Bab 4: Bayangan yang Berkhianat

Di dunia yang Ariella kenal, kepercayaan adalah kemewahan yang tidak bisa diberikan sembarangan. Setiap orang yang masuk ke dalam orbitnya memiliki agenda tersembunyi, dan di balik senyuman, selalu ada pisau yang siap menusuk. Setelah pertemuan dengan Darius, Ariella tahu ia sedang menapaki jalan berbahaya, tetapi ia juga tidak punya pilihan lain.

Malam itu, Rael kembali ke ruangan kerja Ariella dengan raut wajah yang menunjukkan bahwa sesuatu telah terjadi. Ia membawa sebuah amplop cokelat yang tebal, tanda bahwa informasi penting sedang dibawanya. Ariella, yang sedang menatap layar laptopnya, segera menutupnya dan mengalihkan perhatian kepada Rael.

“Ada apa?” tanyanya singkat.

Rael meletakkan amplop itu di meja tanpa berkata apa-apa. Matanya bertemu dengan Ariella, menyiratkan bahwa apa pun yang ada di dalam amplop itu akan mengubah permainan.

Ariella meraih amplop itu, membukanya, dan mulai membaca dokumen yang ada di dalamnya. Setiap lembar mengungkapkan sesuatu yang semakin memperkeruh pikirannya. Foto-foto, catatan transaksi, dan rekaman komunikasi yang sudah didekripsi. Semuanya mengarah pada satu kesimpulan: Darius sedang berkomplot dengan organisasi lain di luar kota.

“The Raven Syndicate,” Ariella membaca salah satu nama yang tertulis di dokumen itu dengan suara pelan. Ia menatap Rael, matanya penuh dengan pertanyaan.

Rael mengangguk. “Ya, dia menjalin kontak dengan mereka. Sepertinya mereka ingin menjatuhkan kita sebelum aliansi ini benar-benar berjalan.”

Ariella melempar dokumen itu ke meja dengan frustrasi. “Jadi, ini rencananya. Dia mendekati kita untuk mendapatkan akses, lalu bekerja sama dengan The Raven Syndicate untuk menghancurkan kita dari dalam.”

“Bukan hanya itu,” tambah Rael. “Darius juga mengincar sumber daya kita. Gudang senjata di pelabuhan—itu target utamanya.”

Ariella terdiam, pikirannya berpacu mencari cara untuk menghadapi pengkhianatan ini. Ia tahu bahwa Darius tidak hanya cerdas, tetapi juga sangat licik. Namun, satu hal yang Ariella pelajari selama bertahun-tahun di dunia ini adalah bahwa setiap langkah bisa diprediksi, asalkan kau tahu bagaimana membaca gerakan lawanmu.

“Kita biarkan dia melanjutkan rencananya,” ujar Ariella akhirnya, suaranya penuh tekad.

Rael tampak terkejut. “Maksudmu?”

“Kita biarkan dia berpikir bahwa kita tidak tahu apa-apa,” jawab Ariella. “Jika kita bergerak terlalu cepat, dia akan menyadari bahwa kita sudah mengetahui niatnya. Kita harus menunggu sampai dia membuat langkah pertamanya.”

“Tapi itu berisiko,” bantah Rael. “Jika dia berhasil merebut gudang senjata kita, kita akan kehilangan keuntungan terbesar kita.”

“Itulah sebabnya kita harus berada di sana sebelum dia tiba,” kata Ariella, matanya menyala penuh perhitungan. “Aku ingin kau mempersiapkan tim terbaik kita. Tidak banyak, hanya yang benar-benar bisa kita percaya. Kita akan menyambutnya di pelabuhan dengan kejutan.”

Rael mengangguk, meskipun jelas ada kekhawatiran di wajahnya. “Baik, aku akan mengatur semuanya.”

---

Malam berikutnya, pelabuhan kota itu tampak sunyi. Gudang senjata milik Ariella berdiri kokoh di ujung dermaga, dikelilingi oleh pagar kawat dan kamera pengawas. Dari luar, tempat itu tampak sepi, seolah-olah tidak ada aktivitas yang mencurigakan. Namun, di dalam, Ariella dan timnya sudah bersiap.

Rael, bersama lima orang terbaiknya, berjaga di berbagai sudut gudang. Mereka dilengkapi dengan senjata dan peralatan pengintai, siap untuk menghadapi apa pun yang datang. Ariella sendiri berdiri di salah satu balkon di dalam gudang, memantau situasi dengan teleskop kecil di tangannya.

