Pagi ini Aida bangun pukul 03.00 pagi setelah sholat tahajjud ia kembali membuat kue. Kebetulan pagi ini pesanan kue nya lumayan banyak sehingga ia harus mulai membuatnya dari sekarang. Tak terasa Aida membuat kue hingga adzan subuh berkumandang. Ia pun menghentikan aktifitasnya sejenak dan meninggalkannya untuk sholat subuh.
Ia tak sempat untuk tadarus seperti biasanya, dikarenakan kue yang harus di buatnya belum selesai. Usai sholat ia bergegas kembali ke dapur. Di sana sudah ada mbak Karni sedang menyiapkan bahan-bahan untuk membuat sarapan.
"Lhoh mbak kok ada disini. Biar Aida aja yang bikin sarapan. Mbak kan masih sakit",
"Mbak udah sembuh kok, udah bisa masak lagi. Lagian pesenan kue kamu banyak dan jam segini belum selesai",
"Iya sih. Tapi mbak beneran udah sehat",
"Iyah... gak percaya banget sih. Hari ini juga udah bisa kerja kok",
Aida pun hanya mengangguk. Ia mulai memasukkan kue yang sudah dingin ke dalam dus kue. Sembari menunggu beberapa kue lagi yang belum matang ia membereskan semua peralatan memasaknya. Semua loyang, baskom, mangkuk dan peralatan lainnya kini telah bersih dan kembali ke tempatnya. Tepat saat itu pula kue nya yang lain pun telah matang, dan segera ia angkat. Mbak Karni pun telah usai memasak dan meninggalkan dapur menuju kamar mandi.
Aida telah selesai mengemas kue nya. Tak lupa ia mencantumkan nama di setiap dus nya, agar mbak Karni tak keliru menyerahkan kue nya. Yah memang hari ini Aida berniat untuk menitipkan kue nya ke mbak Karni. Karena apa? ya jelas karena mulai hari ini ia tak kan lagi bekerja, ia telah di pecat.
Terkadang ia marah kepada CEO AR Coorporation itu, karena memang dialah yang menyebabkan ia dipecat. Namun segera ia beristighfar, ia tidak boleh menyimpan dendam kepada seseorang. Karena sesungguhnya ini semua sudah menjadi ketetapan Allah, memang rencana-Nya ia harus berhenti bekerja, dan pria itu hanya perantara agar ia di pecat. Jika tidak ada lelaki itu mungkin iapun tetap akan di pecat dengan cara lain. Ia harus percaya rencana-Nya itu lebih indah dari rencana siapapun. Kita hanya bisa mengikuti semua rencana-Nya apapun itu.
Aida pun kini telah selesai mandi dan kembali ke dapur untuk sarapan. Di sana mbak Aida sedang menata sarapan di meja, ia pun telah siap untuk bekerja mengenakan seragam ob nya.
"Lhoh Dik, kok gak pake seragam to kam",
"Ehm... mulai sekarang Aida udah gak kerja mbak",
"Kamu berhenti kerja",
"Emmm.... lebih tepatnya diberhentikan alias di pecat",
"Astaghfirullah.. kok bisa Dik. Kamu ngelakuin kesalahan apa sampai di pecat",
"Numpahin kopi ke bajunya CEO AR coorporation. Itu lho yang lagi kerjasama dengan Perusahaan Aditama",
"Hanya karena hal sepele itu. Gak mungkin deh",
"Soalnya kalau Tuan Wira gak mecat aku, dia ngancem bakal memutuskan hubungan kerjasama yang sudah berjalan 50% itu secara sepihak",
"Ternyata dia jahat. Caranya licik sekali dik. Hanya untuk membuatmu berhenti kerja ia memanfaatkan kekuasaannya",
"Ya begitulah orang kaya mbak. Kita bisa apa? Selain hanya pasrah",
"Emang kamu ada masalah sama CeO itu",
"Mbak inget nggak pas Aida cerita ketemu sama cowok songong sehari 2 kali itu. Yah itu orang adalah CEO ini",
"Ternyata selain sombong juga pendendam ya dia itu",
"Biar lah mbak. Gak baik ngomongin orang di depan makanan. Yuk sarapan dulu",
Mbak Karni hanya menganggukkan kepala dan mulai mengambil sarapan. Hening pun tercipta saat mereka menikmati santap pagi,kini mereka pun telah selesai sarapan.
"Mbak Aida nitip kue ya. Ini udah ada nama pemesan dan bagian serta lantai dimana ia bekerja",
"Iya gak papa. Terus rencana kamu sekarang mau ngapain. Cari kerja atau di rumah dulu sementara",
"Entahlah mbak. Aida masih bingung. Aida kan masih baru, mau kemana-mana masih takut nyasar kalau pergi sendirian",
"emmm.... iya juga sih. Ini sekedar usul yah boleh di coba boleh nggak",
"Apaan mbak? jangan bikin penasaran deh",
" Gima kamu bikin kue kecil-kecilan yang pakai mika gitu bisa brownis bisa martabak mini atau apa gitu. Yang jelas yang harga murah-murah gitu. Terus ya kan sekitar sini banyak tuh warung kopi, dan di deket kita nunggu angkot kan ada kafe terus deketnya lagi ada beberapa pedagang yang jualan segala es. Nah kamu coba nawarin kue untuk di titip ke tempat mereka",
"Tapi Aida belum berani mbak. Takut rasanya belum sesuai sama lidah mereka",
"Emangnya selama ini kue kamu udah pernah dikomplain?", tanya mbak karni dijawab gelengan dari Aida.
"Berarti kue kamu udah beneran enak. Nah hari ini kan kamu senggang. coba deh buat kue sedikit buat sampel. Kamu kasih ke mereka, kalau mereka cocok baru kamu mulai nitip kue. Kamu kan pinter meyakinkan orang",
"Iya deh aku coba",
"Semangat yah",
"Iya mbak. makasih idenya",
Ya Allah semoga ini memang jalan yang Engkau gariskan. Setelah menjadi OB kau buka rejekiku melalui jualan kue. Semoga ini memang takdirku ya Allah.... Aamiin....
Mbak Karni pun segera berangkat bekerja setelah berpamitan dan mengucap salam padanya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
🖤 Ara-Ae...
(ノ^_^)ノ
2021-09-26
0