BAB. 4 Sembunyi sembunyi

"Sudah ramai Ri,Lo yakin mau turun bawa beginian?" ucap Nana,Ria pun mengangguk.

"Eh,apa gue balik ke Bali lagi aja ya.Udah telat Na,mending gue liburan aja kali ya!"

Plag!!

"Aww!... Becanda sih Na!"

"Becanda Lo gak lucu!" jawab Nana.

Akhirnya Nana turun,begitu juga Ria.Mengambil koper di bagasi dan menenteng kantong kresek putih ia pun mulai masuk ke dalam.

Baru mengucapkan salam,Bu Aela sudah menoleh dan segera berdiri,wanita itu pun langsung menghampiri Ria.Ia tidak peduli sang juru bicara mempelai lelaki sedang memberikan sepatah dua patah kata.

"Astaghfirullah nak,kenapa baru nyampe, katanya berangkat subuh,ditelfon gak bisa,di chat gak bisa,kamu di jemput siapa, bagaimana tadi di jalan,berangkat jam berapa sebenarnya tadi, Ibu sempat putus asa kamu gak jadi pulang,pikiran ibu sudah tidak karu karuan kamu kenapa napa.Masya Allah anak Ibu yang pinter,cantik kenapa susah..."

Ssssstttt!!

Pak Wara mendekati istrinya,bukan Nia dan calon suami melainkan Ria dan Ibu Aela yang menjadi sorotan disana,mereka melihat itu semua.

"Bu,sudah nanti saja di lanjut lagi.Tidak enak dengan calon besan,ini sedang berlangsung acara Bu" ucap Pak Wara,dan Ibu Aela pun tersadar ia memegang dada nya menormalkan situasi,begitu pula Ria ia juga hanya bisa menyengir kuda.Lain dengan Nana mengulum bibir bak melihat adegan drama film India.

Menarik perlahan Ria untuk ikut bergabung dengan yang lain sementara Nana yang membawa barang barang ke dalam rumah.

"Mohon maaf sedikit kendala.Kebetulan anak saya baru pulang,ini adik Nania,adik satu satu nya dan paling super penurut .."

"Ayah!!" ucap Ria,ia mencubit kecil siku tangan Ayah nya.

"Tuh kan siku saya di cubit." ucap nya lagi,semua pun tergelak tertawa.

Acara berlangsung kembali tanpa kendala,keluarga Wara menerima hantaran yang dibawa oleh keluarga calon besan.Sungguh sangat banyak dan bahkan tidak cukup jika harus diletakan di kamar Nia semua.Sebagian berada di kamar Ria.

Ramah tamah dan menikmati suguhan yang sudah disiapkan keluarga.Mereka bahkan mengobrol dengan sangat santai hingga rombongan mulai berpamitan.Acara akad akan di langsungkan besok setelah ibadah sholat Jumat.

.

.

.

Krekk!!

"Astaga anak Ibu!!.." ucap Ibu Aela ,ia menutup bibir tidak percaya mendengar sendiri Ria merenggangkan otot nya yang kaku.

"Apasih Bu,Ria kaget.."

"Apa sering seperti itu?"

"Tiap hari!" jawab singkat Ria.

Aela pun meraih lengan Ria untuk duduk di dekat nya.

"Berhenti bekerja ya nak,nanti ayah Carikan kerja disini.Kamu itu suka suka nya sendiri bekerja seperti itu,ibu bahkan kadang ngelus dada melihat kamu pakai pakaian seperti itu,celana kurang bahan,baju juga.Ahhh ibu gak suka..!"

Ria berdecak,pekerjaan nya mulai di ungkit kembali.Menjadi public figur bukan keinginan Ria,namun apalah daya.Ia bahkan bisa mengumpulkan pundi pundi rupiah yang sangat cepat dari sana.Bukan yang sangat terkenal namun kepiawaian Ria dalam berbicara di depan kamera membuat dia banyak disukai orang.

Bekerja hanya di Restoran berbintang dan pandai berbicara asing membuat dirinya sering menerima tamu manca negara.

Ria menggeleng "Ria nyaman di sana Bu,lagipula mereka tidak kenal Ria!" ucap nya.

"Ta..."

"Ri,mereka nyariin Lo!"

Nana datang dengan beberapa orang di belakang nya.

"Woi!!!..." ucap Ria melambaikan tangan.

Dewa, Tejo,dan tidak kalah juga ada Dendy di sana.Mereka masuk dan ikut bergabung duduk di sofa.

"Bu..." ucap Dendy menyapa,ia pun menunduk memberi salam.

"Wah Dendy pulang ternyata,bos kapal pesiar ini yaa?" ucap Ibu Aela,semua pun tersenyum.

"Iya Bu, kebetulan Dendy cuti dan insya Allah lama disini" mata nya melirik pada Ria,namun wanita itu hanya memulas senyum.