Pukul dua pagi, suara langkah kaki mulai terdengar dari kejauhan. Melalui teleskopnya, Ariella bisa melihat sekelompok pria berpakaian gelap mendekati gerbang gudang. Di depan mereka, Darius berjalan dengan percaya diri, ditemani oleh dua orang yang jelas bukan dari kelompoknya. Mereka adalah anggota The Raven Syndicate, terlihat dari logo kecil di dada mereka.

“Aku ingin tahu seberapa jauh kau akan melangkah, Darius,” bisik Ariella pada dirinya sendiri.

Darius dan kelompoknya berhasil membuka gerbang tanpa menimbulkan suara. Mereka bergerak cepat, langsung menuju pintu utama gudang. Tapi sebelum mereka bisa masuk, lampu-lampu di sekitar mereka menyala terang, menerangi seluruh area.

Ariella muncul dari balkon, memandang mereka dari atas dengan senyum dingin. “Malam yang indah, bukan?” katanya, suaranya menggema di seluruh gudang.

Darius membeku, jelas tidak menyangka bahwa Ariella sudah menunggunya. Namun, ia dengan cepat memasang wajah percaya diri. “Ariella, aku bisa jelaskan—”

“Tidak perlu,” potong Ariella. “Aku tahu persis apa yang kau coba lakukan. Kau pikir kau bisa mempermainkanku?”

Sebelum Darius sempat menjawab, Rael dan timnya muncul dari berbagai sudut, mengepung kelompok Darius. Dalam hitungan detik, senjata diarahkan kepada mereka. Anggota The Raven Syndicate tampak panik, sementara Darius mencoba menyembunyikan ketakutannya.

“Kau membuat kesalahan besar, Darius,” lanjut Ariella. “Aku memberimu kesempatan untuk menjadi sekutuku, tetapi kau memilih untuk mengkhianatiku. Sekarang, kau harus membayar harga untuk itu.”

Darius mencoba meraih senjata di sabuknya, tetapi sebelum ia bisa bergerak lebih jauh, Rael sudah menodongkan pistol ke kepalanya. “Jangan coba-coba,” ancam Rael.

Ariella turun dari balkon, berjalan perlahan menuju Darius. “Kau tahu apa yang aku benci lebih dari apa pun, Darius?” tanyanya, suaranya lembut namun penuh ancaman. “Pengkhianatan.”

Darius terdiam, tidak tahu harus berkata apa. Keringat dingin mengalir di pelipisnya saat Ariella berhenti tepat di depannya.

“Aku bisa membunuhmu sekarang,” kata Ariella, matanya menusuk seperti pisau. “Tapi aku rasa itu terlalu mudah untukmu. Sebaliknya, aku akan memastikan bahwa kau kehilangan segalanya—kekuasaanmu, reputasimu, dan nyawamu.”

Ariella memberi isyarat kepada Rael, yang segera menangkap Darius dan menyeretnya keluar dari gudang. Anggota The Raven Syndicate lainnya juga ditahan, sementara Ariella berdiri diam, memandangi gudang yang kembali sunyi.

Malam itu, Ariella membuktikan bahwa dia tidak hanya seorang pemimpin yang cerdas, tetapi juga seseorang yang tidak akan pernah membiarkan siapa pun bermain-main dengannya. Namun, ia tahu bahwa ini hanyalah awal dari pertempuran yang lebih besar. Dengan The Raven Syndicate di luar sana, dan ancaman yang terus berdatangan, Ariella harus terus waspada. Di dunia ini, hanya yang terkuat yang bertahan.

Namun satu hal yang pasti: Ariella tidak akan pernah menjadi korban permainan orang lain.

