---

Ariella tahu bahwa pertempuran ini belum mendekati akhir, tetapi dia tidak akan berhenti. Leonard mungkin memiliki kekuatan besar, tetapi dia percaya pada satu hal: keadilan akan selalu menang, bahkan di tengah kegelapan.

Dan untuk Rael, setiap langkah yang dia ambil kini dipenuhi dengan keraguan. Apakah dia benar-benar siap menghadapi konsekuensi dari pengkhianatannya, atau akankah dia menemukan keberanian untuk memperbaiki kesalahannya?

Episodes
1 Bab 1: Takhta yang Terlupakan
2 Bab 2: Pembalasan yang Terencana
3 Bab 3: Benang-Benang yang Terkait
4 Bab 4: Bayangan yang Berkhianat
5 Bab 5: Jejak Darah dalam Bayangan
6 Bab 6: Jejak Pengkhianat
7 Bab 7: Bayangan Perlawanan
8 Bab 8: Pengejaran Tanpa Henti
9 Bab 9: Kejaran Tanpa Henti
10 Bab 10: Keterputusan dan Pengkhianatan
11 Bab 11: Terjepit di Antara Dua Api
12 Bab 12: Jejak di Kegelapan
13 Bab 13: Perang di Pelabuhan Timur
14 Bab 14: Evakuasi di Tengah Kepungan
15 Bab 15: Rahasia di Balik Topeng
16 Bab 16: Jebakan Sang Maestro
17 Bab 17: Bayangan Pengkhianatan
18 Bab 18: Api Dalam Sekam
19 Bab 19: Dalam Bayang-Bayang Kebenaran
20 Bab 20: Mata di Balik Kegelapan
21 Bab 21: Jebakan di Pulau Nexus
22 Bab 22: Perhitungan Terakhir
23 Bab 23: Jejak yang Tertinggal
24 Bab 24: Bayang-Bayang yang Tak Terlihat
25 Bab 25: Pertempuran Terakhir
26 Bab 26: Musuh Dalam Selimut
27 Bab 27: Bayang-Bayang Pengkhianatan
28 Bab 28: Jalan yang Terpecah
29 Bab 29: Pengepungan Berdarah
30 Bab 30: Jalan Terakhir
31 Bab 31: Pengorbanan dan Harapan
32 Bab 32: Pertempuran dalam Bayangan
33 Bab 33: Bayangan Baru
34 Bab 34: Dalam Kejaran Maut
35 Bab 35: Serangan di Markas Bayangan
36 Bab 36: Di Antara Pilihan dan Perangkap
37 Bab 37: Balas Dendam yang Tertunda
38 Bab 37: Api dalam Kegelapan
39 Bab 38: Tarian Kematian
40 Bab 40: Malam Tanpa Ampun
41 Bab 41: Nyanyian Maut
42 Bab 42: Jaring Hitam Akasha
43 Bab 43: Bayangan yang Tidak Pernah Hilang
44 Bab 44 Sang Pemburu
45 Bab 45: Perangkap di Balik Perangkap
46 Bab 46: Bayangan Masa Lalu
47 Bab 47: Neraka di Tengah Kegelapan
48 Bab 48: Arena Kehancuran
49 Bab 49: Bayangan Terakhir
50 Bab 50: Pertempuran di Tengah Gelap
51 Bab 51: Perburuan di Bawah Bayangan
52 Bab 52: Pembalasan yang Tak Terelakkan
53 Bab 53: Neraka di Bawah Tanah
54 Bab 54: Pertarungan di Ambang Kematian
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1: Takhta yang Terlupakan
2
Bab 2: Pembalasan yang Terencana
3
Bab 3: Benang-Benang yang Terkait
4
Bab 4: Bayangan yang Berkhianat
5
Bab 5: Jejak Darah dalam Bayangan
6
Bab 6: Jejak Pengkhianat
7
Bab 7: Bayangan Perlawanan
8
Bab 8: Pengejaran Tanpa Henti
9
Bab 9: Kejaran Tanpa Henti
10
Bab 10: Keterputusan dan Pengkhianatan
11
Bab 11: Terjepit di Antara Dua Api
12
Bab 12: Jejak di Kegelapan
13
Bab 13: Perang di Pelabuhan Timur
14
Bab 14: Evakuasi di Tengah Kepungan
15
Bab 15: Rahasia di Balik Topeng
16
Bab 16: Jebakan Sang Maestro
17
Bab 17: Bayangan Pengkhianatan
18
Bab 18: Api Dalam Sekam
19
Bab 19: Dalam Bayang-Bayang Kebenaran
20
Bab 20: Mata di Balik Kegelapan
21
Bab 21: Jebakan di Pulau Nexus
22
Bab 22: Perhitungan Terakhir
23
Bab 23: Jejak yang Tertinggal
24
Bab 24: Bayang-Bayang yang Tak Terlihat
25
Bab 25: Pertempuran Terakhir
26
Bab 26: Musuh Dalam Selimut
27
Bab 27: Bayang-Bayang Pengkhianatan
28
Bab 28: Jalan yang Terpecah
29
Bab 29: Pengepungan Berdarah
30
Bab 30: Jalan Terakhir
31
Bab 31: Pengorbanan dan Harapan
32
Bab 32: Pertempuran dalam Bayangan
33
Bab 33: Bayangan Baru
34
Bab 34: Dalam Kejaran Maut
35
Bab 35: Serangan di Markas Bayangan
36
Bab 36: Di Antara Pilihan dan Perangkap
37
Bab 37: Balas Dendam yang Tertunda
38
Bab 37: Api dalam Kegelapan
39
Bab 38: Tarian Kematian
40
Bab 40: Malam Tanpa Ampun
41
Bab 41: Nyanyian Maut
42
Bab 42: Jaring Hitam Akasha
43
Bab 43: Bayangan yang Tidak Pernah Hilang
44
Bab 44 Sang Pemburu
45
Bab 45: Perangkap di Balik Perangkap
46
Bab 46: Bayangan Masa Lalu
47
Bab 47: Neraka di Tengah Kegelapan
48
Bab 48: Arena Kehancuran
49
Bab 49: Bayangan Terakhir
50
Bab 50: Pertempuran di Tengah Gelap
51
Bab 51: Perburuan di Bawah Bayangan
52
Bab 52: Pembalasan yang Tak Terelakkan
53
Bab 53: Neraka di Bawah Tanah
54
Bab 54: Pertarungan di Ambang Kematian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!