Bab 20: Mata di Balik Kegelapan

Malam terasa lebih pekat dari biasanya saat tim Ariella berlindung di sebuah gua tersembunyi di pinggir gurun. Udara dingin menusuk, seolah mencerminkan situasi mereka yang semakin genting. Liana sedang memeriksa data yang berhasil mereka ambil dari markas Leonard, sementara Alex berjaga di pintu masuk. Rael duduk terpisah dari yang lain, wajahnya penuh bayangan penyesalan dan kecemasan.

Ariella berjalan mendekati Rael dengan langkah pelan namun penuh ketegasan. Di tangannya ada pisau kecil yang dia mainkan di antara jari-jarinya. Suara logam yang beradu satu sama lain cukup untuk membuat Rael mendongak.

“Kau punya satu kesempatan untuk menjelaskan semuanya, Rael,” ujar Ariella, suaranya dingin seperti angin malam. “Mulai dari sekarang. Jangan tinggalkan satu pun detail.”

Rael menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. “Leonard menangkap keluargaku tiga tahun lalu. Aku tidak tahu bagaimana dia menemukannya, tapi dia mengancam akan membunuh mereka jika aku tidak bekerja untuknya.”

Ariella tidak menunjukkan emosi apa pun. “Dan kau memilih mengkhianati kami?”

“Aku tidak punya pilihan!” Rael membela diri, suaranya sedikit meninggi. “Aku mencoba memperingatkanmu, memberikan petunjuk, tapi Leonard terus memantau setiap gerakanku. Dia tahu segalanya, Ariella. Bahkan malam ini, dia mungkin sudah tahu kita ada di sini.”

Alex yang mendengar percakapan itu dari kejauhan segera mendekat. “Apa maksudmu dia tahu kita ada di sini? Kau membocorkan lokasi kita lagi?”

Rael berdiri, matanya menatap Alex tajam. “Tidak! Aku tidak melakukan apa pun kali ini. Tapi Leonard memiliki cara. Dia selalu selangkah lebih maju.”

“Kita tidak bisa mempercayainya,” kata Alex dengan nada rendah namun penuh amarah.

Ariella mengangkat tangan, menghentikan Alex sebelum dia melanjutkan. “Cukup. Aku yang membuat keputusan di sini. Rael, jika kau benar-benar ingin menebus kesalahanmu, kau harus membuktikannya. Bantu kami memanfaatkan data ini untuk menghancurkan Leonard.”

Rael mengangguk pelan. “Aku akan lakukan apa pun.”

---

Liana memanggil Ariella dan Rael ke sudut gua di mana dia bekerja dengan laptopnya. Wajahnya tampak tegang, tetapi matanya berbinar penuh semangat.

“Aku menemukan sesuatu, Komandan,” katanya sambil menunjuk ke layar. “Data ini bukan hanya tentang operasi Leonard. Dia punya proyek besar yang disebut Project Dominion. Sepertinya ini adalah rencana untuk mengambil alih jaringan komunikasi global.”

Ariella menyipitkan mata, membaca rincian di layar. “Dia ingin mengendalikan informasi di seluruh dunia? Itu lebih besar dari yang kita duga.”

“Bukan hanya itu,” lanjut Liana. “Ada catatan tentang lokasi fasilitas di mana perangkat utama proyek ini disimpan. Lokasinya di sebuah pulau terpencil di tengah lautan.”

Rael memandang layar dengan wajah terkejut. “Pulau itu... aku pernah mendengar tentangnya. Leonard menyebutnya The Nexus. Itu tempat paling rahasia dalam jaringan operasinya. Jika kita bisa menghancurkannya, kita bisa melumpuhkan dia untuk selamanya.”

Alex yang berdiri di belakang mereka tampak skeptis. “Bagaimana kita tahu ini bukan jebakan lain? Bagaimana jika Leonard sengaja meninggalkan data ini untuk memancing kita?”

Ariella berpikir sejenak, lalu menatap timnya. “Kita tidak punya pilihan lain. Jika ini benar, maka ini adalah kesempatan terbaik kita. Tapi kita harus bergerak cepat. Leonard tidak akan tinggal diam setelah kehilangan data ini.”

---

Beberapa jam kemudian, saat tim sedang bersiap untuk bergerak, sebuah ledakan keras mengguncang gua. Batu-batu berjatuhan, dan debu tebal memenuhi udara.

“Musuh menyerang!” teriak Alex sambil menarik senjatanya.

