BAB. 15 Sadar

"Dimatiin dulu ya,aku gak enak sama yang lain".

Ucap Ria pada seseorang di sebrang sana,namun mata nya melirik pada lelaki di sebelah nya.Dendy terus menatap nya.

"Gak percaya?"

...

"Video call nya nanti saja ya Noah,please?!"

...

"Oke.. See you.. Iya aku juga!".

Sambungan dimatikan langsung oleh Ria,ia tak mau pria di sana berbicara macam macam karena di sebelah nya Dendy sudah meletakan kepala di bahu Ria.

"Sudah sampai mana gaya ngedate kalian?".

Dendy mode tegas pun terlihat.

"Apa sih,Lo sama kaya gue Den.Lo pun punya cewek kan?" ucap Ria dan Dendy hanya terkekeh.

"Yang gue pejuang kan tuh lu,iya memang gue punya cewek,Mama gue!" ucap Dendy dan Ria pun berdecak.

"Umur kita berapa Den,udah cerita nya kesana aja.Jalan kita masih panjang dan mungkin juga nanti jodoh gue bukan lu,bukan Noah dan mungkin juga gue bisa sama Dewa atau Te..."

"Gue bunuh semua nya kalau mereka sama lu!" jawab Dendy,padahal Ria belum menyelesaikan kalimat nya.

"Kriminal!" ucap Ria singkat.

"Biarin,bodoh amat..Yang penting gue dapetin lu!"

"Gila!"

"Emang!" jawab Dendy.

Padahal tidak pernah akur jika bertemu namun harapan Dendy untuk bersama Ria sangat besar,bukan hanya itu.Cinta nya bahkan hanya Ria sejak mereka sekolah.Ia selalu mengecek keadaan,kesehatan,dan juga selalu mengabari jika terjadi sesuatu.

Hening sejenak,mereka tetap pada posisi yang sama.Bahu Ria untuk sandaran Dendy,terlihat tak wajar mungkin.Tapi inilah keadaan nya sekarang,obat obatan terlarang mempengaruhi sistem kerja otak Dendy,ia bahkan harus sering melawan rasa yang luar biasa di dalam dirinya.

"Den.." tanya Ria dan hanya di jawab deheman saja.

"Sejak kapan Lo konsumsi obat seperti itu?"

"Sejak gua tahu Lo punya pacar,sejak gua tahu Lo sering ngedate ke Surabaya dan sejak gua ngerasa rasa ini gak bisa pupus Ri..."

Ria menoleh,ia menggeser bahu nya.Dendy pun berdecak karena terhuyung.Lelaki itu menarik lengan Ria kembali.

"Cuma sebentar sampai gue tidur!" pinta Dendy.

"Ini sudah satu jam lebih dan Lo belum tidur juga!"

"Kalau bisa sampai besok,besok nya lagi,besok nya lagi juga,selamanya!"

"Nikahin gue berarti!" celetuk Ria singkat.

"Ayo, sekarang?!" Dendy pun langsung menjawab,kepala nya menegak.

Ria yang tahu itu langsung tertawa terbahak melihat begitu amat sangat Dendy bersemangat.

.

.

.

Berkali kali Nia memutar pergelangan tangan nya demi melihat jam tangan.Ria yang berjanji akan datang untuk membantu membuat kue sebagai tanda perkenalan kepada tetangga setempat.

Nyatanya sedari tadi belum terlihat,bahkan matahari sudah mulai naik,panas terik matahari di luar rumah pun sudah mulai menembus sela ventilasi jendela.

"Gak mungkin nyasar kan nih anak?" gumam nya sendiri.

Raka sudah pergi berkerja dua jam yang lalu sedangkan Nia sendiri di rumah tanpa ada siapa pun lagi di sana.

Menunggu dan tak sabar lagi akhirnya Nia memutuskan untuk memulai nya sendiri.Hanya bolu jadul ber toping keju atau pun coklat serut,atau juga mesis yang ia taburkan.Mungkin selain untuk perkenalan itu juga sebagai rasa syukur karena menempati rumah baru.

.

.

.

Perlahan Ria mengangkat kepala Dendy,ia meraih bantal di atas ranjang lalu meletakkan perlahan dan merebahkan tubuh besar nan jangkung di sana.Hanya beralaskan permadani yang halus dan empuk,Ria membenarkan posisi Dendy yang sudah tertidur.Tidak mungkin jika ia mengangkat nya dan memindahkan ke atas ranjang.Tubuh lelaki itu bahan dua kali lipat dibanding tubuhnya sendiri.

