Hari perjamuan tiba. Zahira didandani Hilda Dnegan sangat cantik. Dia seperti peri di musim semi . rambutnya digerai, ada kalung permata hadiah dari Countess Dougers juga. Hilda sangat bersyukur memiliki Countess sebagai guru etiket Nonanya. Tuannya sudah pasti tidak perduli dengan anaknya itu.
"Nona adalah wanita paling cantik ."
"Itu hanya di mata Nani!" Zahira membalas dengan tertawa .
Tangan Hilda melambai ke kanan dan kekiri, "Itu tidak benar!"
"Sudah sudah... Mari berangkat."
Zahira tidak pernah sekalipun menghadiri pesta. Dia benar benar hanya selalu berada di kediaman. Terkurung dalam paviliun yang sunyi. Awalnya memang sakit dan itu terus menyiksanya. Tapi lama lama dia bisa menerima itu semua.
Hari ini adalah pertama kali nya dalam hidup. bahkan di kehidupan sebelumnya pun dia tidak pernah sampai menginjakkan kakinya ke pesta. Zahira sedikit gugup.
Zahira menggandeng tangan Hilda . Mereka berjalan bersama beriringan.
Hilda berpikir akan lebih bagus jika Tuan muda pertama atau Tuan Muda kedua yang menjadi pasangan Nona pergi ke pesta tersebut.
Ball room ruangan Kadipaten terletak si sebelum timur lantai 1. Cukup menampung sekitar 500 orang. Sangat besar.
Karena termasuk sebagai tuan rumah, Zahira akan masuk ke ruangan mengikuti Ayahnya, lalu kakak kakaknya dan terakhir dia.
Zahira telah sampai dulu dan menunggu Ayah dan kedua kakaknya.
'Mereka lama sekali!'
Tak lama sang Duke datang. Dia masih saja gampang dan berwibawa.
Zahira hanya menunduk diam ditempat. Dia bertekad akan melupakan keluarga nya, tapi nyatanya setiap bertemu hanya perasaan sakit hatinya yang tersisa.
Tanpa melirik, Gustaf terus berjalan. diikuti oleh kedua anak laki lakinya.
kemudian diumumkannya kedatangan Tuan Rumah dan anggota keluarga nya.
Karena hari ini putri satu satunya Kadipaten akan ikut hadir, itu menambah rasa penasaran mereka.
Semua terpukau oleh kecantikan Zahira. Meski masih kecil, dia punya bibit unggul sebagai gen keluarga Duke yang tampan dan kaya.
Bisik bisik para bangsawan pun dimulai. mereka semua membicarakan kedatangan Zahira untuk pertama kalinya.
"Dia sangat mirip dengan mending Duchess yang terakhir. "
"Benar... sangat cantik. "
"Dia akan menjadi bunga masyarakat. "
"Heits... itu kalau sang ayah mendukung anaknya! "
"Benar selama ini dia terus di sembunyikan. "
"Seperti nya sang Duke menyembunyikan anaknya karena parasnya. "
"Bukan karena dia tidak sayang? "
"Entahlah, kita tidak bisa berspekulasi untuk saat ini."
Begitulah pembicara terus mengalir. Para bangsawan biasanya terus menjilat sang Duke agar nama mereka baik di matanya. Tapi sekarang ini mereka hanya akan menerka nerka topik apa yang harus mereka bicarakan? akankah soal anak gadisnya yang mirip mendiang istrinya? atau hal lain. Merek semua masih belum tahu, apakah sang Duke yang masih mencintai mendiang istrinya itu menganggap anak gadis nya berharga atau tidak.
***
Zahira sendiri kini berada di ruangan anak anak berada.
Para anak bangsawan itu memandang nya dengan takjub, tapi ada juga yang memandangnya karena iri.
Zahira datang langsung menjadi pusat perhatikan. Mempesona para laki laki dan gadis .
"Halo Nona Zahira.... Saya Anggar Putra sulung Count Bawell."
Zahira mengamatinya, lalu membalas salamnya apa adanya.
Anggar di masa mendatang akan menjadi playboy terkenal. Memang ketampanannya telah terpancar sejak dini. Zahira akui itu.
"Salam juga kepada Tuan Muda... "
Tujuan Zahira adalah mencari teman, tapi dia juga harus memilih sosok yang tepat untuk saat ini. Dia juga sebisa mungkin tidak mau mencari musuh.
Tapi sepertinya rencananya tidak seperti yang dia duga.
Catrice, Putri Marquez Gideon tidak menyukainya. Dia terus memandang Zahira dengan tatapan sinis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments