Bab 17: Bayangan Pengkhianatan

Pagi tiba dengan suram di sebuah gudang terlantar yang kini menjadi tempat persembunyian mereka. Suara tembakan dari malam sebelumnya masih terngiang di telinga Ariella. Seluruh tubuhnya terasa berat, tapi pikirannya tak henti-henti mencari celah untuk melawan Leonard Drakos.

Rael duduk di sudut ruangan, wajahnya tertunduk dalam, penuh kebimbangan. Sementara itu, Liana sibuk memeriksa data dari drive yang mereka ambil. Dia menggigit bibirnya, matanya terpaku pada layar laptop.

“Ini aneh,” katanya dengan suara kecil.

Ariella, yang sedang membersihkan senjatanya, menoleh. “Apa yang aneh?”

“Data ini… terlalu rapi. Seolah-olah mereka sengaja meninggalkannya untuk kita ambil. Dan sebagian besar isinya adalah informasi umum, tidak ada detail penting yang bisa kita gunakan.”

Kata-kata Liana membuat udara di ruangan itu terasa lebih berat.

“Itu berarti kita jatuh ke dalam jebakan,” gumam Ariella.

“Bukan hanya jebakan,” lanjut Liana. “Ada pola dalam data ini. Seperti pesan tersembunyi… sesuatu yang hanya bisa dilihat oleh orang dalam.”

Ariella berdiri, mendekati Liana. “Orang dalam? Maksudmu ada mata-mata di tim kita?”

Liana mengangguk pelan, tapi sebelum dia bisa menjelaskan lebih lanjut, Rael tiba-tiba angkat bicara.

“Cukup!” teriaknya, suaranya bergema di ruangan. Semua mata tertuju padanya.

“Apa maksudmu?” tanya Ariella dengan tatapan tajam.

Rael berdiri dengan wajah penuh emosi. “Aku tahu ini akan terjadi. Kau selalu curiga pada semua orang, termasuk orang-orang yang setia padamu. Tapi kau tidak pernah berpikir bahwa mungkin, hanya mungkin, kau yang salah!”

Kemarahan Rael membuat Liana mundur sedikit, tetapi Ariella tidak terpengaruh. Dia menatap Rael dengan mata dingin, mencoba membaca pikiran pria itu.

“Kenapa kau begitu defensif, Rael? Apa yang kau sembunyikan?”

Pertanyaan itu menggantung di udara, menciptakan ketegangan yang tak tertahankan.

“Aku tidak menyembunyikan apa pun!” balas Rael dengan nada tinggi. “Tapi aku mulai lelah dengan semua ini. Kita melawan musuh yang bahkan tidak kita pahami. Dan kau… kau memperlakukan kami seperti pion yang bisa kau korbankan kapan saja.”

Ariella mendekatinya perlahan, suaranya berubah lebih lembut. “Rael, aku mengerti tekanan yang kau rasakan. Tapi kau harus percaya padaku. Kita tidak akan bisa bertahan tanpa kepercayaan.”

Namun, sebelum Rael sempat merespons, Liana memotong dengan suara cemas. “Komandan, kita punya masalah besar.”

---

Di layar laptop Liana, terlihat gambar satelit yang menampilkan konvoi besar kendaraan militer bergerak menuju lokasi mereka.

“Mereka tahu kita di sini!” seru Liana.

Ariella segera mengambil komando. “Liana, siapkan jalur pelarian. Rael, kau ambil peralatan berat. Kita tidak bisa melawan mereka secara langsung, jadi kita harus keluar dari sini secepat mungkin.”

Namun, Rael tidak segera bergerak. Dia berdiri diam di tempat, tampak ragu.

“Rael, kau dengar aku?” Ariella meninggikan suaranya.

Rael akhirnya mengangguk dan berjalan ke arah tumpukan peralatan. Tapi sesuatu dalam gerakannya membuat Ariella merasa tidak nyaman—seperti ada keraguan yang lebih besar di balik tindakannya.

---

Saat mereka bersiap meninggalkan gudang, suara deru mesin semakin mendekat. Ariella memimpin timnya melalui pintu belakang, menyusuri lorong sempit yang menuju ke area terbuka.

“Liana, pastikan kita tidak terdeteksi. Kalau ada drone atau patroli, beri tahu aku segera,” ucap Ariella melalui radio.

“Dimengerti,” jawab Liana dengan suara tegang.

Namun, ketika mereka hampir mencapai titik aman, sebuah ledakan besar mengguncang tanah di sekitar mereka. Ariella terlempar ke tanah, sementara suara tembakan mulai bergema di udara.

