BAB. 5 Omes

"Ria nikah yuk..."

Ria tertawa terbahak,namun lain dengan mereka.Ketiga teman nya bahkan melihat itu suatu ungkapan yang sungguh.

"Gak,gua belum punya apapun yang bisa gua banggain di depan Ayah dan Ibu.Nanti ya sabar!"

Lagi lagi Dendy menghela nafas.Untuk kesekian kali nya lamaran nya di tolak.Alasan nya masih sama,Ria belum bisa membanggakan kedua orang tua nya dan belum punya apapun untuk di letakan di depan mereka,kedua orang tua nya.

Mata tajam Dendy bahkan terus menatap wanita di depan nya.

Seakan tidak terjadi apapun dan hanya guyonan semata,Ria bahkan mengobrol kembali dengan Nana.Hanya dia yang sama tahu dan mengerti obrolan apa yang Dia bicarakan.

Jam berjalan dengan cepat dan tak terasa pukul sebelas,belum ada yang beranjak dari sana.Baik Nana,Dewa,Tejo maupun Dendy.Semua nya masih bersenda gurau sesekali terbahak.

Dering ponsel pun terdengar.Benda pipih dengan logo buah apel tergigit sedikit di bagian sisi nya,mereka tahu itu adalah keluaran seri terbaru dan sama persis dengan milik Dendy hanya berbeda warna.

"Hallo..."

Panggilan video call berlangsung.

"Noah,kenapa belum tidur?"

Dendy melirik sedikit dan mereka tahu itu.

"Kangen honey,aku bahkan tidak bisa tidur setelah kamu tinggalkan" ucap lelaki di sebrang sana,suara nya terlihat serak.

"Dia habis mabuk Ri?" tanya Nana pelan,Ria pun mengangguk.

"Parfum mu masih menempel di ranjang dan bantal ku sayang!" ucap Noah lagi,dan sukses membuat Tejo begitu pula Dewa berhenti bermain ular tangga.Mereka diam.

Merasa teman teman nya tidak nyaman Ria pun berdiri,sebelum itu ia menggerakkan rambut nya melepas ikatan di sana.

Sreek!... Kursi mundur,kaki nya mengenai sedikit sepatu Dendy.

"Maaf... "

Dendy hanya mengangguk.Ria pun menjauh dari ke empat teman nya.

"Sabar Den.." ucap Tejo.

"Yang terakhir pemenangnya!" Dewa pun menimpali.

"Sakit sih!" Begitu juga Nana,ia bahkan mempraktekan wajah sendu.

Begitulah ucapan dari ketiga teman nya.Sementara melanjutkan bermain,Dendy tidak konsentrasi dan terus memperhatikan Ria di ujung sana,sesekali wanita itu mengubah rambutnya ke sebelah kanan dan kiri mengayun ponsel nya seperti sedang memberitahukan sesuatu.

Dia tidak sadar apa,pakaian nya bahkan berkerah pendek dan terbelah.

Ucap Dendy dalam hati.

"Den Lo den!"

"Den.." ucap Nana pelan.

Ketiga nya tahu arah mata Dendy kemana.Lelaki itu tak berkedip sedikit pun memperhatikan Ria yang sudah hampir tiga puluh menit mengobrol.

Akhirnya Dewa pun menepuk bahu Dendy.

"Kita tau perasaan Lo bro,apa perlu kita bantu dapetin dia?" ucap Dewa berbisik ditelinga.

Dendy sempat terkejut,namun ia kembali normal lagi karena sadar diri nya melamun.

"Bagaimana cara nya?" ucap Dendy,ia pun menoleh menatap satu persatu teman nya.

"Hamilin Den!" kedua alis Dewa terangkat.

"Brengsek!!..." dadu kecil melayang mengenai kening Dewa,Tejo tahu isi kepala teman di depan nya itu.

Sementara Nana menghela nafas merebahkan bahu nya.Kesal dengan cara Dewa mencari jalan keluar,selalu arah nya ke sana .

Begitu pula Dendy,sudah menyangka dan menduga nya.Dewa berfikiran seperti itu.

"Bodoh,kalau hamil.Kalau gak hamil bagaimana? Gua dikira memperkosa dia,dia benci ke gue tolol!" jawab Dendy.

Mendengar itu Dewa memainkan alis nya.

"Sini gue ajarin!" Dewa sudah menunduk seolah ingin berbisik kepada mereka namun Nana mendorong meja menggunakan kaki dengan keras.

"Arghhhh!!! Brengsek!! Bisa bisa nya gue punya sepupu kalian,mes...ehmpft!" Tejo langsung mendekat membekap bibir Nana.

Dendy melirik ke arah Ria yang mendekat.

"Semua nya,gue ijin ke kamar ya.Ngantuk,lagi pula Noah pengin sleep call"

Ucap Ria,tanpa persetujuan yang lain Ria berlenggang ke arah kamar membuka pintu,sementara lain nya hanya terpana.

