Pilih Ceo Atau Bodyguard
Fajar menyingsing di sebuah desa terpencil di Gunungkidul,Yogyakarta. Seorang gadis telah selesai bersiap-siap hendak merantau ke Ibukota.Ia adalah Aida Saputri, putri sulung dari Pak Sudirman dan Ibu Lastri dan kakak dari Arif Putra yang masuk kelas 1 SMA.
Tepat hari ini ia akan ikut dengan Mbak Karni sepupu dari Setiawan yang biasa di panggil Mas Wawan. Wawan adalah calon suami Aida, mereka sepakat untuk menikah 1 tahun lagi, untuk sementara mereka harus bekerja untuk modal nikah tanpa memberatkan orangtua. Wawan bekerja sebagai supir seorang manager sebuah Bank swasta. Sebelumnya Mbak Karni telah bekerja sebagai OB di sebuah Perusahaan ternama. Aida pun bemaksud untuk ikut bekerja sebagai OB disana. Pagi itu Mas wawan dan Mbak Karni menjemput Aida dengan meminjam mobil majikannya.
"Nduk kowe temenan arep menyang Jakarta? Adoh lho Nduk. Ora pengen golek gawean cedak-cedak kene wae" tanya bu Lastri belum rela di tinggal Anak gadisnya.
(Nduk\=sapaan anak gadis, kamu beneran mau pergi ke Jakarta? Jauh lho Nak. Tidak ingin cari kerjaan dekat-dekat sini saja)
" Mboten Buk, kula kesah namung setaun. Nek sampun angsal ragad Nikah, mboten kesah melih kok" jawab Aida meyakinkan Ibunya.
(Tidak Buk, saya pergi hanya setahun. Kalau sudah dapat biaya nikah, tidak akan pergi lagi)
"Yowis Nduk, weling e Ibukmu iki sing ati-ati neng paran, ojo gampang percaya karo wong liyo. Wong kutho kui atine ora iso di bethek, angel golek wong sing tulus koyo neng deso. Jaga awakmu dewe yo, ojo ngrepoti Mbak Karni" pesan bu Lastri.
(Ya sudah nak, pesan Ibukmu ini yang hati-hati di perantauan, jangan mudah percaya dengan orang lain. Orang kota itu hatinya tidak bisa di tebak, susah mencari orang yang tulus seperti di desa. Jaga dirimu sendiri ya, jangan merepotkan Mbak Karni )
"Nggih Bu, kulo ****-**** wejangane Ibuk. Kulo pamit riyin nggih Bu" ucap Aida.
(Iya Bu, saya ingat-ingat pesan Ibu. Saya pamit dulu Bu)
Mereka pun saling berpelukan. Bapak tak bisa berkata-kata, Ia yang paling berat untuk melepas anaknya. Selama ini Bapak yang paling dekat dengan Aida. Ia diam karena takut akan menangis dan malu dihadapan Wawan calon menantunya.
" Sakjane Bapak ijik saguh nek mung ngragadi kowe Nduk. Nanging Bapak yo ora iso menging yen kowe wes madhep manteb. Ati-ati Nduk, yen ora krasan ojo di peksakne yo" ucap pak Dirman.
(sebenarnya Bapak masih sanggup kalau hanya membiayaimu nak. Tapi Bapak juga tidak bisa melarangmu kalau kamu sudah bersikukuh. Hati-hati nak, kalau tidak betah jangan dipaksakan ya)
" Nggih Pak. Aida pamit nggih" pak Dirman hanya mengangguk.
" Jaga Bapak Ibu ya dek, selama Mbak pergi bantu mereka. Dan jangan mengeluh" pesan Aida pada adiknya.
"Iya mbak Aida tenang aja. Serahkan semua pada Adikmu yang ganteng ini" ucap arif afik Aida.
"Nduk Karni nitip anakku yo. Ajarono ngen ora gawe salah neng gaweane" Pesan Bapak dan Ibu.
(Nak Karni titip anakku ya. Ajari dia supaya tidak membuat kesalahan di tempat kerja)
" Nggih Pakde kalih Budhe tenang mawon. Percaya kalih Karni"
(Iya Paman dan Bibi tenang saja. Percaya dengan Karni"
"Assalamu alaikum" ucap Aida dan Karni.
Wa alaikumsalam warahmatullahi wa barakatuh" Jawab mereka yang di tinggalkan.
Aida dengan berat hati meninggalkan orang tuanya demi mengumpulkan uang untuk biaya pernikahannya dengan Wawan. Ia sudah berangkat dengan Karni di antar Wawan ke Terminal. Tak sampai 1 jam mereka telah sampai. Bus yang akan mereka tumpangi pun telah bersiap-siap.
"Mas Aida pamit ya. salam buat Bapak dan Ibu. Do'akan semuanya lancar"
" Iya Dik. Mas hanya akan mendo'akan yang terbaik untukmu. Sebenarnya Mas tak tega kalau kamu harus bekerja jauh. Kamu ingat ya tetap jaga hati kamu disana, ada Mas yang nunggu kamu di sini"
"Iya pasti Mas. Aku disana kerja bukan untuk tujuan lain. Percaya denganku, Aida akan jaga hati ini. Dan mas pun harus lakukan yang sama. Assalamu alaikum"
"Wa alaikum salam.Aku akan setia padamu Dik" Aida hanya mengangguk dan melambaikan tangan.
Aida pun meninggalkan wawan sendirian di terminal, menunggunya sampai bus benar- benar pergi. Ia sudah membulatkan tekad untuk bekerja di kota meski hanya sebagai OB karena ia hanya lulusan SMA. Sebelumnya ia sudah di daftarkan oleh mbak Karni lewat online dan tinggal menunggu interview serta membawa kelengkapan syarat pendaftaran.
Ia sungguh tak sabar untuk menginjakkan kakinya di Ibukota yang terkenal kepadatanya. Tak sedetikpun ia lewatkan untuk menikmati keindahan ciptaan Tuhan. Ia tak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk melihat jalan yang ia lalui untuk sampai Ibukota. Berbagai bangunan berjajar rapi di tiap jalan. Mulai dari gedung- gedung perkantoran, toko, hingga pusat perbelanjaan tampak indah. Taman-taman tiap kota yang ia lalui tertata rapi, bunga warna-warni nampak indah. Mobil berbagai jenis merk dan beragam warna menghiasi jalanan. Banyak motor yang berlalulalang seolah berebut untuk saling mendahului. Hari ini akhir pekan, jadi tak heran lalulintas sangat padat. Rombongan bus pariwisata pun turut menyesakkan jalanan. Seolah tak ada celah untuk melalui aspal panas ini. Hingga tanpa ia sadari mata pun terpejam, seolah lelah menyaksikan kemacetan lalulintas hari ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Anindya Putri
bru mampir dn baca.wahh seneng yo aku moco novel ono boso jowone
2021-07-05
0
Naufidax Mama-abah
semoga aida dpt bos yg baik
2021-06-22
0