Seperti biasa sepulang kuliah Bella langsung ke konter pulsanya. Sebenarnya dia tidak harus selalu ada di konter karena karyawannya sudah benar-benar menguasai bidang kerjanya.
Dari pengaktifan kartu perdana, pengaktifan voucher data, pengisian pulsa reguler atau data, mereka sudah paham.
Untuk pembelanjaan kebutuhan konter pulsa biasanya ada sales provider seluler atau aksesoris ponsel yang rutin datang ke konternya. Para karyawan melaporkan apa yang dibutuhkan kemudian Bella akan melakukan pemesanan ke sales yang bersangkutan.
Konter ini sebelumnya milik Andi, salah satu teman Bella. Karena ada keperluan yang mendesak, Andi terpaksa harus melepas konternya.
Masa kontrak toko yang digunakan untuk konter tersebut masih lama, sekitar 11 bulan lagi maka Andi menawarkan kepada Bella untuk over kontrak dan Andi juga menjual seluruh isi konternya.
Tadinya Bella tidak tertarik untuk membuka usaha di bidang ini karena usaha ini termasuk jenis usaha yang barrier to entry-nya relatif kecil sehingga siapapun dengan modal awal yang tidak terlalu besar bisa membuka usaha ini.
Ini terbukti dengan banyaknya usaha sejenis dimana-mana bahkan di dekat konter Bella pun ada beberapa konter. Setiap konter berusaha untuk menarik calon konsumen dengan berbagai cara seperti melengkapi konternya dengan segala hal yang berhubungan dengan ponsel, memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen, penataan display yang dibuat semenarik mungkin dan lain sebagainya.
Andi menuturkan kalau dia memulai konter ini dari konter yang seadanya sampai menjadi konter yang walaupun tidak terlalu besar tapi cukup bisa bersaing dengan konter lainnya dan omsetnya pun lumayan.
Dan dua orang karyawannya sudah seperti keluarganya. Dia merasa sayang kalau konter ini di-over kontrak ke sembarang orang. Dia berharap jika Bella yang melanjutkan usahanya ini, kedua karyawannya tetap bekerja di konter ini.
Jarum pada jam yang terpasang di dinding sebelah kiri konter menunjukkan pukul 14.20 dan pada waktu seperti ini biasanya konter tidak terlalu ramai oleh pembeli sehingga Bella bisa dengan santai memeriksa pembukuan konter.
Ditambah lagi sekarang sedang hujan walaupun tidak deras tapi biasanya membuat orang enggan untuk keluar rumah atau yang sedang dalam perjalananpun enggan untuk mampir-mampir kalau tidak ada keperluan mendesak.
"Hei...Bella ya?" tiba-tiba sebuah suara mengejutkan Bella yang sedang mengamati buku besar di hadapannya.
Bella mendongakkan kepalanya, melihat siapa yang bertanya padanya. "Iya saya Bella," jawab Bella kemudian Bella berjalan mendekati si penanya.
"Eh Mbak Lidya, Bella kira siapa," kata Bella begitu mengenali wanita yang berdiri di hadapannya. "Silahkan duduk Mbak, ada yang bisa Bella bantu?"
"Nggak Bella, kebetulan tadi Aku sedang berteduh di toko sebelah, begitu lihat ke sini lihat kamu."
"Aku lagi nunggu Mas Bagas, dia lagi beli soto di kedai sana," tunjuk Lidya ke arah sebuah kedai di seberang konter Bella.
"Oh soto Pak Rahmat, enak lho Mbak, Bella sama anak-anak sini suka sama sotonya, bumbunya kerasa banget," review Bella atas kedai soto kesukaannya itu.
"Wah begitu ya, baguslah soalnya ini pertama kali Mas Bagas beli di sana," kata Lidya.
Lidya ini salah satu tetangga Bella, anaknya Bu Yos yang sempat menjadi trending topik di lingkungan perumahan mereka.
Berdasarkan gosip yang beredar Lidya ini menikah karena kecelakaan alias hamil duluan. Entah siapa yang pertama kali menghembuskan gosip tidak sedap ini. Bella pertama kalinya mendengarnya dari pembicaraan Bu Ratih dan gengnya. Apa mungkin mereka yang memulai gosip ini, entahlah Bella tidak ingin berspekulasi.