"Gua tinggal bentar ya,awas aja lu kalau berulah lagi.Gua gantung di pohon Pete!" gumam nya persis di depan wajah Dendy.

Ria pun meraih selimut lalu menutupi tubuh bongsor Dendy.Tanpa ia tahu Dendy sebenarnya tidak tidur,ia bahkan tersenyum di dalam hati nya,bibir nya pun demikian dan sangat tipis.

Ria yang akan pamit pada kedua orang tua Dendy merasa sangat berantakan,ia masuk ke dalam kamar mandi merapihkan diri membasuh wajah nya,memakai apa yang ada di sana saja.

Membasuh lalu meraih tissue untuk menyeka,perlahan kaki nya keluar,tangan nya masih sibuk menyeka wajah nya.

"Gua antar!!"

Suara yang sangat ia kenal,tangan kekar yang merangkul bahu nya.Ria pun langsung menoleh.

"Heh,kenapa bangun? Gak,Lo belum sadar.Gue gak mau mati dulu,lu belum sadar bisa bisa kita mati bareng nanti!" celetuk Ria,ia pun mendorong Dendy.

"Ccckkk! Gue bisa nyetir,pakai motor ayo!"

"Gak Lo masih Ng'Fly!" Ria pun mendekat menyentuh kening Dendy.

Tidak hangat,suhunya bahkan normal.Ia pun terkejut akan itu.

"Kenapa? Tau sendiri kan? Gue yang ngerasain Ria,gue tuh tahu keadaan fisik gue!" bela diri sendiri,Dendy terus memaksa untuk ikut mengantar Ria.

Pandangan Ria dari atas sampai bawah begitu pula sebaliknya.Ia ragu akan kesadaran Dendy namun ia membuktikan sendiri jika Dendy memang sadar.

.

.

.

To be continue

Episodes
1 BAB. 1 Jahil
2 BAB. 2 Tenggelam
3 BAB. 3 Masa Depan
4 BAB. 4 Sembunyi sembunyi
5 BAB. 5 Omes
6 BAB. 6 Nania Maheswari dan Raka Sidan
7 BAB. 7 Hampir saja
8 BAB. 8 Kepergok
9 BAB. 9 Gagal memiliki
10 BAB. 10 Obrolan
11 BAB. 11 Malam Pertama
12 BAB. 12 Membeli Rumah
13 BAB. 13 Mengulang
14 BAB. 14 Ungkapan
15 BAB. 15 Sadar
16 BAB. 16 Pemakai
17 BAB. 17 Menginap
18 BAB. 18 Tidur bersama
19 BAB. 19 Sepakat
20 BAB. 20 Tanggung Jawab
21 BAB. 21 Menolak
22 BAB. 22 Selingan obrolan sarapan
23 BAB. 23 Rumah
24 BAB. 24 Dipecat
25 BAB. 25 Penasaran Noah
26 BAB. 26 Putus
27 BAB. 27 Mengadu
28 BAB. 28 Dijebak?
29 BAB. 29 Meniduri
30 BAB. 30 Janji temu
31 BAB. 31 Positif
32 BAB. 32 Cincin
33 BAB. 33 Bukti
34 BAB. 34 Apa muat?
35 BAB. 35 Menunggu
36 BAB. 36 Hampir
37 BAB. 37 Ragu
38 BAB. 38 Rencana
39 BAB. 39 Menolak
40 BAB. 40 Keputusan
41 BAB. 41 Menyesal
42 BAB. 42 Kepulangan
43 BAB. 43 Obrolan
44 BAB. 44 Curiga
45 BAB. 45 Mengatur strategi
46 BAB. 46 Kerikan
47 BAB. 47 Kecurigaan
48 BAB. 48 Mulai Terbongkar
49 BAB. 49 Penjelasan
50 BAB. 50 Persiapan
51 BAB. 51 Kejutan bertubi-tubi
52 BAB. 52 Tidak jadi
53 BAB. 53 Kecurigaan Nia
54 BAB. 54 Awal mula
55 BAB. 55 Candu
56 BAB. 56 Kecurigaan
57 BAB. 57 Baru di mulai
58 BAB. 58 Kekhawatiran Dendy
59 BAB. 59 Trauma
60 BAB. 60 Paksa
61 BAB. 61 Meminta
62 BAB. 62 Nia Sakit
63 BAB. 63 Reuni
64 BAB. 64 Diagnosa Nia
65 BAB. 65 Dugaan sementara
66 BAB. 66 Pilu
67 BAB. 67 Jatuh Sakit
68 BAB. 68 Operasi
69 BAB. 69 Pendapat
70 BAB. 70 Tidak dikenal
71 BAB. 71 Kembali
72 BAB. 72 Memulai dari awal
73 BAB. 73 Berusaha lagi
74 BAB. 74 Cemburu
75 BAB. 75 Tidak Tahan
76 BAB. 76 Berebut
77 BAB. 77 Cerita lama
78 BAB. 78 Terperdaya
79 BAB. 79 Dapur
80 BAB. 80 Pulang ke Ibu
81 BAB. 81 Marah tak jelas
82 BAB. 82 Ibu Aela
83 BAB. 83 Hukuman
84 BAB. 84 Pawang
85 BAB. 85 Berbagi
86 BAB. 86 Drop
87 BAB. 87 Penjelasan
88 BAB. 88 Nyaman
Episodes