Melihat teman dekat nya menghela nafas memburu,dada nya pun naik turun seakan menyimpan emosi yang terpendam di sana.

"Kalau tidak mengutarakan, bagaimana dia tahu perasaan mu seperti apa.Sebelum janur kuning melengkung atau kita yang akan melengkung kan?" bisik Dewa di telinga Dendy,geram dengan ucapan demi ucapan Dewa yang frontal dan mengarah ke hal negatif Nana pun melayangkan kepalan tangan nya.

Bugh!!!

Shit!!!

"Sakit mondol!!.." Dewa mengusap pipi nya sendiri yang merah karena terkena bogem mentah Nana.Wanita itu entah gemas atau marah mendengar teman sekaligus saudara nya itu bicara ke arah yang tak jelas.

"Sekali lagi gua denger Lo ngomong yang entah apa itu tidak jelas maksud dan tujuan nya kemana,gua remes remes mulut lu ini!"

"Dih emosi!" jawab Dewa,ia masih saja melawan.

"Hufh!! Emosi lah gue,bisa bisa nya saudara gua berpikiran ke arah sana.Om Lukman itu Haji tapi anak nya omes gini kaya lu!" omel Nana,ia sungguh di buat kesal oleh saudara sepupu nya.

"Udah udah,kalian pulang gak? Gua mau tidur sini!" lerai Dendy,ia beranjak meraih karpet tebal di ujung ruangan.

Mereka pun melongo.

"Ia gua mau tidur sini,Lo Na susul Ria.Lo tidur di dalem kalau mau ikutan,trus lu Jo Dewa kalau mau tidur sini juga bantu gue!" perintah Dendy menginterupsi mereka.

Tanpa persetujuan Nana pun beranjak berjalan ke arah kamar Ria,dan mereka akhirnya tidur menggunakan karpet yang ada di ujung ruangan,menumpuk bantal sofa untuk di jadikan bantalan tidur.

Masih dengan kemeja dan celana panjang,dipastikan mereka bangun pagi pagi sekali,pulang dan berganti baju esok hari.

Dendy masih duduk dengan menekuk kedua lutut nya,pandangan nya ke pintu kamar Ria.

"Berapa tahun lagi Ria?" gumam nya lirih,ia pun mulai menepuk bantal dan ikut merebahkan diri bersama Dewa dan Tejo.

.

.

.

To be continue

Terpopuler

Comments

Herman Lim

Herman Lim

apa ria dah ada cow nya

2024-10-28

1

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Jahil
2 BAB. 2 Tenggelam
3 BAB. 3 Masa Depan
4 BAB. 4 Sembunyi sembunyi
5 BAB. 5 Omes
6 BAB. 6 Nania Maheswari dan Raka Sidan
7 BAB. 7 Hampir saja
8 BAB. 8 Kepergok
9 BAB. 9 Gagal memiliki
10 BAB. 10 Obrolan
11 BAB. 11 Malam Pertama
12 BAB. 12 Membeli Rumah
13 BAB. 13 Mengulang
14 BAB. 14 Ungkapan
15 BAB. 15 Sadar
16 BAB. 16 Pemakai
17 BAB. 17 Menginap
18 BAB. 18 Tidur bersama
19 BAB. 19 Sepakat
20 BAB. 20 Tanggung Jawab
21 BAB. 21 Menolak
22 BAB. 22 Selingan obrolan sarapan
23 BAB. 23 Rumah
24 BAB. 24 Dipecat
25 BAB. 25 Penasaran Noah
26 BAB. 26 Putus
27 BAB. 27 Mengadu
28 BAB. 28 Dijebak?
29 BAB. 29 Meniduri
30 BAB. 30 Janji temu
31 BAB. 31 Positif
32 BAB. 32 Cincin
33 BAB. 33 Bukti
34 BAB. 34 Apa muat?
35 BAB. 35 Menunggu
36 BAB. 36 Hampir
37 BAB. 37 Ragu
38 BAB. 38 Rencana
39 BAB. 39 Menolak
40 BAB. 40 Keputusan
41 BAB. 41 Menyesal
42 BAB. 42 Kepulangan
43 BAB. 43 Obrolan
44 BAB. 44 Curiga
45 BAB. 45 Mengatur strategi
46 BAB. 46 Kerikan
47 BAB. 47 Kecurigaan
48 BAB. 48 Mulai Terbongkar
49 BAB. 49 Penjelasan
50 BAB. 50 Persiapan
51 BAB. 51 Kejutan bertubi-tubi
52 BAB. 52 Tidak jadi
53 BAB. 53 Kecurigaan Nia
54 BAB. 54 Awal mula
55 BAB. 55 Candu
56 BAB. 56 Kecurigaan
57 BAB. 57 Baru di mulai
58 BAB. 58 Kekhawatiran Dendy
59 BAB. 59 Trauma
60 BAB. 60 Paksa
61 BAB. 61 Meminta
62 BAB. 62 Nia Sakit
63 BAB. 63 Reuni
64 BAB. 64 Diagnosa Nia
65 BAB. 65 Dugaan sementara
66 BAB. 66 Pilu
67 BAB. 67 Jatuh Sakit
68 BAB. 68 Operasi
69 BAB. 69 Pendapat
70 BAB. 70 Tidak dikenal
71 BAB. 71 Kembali
72 BAB. 72 Memulai dari awal
73 BAB. 73 Berusaha lagi
74 BAB. 74 Cemburu
75 BAB. 75 Tidak Tahan
76 BAB. 76 Berebut
77 BAB. 77 Cerita lama
78 BAB. 78 Terperdaya
79 BAB. 79 Dapur
80 BAB. 80 Pulang ke Ibu
81 BAB. 81 Marah tak jelas
82 BAB. 82 Ibu Aela
83 BAB. 83 Hukuman
84 BAB. 84 Pawang
85 BAB. 85 Berbagi
86 BAB. 86 Drop
87 BAB. 87 Penjelasan
88 BAB. 88 Nyaman
Episodes