Tanpa sadar Bella mengamati tubuh Lidya karena teringat gosip itu yang katanya baru menikah dua bulan kok perut Lidya sudah buncit.
"Aku enggak lagi hamil, ini mah tumpukan lemak," seakan tahu apa yang sedang Bella pikirkan Lidya mengatakan hal itu sambil sedikit terkekeh.
"Astagfirullah... maaf Mbak," kata Bella menyadari apa yang sudah dilakukannya. Gara-gara gosip yang pernah didengarnya, secara tidak sadar Bella seakan mencari kebenaran gosip itu dengan mengamati tubuh Lidya, betul tidak Lidya ini menggemuk karena hamil.
"Bella tidak bermaksud..... haduh Mbak maaf ya Mbak," malu Bella benar-benar merasa malu dan merasa bersalah juga.
"Sudah... sudah... tidak apa-apa, ini bukan pertama kalinya kejadian seperti ini," kata Lidya santai seakan kejadian ini hal biasa baginya, tidak membuatnya sakit hati dan marah.
"Pasti Bella sudah dengar gosip tentang Aku yang menikah karena hamil duluan kan?" tanya Lidya.
"Iya Mbak, Bella benar-benar minta maaf Mbak, pas lihat Mbak jadi teringat gosip itu terus...ya gitu deh... maaf ya Mbak," Bella sungguh tidak enak hati pada Lidya.
"Waktu pertama mendengar gosip ini, Aku tuh sakit hati banget, siapa sih yang tega menyebarkan gosip seperti ini, ayah dan ibu juga keluarga besar kami sampai marah dan mempertanyakan hal ini kepada kami."
"Berasa disidang sama keluarga, sedih banget Bell, Aku tuh."
"Aku memang belum bisa menjadi wanita shalihah tapi Aku tahu batasan dalam bergaul dengan lawan jenis, jangankan berbuat zina, pegang tangan Aku tuh Mas Bagas tidak mau," Lidya bercerita tentang gosip seputar dirinya yang sempat membuat geger keluarganya juga keluarga suaminya.
"Kadang orang apalagi tetangga suka menilai jelek Aku karena penampilanku, iya sih Aku juga salah, pekerjaanku menuntut Aku untuk bisa tampil menarik, dulu Aku mikirnya menarik itu memakai pakaian yang kekinian yang kadang bahannya irit tapi ternyata konsep penampilan menarik itu tidak seperti itu, ya pemikiranku agak dangkal waktu itu."
"Jadi melihat penampilanku yang seperti itu dan Aku juga sering pulang agak malam, membuat orang berpikir yang tidak-tidak tentang Aku," lanjut Lidya.
"Setelah menikah berat badanku naik, sebelumnya Aku kurus. Mungkin perubahan badan ini juga yang membuat orang berpikiran yang tidak-tidak. Padahal gemuk hamil dan gemuknya gemuk kan beda ya?" Lidya kembali melanjutkan curhatannya. Entahlah kenapa dia merasa nyaman berbicara dengan Bella. Kembali Lidya mengutarakan unek-uneknya dan Bella dengan setia mendengarkan.
Selama ini Lidya bukan tidak tahu penilaian tetangga tentang dirinya tapi dia memilih tidak mempedulikannya. Memikirkan pekerjaannya saja sudah pusing, untuk apa memikirkan apa kata orang yang penting dia tidak seperti yang mereka katakan.
Namun gosip tentang hamil di luar nikah yang menimpanya membuat keluarganya malu dan marah. Ini membuat dirinya introspeksi diri, merenungkan apa yang membuat orang berpikir seperti itu.
Orang-orang memang terkadang mudah sekali menilai penampilan luar orang lain, kalau tidak sesuai dengan nilai-nilai yang mereka anut langsung menghakimi kalau orang tersebut memiliki perilaku yang salah.
