Aida mulai terbiasa dengan pekerjaan barunya, seperti hari-hari yang lain ada saja yang menyuruhnya membelikan makan di restoran. Padahal di perusahaan tersebut sudah di sediakan kantin yang menyediakan beranega ragam masakan maupun jajanan. Tapi tetap saja mereka masih melirik makanan yang di jual di luar sana. Kalau mereka mau membeli sendiri sih tentu tak masalah, tapi ia sendiri yang harus keluar rela berpanas-panasan demi sampai ke restoran itu. Yah begitulah nasib seorang OB, selain bersih-bersih kerjaannya mau tak mau jadi pesuruh karyawan kantor. Mulai dari beli makanan, minuman, bunga, coklat, kue sampai beli bensin. Semua dijalani Aida dengan semangat dan ikhlas, dengan begitu semua yang ia lakukan terasa lebih ringan.
Siang ini ia di minta salah satu karyawan untuk membelikan nasi padang yang ada di ujung jalan dekat kantor. Setelah cukup lama mengantri yang ia pesan pun selesai di bungkus. Ia bergegas ke kantor sebelum jam istrirahat habis. Kalau sampai terlambat ia akan dimarahi habis-habisan oleh si pemesan. Maka dari itu, dengan tergesa-gesa ia berjalan setengah berlari. Namun langkahnya terhenti, di lihatnya seorang pria berjas sedang berjalan sambil memegang ponsel di telinganya, ia hendak menyeberang jalan tanpa menoleh kanan kiri, dan dari sisi kiri pria tersebut nampak sepeda motor kencang sambil membunyikan tlakson agar pria tersebut minggir, namun tak dihiraukan si pria itu.
"Hei itu orang kupingnya rusak kali ya. Dari tadi gak denger klakson.Waduh... motor bang Gojek makin deket mana ngebut, bisa mati tuh orang", ucap Aida bemonolog.
Reflek Aida berlari dan mendorong tubuh pria itu ke trotoar agar terhindar dari kecelakaan.
BRUUGGGH.....
Lelaki itupun jatuh tersungkur.
"Awww.....," pekiknya sambil menoleh ke arah Aida. Ia geram, di kejutkan oleh dorongan seorang gadis.
Tepat itu pula si Abang ojol meneriaki si pria yang jatuh itu dengan ucapan kasar dan sumpah serapah sambil terus berlalu.
" Bosen hidup mas, kalo jalan liat-liat, dipikir ni jalan nenek moyang lo hah. Untung gak ketabrak," kata bang ojol masih berteriak meski sudah pergi jauh, namun masih terdengar teriakannya.
Merasa sudah aman Aida segera pergi meninggalkan si Pria itu, meski tatapannya tajam setajam Elang, seakan siap memangsa Aida. Namun hal itu tetap tak membuat Aida menghentikan langkahnya, ia hanya takut terlambat sampai kantor. Ia kembali berlari tanpa menghiraukan lelaki yang masih memandangnya itu.
"Hei... kau... sudah mendorongku sembarangan. Harusnya tanggung jawab dulu," teriaknya pada Aida.
Aida menoleh dan berhenti.
" Tanggung jawab apa? Bapak harusnya terimakasih dengan saya bukannya marah-marah", jawab Aida.
sudah ditolong bukan makasih malah marah sih, orang yang aneh, batin Aida.
"Lihat pakaian saya kotor semua, saya ada meeting kamu harus ganti pakaian saya", teriaknya lagi lantang.
"Bapak yang terhormat, pakaian anda hanya kotor. Kalau tadi saya tidak mendorong anda, mungkin anda tertabrak motor dan seandainya anda meninggal apa anda meminta ganti rugi nyawa anda kepada pemotor itu", jawab Aida dengan nada meninggi.
Lelaki itu kembali mengucap namun Aida hentikan setelah ponselnya berdering.
"Kau.....", ucapnya terhenti.
"Hei.... sttt... diam dulu ponselku bunyi", sentak Aida.
Dan pria itu malah dengan mudahnya menuruti ucapan Aida. Ia diam menunggu Aida yang sedang mengangkat telfon seseorang, yang terdengar galak. Lelaki itu masih terduduk di trotoar, tak jauh dari tempat Aida berdiri.
lhoh.... kenapa gue diem saat tu cewek suruh diem. Tadi kan gue mau marah. Kok gue bisa lupa ya tadi mau ngomong apa.
"Assalamu alaikum mbak...",
"......", teriak suara di seberang. Sampai Aida harus menjauhkan ponselnya dari telinga.
"Ya mbak ni udah sampai depan kok bentar lagi nyampe, tadi antri....",
Tut.....tutt... telfon dimatikan sepihak.
"Saya permisi ya Bapak yang terhormat, saya lagi sibuk, tidak ada waktu buat ngeladeni orang kayak bapak. Masalah pakaian apa Bapak tidak malu meminta saya menggantinya, saya orang miskin lhoh pak. Sedangkan Bapak kelihatan orang kaya apa tak mampu kalau hanya membeli pakaian. Uang anda untuk apa hah.... ? sampai Bapak mau memeras saya", ucap Aida panjang lebar.
" Bapak tidak perlu terimakasih ke saya karena telah menolong Bapak, saya ikhlas. Assalamu alaikum", sambung nya lagi sebelum lelaki itu berucap.
Aida menyunggingkan senyum manisnya setelah mengucapkan salam. Ia pun segera berlari meninggalkan lelaki yang masih terdiam dalam duduknya. Ia seakan terhipnotis akan senyum manis Aida, di tatapnya punggung Aida yang semakin menjauh.
Busyet..dah...ternyata manis banget senyumnya. batin lelaki itu.
Plakkk....
"aaaawwww...." seru lelaki itu sambil mengusap kepalanya yang dipukul seseorang.
"sialan lo, mau gue pecat jadi asisten", teriaknya lagi.
"He....he.. gue cuma mo nyadarin lo aja gue kira lo kesambet", ucap Edo, lelaki yang tadi memukulnya.
"Kesambet kepala lo peyang",
"Habis gue panggil gak nyaut, bengong aja",
"Bukan urusan lo", tatap pria itu tajam membuat Edo begidik ngeri.
"Gue punya tugas buat lo, cari tau info tentang gadis berjilbab itu", tunjuknya ke arah Aida yang kini telah menghilang.
"Mana gak ada cewek pake jilbab. Wah kesambet beneran lo ya....",
Pletak...
Sentilan keras melesat di kening Edo.
"Lo cari tau cewek yang tadi dorong gue disini. Jam 2 nanti harus sudah ada di meja ruangan gue", tegas lelaki itu.
"Gimana carinya...?", jawab Edo polos.
" Arrrggghh.....Edo.... sejak kapan lo jadi bodoh gini, lihat disana ada cctv. Lo kan bisa cari tau disana dodol..", pekiknya lagi.
"Eh... iya nding boss maaf lupa", jawabnya cengar-cengir sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu.
"Inget jam 2 gue tunggu hasilnya di meja", ucapnya berlalu setelah merapikan pakaiannya.
Edo pun hanya menunjukkan jempolnya ke si Boss. Ia merogoh ponselnya di saku celananya dan menghubungi seseorang.
"Hallo.... cari tahu siapa gadis yang mendorong tuan Muda di jalan xx, satu jam lagi harus beres", ucapnya sambil menutup telfon.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Naufidax Mama-abah
apa jodoh aida
2021-06-22
0