Updated 88 Episodes

1
BAB. 1 Jahil
2
BAB. 2 Tenggelam
3
BAB. 3 Masa Depan
4
BAB. 4 Sembunyi sembunyi
5
BAB. 5 Omes
6
BAB. 6 Nania Maheswari dan Raka Sidan
7
BAB. 7 Hampir saja
8
BAB. 8 Kepergok
9
BAB. 9 Gagal memiliki
10
BAB. 10 Obrolan
11
BAB. 11 Malam Pertama
12
BAB. 12 Membeli Rumah
13
BAB. 13 Mengulang
14
BAB. 14 Ungkapan
15
BAB. 15 Sadar
16
BAB. 16 Pemakai
17
BAB. 17 Menginap
18
BAB. 18 Tidur bersama
19
BAB. 19 Sepakat
20
BAB. 20 Tanggung Jawab
21
BAB. 21 Menolak
22
BAB. 22 Selingan obrolan sarapan
23
BAB. 23 Rumah
24
BAB. 24 Dipecat
25
BAB. 25 Penasaran Noah
26
BAB. 26 Putus
27
BAB. 27 Mengadu
28
BAB. 28 Dijebak?
29
BAB. 29 Meniduri
30
BAB. 30 Janji temu
31
BAB. 31 Positif
32
BAB. 32 Cincin
33
BAB. 33 Bukti
34
BAB. 34 Apa muat?
35
BAB. 35 Menunggu
36
BAB. 36 Hampir
37
BAB. 37 Ragu
38
BAB. 38 Rencana
39
BAB. 39 Menolak
40
BAB. 40 Keputusan
41
BAB. 41 Menyesal
42
BAB. 42 Kepulangan
43
BAB. 43 Obrolan
44
BAB. 44 Curiga
45
BAB. 45 Mengatur strategi
46
BAB. 46 Kerikan
47
BAB. 47 Kecurigaan
48
BAB. 48 Mulai Terbongkar
49
BAB. 49 Penjelasan
50
BAB. 50 Persiapan
51
BAB. 51 Kejutan bertubi-tubi
52
BAB. 52 Tidak jadi
53
BAB. 53 Kecurigaan Nia
54
BAB. 54 Awal mula
55
BAB. 55 Candu
56
BAB. 56 Kecurigaan
57
BAB. 57 Baru di mulai
58
BAB. 58 Kekhawatiran Dendy
59
BAB. 59 Trauma
60
BAB. 60 Paksa
61
BAB. 61 Meminta
62
BAB. 62 Nia Sakit
63
BAB. 63 Reuni
64
BAB. 64 Diagnosa Nia
65
BAB. 65 Dugaan sementara
66
BAB. 66 Pilu
67
BAB. 67 Jatuh Sakit
68
BAB. 68 Operasi
69
BAB. 69 Pendapat
70
BAB. 70 Tidak dikenal
71
BAB. 71 Kembali
72
BAB. 72 Memulai dari awal
73
BAB. 73 Berusaha lagi
74
BAB. 74 Cemburu
75
BAB. 75 Tidak Tahan
76
BAB. 76 Berebut
77
BAB. 77 Cerita lama
78
BAB. 78 Terperdaya
79
BAB. 79 Dapur
80
BAB. 80 Pulang ke Ibu
81
BAB. 81 Marah tak jelas
82
BAB. 82 Ibu Aela
83
BAB. 83 Hukuman
84
BAB. 84 Pawang
85
BAB. 85 Berbagi
86
BAB. 86 Drop
87
BAB. 87 Penjelasan
88
BAB. 88 Nyaman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!