HAPPY READING💋
.
.
.
.
.
Jihan Pov.
Sekarang aku benar-benar benci sebenci-bencinya dengan orang yang bernama 'RIO' entah kenapa hati ku sakit gara-gara dia bilang 'genit' satu kata beribu arti bagi ku.
Dia saja tidak tau apa-apa tentang ku! bagaimana bisa menyimpulkan sendiri seperti itu?
"Enggak kok." Ku lihat ke arah ambang pintu, ternyata itu Papa ku.
Oh Papa. Batin ku kecewa karena beliau tadi tidak membela ku malahan yang paling banyak berbicara ialah Bang Reyhan.
Jujur saja, aku saat ini sangat-sangat ingin memeluknya tapi sekarang ego ku lah yang berperan. Aku hanya diam, dan menatap kosong ke arah depan, dan tak memperdulikan ucapan Papa ku. Sampai aku merasakan ada yang menepuk pelan bahu ku. Aku tau itu ulah Papa ku.
"Nak maafin Papa yah?" Ucap Papa ku penuh dengan ketulusan, dan penyesalan. Aku bisa melihat itu karena dari nada bicaranya yang terdengar lemah begitu pula dengan manik matanya yang memancarkan kesedihan.
"Aku kecewa Pa sama Papa." Lirih ku pelan tapi masih sempat didengar olehnya. Masih dengan tatapan kosong, dan tidak menoleh sedikit pun ke arah Papa ku.
"Dek udah lah maafin Papa yah?" Bujuk Bang Reyhan sambil mengelus rambut ku lembut. Ku lirik sekilas ke arah Papa ku, dan yah! Papa ku benar-benar menyesal sekarang.
Hah, sudah lah. Batin ku sambil menghela nafas panjang. Aku hanya tak suka sifat Papa ku seperti tadi tapi apa boleh buat? oh ayo lah! aku sudah gadis SMA yang sebentar lagi akan masuk ke perguruan tinggi. Mengapa sikap ku masih saja seperti anak-anak?
Tak ada salahnya kan memaafkan kesalahan orang lain? lagi pun aku paling lemah jika ditatap seperti itu oleh salah satu keluarga ku.
Aku berbalik menatap Papa ku, "Aku maafin Papa kok." Ucap ku sambil memeluk Papa ku erat.
"Oh yah?" Tanyanya dengan nada senang, dan ku balas dengan anggukan kepala. Lega rasanya.
"Tapi ada syaratnya!"
Minta imbalan dikit gak papa lah. Batin ku dengan terkekeh lalu melepaskan pelukan itu. Menatap lekat Papa ku yang kini juga menatap ku serius.
"Apa?"
"Beliin es krim rasa coklat okey!"
"Okey!"
"Promise?" Tanya ku, menunjukkan jari kelingking ku ke arahnya.
"Apa itu promise?" Tanyanya dengan nada bingung.
"Ya ampun Papa kudet ih, promise tu janji papa ku tersayang."
Baik Bang Reyhan maupun Papa ku, keduanya sama-sama tertawa melihat tingkah ku. Persis seperti anak kecil saja, mungkin seperti itu pikir mereka berdua.
"Oh iya promise." Balasnya, dan mengaitkan kelingkingnya dengan jari kelingking kecilku.
"Yey, Jihan sayang Papa!" Ucap ku kegirangan, dan memeluknya kembali.
"Ekhem, Papa doang nih yang dipeluk? Bang Reyhan?" Ucap Bang Reyhan merentangkan tangannya bermaksud ingin dipeluk juga.
Aku tertawa melihatnya, bahagia itu sederhana. Percaya lah, "Ulululu sini." Ucap ku sambil memeluk Bang Reyhan jadilah kita teletubis, ini yang aku inginkan selama ini! sebuah keluarga yang hangat! walau tanpa Mama.
Percayalah setiap ada tangis, kebahagian pasti akan datang memelukmu.
Ahh, aku jadi merindukan Mama. Beliau pasti yang paling sabar diantara kami. Sayang sekali aku tak dapat melihat sedikit pun wajah beliau.
Jihan pov end.
Sementara ditempat lain.
Rio pov.