“Mereka mengepung kita!” teriak salah satu anggota tim.

Ariella segera bangkit, menembak ke arah musuh yang muncul dari sisi kanan. “Rael, di mana peluncur roketnya? Kita butuh itu sekarang!”

Tidak ada jawaban. Ariella menoleh, mencari Rael, tetapi pria itu tidak terlihat.

“Liana, kau lihat Rael?” tanya Ariella melalui radio.

“Dia... dia tidak bersama kita,” jawab Liana dengan nada panik.

Ariella mengepalkan tinjunya, perasaan tidak enak semakin menguasainya.

---

Sementara itu, Rael berdiri di sebuah bukit kecil tidak jauh dari lokasi pertempuran. Di tangannya, sebuah alat komunikasi berteknologi tinggi yang terhubung langsung ke tim Leonard Drakos.

“Target sudah di lokasi. Lanjutkan operasi,” katanya dengan suara rendah.

Di ujung lain, Leonard menjawab dengan suara puas. “Kerja bagus, Rael. Kau sudah membuktikan kesetiaanmu.”

Rael menutup komunikasi, wajahnya penuh rasa bersalah. Tapi dia tahu bahwa dia tidak punya pilihan. Leonard telah memegang sesuatu yang membuatnya tidak bisa berpaling—sesuatu yang lebih penting daripada tim yang telah dia perjuangkan selama ini.

“Maaf, Ariella,” bisiknya pelan sebelum menghilang ke dalam bayangan.

---

Di medan pertempuran, Ariella dan timnya berjuang mati-matian. Mereka berhasil melumpuhkan beberapa kendaraan musuh, tetapi jumlah mereka kalah jauh.

“Kita tidak bisa bertahan lebih lama!” seru Liana dari posisinya.

Ariella menggertakkan gigi. “Kita harus keluar sekarang. Liana, aktifkan rute cadangan!”

Namun, saat mereka mencoba mundur, sebuah helikopter tempur muncul di udara, menembakkan peluru dan rudal ke arah mereka.

“Komandan, ini jebakan!” teriak Liana.

Ariella sudah menduganya. Semua ini terlalu terencana—seolah-olah musuh tahu setiap langkah mereka. Dan Rael… pria itu tidak terlihat sejak awal pertempuran.

“Aku akan mencari Rael,” ucap Ariella dengan suara keras.

“Komandan, jangan!” balas Liana.

Tapi Ariella tidak mendengarkan. Dia berlari ke arah bukit kecil, instingnya mengatakan bahwa Rael adalah kunci dari semua ini.

---

Di puncak bukit, Ariella menemukan alat komunikasi yang ditinggalkan Rael. Tidak ada tanda-tanda keberadaan pria itu, tetapi alat tersebut cukup untuk menjawab banyak pertanyaannya.

“Rael…” gumamnya dengan suara bergetar. “Kau benar-benar mengkhianati kami.”

Ariella mengepalkan tinjunya, berjanji pada dirinya sendiri bahwa ini belum selesai.

Di kejauhan, suara helikopter dan tembakan masih bergema. Perang ini belum berakhir, tetapi Ariella tahu, musuh terbesar yang harus dia hadapi bukan hanya Leonard Drakos—melainkan bayangan pengkhianatan yang kini mengintai dari dalam timnya sendiri.

