Kini nampak olehnya, sosok yang sedari tadi ia cari. Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik meski guratan kerut wajah mulai terlihat. Ia tengah duduk disebuah bangku panjang sambil memegangi kepalanya. Tepatnya bangku yang berada di depan sebuah apotik sebelah kafe star. Melihatnya mendekat wanita itu tersenyum, meski ia nampak menahan sakit.
"Ma",
"salam dulu",
"Eh... lupa. Assalamu alaikum",
"Wa alaikum salam" ucapnya sambil berdiri.
Arman memutar kepalanya kesekeliling Mamanya. Melihatnya membuat Mama Arman keherenan dan menghentikan langkahnya yang baru ia mulai.
"Kamu nyari apa? Ayo anter Mama",
"I...iya Ma",
Arman mulai mengikuti langkah mamanya, namun beberapa langkah mamanya terhuyung. Dengan sigap ditangkapnya tubuh sang Mama, dipapahnya hati-hati menuju mobil. Perlahan ia bukakan pintu dan membantu mama masuk ke mobil hingga mendapat posisi ternyaman. Ia tutup pintu pelan dan segera masuk dari pintu sampingnya.
Mobilpun ia lajukan dengan kecepatan sedang, hal ini ia lakukan agar rasa pusing di kepala mamanya tak semakin sakit. Ia bisa saja melajukan mobil dengan kencang, namun itu hanya akan membuat Mamanya tersiksa oleh sakit kepala yang menyerangnya. Mereka pun melewati jalanan dengan keheningan. Namun rasa penasaran membuat Arman tak tenang, sedikit ragu ia mulai membuka suara.
"Ma, katanya tadi ada yang nemenin mama. Kok gak da", tanya Arman.
"Udah pergi, dia sibuk. Nungguin kamu lama...",
"oooh...", jawab Arman sedikit kecewa.
"sebenarnya mau mama kenalin kamu. Dia itu gadis yang baik cantik dan sopan",
"Iya Ma aku tahu itu",
"tahu darimana?", tanya Mama sambil memegangi kepalanya.
"Ya kalau dia tidak baik mana mungkin mau nolongin Mama. Kalo cantik bukankah pada dasarnya semua perempuan itu cantik. Sekarang Mama istirahat, nanti kalo udah nyampe aku bangunin",
Mama hanya mengangguk sambil memejamkan mata, mungkin ia sudah tak tahan akan rasa sakitnya.
Mobilpun mulai memasuki kawasan rumah elite, di ujung sana telah nampak rumah bergaya Klasik modern. Rumah yang menjadi saksi tumbung kembang dirinya hingga dewasa seperti saat ini. Rumah yang telah ia tinggalkan beberapa tahun ini, ia pergi bukan karena ada masalah. Ia hanya ingin mandiri dengan tinggal di apartement.
Ia bunyikan klakson, Pak satpam pun bergegas membukakan gerbang. Setelah gerbang terbuka ia segera memasukkan mobilnya menuju halaman dan berhenti tepat di depan pintu utama. Agar mudah membawa Mamanya masuk menuju kamar tidur. Ia kembali memapahnya sampai kedalam kamar dan membaringkannya di tempat tidur.
"Dokter Danu sudah kuhubungi sebentar lagi sampai Ma", dijawab anggukan Mama.
Tok....tokkk.. terdengar pintu diketuk.
"Tuan Muda Dokter Danu sudah datang"ucap pelayan dibalik pintu.
"Suruh masuk bik",sahut Arman.
Pintu pun terbuka, nampak lelaki paruh baya masuk ke dalam kamar. Ia adalah Dokter Danu, dokter yang mengabdi sebagai dokter keluarga Raharja. Ia mulai mendekati mereka.
"Boleh saya periksa sekarang tuan?", tanyanya pada Arman.
"Silahkan dok",
"Permisi Nyonya saya periksa dulu", dibalas anggukan oleh Mama Arman.
Dokter Danu mulai memeriksa keadaan Mamanya. Setelah selesai ia menuliskan sesuatu di notebook kecil miliknya,kemudian menyerahkannya kepada Arman.
"Tuan ini resep yang harus ditebus di apotik. Darah tinggi Nyonya kambuh. Obatnya harus rutin di minum dan Nyonya tidak boleh banyak pikiran",
"Baik dok",
"Kalau begitu saya permisi Tuan",pamit dokter kepada Arman.
"Saya permisi Nyonya. Semoga lekas sembuh", Mama Arman pun mengangguk.
"Silahkan dok saya antar ke depan",
Setelah dokter telah meninggalkan kediaman Raharja. Arman segera kembali ke kamar Mamanya.
"Mama... punya permintaan", ucap Mama Arman.
"Apa itu Ma. Kalo aku bisa penuhin pasti aku turuti",
"Kamu tinggal disini lagi ya. Setidaknya sampai Papa kamu pulang. Mama kesepian disini. Kemarin Mama mau ikut gak boleh",
"Iya Arman akan tinggal disini. Bakal jagain mama sampai sembuh. Jelas papa gak bolehin Mama, pasti Papa tahu mama lagi gak enak badan",
"iya mungkin...",
"Sekarang Mama istirahat dulu, sambil nunggu obatnya datang",
Astaga.... hampir jantungku copot. Aku kira Mama mau jodohin aku lagi.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Naufidax Mama-abah
haha belum ge Man,tunggu malam pasti ngomong jodoh
2021-06-22
0