"Bengong aja," kata bunda Alya.
"Lagi mikir nih, Bun," jawab Bella dengan muka serius seolah sedang memikirkan sesuatu yang berat.
"Serius amat, mikirin harga minyak goreng, sudah turun tuh, apa mikirin isu politik terkini, wah kemajuan dong anak bunda, mulai aware sama kondisi negara, biasanya kepoin gosip artis."
"Bukan itu Bunda, ini masalah serius, segala gosip artis dikepoin memangnya tidak ada hal penting yang bisa dikerjain apa, dapat manfaat tidak, dapat dosa iya," protes Bella.
Buat Bella segala gosip tentang artis itu tidak penting. Pertama, dia tidak kenal artis itu. Kedua, terkadang gosip yang beredar tidak benar atau terlalu dibesar-besarkan, well, namanya juga gosip, semakin digosok semakin sip kata orang. Ketiga, tahu gosip artis apa gunanya, buat bahan obrolan sama teman, kalau gosipnya benar tidak masalah mungkin, nah kalau gosipnya tidak benar, apa tidak jadi fitnah.
Bella berjalan sambil membawa setoples keripik pisang ke arah sofa di depan televisi, tempat bundanya sedang duduk.
Perlahan Bella duduk di samping Bunda Alya dan mulai memakan keripiknya.
"Bun, Bu Indah tuh cantik kan? masih muda lagi," tiba-tiba Bella mulai membicarakan Bu Indah yang belum lama bertamu ke rumah mereka.
"Iya betul, terus kenapa?" tanya Bunda Alya.
"Kok mau sih bertahan sama suaminya yang abusive gitu, Bu Indah tuh Bella rasa kalau mau bisa mendapat suami yang jauh lebih baik dari suaminya yang sekarang," jawab Bella.
"Apa karena cinta banget sama suaminya ya sampai tetap bertahan, seperti film apa tuh Bun, habis dipukulin sama suaminya terus suaminya nangis-nangis minta maaf dan dengan sabarnya si istri maafin," lanjut Bella.
"Emang bisa tetap mencintai seseorang yang jelas-jelas melakukan kekerasan sama dia, kalau cinta bisa membuat orang sebuta itu, Bella mending tidak pernah jatuh cinta."
"Menurut Bella nih ya Bun, saat seseorang melakukan kekerasan fisik atau verbal terhadap pasangannya itu artinya dia tuh sudah tidak mencintai pasangannya itu."
"Mana ada cinta tapi sengaja menyakiti, logikanya tidak dipakai itu kalau ada yang keukeuh bertahan sama pasangan seperti itu."
Bunda Alya dengan setia mendengarkan penuturan anaknya yang panjang sekali. Sepertinya Bella ini cocok kalau ikut demonstrasi dan kebagian sebagai orator.
"Terus ya Bun, kata tetangga yang lain, suami Bu Indah itu sudah pengangguran pemabuk pula."
"Apa coba yang dilihat dari suami seperti ini, ya ampun... Bella sampai tidak habis pikir, sampai lelah otak Bella Bun."
"Eh...jangan-jangan Bu Indah mikirnya sudahlah ini takdir dia punya suami seperti ini jadi dia berusaha ikhlas menerima aja."
"Wah ini sih pemikiran yang salah ya Bun, mana ada takdir seperti itu, hidup, mati, jenis kelamin itu baru takdir."
"Kalau hidup menderita karena merelakan diri disiksa sama suami mah itu bukan takdir tapi pilihan hidup yang dia pilih."
"Bun asyik ngemil aja, ditanggapi dong omongan Bella," protes Bella karena sedari tadi dia bicara bundanya hanya memperhatikan dia sambil makan keripik.
"Sudah selesai toh bicaranya," ujar Bunda Alya seraya meletakkan toples keripiknya ke atas meja. "Bunda nunggu kamu keluarin semua unek-unek kamu dulu."
"Kamu benar kalau apa yang Bu Indah alami sekarang itu adalah akibat dari pilihan hidupnya dan itu bukan takdir, dia memilih bertahan dan menerima semua perlakuan buruk suaminya."
"Menurut Bunda juga Bu Indah salah, mempertahankan rumah tangga yang toxic bukanlah pilihan yang tepat, selain Bu Indah semakin menderita, anaknya yang masih kecil juga bisa terkena dampaknya."
"Tapi kita kan tidak tahu kenapa Bu Indah memilih seperti itu, mungkin ada alasan lain yang membuatnya bertahan."
"Bisa jadi karena masih sangat mencintai suaminya dan masih berharap suaminya berubah."
"Bisa juga karena alasan lain atau mungkin karena nilai-nilai yang selama ini dipegang oleh keluarga Bu Indah."
