BAB. 19 Sepakat

Hanya nasi goreng dan teh hangat yang tawar.Ria dan Dendy pun sarapan sesuai dengan hidangan yang Nia buatkan.

"Kalian pulang kan? Dipastikan pulang ke rumah dan jangan mampir.Mba akan berangkat kerja jam delapan dan mas mu jam sebelas.Kalian pulang jam berapa?"

"Sebentar lagi mba.."

"Nanti saja!"

Ucap Ria dan Dendy bersamaan namun dengan jawaban berbeda.Hal itu membuat Nia menghela nafas.

Dendy ingin langsung pulang sedangkan Ria ingin bermalas malasan dulu,ia masih belum ada tenaga untuk melakukan kegiatan lain nya.

Sedangkan Dendy ia tidak mau berlama lama karena Nia tidak ada disana dan hanya ada Raka.Entah kenapa dirinya sedikit tidak suka dengan gerak gerik Raka pada Ria begitu pula dengan Nia.

"Ccck!... Mana yang benar jadi nya?" Tanya Nia memastikan,kedua nya tadi menjawab dengan tak jelas.

"Nanti saja Mba,aku masih ingin tidur sebentar lagi!" ujar Ria,ia bahkan menguap di atas piring nya sendiri hingga Dendy menutup mulut Ria yang sangat lebar.

"Kita pulang saja Mba,nanti biar Ria bisa tidur di mobil.Lagi pula tidak enak dengan Ayah dan Ibu,aku tidak berpamitan akan menginap". Ucap Dendy dan Nia mengangguk.

"Kalau begitu kamu ikut mobil Dendy saja sayang,kan searah sekalian mampir kantor mu!" pinta Raka,dan hal itu di angguki oleh ketiga nya.

Ria pun mengalah,ia benar benar tidur tak lama saat masuk ke dalam mobil Dendy.Nia yang berada di jog belakang menggeleng.

"Hemmm bagaimana nanti kalau dia punya suami,pagi pagi masih mengantuk.Dengar Den,tidur nya saja mendengkur.Kamu betah tadi malam tidur samping dia,atau jangan jangan?" lirikan tajam Nia mengintimidasi,Dendy yang melihat dari spion dalam pun menggeleng.

"Aku sudah lama berteman dengan nya Mba,dan aku tidak pernah mempermasalahkan semua nya yang ada pada dirinya!" ucap Dendy,terdengar tulus.

Namun hingga sekarang pun masih belum jelas dan tak ada kejelasan sama sekali dari mereka berdua.

Mobil melaju hingga berada di gedung yang sangat luas dan lumayan tinggi,kira kira tiga atau empat lantai dan itu adalah bank Nia bekerja.

"Jagain adik mba ya Den?" ucap Nia,tak lupa ia berterima kasih.Mengusak pelan puncak rambut Ria,ia pun membuka pintu dan keluar dari mobil.

"Hati hati Den,tidak usah mengebut!" ucap Nia lagi sebelum masuk gedung,tak lupa ia berpesan pada teman adik nya itu.

Melajukan mobil nya lagi,Dendy hanya sesekali melirik pada Ria yang masih tertidur dengan kaki berada di atas jog.Beberapa kali lampu merah Dendy tak mampu menerobos karena memang jalanan sangat ramai para pengendara pekerja dan sekolah.

Berkali kali membunyikan klakson karena banyak pemotor yang ugal-ugalan,lampu lalu lintas juga sedang tidak bersahabat dengan nya,mendapati saat merah beberapa kali.Tiga puluh menit jika jalanan lengang dan memakan satu jam jika macet.

Jam menunjukkan pukul sembilan pagi lebih sedikit,mobil Dendy mulai mendekati kawasan rumah Pak Wara.Dendy pun beberapa kali mengusak ujung kepala Ria namun gadis itu hanya terkejut dan terpejam lagi,hingga ia melewati rumah Ria mencoba memutar kan setir mobil.Melewati blok demi blok dan berhenti sejenak di depan rumah nya.

"Mas Dendy..." ucap satpam di depan,kepala nya pun turun melihat siapa yang duduk di sebelah nya.Mata nya membola namun Dendy buru buru menampik keterkejutan lelaki tua di luar pintu mobil.

"Sssstt!! Apa Papa dan Mama sudah berangkat bekerja Pak?" tanya Dendy pada satpam.

"Sudah,Bapak dan Ibu sudah berangkat pagi pagi sekali.." ucap nya lirih,Dendy pun mengangguk.

"Tolong masukan mobil Pak,pintu dapur dibuka kan Pak?" tanya Dendy kemudian.

"Njih Mas,dibuka..." jawab nya.

Dendy pun mengangguk,ia keluar dari mobil dengan perlahan lalu berlari kecil ke pintu sebelah nya.

Seolah memberi kode pada satpam nya untuk menutup mobil,Dendy menggendong Ria dan membawa nya masuk.