Ariella segera memberikan instruksi. “Liana, lindungi data itu! Alex, pastikan semua orang keluar dari sini hidup-hidup!”

Rael membantu Liana membawa peralatan mereka, sementara Ariella dan Alex menghadapi musuh yang mulai masuk ke dalam gua. Pasukan Leonard telah menemukan mereka, dan jumlah mereka jauh lebih banyak.

“Komandan, kita tidak bisa bertahan di sini!” seru Alex sambil menembak salah satu musuh.

Ariella mengangguk. “Kita harus mundur. Cari jalur keluar!”

Dengan cepat, tim mulai bergerak menuju pintu keluar rahasia di sisi lain gua. Namun, perjalanan tidak mudah. Pasukan Leonard terus mengejar mereka, memaksa mereka untuk bertarung di setiap tikungan.

Rael, yang membawa laptop Liana, hampir tertangkap saat seorang musuh melompat ke arahnya. Dengan refleks cepat, dia menendang musuh itu dan melarikan diri.

“Ariella, kita tidak punya banyak waktu!” teriak Liana dari depan.

Ariella memberikan tembakan terakhir sebelum berlari mengikuti timnya.

---

Setelah berhasil keluar dari gua, tim segera menuju kendaraan yang telah mereka siapkan. Mereka melaju dengan cepat, meninggalkan musuh di belakang mereka.

Di dalam kendaraan, Liana memeriksa laptopnya untuk memastikan data masih utuh. “Data ini masih aman, tapi kita harus segera pergi ke pulau itu sebelum Leonard memperkuat pertahanannya.”

Ariella menatap timnya. “Kita akan bergerak malam ini. Semua orang bersiap. Ini mungkin menjadi misi terakhir kita, tapi ini juga kesempatan terbaik kita untuk mengakhiri semuanya.”

Rael menatap Ariella dengan serius. “Aku akan membantumu, apa pun yang terjadi.”

Ariella menatapnya sejenak sebelum menjawab. “Kita lihat saja nanti.”

Di kejauhan, cahaya matahari mulai terbit, tetapi bagi tim ini, hari baru hanya berarti satu hal: pertempuran yang lebih besar sedang menanti mereka.

---

Leonard duduk di ruang kontrolnya, menyaksikan layar yang menampilkan pelarian Ariella dan timnya. Senyum tipis muncul di wajahnya.

“Mereka menemukan data tentang Project Dominion. Persis seperti yang kuinginkan,” katanya sambil menyesap anggur.

Seorang ajudannya berdiri di sampingnya. “Apakah kita harus mengirim lebih banyak pasukan untuk menghentikan mereka?”

Leonard menggeleng. “Tidak. Biarkan mereka datang ke pulau. Aku ingin mereka melihat sendiri betapa kecilnya peluang mereka untuk menang.”

Dia menatap layar dengan mata penuh keyakinan. “Ariella, kau mungkin cerdas. Tapi kali ini, aku sudah menyiapkan segalanya. Selamat datang di perang yang tidak akan kau menangkan.”