Bukan hanya Dendy yang lain pun terkesima melihat Ria,memakai baju adat Bali dengan bahu yang terekspos walau memakai kebaya.Rambut nya ia buat semi sanggul modern.Ada beberapa anak rambut yang jatuh di kiri dan kanan nya.

"Sehat Ri?" tanya Tejo.

"Sehat Jo,liat sendiri kan gue gak se kerempeng dulu?!"

Whahhaaa... Semua nya tertawa.

"Ya sudah Ibu kedalam dulu,lanjut ngobrol nya.Ibu mau lihat mba mu dulu,siapa tahu butuh pertolongan!"

Lagi lagi semua nya mengangguk seolah berkata 'Iya Bu silahkan'.

"Bali apa kabar Ri?" tanya Dewa mulai membuka obrolan.

"Ya gitu,memang bagaimana mau nya Wa?" tanya balik Ria,namun Dewa hanya mengedikan bahu.

"Iya Ri,Lo bener dari Bali pagi kenapa malem baru sampe sini.Bukan turun di Bandara malah di stasiun aneh Lo ini!" tanya Nana,ia juga sempat terheran heran dengan teman nya satu ini.

Ria terkekeh "Gue di Surabaya sehari,libur gue udah dari dua hari yang lalu!" jawab Ria dan Nana membola.

"Apa?!"

"Hussstttt! jangan keras keras.Gue mesti ijin dulu sama cowok gue kalau gue mau pulang kampung!".

"Hahh!!.. Empft!"

"Udah gue bilang jangan keras keras Nana!"

Tangan Ria bahkan membekap mulut Nana untuk tidak bicara frontal yang membuat Ibu atau Ayah nya dengar.

"Den..." bisik Tejo,ia pun menyenggol bahu Dendy.

"Biarkan,kita lihat saja!"

Jawab Dendy santai,ia tahu semua tentang Ria di luar sana.Bahkan uang yang sering Dendy kirim kadang terpakai dan lebih sering di abaikan oleh Ria.

Ria tidak merasa jika dirinya sudah di lamar oleh Dendy, menjalani hubungan dengan seorang laki laki di luar sana,bahkan selama bekerja di sana hingga sampai saat ini.

.

.

.

To be continue

Terpopuler

Comments

Herman Lim

Herman Lim

Dendy mah bucin bgt ne kyk mantau terus ne ria nya

2024-10-28

1

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Jahil
2 BAB. 2 Tenggelam
3 BAB. 3 Masa Depan
4 BAB. 4 Sembunyi sembunyi
5 BAB. 5 Omes
6 BAB. 6 Nania Maheswari dan Raka Sidan
7 BAB. 7 Hampir saja
8 BAB. 8 Kepergok
9 BAB. 9 Gagal memiliki
10 BAB. 10 Obrolan
11 BAB. 11 Malam Pertama
12 BAB. 12 Membeli Rumah
13 BAB. 13 Mengulang
14 BAB. 14 Ungkapan
15 BAB. 15 Sadar
16 BAB. 16 Pemakai
17 BAB. 17 Menginap
18 BAB. 18 Tidur bersama
19 BAB. 19 Sepakat
20 BAB. 20 Tanggung Jawab
21 BAB. 21 Menolak
22 BAB. 22 Selingan obrolan sarapan
23 BAB. 23 Rumah
24 BAB. 24 Dipecat
25 BAB. 25 Penasaran Noah
26 BAB. 26 Putus
27 BAB. 27 Mengadu
28 BAB. 28 Dijebak?
29 BAB. 29 Meniduri
30 BAB. 30 Janji temu
31 BAB. 31 Positif
32 BAB. 32 Cincin
33 BAB. 33 Bukti
34 BAB. 34 Apa muat?
35 BAB. 35 Menunggu
36 BAB. 36 Hampir
37 BAB. 37 Ragu
38 BAB. 38 Rencana
39 BAB. 39 Menolak
40 BAB. 40 Keputusan
41 BAB. 41 Menyesal
42 BAB. 42 Kepulangan
43 BAB. 43 Obrolan
44 BAB. 44 Curiga
45 BAB. 45 Mengatur strategi
46 BAB. 46 Kerikan
47 BAB. 47 Kecurigaan
48 BAB. 48 Mulai Terbongkar
49 BAB. 49 Penjelasan
50 BAB. 50 Persiapan
51 BAB. 51 Kejutan bertubi-tubi
52 BAB. 52 Tidak jadi
53 BAB. 53 Kecurigaan Nia
54 BAB. 54 Awal mula
55 BAB. 55 Candu
56 BAB. 56 Kecurigaan
57 BAB. 57 Baru di mulai
58 BAB. 58 Kekhawatiran Dendy
59 BAB. 59 Trauma
60 BAB. 60 Paksa
61 BAB. 61 Meminta
62 BAB. 62 Nia Sakit
63 BAB. 63 Reuni
64 BAB. 64 Diagnosa Nia
65 BAB. 65 Dugaan sementara
66 BAB. 66 Pilu
67 BAB. 67 Jatuh Sakit
68 BAB. 68 Operasi
69 BAB. 69 Pendapat
70 BAB. 70 Tidak dikenal
71 BAB. 71 Kembali
72 BAB. 72 Memulai dari awal
73 BAB. 73 Berusaha lagi
74 BAB. 74 Cemburu
75 BAB. 75 Tidak Tahan
76 BAB. 76 Berebut
77 BAB. 77 Cerita lama
78 BAB. 78 Terperdaya
79 BAB. 79 Dapur
80 BAB. 80 Pulang ke Ibu
81 BAB. 81 Marah tak jelas
82 BAB. 82 Ibu Aela
83 BAB. 83 Hukuman
84 BAB. 84 Pawang
85 BAB. 85 Berbagi
86 BAB. 86 Drop
87 BAB. 87 Penjelasan
88 BAB. 88 Nyaman
Episodes