Updated 88 Episodes

1
BAB. 1 Jahil
2
BAB. 2 Tenggelam
3
BAB. 3 Masa Depan
4
BAB. 4 Sembunyi sembunyi
5
BAB. 5 Omes
6
BAB. 6 Nania Maheswari dan Raka Sidan
7
BAB. 7 Hampir saja
8
BAB. 8 Kepergok
9
BAB. 9 Gagal memiliki
10
BAB. 10 Obrolan
11
BAB. 11 Malam Pertama
12
BAB. 12 Membeli Rumah
13
BAB. 13 Mengulang
14
BAB. 14 Ungkapan
15
BAB. 15 Sadar
16
BAB. 16 Pemakai
17
BAB. 17 Menginap
18
BAB. 18 Tidur bersama
19
BAB. 19 Sepakat
20
BAB. 20 Tanggung Jawab
21
BAB. 21 Menolak
22
BAB. 22 Selingan obrolan sarapan
23
BAB. 23 Rumah
24
BAB. 24 Dipecat
25
BAB. 25 Penasaran Noah
26
BAB. 26 Putus
27
BAB. 27 Mengadu
28
BAB. 28 Dijebak?
29
BAB. 29 Meniduri
30
BAB. 30 Janji temu
31
BAB. 31 Positif
32
BAB. 32 Cincin
33
BAB. 33 Bukti
34
BAB. 34 Apa muat?
35
BAB. 35 Menunggu
36
BAB. 36 Hampir
37
BAB. 37 Ragu
38
BAB. 38 Rencana
39
BAB. 39 Menolak
40
BAB. 40 Keputusan
41
BAB. 41 Menyesal
42
BAB. 42 Kepulangan
43
BAB. 43 Obrolan
44
BAB. 44 Curiga
45
BAB. 45 Mengatur strategi
46
BAB. 46 Kerikan
47
BAB. 47 Kecurigaan
48
BAB. 48 Mulai Terbongkar
49
BAB. 49 Penjelasan
50
BAB. 50 Persiapan
51
BAB. 51 Kejutan bertubi-tubi
52
BAB. 52 Tidak jadi
53
BAB. 53 Kecurigaan Nia
54
BAB. 54 Awal mula
55
BAB. 55 Candu
56
BAB. 56 Kecurigaan
57
BAB. 57 Baru di mulai
58
BAB. 58 Kekhawatiran Dendy
59
BAB. 59 Trauma
60
BAB. 60 Paksa
61
BAB. 61 Meminta
62
BAB. 62 Nia Sakit
63
BAB. 63 Reuni
64
BAB. 64 Diagnosa Nia
65
BAB. 65 Dugaan sementara
66
BAB. 66 Pilu
67
BAB. 67 Jatuh Sakit
68
BAB. 68 Operasi
69
BAB. 69 Pendapat
70
BAB. 70 Tidak dikenal
71
BAB. 71 Kembali
72
BAB. 72 Memulai dari awal
73
BAB. 73 Berusaha lagi
74
BAB. 74 Cemburu
75
BAB. 75 Tidak Tahan
76
BAB. 76 Berebut
77
BAB. 77 Cerita lama
78
BAB. 78 Terperdaya
79
BAB. 79 Dapur
80
BAB. 80 Pulang ke Ibu
81
BAB. 81 Marah tak jelas
82
BAB. 82 Ibu Aela
83
BAB. 83 Hukuman
84
BAB. 84 Pawang
85
BAB. 85 Berbagi
86
BAB. 86 Drop
87
BAB. 87 Penjelasan
88
BAB. 88 Nyaman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!