Episodes
1 Bab 1: Takhta yang Terlupakan
2 Bab 2: Pembalasan yang Terencana
3 Bab 3: Benang-Benang yang Terkait
4 Bab 4: Bayangan yang Berkhianat
5 Bab 5: Jejak Darah dalam Bayangan
6 Bab 6: Jejak Pengkhianat
7 Bab 7: Bayangan Perlawanan
8 Bab 8: Pengejaran Tanpa Henti
9 Bab 9: Kejaran Tanpa Henti
10 Bab 10: Keterputusan dan Pengkhianatan
11 Bab 11: Terjepit di Antara Dua Api
12 Bab 12: Jejak di Kegelapan
13 Bab 13: Perang di Pelabuhan Timur
14 Bab 14: Evakuasi di Tengah Kepungan
15 Bab 15: Rahasia di Balik Topeng
16 Bab 16: Jebakan Sang Maestro
17 Bab 17: Bayangan Pengkhianatan
18 Bab 18: Api Dalam Sekam
19 Bab 19: Dalam Bayang-Bayang Kebenaran
20 Bab 20: Mata di Balik Kegelapan
21 Bab 21: Jebakan di Pulau Nexus
22 Bab 22: Perhitungan Terakhir
23 Bab 23: Jejak yang Tertinggal
24 Bab 24: Bayang-Bayang yang Tak Terlihat
25 Bab 25: Pertempuran Terakhir
26 Bab 26: Musuh Dalam Selimut
27 Bab 27: Bayang-Bayang Pengkhianatan
28 Bab 28: Jalan yang Terpecah
29 Bab 29: Pengepungan Berdarah
30 Bab 30: Jalan Terakhir
31 Bab 31: Pengorbanan dan Harapan
32 Bab 32: Pertempuran dalam Bayangan
33 Bab 33: Bayangan Baru
34 Bab 34: Dalam Kejaran Maut
35 Bab 35: Serangan di Markas Bayangan
36 Bab 36: Di Antara Pilihan dan Perangkap
37 Bab 37: Balas Dendam yang Tertunda
38 Bab 37: Api dalam Kegelapan
39 Bab 38: Tarian Kematian
40 Bab 40: Malam Tanpa Ampun
41 Bab 41: Nyanyian Maut
42 Bab 42: Jaring Hitam Akasha
43 Bab 43: Bayangan yang Tidak Pernah Hilang
44 Bab 44 Sang Pemburu
45 Bab 45: Perangkap di Balik Perangkap
46 Bab 46: Bayangan Masa Lalu
47 Bab 47: Neraka di Tengah Kegelapan
48 Bab 48: Arena Kehancuran
49 Bab 49: Bayangan Terakhir
50 Bab 50: Pertempuran di Tengah Gelap
51 Bab 51: Perburuan di Bawah Bayangan
52 Bab 52: Pembalasan yang Tak Terelakkan
53 Bab 53: Neraka di Bawah Tanah
54 Bab 54: Pertarungan di Ambang Kematian
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1: Takhta yang Terlupakan
2
Bab 2: Pembalasan yang Terencana
3
Bab 3: Benang-Benang yang Terkait
4
Bab 4: Bayangan yang Berkhianat
5
Bab 5: Jejak Darah dalam Bayangan
6
Bab 6: Jejak Pengkhianat
7
Bab 7: Bayangan Perlawanan
8
Bab 8: Pengejaran Tanpa Henti
9
Bab 9: Kejaran Tanpa Henti
10
Bab 10: Keterputusan dan Pengkhianatan
11
Bab 11: Terjepit di Antara Dua Api
12
Bab 12: Jejak di Kegelapan
13
Bab 13: Perang di Pelabuhan Timur
14
Bab 14: Evakuasi di Tengah Kepungan
15
Bab 15: Rahasia di Balik Topeng
16
Bab 16: Jebakan Sang Maestro
17
Bab 17: Bayangan Pengkhianatan
18
Bab 18: Api Dalam Sekam
19
Bab 19: Dalam Bayang-Bayang Kebenaran
20
Bab 20: Mata di Balik Kegelapan
21
Bab 21: Jebakan di Pulau Nexus
22
Bab 22: Perhitungan Terakhir
23
Bab 23: Jejak yang Tertinggal
24
Bab 24: Bayang-Bayang yang Tak Terlihat
25
Bab 25: Pertempuran Terakhir
26
Bab 26: Musuh Dalam Selimut
27
Bab 27: Bayang-Bayang Pengkhianatan
28
Bab 28: Jalan yang Terpecah
29
Bab 29: Pengepungan Berdarah
30
Bab 30: Jalan Terakhir
31
Bab 31: Pengorbanan dan Harapan
32
Bab 32: Pertempuran dalam Bayangan
33
Bab 33: Bayangan Baru
34
Bab 34: Dalam Kejaran Maut
35
Bab 35: Serangan di Markas Bayangan
36
Bab 36: Di Antara Pilihan dan Perangkap
37
Bab 37: Balas Dendam yang Tertunda
38
Bab 37: Api dalam Kegelapan
39
Bab 38: Tarian Kematian
40
Bab 40: Malam Tanpa Ampun
41
Bab 41: Nyanyian Maut
42
Bab 42: Jaring Hitam Akasha
43
Bab 43: Bayangan yang Tidak Pernah Hilang
44
Bab 44 Sang Pemburu
45
Bab 45: Perangkap di Balik Perangkap
46
Bab 46: Bayangan Masa Lalu
47
Bab 47: Neraka di Tengah Kegelapan
48
Bab 48: Arena Kehancuran
49
Bab 49: Bayangan Terakhir
50
Bab 50: Pertempuran di Tengah Gelap
51
Bab 51: Perburuan di Bawah Bayangan
52
Bab 52: Pembalasan yang Tak Terelakkan
53
Bab 53: Neraka di Bawah Tanah
54
Bab 54: Pertarungan di Ambang Kematian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!