Episodes
1 Bab 1: Takhta yang Terlupakan
2 Bab 2: Pembalasan yang Terencana
3 Bab 3: Benang-Benang yang Terkait
4 Bab 4: Bayangan yang Berkhianat
5 Bab 5: Jejak Darah dalam Bayangan
6 Bab 6: Jejak Pengkhianat
7 Bab 7: Bayangan Perlawanan
8 Bab 8: Pengejaran Tanpa Henti
9 Bab 9: Kejaran Tanpa Henti
10 Bab 10: Keterputusan dan Pengkhianatan
11 Bab 11: Terjepit di Antara Dua Api
12 Bab 12: Jejak di Kegelapan
13 Bab 13: Perang di Pelabuhan Timur
14 Bab 14: Evakuasi di Tengah Kepungan
15 Bab 15: Rahasia di Balik Topeng
16 Bab 16: Jebakan Sang Maestro
17 Bab 17: Bayangan Pengkhianatan
18 Bab 18: Api Dalam Sekam
19 Bab 19: Dalam Bayang-Bayang Kebenaran
20 Bab 20: Mata di Balik Kegelapan
21 Bab 21: Jebakan di Pulau Nexus
22 Bab 22: Perhitungan Terakhir
23 Bab 23: Jejak yang Tertinggal
24 Bab 24: Bayang-Bayang yang Tak Terlihat
25 Bab 25: Pertempuran Terakhir
26 Bab 26: Musuh Dalam Selimut
27 Bab 27: Bayang-Bayang Pengkhianatan
28 Bab 28: Jalan yang Terpecah
29 Bab 29: Pengepungan Berdarah
30 Bab 30: Jalan Terakhir
31 Bab 31: Pengorbanan dan Harapan
32 Bab 32: Pertempuran dalam Bayangan
33 Bab 33: Bayangan Baru
34 Bab 34: Dalam Kejaran Maut
35 Bab 35: Serangan di Markas Bayangan
36 Bab 36: Di Antara Pilihan dan Perangkap
37 Bab 37: Balas Dendam yang Tertunda
38 Bab 37: Api dalam Kegelapan
39 Bab 38: Tarian Kematian
40 Bab 40: Malam Tanpa Ampun
41 Bab 41: Nyanyian Maut
42 Bab 42: Jaring Hitam Akasha
43 Bab 43: Bayangan yang Tidak Pernah Hilang
44 Bab 44 Sang Pemburu
45 Bab 45: Perangkap di Balik Perangkap
46 Bab 46: Bayangan Masa Lalu
47 Bab 47: Neraka di Tengah Kegelapan
48 Bab 48: Arena Kehancuran
49 Bab 49: Bayangan Terakhir
50 Bab 50: Pertempuran di Tengah Gelap
51 Bab 51: Perburuan di Bawah Bayangan
52 Bab 52: Pembalasan yang Tak Terelakkan
53 Bab 53: Neraka di Bawah Tanah
54 Bab 54: Pertarungan di Ambang Kematian
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1: Takhta yang Terlupakan
2
Bab 2: Pembalasan yang Terencana
3
Bab 3: Benang-Benang yang Terkait
4
Bab 4: Bayangan yang Berkhianat
5
Bab 5: Jejak Darah dalam Bayangan
6
Bab 6: Jejak Pengkhianat
7
Bab 7: Bayangan Perlawanan
8
Bab 8: Pengejaran Tanpa Henti
9
Bab 9: Kejaran Tanpa Henti
10
Bab 10: Keterputusan dan Pengkhianatan
11
Bab 11: Terjepit di Antara Dua Api
12
Bab 12: Jejak di Kegelapan
13
Bab 13: Perang di Pelabuhan Timur
14
Bab 14: Evakuasi di Tengah Kepungan
15
Bab 15: Rahasia di Balik Topeng
16
Bab 16: Jebakan Sang Maestro
17
Bab 17: Bayangan Pengkhianatan
18
Bab 18: Api Dalam Sekam
19
Bab 19: Dalam Bayang-Bayang Kebenaran
20
Bab 20: Mata di Balik Kegelapan
21
Bab 21: Jebakan di Pulau Nexus
22
Bab 22: Perhitungan Terakhir
23
Bab 23: Jejak yang Tertinggal
24
Bab 24: Bayang-Bayang yang Tak Terlihat
25
Bab 25: Pertempuran Terakhir
26
Bab 26: Musuh Dalam Selimut
27
Bab 27: Bayang-Bayang Pengkhianatan
28
Bab 28: Jalan yang Terpecah
29
Bab 29: Pengepungan Berdarah
30
Bab 30: Jalan Terakhir
31
Bab 31: Pengorbanan dan Harapan
32
Bab 32: Pertempuran dalam Bayangan
33
Bab 33: Bayangan Baru
34
Bab 34: Dalam Kejaran Maut
35
Bab 35: Serangan di Markas Bayangan
36
Bab 36: Di Antara Pilihan dan Perangkap
37
Bab 37: Balas Dendam yang Tertunda
38
Bab 37: Api dalam Kegelapan
39
Bab 38: Tarian Kematian
40
Bab 40: Malam Tanpa Ampun
41
Bab 41: Nyanyian Maut
42
Bab 42: Jaring Hitam Akasha
43
Bab 43: Bayangan yang Tidak Pernah Hilang
44
Bab 44 Sang Pemburu
45
Bab 45: Perangkap di Balik Perangkap
46
Bab 46: Bayangan Masa Lalu
47
Bab 47: Neraka di Tengah Kegelapan
48
Bab 48: Arena Kehancuran
49
Bab 49: Bayangan Terakhir
50
Bab 50: Pertempuran di Tengah Gelap
51
Bab 51: Perburuan di Bawah Bayangan
52
Bab 52: Pembalasan yang Tak Terelakkan
53
Bab 53: Neraka di Bawah Tanah
54
Bab 54: Pertarungan di Ambang Kematian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!