Arman berjalan menuju ruangan pak Wira Aditama di ikuti oleh Aida. Ia hanya bisa pasrah, segala keputusan yang akan ia dapatkan dari sang CEO. Ia tak tahu siapa sebenarnya pria di depannya tersebut. Namun, saat melihat semua karyawan yang berpapasan dengannya begitu hormat, membuat Aida semakin yakin bahwa ia adalah orang penting. Dan saat ia membuatnya marah, masalah besar pasti akan menghampirinya.
Mereka telah tiba di depan sebuah ruangan bertuliskan presiden direktur, yang tak lain adalah ruangan CEO perusahaan tersebut. Aida semakin gugup di buatnya, setelah mengetuk pintu pria itu langsung masuk. Aida hanya bisa mengekorinya. Pria itu pun di persilahkan untuk duduk dihadapan sang CEO dengan hormatnya. Aida terpaku sambil berdiri, Ia mematung dibelakang kursi sang pria itu. Melihatnya tak ikut duduk membuat Arman mengernyitkan dahi.
...Kau kenapa Aida. Apa yang kamu pikirkan....
"Hei... kamu duduk disini", ucap Arman membuat Aida gelagapan.
Aida menoleh ke sang CEO, ia pun di jawab dengan anggukan. Ia pun baru berani duduk di samping pria yang belum ia tahu namanya itu.
"Tuan Wira, apakah anda tahu mengapa saya membawa karyawan anda ini kesini", tanya Arman tegas.
"Maaf, saya tidak tahu Tuan",jawab Pak Wira.
"Anda bisa lihat baju saya yang kotor ini", ucap Arman sambil menunjuk bajunya yang kotor.
Pak Wira mengikuti arah telunjuk Arman. Dilihatnya bercak kecoklatan, ia pun sudah dapat memastikan bahwa itu adalah noda bekas kopi.Ia pun mengangguk tanda mengerti.
"Bagus, saya harap anda bisa bertanggung jawab atas kejadian ini",
"Saya mohon maaf atas kejadian ini Tuan. Kalau boleh tahu apa yang harus saya lakukan untuk bertanggung jawab",
Aida masih berdiam di kursinya, ia hanya menunduk tanpa berani menatap kedua orang di dekatnya. Melihat Aida yang ketakutan, Arman hanya tersenyum tipis.
Permainan baru dimulai sayang. Aku pastikan kamu akan memohon setelah ini.
"Saya ingin Anda memberhentikan dia", ucapnya sambil memandang Aida.
Aida terkejut mendengar ucapan pria itu. Sefatal itukah kesalahannya, ia harus berhenti bekerja hanya karena secangkir kopi yang tumpah.Mendengar ucapan Arman itu, Pak Wira pun ikut terkejut. Pasalnya menumpahkan kopi bukanlah hal besar yang harus membuatnya memberhentikan seseorang.
"Tapi Tuan, apakah tidak bisa dengan cara lain. Saya harap Anda bisa memaklumi kesalahan karyawan saya",
"Baiklah. Saya akan memberikan dua pilihan untuk Anda pertimbangkan",
"Silahkan Tuan, sebutkan pilihan tersebut",
"Pilihan pertama Anda memberhentikan karyawan ini. Dan pilihan kedua saya akan memutuskan hubungan kontrak kerjasama kita yang sedang berlangsung. Saya tahu Anda seorang pimpinan yang bijaksana. Jadi apa keputusan Anda", ucap Arman dengan senyum liciknya.
Pak Wira kembali terkejut mendengar pilihan yang di ucapkan oleh Arman. Itu bukan pilihan ini sebuah ancaman. Ternyata dari segala hal yang ia ketahui tentang Arman bukanlah hal yang pantas ia banggakan. Ia menyesal menyukai Arman dan berharap ia akan menjadi menantunya. Arman ternyata orang yang sangat licik, ia ingin memecat seseorang dengan kesalahan sepele. Sungguh pemuda yang tidak punya hati. Terlebih ia mengancamku demi memuluskan niatnya tersebut.
Pak Wira masih terdiam, ia bingung akan berucap darimana. Ia sebenarnya tak tega memecat Aida hanya masalah kopi. Namun jika ia tak melakukannya, dampak pemutusan kontrak sangatlah besar. Bukan hanya perusahaannya yang merugi besar, melainkan akan banyak tenaga kerja yang menganggur. Terlebih proyek sudah berjalan 50%, ia tak mungkin membiarkannya berhenti di tengah jalan. Dengan berat hati ia mencoba memberikan keputusan, dan akan berhati-hati agar Aida tak terluka hatinya.
Ia tak tahu sebenarnya mereka ada masalah apa? sampai harus melibatkannya disini. Yang pasti ia rasa Arman mengenal gadis ini. Ia tak mau jika mempertahankan gadis ini akan membuatnya semakin terseret jauh dengan sosok Arman yang ternyata sangat licik.
"Aida.. maafkan saya. Saya tak bisa mempertahankan kamu. Saya harap kamu memahami keadaan perusahaan saya. Kelangsungan perusahaan ini bergantung dengan keputusan dari Tuan CEO AR Coorporation. Sekali lagi mohon maaf",ucap Pak Wira yang membuat Aida semakin terdiam.
Aku paham sekarang, kondisi Tuan Wira sangat tertekan. Ia akan merugi jika kerjasama itu berhenti, ia akan kehilangan banyak karyawan. Semua orang akan memberikan keputusan yang sama disaat berada di kondisi tersebut.
Satu hal yang pasti, aku sekarang tahu pria kaya ini tak hanya angkuh melainkan menggunakkan kekuasaannya untuk mempermainkan seseorang.
Huffffttt.....
Aida menarik nafas panjang. Ia menenangkan hatinya, sebisa mungkin bersikap tegar dan ikhlas menerima keputusan tersebut. Ia tak mau semakin di anggap remeh oleh pria angkuh tersebut.
"Baiklah Tuan. Saya menerima keputusan Anda. Mulai besok saya akan berhenti bekerja disini. Tapi saya harap saya boleh menyelesaikan tugas saya hari ini",
"Baiklah. Kamu boleh menyelesaikan tugasmu hari ini. Untuk masalah gaji, saya akan memastikannya agar segera di transfer",
"Saya permisi dulu Tuan",
"Sekali lagi saya minta maaf", ucap Tuan Wira masih tak enak hati.
Aida beranjak dari tempatnya duduk dan mengganggukan kepala sembari menyunggingkan senyumnya. Ia pun berlalu tanpa mengucapkan kata apapun pada Arman.
Aishhh.... Bagaimana ia masih bisa tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
🖤 Ara-Ae...
kok nyeri ya rasanya.....
kasihan aida gara-gara metode PDKT Arman yg wow!!
\(°o°)/
2021-09-26
0