

Musuh Jadi Cinta?

 

12. KEMAH

HAPPY READING💕

Cewek cantik yang laen iri (3)

Jihan N.A

Woyyyyy!

Ngebo lo semua.

Inget sekarang kemah!

Karina

Bacot, berisik nyed.

Jihan N.A

Selow mbaknya.

Maira A

Tau tuh si Jihan pagi-pagi dah spam, eh betewe gue udah ada digerbang sekolah mana lo semua?

Karina

Otw.

Jihan N.A

Duain.

Maira A

Tigain.

Jihan N.A

Lo kenapa ikutan anj-

Read by (3)

\#\#\#\#KASIH RANTING 5\#\#\#\#

"Panas banget dah padahal cuma upacara doang." Keluh Maira sambil mengngibas-kibaskan tangannya ke arah lehernya, berharap keringatnya hilang.

"Namanya upacara yah panas." ucap Jihan memutar bola matanya malas, apa otak Maria bermasalah? atau dirinya yang terlalu pintar?sok lu.

"Nih minum, mumpung gue baik."

"Hehehe, thanks Karina sayang." Ucap Maira lalu meneguk habis minuman yang diberikan oleh Karina.

"Najis."

"Eh jangan lupa lo sama tantangan lo!" Ucap Maira sambil menyenggol lengan Jihan alhasil minuman Jihan tumpah.

"Gue belum minum tuh nyed! dah tumpah aja." Kesal Jihan lalu memandang sedih minumannya.

"Jangan kayak orang susah deh. Nih duit, beli sono." Ucap Karina santai.

Jihan merampas paksa uang Karina, "Sombong amat, eh sini lo ikut gue." Ucap Jihan mengajak Maira, mungkin lebih tepatnya menarik paksa.

"Karina, pel minuman gue."

"Males!" Samar-samar Jihan mendengar ucapan Karina, membuat dirinya mendengkus sebal.

"Eh, lo nanti yang pel."

"Males ah, gue capek."

"Gue tabok juga lo." Kesal Jihan lalu mulai memesan satu air putih dingin setelah sampai dikantin.

Tiba-tiba manik mata Maira menemukan sosok yang sebentar lagi akan menjadi pacar sahabatnya itu, "Eh! eh! Ji! ada Rio tuh! Eh Rio liatin lo kan itu?" Tanya Maira, membuat Jihan melihat ke arah samping.

Kedua manik mata sejoli itu tiba-tiba bertemu, namun sedetik kemudian Jihan memutuskan kontak matanya lantas langsung pergi dari sana dengan detak jantung yang tak karuan. Sejak kapan Rio menatapnya?

Sementara ditempat yang tak jauh dari sana, nampak teman-teman Rio tengah berbincang ria setelah tadi membolos upacara dengan alibi sakit perut.

"Kapan lo nyelesain tantangan lo? jangan bilang lo takut!"

"Nggak lah! malam ini gue bakal tembak dia." Jawab Rio menatap kepergian Jihan dengan Maira yang baru saja berlalu pergi dari sana.

"Gue tunggu." Ucap Aksa dan dibalas anggukan oleh Rio.

"Tembak? mati dong si doi."

"Dah geser emang dia mah." Malas Aksa begitu pula dengan Rio yang pura-pura tak mendengarkan ocehan unfaedah teman bobroknya itu.

"Apanya yang geser?"

"Jidat lo noh geser." Kesal Aksa, membuat Rio menahan tawanya.

"Kuy beli makanan? gue laper."

"Pesenin." Ucap Rio, dan Aksa berbarengan.

"Ya elah tinggal beberapa langkah doang lo berdua nyampe, manjah banget dah."

"Mager."

"Duain."

"Kalo bunuh orang kagak dosa gue bakal bunuh lo berdua." Kesal Farel lalu pergi memesan makanan sedangkan Aksa, dan Rio hanya memasang watadosnya, seakan mereka berdua orang polos yang baru masuk ke bumi.

"Tadi aja bully gue lancar! giliran gini gue dijadiin babu, gue sabar gue tampan." Gerutu Farel disela-sela jalannya.

.............VOTE............

19.40 atau malam hari setelah acara bakar jagung.

Bunyi mix terdengar nyaring selepas mengumpulkan para junior dilapangan.

"Untuk mengisi acara malam hari ini kita akan menampilkan bakat dari kelas-kelas, dimulai dari kelas X IPA-A." Ucap ketua osis, dan sontak anak kelas X IPA-A terkejut. Pasalnya kelas mereka belum menyiapkan apapun namun langsung dipanggil.

"Gue kira cuma acara bakar jagung doang."

"Haduhhh, belom ada persiapan!"

"Omay gad! gue gak tau kalo ada ginian."

"Bu Entik gak bilang kalo ada acara gini!"

"Emakkkk mau pulangggg."

"Siapa nih yang mau jadi perwakilan kelas kita?"

Dan masih banyak lagi keluhan anak-anak murid kelas X IPA-A, mengingat mereka tadi belum sama sekali diberitau oleh wali kelasnya.

"Bentar Kak mau diskusi belum ada persiapan." Ijin ketua kelas X IPA-A, dan dibalas anggukan dari ketua osis.

"Selanjutnya...."

"Siapa nih?" Tanya sang ketua kelas, meminta pendapat.

Semua pasang mata langsung tertuju ke arah Jihan yang tengah menguap, mendadak bulu kuduk Jihan berdiri semua.

"Jihan!"

"Dengan Rio."

"Setujuu."

"Huft, untung kagak gue."

"Terserah pokoknya bukan gue."

"Ya udah itu aja jangan ribet-ribet toh anaknya mau."

Pendapat anak kelas X IPA-A sontak Jihan langsung membulatkan matanya berbeda dengan Rio yang sedari tadi tersenyum licik penuh rencana.

"WHATT! GUE DENGAN DIA? NONONO!" Tolak Jihan mentah-mentah, dan dibalas helaan kecewa dari semuanya.

Siapa juga yang mau sama lo! ini juga gue terpaksa kali. Batin Rio kesal, ingin sekali ia meneriaki gadis itu tepat pada telinganya.

"Yang lain dong ah! masa gue sih? itu tuh Sisil kan ada? kenapa harus gue cobak? emang yang cewek disini hanya gue doang?" Dumel Jihan tanpa jeda.

"Ayolah Jihan plisss!" Mohon ketua kelas, dan dibalas anggukan pasrah Jihan sontak semua langsung bersorak sambil memuji-muji Jihan yang kini tengah menunduk lesu. Selalu saja Jihan seperti ini! dia tak tega melihat kelasnya hancur.

"Bikin apa nih?"

"Dance?"

"Drama?"

"Orang dua main drama?emang bisa?"

"Ngepet aja enak dapet duit"

"Yakali ngepet! be*o lo!"

"Yang penting bikin!"

"Nari biar romantis."

"Bapak lo nari sono biar romantis!" Gumam Jihan kesal. Dikasih hati malah minta jantung!

Karina, dan Maira yang mendengar itu pun langsung tertawa.

"Eh tadi gue denger dance loh! mending narikan dari pada dance? hayoo!" Goda Maira yang tengah bertos ria dengan Karina.

"Santet nih lama-lama."