Sore ini tepat pukul 16.00 Aida telah menyelesaikan tugasnya. Ia pun segera ke musholla untuk sholat ashar sebelum waktu sholat habis, banyak tugas yang membuatnya melewatkan jam ibadah. Setelahnya ia buru-buru ke lobby dimana mbak Karni telah menunggunya. Mereka akan pergi ke toko bahan kue, kebetulan ia mendapat pesanan kue lagi untuk besok.Dari kejauhan mbak Karni sudah kelihatan, dengan sedikit berlari Aida menghampirinya.
"mbak... Maaf Aida lama",
"iya gak papa. Ayo buruan keburu tutup tokonya",
"He'em",
Mereka berjalan kaki menuju tempat belanja keperluan membuat kue. Untungnya letak toko tersebut tak begitu jauh dari tempatnya bekerja, jadi tak perlu naik angkot lagi. Setelah sampai di toko bahan roti yang biasanya tutup pukul 17.00, Aida segera menyodorkan daftar barang yang akan ia beli. Pelayan toko yang sudah akrab dengannya tersebut segera mengambil semua yang Aida butuhkan. Ia kembali mengecek barang-barang yang dibelinya sesuai atau belum. Setelah dirasa tak ada yang tertinggal ia langsung membayarnya dan bergesas pulang bersama mbak Karni. Di depan toko itu mereka biasa memberhentikan angkot untuk pulang. Saat menanti angkot datang Aida mengamati sekitar, tiba-tiba ia mendengar teriakan minta tolong. Tak jauh dari tempatnya berdiri nampak seorang wanita paruh baya berteriak mencari pertolongan, sambil mempertahankan tas miliknya yang tengah di tarik oleh seorang pemuda berkulit hitam dan berambut gondrong.
"Tolong.... tolong... jangan ambil tas saya",teriak wanita itu.
"Heh... diem. Sekali lagi lo teriak gua cekik leher lu", ancam pemuda itu.
Melihatnya membuat Aida geram, ia segera menitipkan barang belanjaannya beserta tas kepada mbak Karni. Ia berpamitan untuk menolong wanita tersebut. Mengetahui keahlian silat Aida membuat mbak Karni mengiyakan.
"Hati-hati ya dik",
"pasti mbak. Tunggu disini dan jangan kemana-mana ya",
Setelah mendapat ijin mbak Karni, Aida segera mendekat ke arah mereka. Tak lupa ia mengenakan masker kesehatannya. Ia tak ingin penjambret tersebut mengetahui wajahnya dan suatu saat akan membalasnya saat ia lengah. Namun sayang tas wanita tersebut sudah berhasil di rebut jambret itu, ia hendak berlari. Melihatnya hampir kabur, Aida melepas sepatunya dan melemparnya kearah tangan pemuda yang memegang tas ibu-ibu itu.
Buggh...
Tepat sasaran. batin Aida.
Tas pun terlepas dari tangan pemuda itu. Tanpa menoleh pria itu merunduk hendak memungut kembali tas yang terjatuh. Kesempatan itu tak disia-siakan Aida. Ia kembali melepas sepatu sebelahnya dan berlari ke penjambret tersebut. Dipukulnya punggung pria tersebut bertubi-tubi tanpa jeda. Wanita paruh baya tadi hanya terdiam di tepi jalan sambil terisak-isak.
**Buugghh....bugh...plak...plak**...
"Argh.... aw... aw... sakit... sakit", teriak jambret tersebut mengaduh.
Aida berhenti sejenak mengatur nafasnya yang memburu karena terlalu semangat memukulnya.
"mau cari gara-gara ya", teriak jambret tadi semakin kesal saat mengetahui yang memukulnya seorang gadis kecil.
Ia berjalan mendekat ke arah Aida. Gerak gerik pria tersebut telah di perhitungkan Aida, ia menungggu saat yang tepat untuk beraksi. Saat dirasa jarak mereka cukup dekat tanpa aba-aba sebuah tendangan ia luncurkan ke arah perut pria tersebut.
"Arrrgghhhh....", ia memekik kesakitan.
Ia dalam kondisi belum siap, ia tak mengira gadis kecil itu akan menendangnya. Dan parahnya tendangannya sangat kuat, tenaganya sama dengan pria dewasa berbadan kekar. Ia pun jatuh bertumpu lutut sambil memegangi perutnya. Aida kembali mendekat dan mendorong badan pria tersebut dari belakang. saat ia jatuh tertelungkup, Aida segera menguncinya dari atasnya dan segera menali kedua tangan pria itu dipunggung dengan rafia. Entah keberuntungan atau apa, tepat disamping pria ada sehelai tali rafia, dengan gesit ia ikatkan ke tangan jambret tersebut agar tak bergerak.
Tak lama kemudian mbak Karni datang bersama beberapa orang, diantara mereka ada seorang security yang bertugas di sekitaran kios toko.Penjambret tersebut segera diamankan security di bantu warga yang kebetulan lewat. Aida segera mengambil tas milik paruh baya tersebut dan menyerahkannya. Saat ia menoleh kearah wanita tersebut membuatnya terkejut. Ternyata ia Ibu-ibu di depan kafe star, yang pernah ia tolong saat akan jatuh karena kepalanya sakit.
"Tante baik-baik aja kan",
"Iya saya baik-baik saja nak. Terima kasih banyak nak kamu sudah nolongin saya", Ucapnya kepada Aida sambil menyerahkan beberapa lembar uang merah kepada Aida.
"Gak usah tante. Saya ikhlas nolonginnya, kan saya pernah bilang kalau saya nolong orang biar dapet pahala dari Allah, bukan biar dikasih duit tante",
Aida segera melepas maskernya, ia tahu tante tersebut pasti tidak mengenalinya karena memakai masker. Setelah masker terbuka ia pun tersenyum.
"kamu....",ucap nya terkejut.
"Iya, ini saya Tante masih ingat kan",
"Ya ampun kamu yang dulu bantuin tante pas sakit kepala itu ya", Aida hanya mengangguk.
"Ternyata kamu beneran anak baik, udah 2 kalo kamu nolongin tante. Dan kamu ternyata hebat, berani banget tadi",
"Alhamdulillah Tante. Saya masih di beri kesempatan buat nolong orang lain. Selain mendapat pahala bukankah sudah kewajiban kita untuk menolong sesama. Mungkin sekarang saya menolong Tante, tapi bisa jadi suatu saat saya butuh pertolongan tante",
"Tante bangga sama kamu. Ini kartu nama Tante, hubungi tante saat kamu butuh bantuan. Dengan senang hati pasti tante bantu. Oh ya... tante lupa nanya nama kamu?",
"oh... iya tante. Nama Saya Aida tante. Ini sodara saya mbak Karni",
Aida memperkenalkan dirinya dan mbak Karni yang sedari tadi diam.
"saya karni tante",
"kalian bisa panggil saya Tante Rani",
"baik tante Rani. Tante pulang naik apa ya, saya temeni nunggu jemputan",
"saya dijemput anak saya. Itu mobilnya sudah sampai. Sebentar ya saya kenalin anak tante",
"Maaf tante. Bukannya kami tidak sopan. kebetulan itu angkotnya sudah datang. Kami permisi dulu Assalamualaikum", pamit Aida.
"Waalaikumsalam",
Mobil Arman berhenti tak jauh dari mamanya berdiri. Tepat saat ia keluar Aida telah masuk kedalam angkot yang telah diberhentikan mbak Karni. Dan angkotpun telah melaju meninggalkan mereka di tepi jalan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Naufidax Mama-abah
aduh selisih jalan mulu kamu arman
2021-06-22
0