Pak satpam pun menutup mobil setelah Dendy membawa Ria masuk cukup dari sana.Menatap anak majikan nya,ia pun menggeleng.

Seharusnya Dendy membawa Ria ke rumah nya namun entah rencana apa yang ia buat hingga kemudi nya membawa mereka ke rumah Tuan Wara atau rumah Dendy.

Memasuki pintu dapur ia bertemu dengan art dan hanya tersenyum.

"Mas..." ucap nya sedikit bingung,namun Dendy mengisyaratkan bibir nya untuk diam.Dan wanita itu pun mengangguk.

Mengendap melewati setiap ruangan,sebenarnya beberapa cctv menyala hanya saja bagi Dendy itu hal yang mudah dan ia sendiri mampu menghapus.

Meletakkan Ria di atas ranjang nya,ia sendiri mengambil nafas dalam dalam karena bobot Ria yang cukup berat.

.

.

.

"Hallo Bu,Ria sudah sampai?" ucap Nia,ia sengaja menanyakan adik nya untuk memastikan jika Dia pulang dan tidak mampir.

"Ibu belum melihat nya dari tadi,apa dia sudah pulang?" ucap Ibu Aela.Wanita itu pun melepaskan apron dan meletakkan di sandaran kursi.Sedang mem fillet ayam untuk persediaan di kulkas.

"Nia rasa ada yang aneh dengan Ria dan Dendy Bu.." ucap Nia kemudian.

Merasa obrolan anak nya sedikit serius,Ibu Aela pun berpindah ke masuk ke kamar karena ia takut suami nya mendengar.

Apapun yang terjadi pada keluarga mereka pasti akan dibicarakan dengan ibu nya dahulu lalu Ayah nya kemudian karena hanya Ibu lah yang mampu meredam emosi atau apapun reaksi Ayah.

Nia mulai menceritakan tentang apa yang ia lihat pagi tadi,namun ia tidak menceritakan jika Ria menyangkal telah terjadi sesuatu.Semua rekayasa Nia buat,wanita itu pun mengulum senyum atas reaksi ibunya.

"Astaghfirullah,kenapa mereka melakukan itu.Harusnya jika sudah sama sama menyukai bilang saja pada ayah,ayah juga beberapa kali menanyakan nya.Apa dia tidak bercerita jika selama ini Dendy juga mengirim nya uang yang cukup banyak?" ucap Ibu Aela.

"Tidak Bu..." jawab Nia.

"Ya sudah nanti biar Ibu yang tanyakan pasti,dan Ibu harap sebentar lagi mereka datang!"

Sambungan diakhiri oleh kedua nya.Sementara Ibu Aela akan merahasiakan pada suami nya jika Ria sudah perjalanan pulang sedari tadi hanya saja belum sampai.Tapi ia akan bilang pada suami nya jika Ria memang masih berada di rumah Nia.

.

.

.

To be continue

Episodes
1 BAB. 1 Jahil
2 BAB. 2 Tenggelam
3 BAB. 3 Masa Depan
4 BAB. 4 Sembunyi sembunyi
5 BAB. 5 Omes
6 BAB. 6 Nania Maheswari dan Raka Sidan
7 BAB. 7 Hampir saja
8 BAB. 8 Kepergok
9 BAB. 9 Gagal memiliki
10 BAB. 10 Obrolan
11 BAB. 11 Malam Pertama
12 BAB. 12 Membeli Rumah
13 BAB. 13 Mengulang
14 BAB. 14 Ungkapan
15 BAB. 15 Sadar
16 BAB. 16 Pemakai
17 BAB. 17 Menginap
18 BAB. 18 Tidur bersama
19 BAB. 19 Sepakat
20 BAB. 20 Tanggung Jawab
21 BAB. 21 Menolak
22 BAB. 22 Selingan obrolan sarapan
23 BAB. 23 Rumah
24 BAB. 24 Dipecat
25 BAB. 25 Penasaran Noah
26 BAB. 26 Putus
27 BAB. 27 Mengadu
28 BAB. 28 Dijebak?
29 BAB. 29 Meniduri
30 BAB. 30 Janji temu
31 BAB. 31 Positif
32 BAB. 32 Cincin
33 BAB. 33 Bukti
34 BAB. 34 Apa muat?
35 BAB. 35 Menunggu
36 BAB. 36 Hampir
37 BAB. 37 Ragu
38 BAB. 38 Rencana
39 BAB. 39 Menolak
40 BAB. 40 Keputusan
41 BAB. 41 Menyesal
42 BAB. 42 Kepulangan
43 BAB. 43 Obrolan
44 BAB. 44 Curiga
45 BAB. 45 Mengatur strategi
46 BAB. 46 Kerikan
47 BAB. 47 Kecurigaan
48 BAB. 48 Mulai Terbongkar
49 BAB. 49 Penjelasan
50 BAB. 50 Persiapan
51 BAB. 51 Kejutan bertubi-tubi
52 BAB. 52 Tidak jadi
53 BAB. 53 Kecurigaan Nia
54 BAB. 54 Awal mula
55 BAB. 55 Candu
56 BAB. 56 Kecurigaan
57 BAB. 57 Baru di mulai
58 BAB. 58 Kekhawatiran Dendy
59 BAB. 59 Trauma
60 BAB. 60 Paksa
61 BAB. 61 Meminta
62 BAB. 62 Nia Sakit
63 BAB. 63 Reuni
64 BAB. 64 Diagnosa Nia
65 BAB. 65 Dugaan sementara
66 BAB. 66 Pilu
67 BAB. 67 Jatuh Sakit
68 BAB. 68 Operasi
69 BAB. 69 Pendapat
70 BAB. 70 Tidak dikenal
71 BAB. 71 Kembali
72 BAB. 72 Memulai dari awal
73 BAB. 73 Berusaha lagi
74 BAB. 74 Cemburu
75 BAB. 75 Tidak Tahan
76 BAB. 76 Berebut
77 BAB. 77 Cerita lama
78 BAB. 78 Terperdaya
79 BAB. 79 Dapur
80 BAB. 80 Pulang ke Ibu
81 BAB. 81 Marah tak jelas
82 BAB. 82 Ibu Aela
83 BAB. 83 Hukuman
84 BAB. 84 Pawang
85 BAB. 85 Berbagi
86 BAB. 86 Drop
87 BAB. 87 Penjelasan
88 BAB. 88 Nyaman
Episodes