Alih-alih menasehati yang ada malah melabeli yang tidak-tidak pada orang lain. Akhirnya Lidya menarik kesimpulan mungkin karena penampilannya yang selama ini sering memakai rok di atas lutut dengan blouse yang kadang tipis memberi celah kepada orang lain yang tidak menyukainya untuk membuat asumsi buruk tentang dia.
"Ya seperti itulah Mbak kadang orang hanya menilai dari penampilan luar saja padahal dia tidak tahu sebenarnya seperti apa kita," Bella memberikan tanggapannya atas curhatan Lidya.
"Padahal ya Mbak sekarang ini ada juga orang yang terlihat baik tapi perilakunya tidak baik, emang baik tidaknya seseorang sekarang tuh tidak bisa diukur dari penampilan luarnya saja, harus kita kenali dulu sifatnya baru kita bisa menilai orang itu baik atau tidak," kembali Bella mengutarakan pendapatnya.
"Begitulah Bell, tapi kejadian ini Aku anggap sebagai teguran untukku supaya Aku lebih mawas diri, lebih memperbaiki diri, bukan karena takut dicap orang tidak baik ya tapi memang sudah seharusnya kita menjaga marwah kita apalagi Aku sudah menikah sekarang," kata Lidya.
"Assalamu'alaikum," salam seorang pria yang tanpa mereka sadari sudah berdiri di sebelah Lidya.
"Wa'alaikumussalam," serentak Bella dan Lidya menjawab salam tersebut.
"Eh Mas Bagas.... sudah Mas beli sotonya?" tanya Lidya pada pria itu yang ternyata adalah suaminya.
"Sudah....ini," jawab Bagas sambil menunjukkan kresek putih berisi dua porsi soto.
"Mas, kenalin ini Bella tetangga kita, anaknya Bu Alya yang di blok B," Lidya memperkenalkan Bella pada suaminya.
Bella tersenyum ke arah Bagas dan Bagas pun membalasnya sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dadanya. Hanya sesaat dia memandang Bella, kemudian mengalihkan pandangannya ke arah istrinya.
Adem banget suamimu Mbak Lidya, batin Bella. Penampilannya yang sederhana tidak menutupi wajahnya yang tampan, malah terlihat lebih menarik. Pembawaannya kalem... waduh suamimu Mbak husband material banget sih, kekaguman Bella terus berlanjut.
Ya ampun... suami orang itu Bella, cukup dilihat sebentar saja jangan terus dipandang dan terkagum-kagum begitu nanti kamu naksir dia, si batin mengingatkan Bella . Memang terkadang pria yang sudah menikah terlihat lebih dewasa dan menarik.
"Pulang sekarang kita?" Bagas bertanya pada Lidya.
"Iya Mas, Bella kami duluan ya, kapan-kapan kita ngobrol lagi," pamit Lidya.
Setelah mengucapkan salam, mereka meninggalkan Bella. Bagas mengeluarkan motornya dari area parkiran dan menghampiri Lidya. Terlihat Bagas mengatakan sesuatu pada Lidya sambil menyampirkan helaian rambut Lidya ke belakang telinganya dan Lidya membalas ucapan suaminya sambil tersenyum. Mereka pun berlalu dan menghilang dari pandangan Bella di tengah rintik hujan.
Pasangan yang sempurna, pikir Bella. Lidya, wanita yang cantik dan baik, pun suaminya, pria yang tampan dan dari caranya bersikap tadi Bella menilainya sebagai pria yang baik.
Kok bisa-bisanya ada yang menggosipkan yang tidak-tidak tentang mereka. Tidak habis pikir Bella.
Semoga mereka menjadi pasangan yang sakinah, mawadah dan warrahmah, doa tulus Bella untuk Lidya dan Bagas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
jasmine
ada orang yang suka menilai orang hanya dari tampilan luarnya saja, kalau tidak sesuai dengan standar nilai yang mereka miliki, langsung deh dicap jelek, padahal kan belum tentu
2022-12-08
9
Authophille09
inget Bella laki org itu😂
2022-12-01
4
betul itu don't judge people by its cover. yang kita lihat nampak solehah dari depan belum tentu baik dan perempuan tidak bertudung belum tentu jahat.
2022-11-26
3