Bab 15

Karena tidak ingin menganggu para lady, Nicolas dan Putra Mahkota segera pergi. kerena tujuannya hanya untuk menyapa Zahira semata.

"Adikmu mirip seperti mending Duchess yang terakhir."

"Benar, aku juga berpikir seperti itu."

"Mendiang Duchess adalah wanita yang amat dicintai oleh Duke Gustaf."

'Itu juga benar, tapi kenapa putri dari wanita yang dia cintai malah dia abaikan?'

Itu yang tidak bisa Nicolas pahami.

"Pasti selama ini sang Duke bertindak terlalu berhati hati. untuk itu kah Zahira tidak pernah dia bawa ke perjamuan sosial?"

'Kalau itu salah, Ayah justru mengabaikan gadis kecil yang malang itu dengan sangat dingin. diabaikan itu lebih sakit karena tidak dianggap. '

Tapi Nicolas hanya tersenyum, tidak mungkin dia akan mengatakan keborokan keluarga nya di depan Putra Mahkota.

"Pokoknya terimakasih, berkatmu adikku bisa menjalani kehidupan sosial bangsawannya."

"Ah permintaan seremeh itu tidak masalah. Toh kita nanti akan menjadi partner kerja dalam memimpin negeri ini."

Mereka berjalan bersama melewati taman dan sekarang menuju ballroom lagi . Usia mereka 15 tahun, dan mereka sudah mulai bersosialisasi dengan para pemuda dan lady yang cukup dewasa.

Nicolas dan Putra Mahkota sebenarnya cukup populer dikalangan para ladies. Mereka tampan, punya latar belakang keluarga yang memukau, juga punya kesopanan dan tidak memiliki skandal sama sekali.

Tapi baik Nicolas dan Putra Mahkota, mereka hanya mengejar kelas pewaris dan berusaha menjadi anggota keluarga yang baik saja. Mereka acuh tak acuh jika digoda perempuan. Dan sampai saat ini belum ada yang bisa memenangkan hati mereka berdua.

Jika mereka datang ke pesta, sudah pasti mereka akan dikerubungi oleh para ladies .

Namun, seberapa keras usaha mereka, mereka tidak pernah bisa menembus tembok yang sudah dibangun oleh kedua pemuda tersebut . Sampai rumor mengatakan kalau keduanya tidak normal.

Sulit memastikan memang, tapi rumor itu terus berkembang.

***

Disisi lain, di perjamuan tengah ada sedikit keributan. Itu semua karena seorang Baron.

Baron Field yang sengaja menyapa Duke Gustaf malah membuat pacuan keributan. dia yang tidak peka malah menyinggung putri Duke yang selama ini tidak pernah terlihat.

"Ya ampun, putri Duke sangat cantik. Bukankah dia sangat mirip dengan mendiang Duchess? Saya yakin bahwa Duke sangat menyayangi sang Putri." katanya sambil terkekeh.

Duke yang tadinya memutar gelas sampagne nya karena bosan pun kini berhenti. Tatapannya kini terarah menuju Baron Field.

Merasa diperhatikan oleh sang Duke, Field malah melanjutkan narasinya.

"Dia akan tumbuh jadi bunga kadipaten yang akan dibanggakan."

Sebenarnya orang orang mulai panik ketika sang Duke menatap ke arah Field dengan sangat tajam.

Mereka sudah menduga bahwa sang Baron telah menyinggung sesuatu . Tapi dia malah terus meneruskan percakapan nya.

"Sang Putri kelak pantas mendapatkan yang terbaik di negeri ini." Opininya menggigiring bahwa Putri cocok menjadi pendamping Putra Mahkota. Dengan kata lain, harusnya Zahira harusnya menjadi Putri Mahkota.

Gustaf tersenyum sini. "Haiss... Apa aku selama ini bersikap lunak kepada semua orang." gumamnya pelan sambil menunduk. Dia kemudian melangkah maju ke arah Baron.

Sang Baron masih tersenyum, dia merasa bangga karena sang Duke kini tertarik dengan obrolannya. Dia berpikir bahwa memang paling bagus adalah membicarakan anak anak.

"Baron Field, bukankah wilayahmu sedang mengalami krisis dan hampir semua penduduknya terkena wabah?" Disinggung mengenai masalah ini membuat Field terdiam.

Harusnya kau gunakan mulutmu itu untuk menjilat, bukan menyinggung singa. Sang Baron kemudian diseret keluar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!