Updated 88 Episodes

1
BAB. 1 Jahil
2
BAB. 2 Tenggelam
3
BAB. 3 Masa Depan
4
BAB. 4 Sembunyi sembunyi
5
BAB. 5 Omes
6
BAB. 6 Nania Maheswari dan Raka Sidan
7
BAB. 7 Hampir saja
8
BAB. 8 Kepergok
9
BAB. 9 Gagal memiliki
10
BAB. 10 Obrolan
11
BAB. 11 Malam Pertama
12
BAB. 12 Membeli Rumah
13
BAB. 13 Mengulang
14
BAB. 14 Ungkapan
15
BAB. 15 Sadar
16
BAB. 16 Pemakai
17
BAB. 17 Menginap
18
BAB. 18 Tidur bersama
19
BAB. 19 Sepakat
20
BAB. 20 Tanggung Jawab
21
BAB. 21 Menolak
22
BAB. 22 Selingan obrolan sarapan
23
BAB. 23 Rumah
24
BAB. 24 Dipecat
25
BAB. 25 Penasaran Noah
26
BAB. 26 Putus
27
BAB. 27 Mengadu
28
BAB. 28 Dijebak?
29
BAB. 29 Meniduri
30
BAB. 30 Janji temu
31
BAB. 31 Positif
32
BAB. 32 Cincin
33
BAB. 33 Bukti
34
BAB. 34 Apa muat?
35
BAB. 35 Menunggu
36
BAB. 36 Hampir
37
BAB. 37 Ragu
38
BAB. 38 Rencana
39
BAB. 39 Menolak
40
BAB. 40 Keputusan
41
BAB. 41 Menyesal
42
BAB. 42 Kepulangan
43
BAB. 43 Obrolan
44
BAB. 44 Curiga
45
BAB. 45 Mengatur strategi
46
BAB. 46 Kerikan
47
BAB. 47 Kecurigaan
48
BAB. 48 Mulai Terbongkar
49
BAB. 49 Penjelasan
50
BAB. 50 Persiapan
51
BAB. 51 Kejutan bertubi-tubi
52
BAB. 52 Tidak jadi
53
BAB. 53 Kecurigaan Nia
54
BAB. 54 Awal mula
55
BAB. 55 Candu
56
BAB. 56 Kecurigaan
57
BAB. 57 Baru di mulai
58
BAB. 58 Kekhawatiran Dendy
59
BAB. 59 Trauma
60
BAB. 60 Paksa
61
BAB. 61 Meminta
62
BAB. 62 Nia Sakit
63
BAB. 63 Reuni
64
BAB. 64 Diagnosa Nia
65
BAB. 65 Dugaan sementara
66
BAB. 66 Pilu
67
BAB. 67 Jatuh Sakit
68
BAB. 68 Operasi
69
BAB. 69 Pendapat
70
BAB. 70 Tidak dikenal
71
BAB. 71 Kembali
72
BAB. 72 Memulai dari awal
73
BAB. 73 Berusaha lagi
74
BAB. 74 Cemburu
75
BAB. 75 Tidak Tahan
76
BAB. 76 Berebut
77
BAB. 77 Cerita lama
78
BAB. 78 Terperdaya
79
BAB. 79 Dapur
80
BAB. 80 Pulang ke Ibu
81
BAB. 81 Marah tak jelas
82
BAB. 82 Ibu Aela
83
BAB. 83 Hukuman
84
BAB. 84 Pawang
85
BAB. 85 Berbagi
86
BAB. 86 Drop
87
BAB. 87 Penjelasan
88
BAB. 88 Nyaman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!