Selama perjalanan kerumah gue suasana dimobil sangat-sangat hening gue udah merasakan hawa-hawa negatif disini, ya walaupun dimobil terkadang hening namun ini hening beda lagi!
Hening disini sangat mencengkam seolah hawa tegas Papi lah yang paling mendominasi mobil yang kami tumpangi.
Mobil pun berhenti tepat pada bangunan mewah didepan gue. Yang pastinya itu adalah mansion keluarga gue.
"Temuin Papi diruangan kerja Papi, setelah makan malam." Ucap Papi gue dingin. Buset dah Papi gue dingin kali, dan langsung pergi diikuti Mami gue dibelakangnya.
Huft, apa lagi ini? Batin gue furtasi lalu ikut masuk kedalam untuk makan malam tentu saja.
Gue tau, cepat atau lambat ini akan terjadi.
Dimeja makan begitu dingin, tak ada yang mau membuka suara sedikit pun... Aneh! biasanya Mami akan mengoceh untuk sekedar mengingatkan kelurganya diwajibkan untuk memakan sayur hingga membuat Papi ku menaruh sayur dipiring milik ku dengan alasan jika beliau telah makan sayur. Tapi ini tidak?
"Jangan lupa ucapan Papi tadi Rio." Ucap dingin Papi gue lalu pergi dari sana setelah selesai makan begitu juga dengan Mami, kompak bat dah! tuh pasutri.
Gue meneguk segelas air putih disamping gue lalu bergegas mengikuti kedua orang tua gue tadi.
Gue liat Papi, dan Mami gue udah ngumpul dengan tatapan datar yang mengarah tepat ke gue. Gue seperti diintrogasi.
"Ada apa?" Tanya gue to the poin karena gue gak mau basa basi dulu, mungkin kedua orang tua didepan gue juga berpikir demikian.
"Apa yang kamu lakukan?" Tanya balik Papi gue masih dengan nada dinginnya.
"Yah kesini lah Pi, kan Papi yang nyuruh Rio kesini?" Ucap gue polos, mungkin lebih tepatnya pura-pura polos.
Eh tapi ucapan Papi gue sangat ambigu, hingga gue kebingungan sendiri dibuatnya.
"Serius Rio." Kini giliran Mami gue yang berucap.
Lah? salah lagi gue! Batin gue menjerit tertahan, sambil menggaruk tengkuk gue yang tidak gatal sama sekali.
"Jawab!"
"Maksudnya Pi?" Tanya gue bingung, jujur emang gue bingung? memangnya gue harus jawab apa untuk meredakan emosi kedua orang tua gue?
"Kamu itu punya bukti apa kalau Jihan itu genit? kamu itu udah malu-maluin keluarga Victorio tau gak?" Tanya Papi gue kesel, oh masalah ini toh! gue ingin berucap namun sudah dipotong terlebih dahulu oleh Mami gue.
"Pokoknya Mami gak mau tau! gimana caranya kamu harus nikahin Jihan! atau Mami akan buang semua game-game kamu itu." Ancam Mami gue sadis, dan langsung pergi dengan Papi gue.
Oh tidak! game-game gue bakal dibuang gitu aja? no! itu game susah payah gue kumpulin dengan uang gue sendiri, dan dibuang dengan cara sadis ya ampun. Batin gue pusing, dunia bisnis memang kejam.
"Arrgh, kok masalahnya tambah rumit sih? tau ah mending gue main game aja." Ucap gue langsung pergi menuju kamar gue.
"Kok gue berasa sakit hati yah abis gue ngejek dia genit? apa gue harus minta maaf yah? kenapa gue mikir itu lagi sih!" Ucap gue ke diri gue sendiri, sadar Rio dia tuh musuh lo! mana ada seorang Rio minta maaf duluan? tapi gue ngerasa bersalah?
"Ah bodo amat."
---BATAS SUCI---
FAREL ARDAFA.
BERSAMBUNG~
GEDEIN AJA TUH GENGSI!
JANGAN LUPA LIKE👍 AND KOMEN 💬 YAH GUYSSS😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Ani
😊
2021-07-14
3
Engkoy Tea
visualnya aku suka farel y dr pd rio
2021-04-11
0
нιяαєтняα ᰔ
ahh hati ku juga sakit
2020-08-14
3