Satu Bulan Kemudian
Kumandang Adzan subuh berkumandang, mendengarnya membuat Aida bangun. Ia telah terbiasa bangun pagi untuk menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim. Ia pun bergegas ke kamarmandi untuk mengambil wudhu dan segera melaksanakan sholat.Menunaikan ibadah sholat merupakan wujud rasa syukur kita kepada Allah karena sampai detik ini kita masih diberikan kesempatan untuk bernafas, yang seharusnya kita manfaatkan untuk banyak beramal dan berlomba-lomba mendapatkan pahala sebagai bekal kita di akhirat nantinya.
Setelahnya ia menuju ke dapur, ia berniat membuat kue yang nantinya akan dibagikan kepada rekan sesama OB. Kemarin ia sudah sebulan bekerja sebagai OB dan mendapatkan gaji pertamanya. Oleh karena itu ia ingin berbagi walaupun hanya dengan sepotong kue. Ia pun mulai membuat kue, tahap demi tahap ia lakukan dengan hati-hati agar tak ada kesalahan dalam membuatnya. Tiba-tiba mbak Karni mendekatinya.
"Udah bangun Dik?", tanya mbak Karni.
"Eh... ada mbak Karni",
"Bikin apa sih?", tanyanya lagi.
"Ini mbak, Aida lagi bikin kue",
"Oh ya... dalam rangka apa?", tanyanya penasaran.
"Mau aku bagiin ke temen-temen mbak. Yah bisa di bilang sebagai ungkapan terimakasih, karena selama ini mereka baik dan membantu serta membimbing Aida",jawab Aida memberi alasan.
"Mau mbak bantu", ucapnya menawarkan diri.
"Ga usah mbak makasih. Ini udah mau selesai tinggal ngukus aja",
"Ya udah mbak bikin sarapan aja ya. Lagi pengen nasi goreng. Kamu mau dimasakin apa",
"Samain aja mbak",jawab Aida sambil mengukus kuenya.
"Tinggal nunggu mateng kan. Kamu mandi dulu aja biar gak keburu",
"Ya udah mbak. Aida mandi dulu yah",
Aida segera ke kamarmandi untuk mandi, kemudian mulai bersiap-siap dengan seragamnya sebagai OB. Tak lupa ia memakai jilbab yang senada dengan seragamnya tersebut. Setelah semua rapi dan dirasanya pantas, Ia pun kembali ke dapur untuk membantu Mbak Karni menyiapkan sarapan. Dilihatnya mbak Karni masih mengaduk-aduk nasi di dalam sebuah wajan. Tak lama kemudian kompor pun dimatikan, itu artinya masakan telah matang. Aida pun segera menghampirinya sambil membawa 2 piring du tangan.
"Mbak mandi sekarang aja. Biar Aida yang tata di piring",
"oh... ya udah Dik, mbak tinggal mandi ya",
Mbak Karni pun segera pergi meninggalkannya untuk bergantian mandi dan bersiap-siap. Aida segera menata 2 piring nasi goreng di atas meja di dekat dapur. Meja kecil yang hanya cukup untuk makan berdua secara lesehan. Tak lupa ia menyiapkan 2 gelas teh hangat untuk mereka berdua. Sambil menunggu mbak Aida bersiap-siap, ia memeriksa kue nya untuk memastikan kematangannya. Ternyata sudah matang sempurna dan siap diangkat. Setelah mematikan kompor, Ia meletakkannya diatas sebuah nampan untuk memudahkannya untuk memotong kue menjadi kecil-kecil. Mbak Karni pun nampak telah rapi, mereka segera sarapan bersama. Sesudahnya mbak Karni bertugas membereskan meja sedangkan Aida sibuk menata kue nya di sebuah tempat makan yang berukuran besar.
Aida dan Mbak Karni telah berangkat menuju tempatnya bekerja bersama-sama menggunakan angkot yang biasa mereka tumpangi. Tak lupa Aida membawa kue nya didalam tas ransel kecil yang biasa ia kenakan untuk bekerja.
***
Tak terasa mereka telah tiba di perusahaan Aditama Group. Mereka pun bergegas menuju ruangan khusus OB untuk mengambil peralatan kebersihan masing-masing. Sudah menjadi kewajiban semua OB untuk menyelesaikan tugasnya sebelum para karyawan kantor datang.
Pukul 07.45 sebelum para karyawan kantor datang pekerjaan mereka telah selesai. Dan kini waktunya mereka kembali berkumpul di ruangan untuk istirahat sebentar sebelum mendapatkan tugas lainnya. Ada yang sekedar bersenda gurau, ada yang sarapan, ada yang menikmati kopi ada pula yang bergosip. Mereka semua adalah orang perantauan yang berlulusan SMA layaknya Aida, yang membuat mereka akrab satu sama lain karena merasa seperjuangan.
"Semuanya.... ada yang mau kue nggak. Ini Aida bawa kue buat kita makan sama-sama",
"Maaauuuuuu...", jawab mereka
Semua pun menoleh ke arah Aida dan saling berebut mendapatkan kue lebih dulu. Kini mereka masing-masing menikmati kuenya. Rona bahagia nampak di wajah masing-masing. Berbagai macam pujian ia dapatkan mulai kue yang enak, rasa yang pas, hingga kue yang lembut dan gurih. Entah itu hanya basa-basi karena mendapat kue gratis ataupun memang sebuah kejujuran. Aida tak mau memperdulikannya, toh niat awalnya bukan untuk di puji melainkan hanya ingin berbagi kepada teman-temannya.
"Da... kue kamu enak banget. Pas banget di lidah, gak kalah sama kue langganaku", ucap mbak Rini memuji.
"mbak Rini bisa saja",
"Beneran lhoh. Mulai besok bikinin aku kue tiap hari ya. Aku bakal langganan pesen kue kamu",
"Ah mbak kayaknya belum deh. Soalnya aku masih banyak belajar belum PD",
"Udah layak jual Da. Mulai besok anggep aku pelanggan pertama kamu", ucap mbak Rini lagi meyakinkan.
Apa iya udah layak di jual. Bismillah aja lah.
"Ya udah deh Aida coba mbak. Semoga besok gak ngecewain",
"oke.. optimis pokoknya, sambil coba bikin kue yang lain",
"Iya mbak makasih",
Mungkin ini salah satu cara Engkau menunjukan rejeki pada hamba. Dengan cara berjualan kue ini ya Allah.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Naufidax Mama-abah
aku juga mau kue
2021-06-22
0