20. SELESAI SUDAH

HAPPY READING

.

.

.

.

.

.

Suasana dimeja pojok kantin terasa mencengkam. Mereka semua sama-sama melemparkan raut wajah bingung, namun beda lagi dengan Fajar yang masih saja terlihat emosi.

"Lo nggomong apa sih? gak jelas banget tau gak!" Kesal Rio karena tidak mau rahasianya terbongkar begitu saja. Hey ayolah! dia dan Jihan masih berpacaran seminggu dan langsung putus begitu saja? terlebih lagi alasannya...

Gawat ketahuan. Batin Aksa, Jihan, Rio, Maira, dan Farel secara kompak, mereka semua menelan susah payah salivanya.

Farel dengan cepat mengeser tubuhnya agar dekat dengan Aksa lantas berbisik dengan suara kecil, "Jangan bilang akar permasalahan ini dari lo?"

"Gu gue minta maaf..." Farel melotot tak percaya menatap Aksa yang hanya menunduk bersalah.

Tak sangkah tebakan Farel benar, padahal lelaki itu hanya mengarang dan berharap Aksa memarahinya karena bicara sembarang walaupun situasinya tak cocok untuk bercanda.

Lagi dan lagi amarah Fajar naik. Mulutnya terkatup hingga suara giginya yang saling menggeletuk. Kedua tangannya terkepal kuat hingga kukunya memutih. Fajar masih terima bila Rio berpacaran dengan Jihan selama seminggu, namun ia tak terima jika Rio sampai mengelak seperti ini. Waktunya sudah terbuang sia-sia hanya karena Rio yang terus saja menyangkal.

"Lo tuli yah? jelas-jelas gue bilang LO PACARAN CUMA BUAT TARUHAN." Teriak Fajar yang sudah emosi, membuat seisi kantin menoleh menatap mereka sekaligus membuat mereka menjadi bahan tontonan gratis.

"Lo ngajak berantem rupanya, ha?" Tantang Rio yang kini sudah tersulut emosi sambil mengngepalkan tangannya kuat.

"Oh, ayo!" Tantang Fajar juga, bersiap melayangkan tinjunya tepat pada wajah Rio begitu juga dengan Rio.

Manik mata Jihan membulat sempurna kala merasakan jika kedua pria ini akan saling melemparkan bogeman mentah mereka, terbukti dari tangan mereka yang sudah terkepal erat.

"Stopp, lo berdua apa-apaan sih! gak liat apa? sekarang kita udah jadi tontonan gratis tau gak!" Ucap Jihan melerai Fajar, dan Rio yang sama-sama tersulut emosi.

Fajar yang melihat dirinya sudah dikerumuni murid-murid yang kepo akan masalahnya pun langsung pergi menarik pergelangan tangan Jihan dengan paksa dan diikuti Rio dibelakangnya. Cowok itu tak mau melihat Jihan ditarik paksa oleh Fajar lagi pula masalahnya dengan Fajar belum selesai.

"Gawat! gawat! gimana ini?" Khawatir Maira lalu melotot ke semua murid untuk bubar, seketika murid-murid yang tadi ngumpul layaknya semut kini bubar perlahan-lahan, menyisakan Maira, Aksa, dan Farel saja.

"Udah lah beb, kita cuma bisa bertahan sampai sini." Ucap Farel menenangkan pacarnya tersebut, "Biar gue nanti yang kasih tau info ini ke Karina, Karina berhak tau masalah sepupunya."

"Ha? maksud kamu? kita biarin gitu?" Tanya Maira tak percaya dengan ucapan pacarnya ini. Bisa-bisanya dia membiarkan sahabatnya sendiri menanggung beban! oh ayo lah disini salah mereka juga yang dengan tidak berperikemanusian menghukum Rio dan Jihan tuk pacaran, ya walaupun hanya bercanda tapi tetap saja!

"Bu bukan gitu, kalau jodoh pasti gak akan kemanakan? lagi pula mereka sudah dewasakan? mereka bertiga pasti bisa nyelesein masalah ini sendiri tentu saja dengan kepala dingin." Jelas Farel panjang yang ada benarnya menurut Maira sedangkan Aksa hanya diam tak berani angkat bicara sedari tadi.

"Tapi tetap saja aku khawatir!"

"Yaudah, kita ikutin mereka secara diam-diam. Kalau mereka berkelahi tinggal kita pisahin." Usul Farel melirik sekilas ke arah Aksa yang masih saja bengong ditempat.

"Ya, ayok!" Maira dengan gesit langsung lari.

"Udah, ini gak sepenuhnya salah lo. Gue tau lo gini pasti ada alasannya? well, jangan pernah gini lagi." Nasihat Farel menepuk pelan bahu Aksa lalu beranjak pergi dari sana.

