BAB. 12 Membeli Rumah

"Ibu kira Ayah bawa jadi Ibu tidak membawa Yah!". Ucap Aela pada suami nya.

"Ayah pun begitu, Ayah kira Ibu bawa.." jawab Wara ayah Ria.

Ria yang baru datang dari kamar mandi mendekati kedua orang tuanya.

"Kenapa ini?". Ia menyela meminta jalan pada seorang security.

Ria pun melihat Ayah dan Ibu nya.

"Kenapa Bu?". Tanya Ria.

Wanita tua yang sudah pucat dan di tambah panik itu pun mendekati Ria.

"Kami lupa membawa uang Ri.. Bagaimana akan membayar semua ini?". Ucap Aela.

Ria menoleh di keranjang belanjaan yang sudah dipenuhi tiga kardus dan dua kantong plastik.

"Kamu bawa uang?". Tanya Ayah nya kemudian,Ria pun mengangguk.

"Ada sebentar!.."

Bukan dompet yang ia keluarkan melainkan ponsel.Ria mengutak atik lalu meletakkan ponsel nya di atas barcode.

Dua juta tiga ratus empat puluh lima ribu enam ratus tujuh puluh delapan rupiah.

Total belanjaan yang sangat banyak dan hanya untuk keperluan rumah tangga.

"Banyak sekali Bu,hanya orang dua saja.." gumam Ria.Ia lalu mendekati kasir.

"Mba maaf saya boleh meminta duplikat struk nya?".

Kasir pun memberikan dengan senang hati.

"Tolong yang asli di tanda tangan dan stempel toko ya mba?". Ucap Ria lagi,tanpa bertele tele dan kelamaan karyawan itu memberikan nya.

Keluar melalui jalur bawah dan langsung berada di sebelah mobil.Ria membuka bagasi dan memindahkan satu persatu.

Ia tidak peka jika sedari tadi kedua orang tua nya menatap memperhatikan gerak gerik nya.

.

.

.

"Nak..."

"Hhmmm iya Bu?" jawab Ria.

Sedang melajukan mobil dan akan kembali ke rumah.

"Ibu ingin mampir kemana?".

"Kamu tahu kan Ibu dan Ayah tidak bawa uang, ibu saja tidak tahu jika di tas ibu ini tidak ada dompet.Ibu salah mengambil nya!". Pungkas Aela.

"Jangan terlalu banyak tas Bu,lihat Ria saja tidak pernah membawa tas". Ucap Ria lagi.

Gadis itu meski fokus menyetir,ucapan orang tua nya tetapi di sahut ti.

"Ohh iya, Ayah penasaran.Kenapa kamu meminta struk double dan memakai tanda tangan Ri?".

Tanya Wara,Aela sebenarnya ingin bertanya itu namun ia enggan.

"Laporan yah..". Ucap Ria.

"Laporan? Pada siapa? Bukan kah itu uang mu kenapa harus lapor segala, bagaimana itu cerita nya?" ucap Wara lagi.Ia semakin tidak mengerti.

"Uang Dendy.."

"Hah?!!!"

Bukan hanya lelaki tua dan wanita tua sepasang pasutri senior itu yang terkejut.Ria pun hampir lompat,ia memegang dada nya.

"Apasih yah,kaget!".

"Tepi kan mobil nya sekarang,tepi kan! Ayah masih tidak mengerti maksud mu itu!" ucap Wara.

Ria menghela nafas,ia menepikan mobil dan memarkirkan nya di emperan ruko.

Tok

Tok

Tiba tiba saja seseorang mengetuk dari kaca bagian Ria.

"Sebentar Pak,kami parkir tidak apa-apa".

Menurunkan kaca,ia berucap pada juru parkir berompi orange.Lelaki yang cukup tua disana pun mengangguk.

Ria kembali meninggikan kaca nya,membenarkan duduk nya untuk bisa mengobrol dengan Ayah dan Ibu.

"Tidak bisa di rumah saja Yah?" tanya Ria,Pak Wara pun menggeleng.Melepas kaca mata baca dan meletakkan ponsel nya di sebelah jog ia menatap Ria.

"Kamu berhutang pada Dendy?". Tanya nya pertama kali.Ria menggeleng.

"Lalu apa?".

"Iya apa nak,katakan pada kita?". Imbuh Bu Aela.