Episodes
1 Bab 1: Takhta yang Terlupakan
2 Bab 2: Pembalasan yang Terencana
3 Bab 3: Benang-Benang yang Terkait
4 Bab 4: Bayangan yang Berkhianat
5 Bab 5: Jejak Darah dalam Bayangan
6 Bab 6: Jejak Pengkhianat
7 Bab 7: Bayangan Perlawanan
8 Bab 8: Pengejaran Tanpa Henti
9 Bab 9: Kejaran Tanpa Henti
10 Bab 10: Keterputusan dan Pengkhianatan
11 Bab 11: Terjepit di Antara Dua Api
12 Bab 12: Jejak di Kegelapan
13 Bab 13: Perang di Pelabuhan Timur
14 Bab 14: Evakuasi di Tengah Kepungan
15 Bab 15: Rahasia di Balik Topeng
16 Bab 16: Jebakan Sang Maestro
17 Bab 17: Bayangan Pengkhianatan
18 Bab 18: Api Dalam Sekam
19 Bab 19: Dalam Bayang-Bayang Kebenaran
20 Bab 20: Mata di Balik Kegelapan
21 Bab 21: Jebakan di Pulau Nexus
22 Bab 22: Perhitungan Terakhir
23 Bab 23: Jejak yang Tertinggal
24 Bab 24: Bayang-Bayang yang Tak Terlihat
25 Bab 25: Pertempuran Terakhir
26 Bab 26: Musuh Dalam Selimut
27 Bab 27: Bayang-Bayang Pengkhianatan
28 Bab 28: Jalan yang Terpecah
29 Bab 29: Pengepungan Berdarah
30 Bab 30: Jalan Terakhir
31 Bab 31: Pengorbanan dan Harapan
32 Bab 32: Pertempuran dalam Bayangan
33 Bab 33: Bayangan Baru
34 Bab 34: Dalam Kejaran Maut
35 Bab 35: Serangan di Markas Bayangan
36 Bab 36: Di Antara Pilihan dan Perangkap
37 Bab 37: Balas Dendam yang Tertunda
38 Bab 37: Api dalam Kegelapan
39 Bab 38: Tarian Kematian
40 Bab 40: Malam Tanpa Ampun
41 Bab 41: Nyanyian Maut
42 Bab 42: Jaring Hitam Akasha
43 Bab 43: Bayangan yang Tidak Pernah Hilang
44 Bab 44 Sang Pemburu
45 Bab 45: Perangkap di Balik Perangkap
46 Bab 46: Bayangan Masa Lalu
47 Bab 47: Neraka di Tengah Kegelapan
48 Bab 48: Arena Kehancuran
49 Bab 49: Bayangan Terakhir
50 Bab 50: Pertempuran di Tengah Gelap
51 Bab 51: Perburuan di Bawah Bayangan
52 Bab 52: Pembalasan yang Tak Terelakkan
53 Bab 53: Neraka di Bawah Tanah
54 Bab 54: Pertarungan di Ambang Kematian
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1: Takhta yang Terlupakan
2
Bab 2: Pembalasan yang Terencana
3
Bab 3: Benang-Benang yang Terkait
4
Bab 4: Bayangan yang Berkhianat
5
Bab 5: Jejak Darah dalam Bayangan
6
Bab 6: Jejak Pengkhianat
7
Bab 7: Bayangan Perlawanan
8
Bab 8: Pengejaran Tanpa Henti
9
Bab 9: Kejaran Tanpa Henti
10
Bab 10: Keterputusan dan Pengkhianatan
11
Bab 11: Terjepit di Antara Dua Api
12
Bab 12: Jejak di Kegelapan
13
Bab 13: Perang di Pelabuhan Timur
14
Bab 14: Evakuasi di Tengah Kepungan
15
Bab 15: Rahasia di Balik Topeng
16
Bab 16: Jebakan Sang Maestro
17
Bab 17: Bayangan Pengkhianatan
18
Bab 18: Api Dalam Sekam
19
Bab 19: Dalam Bayang-Bayang Kebenaran
20
Bab 20: Mata di Balik Kegelapan
21
Bab 21: Jebakan di Pulau Nexus
22
Bab 22: Perhitungan Terakhir
23
Bab 23: Jejak yang Tertinggal
24
Bab 24: Bayang-Bayang yang Tak Terlihat
25
Bab 25: Pertempuran Terakhir
26
Bab 26: Musuh Dalam Selimut
27
Bab 27: Bayang-Bayang Pengkhianatan
28
Bab 28: Jalan yang Terpecah
29
Bab 29: Pengepungan Berdarah
30
Bab 30: Jalan Terakhir
31
Bab 31: Pengorbanan dan Harapan
32
Bab 32: Pertempuran dalam Bayangan
33
Bab 33: Bayangan Baru
34
Bab 34: Dalam Kejaran Maut
35
Bab 35: Serangan di Markas Bayangan
36
Bab 36: Di Antara Pilihan dan Perangkap
37
Bab 37: Balas Dendam yang Tertunda
38
Bab 37: Api dalam Kegelapan
39
Bab 38: Tarian Kematian
40
Bab 40: Malam Tanpa Ampun
41
Bab 41: Nyanyian Maut
42
Bab 42: Jaring Hitam Akasha
43
Bab 43: Bayangan yang Tidak Pernah Hilang
44
Bab 44 Sang Pemburu
45
Bab 45: Perangkap di Balik Perangkap
46
Bab 46: Bayangan Masa Lalu
47
Bab 47: Neraka di Tengah Kegelapan
48
Bab 48: Arena Kehancuran
49
Bab 49: Bayangan Terakhir
50
Bab 50: Pertempuran di Tengah Gelap
51
Bab 51: Perburuan di Bawah Bayangan
52
Bab 52: Pembalasan yang Tak Terelakkan
53
Bab 53: Neraka di Bawah Tanah
54
Bab 54: Pertarungan di Ambang Kematian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!