Mampu* gue! Batin Aksa, ini semua salahnya! lelaki itu hanya berharap jika Adiknya tak berbuat diluar batas.

Sementara ditaman.

"Lepasin Jar! sakit tau gak!" Kesal Jihan yang sedari tadi menahan sakit dipergelangan tangannya karena cengkraman kuat Fajar, membuat Fajar memberhentikan langkahnya dan menatap penuh khawatir ke arah Jihan.

"Sorry, gue bener-bener gak sengaja. Gue kebawa emosi." Sesal Fajar lalu mengngusap lembut pergelangan tangan Jihan tapi sebuah tangan kekar milik Rio langsung menghempas paksa tangan Fajar dari pergelangan tangan Jihan.

"Lo apa-apaan ha!" Kesal Fajar menatap tajam mata hitam pekat Rio. Pemuda itu masih kesal dengan Rio, bisa-bisanya dia menyusul mereka berdua sampai sini!

Oh iya, gue ngapain sih ngikutin mereka berdua? kan hubungan gue dengan Jihan udah selesai. Batin Rio binggung tapi jauh didalam lubuk hatinya yang terdalam ia tidak suka jika Jihan disentuh oleh Fajar, dan dia tak mau jauh-jauh dari Jihan. Oh oke ada apa dengan Rio sekarang?

"Gue cuma mau bilang sesuatu sama Jihan, sebentar aja." Ucap Rio pada akhirnya setelah berhasil mengumpulkan semua ide-ide gila yang terbesit dalam otaknya.

"Halah, jangan alasan lo!" Fajar bersiap melemparkan bogeman mentahnya ke arah pria didepannya ini.

"Woy santai dong! gue disini niatnya baik kok."

Fajar melipat kedua tangannya didepan dada, "Terserah, lo gue kasih waktu lima menit."

"Apa-apaan sih lo? terserah gue dong! emangnya lo siapanya dia ha?" Kesal Rio menatap tajam Fajar begitu juga dengan Fajar yang menatap tajam Rio, kedua pria itu sama-sama melemparkan tatapan tajamnya.

"Heh, jaga uc-" Ucap Fajar terpotong.

"Udah stop! ribut aja dari tadi!" Lerai Jihan yang sudah merasakan pening dikepalanya akibat mendengarkan ocehan-ocehan dari Rio maupun Fajar yang sedari tadi tidak sudah-sudah. Memang dasar Tom and Jerry.

Tatapan yang semula tajam kini meredup, menatap gadis didepannya. "Han, maafin gue yah udah bohongin lo." Ucap Rio penuh penyesalan, entah mengapa Rio amat menyesal telah membuat Jihan cuma sekedar bahan taruhannya saja! padahal dulu ia sangat benci gadis itu! tapi.... Ah sudah lah.

Jihan mengigit pelan bibir bawahnya. Kalau begini caranya dia harus jujur juga dong? dia tak mau Rio merasa bersalah sendirian, "Gu gue juga salah kok." Sesal Jihan juga membuat Rio dan Fajar tak mengerti maksud dari perkataan Jihan.Kedua cowok itu langsung menatap serius ke arah Jihan, membiarkan gadis itu tuk melanjutkan ucapannya.

"Maksud lo?"

"Gu gue juga kalah taruhan." Lirih Jihan sambil menunduk.

Wajah yang awalnya terkejut kini berubah menjadi kekehan ringan, "Oh, ternyata kita impas." Ucap Rio mencoba tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan, mungkin untuk terakhir kalinya. "Makasih udah nemenin gue selama satu minggu." Sambung Rio sambil tersenyum tapi tidak dengan hatinya yang amat perih.

"Iya gue juga. Lo orangnya asik ternyata, haha." Ucap Jihan menerima jabat tangan dari Rio lalu ikut tersenyum paksa, entah mengapa hatinya amat perih dan hampir menangis.

Tak sangkah kisah cintanya berakhir seperti ini? memang ini pantas disebut kisah cinta?

Jabat tangan itu mulai mengendur disusul senyuman Rio lalu lelaki itu pergi entah kemana, meninggalkan Jihan dengan Fajar disana.

BERSAMBUNG~

CUP CUP CUP😂

JANGAN LUPA LIKE👍 AND KOMEN💬 YAH GUYSS

KUY MAMPIR JUGA DINOVEL AUTHOR SATUNYA😉😅

SEE YOU NEXT CHAPTER😚😉

BABAY~

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

😭😭😭

2023-03-27

0

Al Naira Syamsa

Al Naira Syamsa

kok kayak ada bab yg tertinggal ya? itu yg masalah Vina gimana thor

2020-10-01

3

Tri Utami

Tri Utami

semangat Thor,,masa nungggu seminggu cuma 1 ep

2019-12-23

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!