Pukul 03.00 Aida telah bangun, ia segera melaksanakan sholat tahajud. Setelahnya ia bergegas membuat kue, meski pesanan tak banyak tapi tak membuat Aida malas untuk bangun sepagi ini. Terlebih lagi mbak Karni hari ini sedang sakit, ia berkewajiban mengerjakan semua tugas rumahnya sendiri. Sembari menunggu kue matang ia mulai memasak untuk sarapan serta bekal untuk makan siangnya nanti. Masakannya telah matang begitupun kue nya. Tak lupa mematikan kompor sebelum ia melanjutkan tugasnya yang lain, seperti mencuci baju dan menyapu lantai. Semua ia kerjakan dengan ikhlas, karena ia percaya semua pekerjaan yang dilakukan dengan ikhlas akan terasa ringan.
Adzan subuh mulai terdengar, saat itu pula pekerjaan Aida telah selesai. Ia pun segera mengambil wudhu dan menjalankan ibadah sholat subuh. Setelahnya ia menyempatkan diri untuk bertadarus, meski sebentar ia sudah bersyukur karena masih mempunyai kesempatan untuk membaca ayat-ayat suci tersebut. Usai bertadarus semua peralatan ibadah lalu ia rapikan ke tempat semula.
Di lihatnya jam dinding kamarnya telah menunjukkan pukul 05.00, itu artinya ia harus segera mandi agar tidak terlambat. Usai mandi ia telah selesai bersiap-siap, mengenakan seragam obnya tak lupa jilbab dengan warna senada menghiasi kepalanya. Serta sebuah jaket telah ia kenakan, itulah kebiasaannya mengenakan jaket saat keluar rumah. Selesai sarapan ia kembali ke dapur untuk menata bekal serta kue pesanan rekan kerjanya. Tak lupa pula ia menyiapkan sarapan mbak Karni dan mengantarkannya kekamar. Setelah memastikan mbak Karni telah minum obat setelah sarapan, barulah ia berangkat bekerja.
***
Sesampainya ditempat kerja, Aida mengambil alat kebersihannya setelah menyimpan tasnya di ruang ob. Tanpa menunggu rekan lain berdatangan ia segera membersihkan ruangan demi ruangan. Karena mereka bertugas di lantai yang berbeda, tiap lantai memiliki 2 ob. Satu bulan ini Aida berpindah ke lantai 3 tepatnya di bagian personalia. Tempat para karyawan menyeleksi, menerima bahkan memutuskan hubungaun kerja. Aida sendiri bingung kenapa harus dipindahkan, tapi apalah daya bawahan. Mau tidak mau, suka tidak suka ya harus menurut.
Sebenarnya ia merasa kurang nyaman, karena tugasnya di lantai tersebut membuatnya harus sering bertemu dengan pak Ardi, kepala HRD. Apalagi desas-desus bahwa beliau menaruh hati padanya. Aida paling tidak suka menjadi bahan gosip para karyawan kantor. Ia merasa risih, terlebih ia telah memiliki calon suami. Ia takut kalau calonnya tahu ada yang menyukai dirinya, pria itu jadi ragu dengan janjinya untuk tetap menjaga hatinya sampai mereka menikah.
Semua pekerjaannya bebersih telah usai. Ia sudah kembali ke ruangan Ob menunggu tugasnya yang lain. Sebenarnya di setiap lantai di sediakan ruangan kecil yang di khususkan untuk ob menunggu tugas yang lain. Namun Aida enggan duduk disana, karena pak Ardi akan sering kesana dengan berbagai alasan, terkadang alasannya pun tak masuk akal. Sebagai perempuan normal Aida paham yang lelaki itu lakukan untuk menarik perhatiannya. Akan tetapi bukan membuat Aida tertarik justru membuatnya semakin ilfill.Meski Ia harus naik turun lift, ia tak mengapa asal tak diganggu pak Ardi terus-terusan.
Pak Ardi masih cukup muda dan juga tampan, banyak karyawan yang berlomba-lomba mendapatkan hatinya. Mereka sangat cantik dan cukup seksi bodynya.Namun semua disikapinya dengan acuh, berbeda sikapnya kepada Aida yang dibuatnya semanis mungkin. Ia pun heran padahal ia hanya gadis desa yang biasa saja, cantik pun standart. Apa mungkin pak Ardi katarak? kadang itu yang terfikirkan oleh Aida, karena tak bisa melihat perempuan cantik yang mengejar-ngejarnya.
Siang ini Aida mendapatkan tugas membuatkan kopi untuk salah satu karyawan. Baru keluar dari pantry ia sudah dihadang oleh Pak Ardi, Aida sangat geram. Andai ia tidak sedang bekerja sudah ia tonjok mukanya agar berhenti mengganggunya. Ia terus saja mengajaknya mengobrol, walau Aida menjawab sekenanya tak membuatnya berhenti mengajaknya berbincang. Aida sudah sampai di ambang batas kesabarannya.
"Pak Ardi yang terhormat, saya mohon izin mau mengantarkan kopi ini. Nanti keburu dingin", ucap Aida dengan nada meninggi meski di akhiri dengan senyu yang ia buat semanis mungkin agar pak Ardi luluh.
"Hemm... baiklah. Nanti ngobrol lagi ya. Jangan lupa balas chat Aku", serunya sedikit berteriak karena Aida mulai menjauh.
Ardi masih berada di tempatnya berdiri, menatap Aida dengan mata berbinar. Rasa cinta pada Aida telah memenuhi hatinya. Sementara tak jauh dari mereka berbincang tadi ada sepasang mata sedang mengamati sosok lelaki yang bersama Aida sedari tadi. Tatapannya penuh kebencian, ia tahu lelaki itu menyukai Aida, meski Ia hanya melihat dari caranya menatap Aida. Tangannya mengepal, seakan ingin memukul seseorang. Namun ia masih bisa menahan saat ia tahu Aida tak suka dengan lelaki itu, hal itu nampak dari sikap acuhnya yang berusaha menghindar. Senyuman kecil nampak di wajahnya, ia semakin yakin ada harapan untuk mendapatkan Aida.
Kenapa hatiku tiba-tiba sakit , saat ku tahu bukan hanya aku yang menyukainya. Aku tak rela ada yang mendekatinya selain aku. Apakah begini rasanya cemburu? Melihat yang aku cinta sedang bersama orang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Anindya Putri
apa ada arman disitu..
2021-07-07
0
Naufidax Mama-abah
siapa yg cemburu arman kah.
2021-06-22
0
Santi Saprawie
cemburu
2020-11-23
1