Selama ini tidak ada yang tahu jika setiap bulan Dendy mengirim uang ke no rekening nya sendiri namun itu menjadi milik Ria.Entah sedari kapan Dendy melakukan itu sampai ia sengaja mendownload aplikasi pembayaran digital di ponsel yang ia belikan juga untuk Ria.

Awalnya ia menolak tapi Dendy memaksa dengan alasan apapun.

"Dendy selalu memberikan sebagian gaji nya untuk ku Bu". Ucap Ria terbata.

"Kok bisa,kamu bukan siapa siapa dan hanya teman.Kamu tidak harus di nafkahi dia,ada Ayah dan lagi pula kamu sendiri punya penghasilan!" Kerutan di dahi Wara semakin tebal, menatap Ria semakin intens.

"Ria tidak tahu Yah,itu juga atas nama Dendy dan bukan Ria.Dendy yang sengaja memasang di ponsel Ria".

"Kamu sering memakai nya?"

Ria menggeleng.

"Lalu apa?" tanya Wara lagi.

"Ya seperti tadi Yah,aku memakai jika urgent dan itu pun memakai tanda bukti.Ria tidak pernah memakai untuk yang lain,hanya ketika urgent!".

"Nanti sampai rumah kita ganti Bu.. Sudah berapa lama Ri?".

"Sejak tiga bulan Dendy berkerja Yah!" jawab Ria.Ia lalu meraih ponsel nya sendiri dan membuka aplikasi access bank.

"Lihat,tidak Ria pakai kan?".

Ia memberitahu Ayah dan Ibu nya berapa nominal yang ada di sana.

Mata Wara membola begitu pula dengan Aela yang menekan dada nya,ia tidak percaya sebanyak itu Dendy memberikan uang pada anak nya.

Tiga digit di depan titik dan itu rasanya bisa untuk membeli satu unit rumah yang cukup luas beserta property di dalam nya.

.

.

.

To be continue

Episodes
1 BAB. 1 Jahil
2 BAB. 2 Tenggelam
3 BAB. 3 Masa Depan
4 BAB. 4 Sembunyi sembunyi
5 BAB. 5 Omes
6 BAB. 6 Nania Maheswari dan Raka Sidan
7 BAB. 7 Hampir saja
8 BAB. 8 Kepergok
9 BAB. 9 Gagal memiliki
10 BAB. 10 Obrolan
11 BAB. 11 Malam Pertama
12 BAB. 12 Membeli Rumah
13 BAB. 13 Mengulang
14 BAB. 14 Ungkapan
15 BAB. 15 Sadar
16 BAB. 16 Pemakai
17 BAB. 17 Menginap
18 BAB. 18 Tidur bersama
19 BAB. 19 Sepakat
20 BAB. 20 Tanggung Jawab
21 BAB. 21 Menolak
22 BAB. 22 Selingan obrolan sarapan
23 BAB. 23 Rumah
24 BAB. 24 Dipecat
25 BAB. 25 Penasaran Noah
26 BAB. 26 Putus
27 BAB. 27 Mengadu
28 BAB. 28 Dijebak?
29 BAB. 29 Meniduri
30 BAB. 30 Janji temu
31 BAB. 31 Positif
32 BAB. 32 Cincin
33 BAB. 33 Bukti
34 BAB. 34 Apa muat?
35 BAB. 35 Menunggu
36 BAB. 36 Hampir
37 BAB. 37 Ragu
38 BAB. 38 Rencana
39 BAB. 39 Menolak
40 BAB. 40 Keputusan
41 BAB. 41 Menyesal
42 BAB. 42 Kepulangan
43 BAB. 43 Obrolan
44 BAB. 44 Curiga
45 BAB. 45 Mengatur strategi
46 BAB. 46 Kerikan
47 BAB. 47 Kecurigaan
48 BAB. 48 Mulai Terbongkar
49 BAB. 49 Penjelasan
50 BAB. 50 Persiapan
51 BAB. 51 Kejutan bertubi-tubi
52 BAB. 52 Tidak jadi
53 BAB. 53 Kecurigaan Nia
54 BAB. 54 Awal mula
55 BAB. 55 Candu
56 BAB. 56 Kecurigaan
57 BAB. 57 Baru di mulai
58 BAB. 58 Kekhawatiran Dendy
59 BAB. 59 Trauma
60 BAB. 60 Paksa
61 BAB. 61 Meminta
62 BAB. 62 Nia Sakit
63 BAB. 63 Reuni
64 BAB. 64 Diagnosa Nia
65 BAB. 65 Dugaan sementara
66 BAB. 66 Pilu
67 BAB. 67 Jatuh Sakit
68 BAB. 68 Operasi
69 BAB. 69 Pendapat
70 BAB. 70 Tidak dikenal
71 BAB. 71 Kembali
72 BAB. 72 Memulai dari awal
73 BAB. 73 Berusaha lagi
74 BAB. 74 Cemburu
75 BAB. 75 Tidak Tahan
76 BAB. 76 Berebut
77 BAB. 77 Cerita lama
78 BAB. 78 Terperdaya
79 BAB. 79 Dapur
80 BAB. 80 Pulang ke Ibu
81 BAB. 81 Marah tak jelas
82 BAB. 82 Ibu Aela
83 BAB. 83 Hukuman
84 BAB. 84 Pawang
85 BAB. 85 Berbagi
86 BAB. 86 Drop
87 BAB. 87 Penjelasan
88 BAB. 88 Nyaman
Episodes