"Seperti kamu tahu, masih ada orang yang menganggap perceraian itu aib, masih ada orang yang suka khawatir kalau menyandang status janda karena pandangan orang di sekitarnya."
"Ini pelajaran berharga buat kamu, hati-hati dalam memilih jodoh, jangan asal ganteng main terima saja atau karena kaya, setuju saja dinikahi."
"Dalam memilih jodoh atau apapun dalam hidup, kita harus bijaksana, lihat baik buruknya, jangan sampai menyesal kemudian."
"Apa yang terlihat baik di mata kita belum tentu itu yang terbaik untuk kita dan apa yang terlihat tidak baik belum tentu tidak baik untuk kita."
Penuturan Bunda Alya yang tidak kalah panjang dari penuturan Bella membuat Bella berpikir kalau apapun yang terjadi dengan hidup ini adalah sebagian sebagai akibat dari pilihan yang dibuat si pelaku kehidupan.
Pilihan yang dilakukan dengan bijak akan meminimalis dampak buruk yang mungkin terjadi dan pilihan yang dilakukan dengan sembarangan akan berakibat tidak baik ke depannya.
"Jadi intinya selama kita masih bernafas, kita masih mempunyai pilihan dan setiap pilihan hidup itu ada konsekuensinya tersendiri, maka dari itu saat kita memilih sesuatu choose wisely." Lanjut Bunda Alya lagi.
"Bella mengerti Bun." Tanggapan Bella atas pernyataan sang bunda yang sepenuhnya Bella pahami.
"Oh ya Bun, Bunda terima Bu Indah bekerja di toko, kan kita tidak sedang membutuhkan pegawai baru, terus penjualan kue juga sekarang agak menurun," tanya Bella kemudian. "Bunda tidak khawatir apa nanti biaya operasional kita bertambah sementara income tetap atau bahkan turun."
"Bu Indah sedang membutuhkan pekerjaan, ya masa kita tutup mata sementara kita bisa membantu walau tidak banyak," jawab Bunda Alya.
"Kata Kang Maman, Bu Indah sudah mencari pekerjaan ke sana ke mari tapi belum dapat juga, coba kamu bayangkan kalau kamu di posisi Bu Indah, punya suami yang ringan tangan, kondisi ekonomi yang kurang, anak yang masih kecil, pasti berat banget kan."
"Kita sebagai tetangga, orang yang terdekat dengan dia, yang melihat bagaimana kondisi dia, ya jangan hanya jadi penonton saja apalagi jadi komentator atas kehidupan dia."
"Kalau kita bisa bantu ya kita bantu sesuai kemampuan kita, Alhamdulillah kita ada toko kue dan Bu Indah punya skill membuat kue, bisa saja ini jalan dari Allah buat Bu Indah untuk memperbaiki kondisi ekonominya dan jalan buat kita buat mengembangkan toko kita."
"Kehadiran Bu Indah semoga bisa memberi nuansa baru buat toko kita, semoga dengan skill-nya Bu Indah bisa membantu kita memproduksi varian kue baru yang bisa menarik minat konsumen."
"Kamu jangan khawatir soal rezeki, semua sudah diatur sama Allah, kita tinggal terus berusaha dan berdoa, jangan takut miskin hanya karena nolong orang, mengerti?" kata Bunda Alya sambil menatap anaknya.
"Mengerti Ustadzah Alya," sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada dan menundukkan kepala, Bella menjawab.
"Kamu tuh..." Bunda Alya mendelik tapi tangannya kembali meraih toples keripik dan melanjutkan acara ngemilnya.
"Kamu bukan ada jadwal kuliah siang ini, kok belum siap-siap," teringat akan jadwal kegiatan anaknya.
"Ya Allah.... Bella lupa Bun, ya sudah Bella siap-siap dulu ya," kata Bella sambil berlari ke kamarnya.
Pembicaraan tentang Bu Indah dengan bundanya membuat Bella lupa akan jadwal kuliahnya. Tapi dari pembicaraan ini Bella mendapat banyak hal yang berguna untuk hidupnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Nasihat bu alya sangat berguna ya buat perempuan yang belum kawin atau pun belum. Daisy yang membaca ini sangat suka dengan nasihat bu alya kerana akan memberi dampak kebaikan kepada kaum wanita
2022-11-26
4
Fenti
benar tuh bunda Alya... kadang perempuan lihat good looking langsung terima-terima saja
2022-11-17
2
Fenti
Kalau hanya bertahan karena cinta. aku rasa kalau cinta tidak menyiksa tuannya tapi kadang tuannya sendiri menyalah gunakan cinta itu..
2022-11-17
1