Updated 88 Episodes

1
BAB. 1 Jahil
2
BAB. 2 Tenggelam
3
BAB. 3 Masa Depan
4
BAB. 4 Sembunyi sembunyi
5
BAB. 5 Omes
6
BAB. 6 Nania Maheswari dan Raka Sidan
7
BAB. 7 Hampir saja
8
BAB. 8 Kepergok
9
BAB. 9 Gagal memiliki
10
BAB. 10 Obrolan
11
BAB. 11 Malam Pertama
12
BAB. 12 Membeli Rumah
13
BAB. 13 Mengulang
14
BAB. 14 Ungkapan
15
BAB. 15 Sadar
16
BAB. 16 Pemakai
17
BAB. 17 Menginap
18
BAB. 18 Tidur bersama
19
BAB. 19 Sepakat
20
BAB. 20 Tanggung Jawab
21
BAB. 21 Menolak
22
BAB. 22 Selingan obrolan sarapan
23
BAB. 23 Rumah
24
BAB. 24 Dipecat
25
BAB. 25 Penasaran Noah
26
BAB. 26 Putus
27
BAB. 27 Mengadu
28
BAB. 28 Dijebak?
29
BAB. 29 Meniduri
30
BAB. 30 Janji temu
31
BAB. 31 Positif
32
BAB. 32 Cincin
33
BAB. 33 Bukti
34
BAB. 34 Apa muat?
35
BAB. 35 Menunggu
36
BAB. 36 Hampir
37
BAB. 37 Ragu
38
BAB. 38 Rencana
39
BAB. 39 Menolak
40
BAB. 40 Keputusan
41
BAB. 41 Menyesal
42
BAB. 42 Kepulangan
43
BAB. 43 Obrolan
44
BAB. 44 Curiga
45
BAB. 45 Mengatur strategi
46
BAB. 46 Kerikan
47
BAB. 47 Kecurigaan
48
BAB. 48 Mulai Terbongkar
49
BAB. 49 Penjelasan
50
BAB. 50 Persiapan
51
BAB. 51 Kejutan bertubi-tubi
52
BAB. 52 Tidak jadi
53
BAB. 53 Kecurigaan Nia
54
BAB. 54 Awal mula
55
BAB. 55 Candu
56
BAB. 56 Kecurigaan
57
BAB. 57 Baru di mulai
58
BAB. 58 Kekhawatiran Dendy
59
BAB. 59 Trauma
60
BAB. 60 Paksa
61
BAB. 61 Meminta
62
BAB. 62 Nia Sakit
63
BAB. 63 Reuni
64
BAB. 64 Diagnosa Nia
65
BAB. 65 Dugaan sementara
66
BAB. 66 Pilu
67
BAB. 67 Jatuh Sakit
68
BAB. 68 Operasi
69
BAB. 69 Pendapat
70
BAB. 70 Tidak dikenal
71
BAB. 71 Kembali
72
BAB. 72 Memulai dari awal
73
BAB. 73 Berusaha lagi
74
BAB. 74 Cemburu
75
BAB. 75 Tidak Tahan
76
BAB. 76 Berebut
77
BAB. 77 Cerita lama
78
BAB. 78 Terperdaya
79
BAB. 79 Dapur
80
BAB. 80 Pulang ke Ibu
81
BAB. 81 Marah tak jelas
82
BAB. 82 Ibu Aela
83
BAB. 83 Hukuman
84
BAB. 84 Pawang
85
BAB. 85 Berbagi
86
BAB. 86 Drop
87
BAB. 87 Penjelasan
88
BAB. 88 Nyaman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!