Updated 88 Episodes

1
BAB. 1 Jahil
2
BAB. 2 Tenggelam
3
BAB. 3 Masa Depan
4
BAB. 4 Sembunyi sembunyi
5
BAB. 5 Omes
6
BAB. 6 Nania Maheswari dan Raka Sidan
7
BAB. 7 Hampir saja
8
BAB. 8 Kepergok
9
BAB. 9 Gagal memiliki
10
BAB. 10 Obrolan
11
BAB. 11 Malam Pertama
12
BAB. 12 Membeli Rumah
13
BAB. 13 Mengulang
14
BAB. 14 Ungkapan
15
BAB. 15 Sadar
16
BAB. 16 Pemakai
17
BAB. 17 Menginap
18
BAB. 18 Tidur bersama
19
BAB. 19 Sepakat
20
BAB. 20 Tanggung Jawab
21
BAB. 21 Menolak
22
BAB. 22 Selingan obrolan sarapan
23
BAB. 23 Rumah
24
BAB. 24 Dipecat
25
BAB. 25 Penasaran Noah
26
BAB. 26 Putus
27
BAB. 27 Mengadu
28
BAB. 28 Dijebak?
29
BAB. 29 Meniduri
30
BAB. 30 Janji temu
31
BAB. 31 Positif
32
BAB. 32 Cincin
33
BAB. 33 Bukti
34
BAB. 34 Apa muat?
35
BAB. 35 Menunggu
36
BAB. 36 Hampir
37
BAB. 37 Ragu
38
BAB. 38 Rencana
39
BAB. 39 Menolak
40
BAB. 40 Keputusan
41
BAB. 41 Menyesal
42
BAB. 42 Kepulangan
43
BAB. 43 Obrolan
44
BAB. 44 Curiga
45
BAB. 45 Mengatur strategi
46
BAB. 46 Kerikan
47
BAB. 47 Kecurigaan
48
BAB. 48 Mulai Terbongkar
49
BAB. 49 Penjelasan
50
BAB. 50 Persiapan
51
BAB. 51 Kejutan bertubi-tubi
52
BAB. 52 Tidak jadi
53
BAB. 53 Kecurigaan Nia
54
BAB. 54 Awal mula
55
BAB. 55 Candu
56
BAB. 56 Kecurigaan
57
BAB. 57 Baru di mulai
58
BAB. 58 Kekhawatiran Dendy
59
BAB. 59 Trauma
60
BAB. 60 Paksa
61
BAB. 61 Meminta
62
BAB. 62 Nia Sakit
63
BAB. 63 Reuni
64
BAB. 64 Diagnosa Nia
65
BAB. 65 Dugaan sementara
66
BAB. 66 Pilu
67
BAB. 67 Jatuh Sakit
68
BAB. 68 Operasi
69
BAB. 69 Pendapat
70
BAB. 70 Tidak dikenal
71
BAB. 71 Kembali
72
BAB. 72 Memulai dari awal
73
BAB. 73 Berusaha lagi
74
BAB. 74 Cemburu
75
BAB. 75 Tidak Tahan
76
BAB. 76 Berebut
77
BAB. 77 Cerita lama
78
BAB. 78 Terperdaya
79
BAB. 79 Dapur
80
BAB. 80 Pulang ke Ibu
81
BAB. 81 Marah tak jelas
82
BAB. 82 Ibu Aela
83
BAB. 83 Hukuman
84
BAB. 84 Pawang
85
BAB. 85 Berbagi
86
BAB. 86 Drop
87
BAB. 87 Penjelasan
88
BAB. 88 Nyaman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!