BAB. 9 Gagal memiliki

Hooaaaammb!

Suara Ria,siapa lagi yang sejak tadi rebahan di sofa mengganti channel televisi yang tak jelas berhenti nya di bagian mana.Ia bahkan terus menguap menahan ngantuk atau hanya sekedar uapan.

Di halaman depan sudah mulai rapih,dan sebagian hiasan sudah di lepas oleh pemilik even.Segelintir orang masih ada di sana mondar mandir mengurus orang orang yang melepas tenda dan pelengkap nya.

"Nak,ibu menemukan ini di kamar mu.Ini apa ya?" ucap Ibu Aela,ia membawa bungkusan plastik sangat kecil berisi dua tablet berwarna putih.

Mata Ria membola. "Kurang ajar si Tejo kaya beginian di tinggal di kamar gua!".

Bukan nya menjawab,Ria merebut itu lalu beranjak dari sofa sedikit melompat melewati ibu nya dan lari ke kamar.

Menit berikut nya ia keluar dari kamar,tidak ada yang berubah dan hanya menambahkan cardigan yang panjang melebihi celana nya,Bu Aela saja masih duduk di sofa memandang Ria dengan bingung.

"Nak mau kemana?!"

"Tempat Tejo Bu..." seru Ria lantang.

Aela pun masih bingung,ia belum mendapatkan jawaban apa yang ditemukan nya tapi Ria sudah pergi begitu saja tanpa menjelaskan.

"Di antar ayah ya?" ucap Aela lagi,ia mencoba menyusul langkah Ria,tapi sayang langkahnya sangat cepat.

"Ri..Riaa,di antar ayah ya.Rumah Tejo jauh Ria!!" teriak Bu Aela dari depan pintu namun yang ia dapat hanya lambaian tangan Ria menandakan penolakan.

Aela pun menghela nafas,ia masih bingung dengan apa yang ia temukan tadi.

"Kenapa Bu?" tanya Nia,ia datang dari dalam membawa nampan berisi teh manis,kopi,dan juga air putih milik nya sendiri.

"Ria,tadi ibu menemukan sesuatu di kamar Ria.Tapi kata nya punya Tejo,ahh sudahlah!.."

Sementara Nia tidak berminat mencari tahu,mungkin hanya sesuatu milik teman adik nya dan itu wajar karena mereka semalam tidur di sana semua.

.

.

.

Tejo terkejut saat Ria datang tiba tiba dan melempar plastik kecil ke dada nya.

"Lo kalau bawa begituan jangan ke rumah gue dong Jo, Ibu gua tahu dan nanti kalau mba Nia yang tahu tambah repot,gua gak boleh lagi kerja di kaya begituan!"

Bingung,namun Tejo mengambil plastik kecil itu di tanah.Ia pun memegang dan melihat itu.

"Ini bukan nya..."

Hap!!!

Seketika plastik kecil itu beralih ke tangan Dendy.

"Ini punya gua.Makasih!".

Hanya mendekat,merebut lalu berbalik kembali lagi.Dendy tak seperti biasa nya yang selalu aktif dan di pastikan betah jika ada Ria di sana.

Kini ia bahkan tanpa berpamitan berjalan kembali lagi.Mengetahui itu Ria pun menyipitkan mata,ia curiga dengan Dendy.

"Den!!..."

Tak ada sahutan dari Dendy,lelaki itu seolah tak mendengar nya.

"Dendy!!!... Jelasin ke gua itu apa?!"

"Dendy berhenti di sana!!!" teriak Ria sekali lagi karena Dendy tak juga menghentikan langkah nya.

Akhirnya Dendy berhenti,dan Ria berlari mendekati nya.

Plak!!!... Ria menepuk bahu Dendy dengan keras.

"Lo ngapain sih,maksud Lo apa,ini apa?".

Tunjuk nya ke kepalan tangan Dendy.

"Ccckkk!... Bukan urusan Lo,gua mau balik ngantuk!"

Dendy menyingkirkan bahu Ria.Pun terhuyung dan ditolong oleh Tejo.Namun tangan Tejo ia singkirkan.

"Den... Kalau Lo masih denger omongan gua,berhenti di sana gua mau ngomong!" teriak Ria lagi,karena Dendy terus berjalan.

"Dendy,kalau Lo gak mau berhenti gua gak mau pulang dan gak mau kenal Lo lagi!!."

Seketika Dendy berhenti,ia menunggu Ria mendekati nya.

"Jo.. Lu pulang,biarkan kita berdua!"

"Tapi Lo berdua?" jawab Tejo.

"Gua bisa jaga diri,Lo pulang aja!"

Tejo menghela nafas,ia merasa aneh dengan perubahan teman nya.Berubah se drastis itu hanya karena sesuatu yang mungkin mereka juga tahu itu apa.

.

.

.

"Please Den,Lo konsumsi beginian buat apa?!" Ria bicara lantang,dan di sana tidak ada siapapun selain mereka berdua.

Sebuah gazebo kecil,biasa nya untuk bermain para balita saat sore hari sembari makan atau hanya sekedar jalan-jalan.

Dendy hanya berdecak.

"Lo punya segala nya, Papa Mama Lo baik,keluarga Lo utuh,adik Lo pinter berprestasi,kerjaan Lo mumpuni.Materi Lo punya!".

Setiap kata Ria tekan.Ia memandang Dendy yang menunduk bersandar di kayu penyangga.

"Gua gagal miliki Lo Ri". Jawab Dendy yang menurut Ria ngasal.

"Gak usah bercanda,gua serius Den!".

Srekkkk!!!

"Ri!!..." ucap Dendy saat Ria merebut sesuatu di tangan nya.

Ria loncat mencari batu lalu menumbuk sesuatu di plastik itu dan membuang di genangan air.

"Ccckkk Ri,gua belinya pakai uang kali Ri!"

"Bodo amat!!" jawab Ria cepat.

Ria mendekat kan wajah nya ke wajah Dendy,hingga mereka tak berjarak.

"Gua tahu Lo pakai begituan lagi.Gua bunuh Lo sekalian Den!"

"Kalau mati bareng Lo gak apa apa gua ikhlas!" jawab Dendy,ia hanya tersenyum.

"Gak sudi gua mati dengan cara konyol begitu.Dunia ini indah dan gua belum mencoba nya semua!"

"Cobain sama gue Ri!"

"Males Lo mor...Hempft!" Dendy mendekat membekap mulut Ria.

"Jangan bilang begitu disini,gua gak seperti itu.Gua cuma pengin tenang dengan cara instan,Lo selalu ada di pikiran gua Ri.Tapi Lo menganggap ucapan gua itu sebuah bualan lelucon semata!"

Bukan hanya mata mereka saja yang sangat dekat,Dendy bahkan menarik pinggang Ria untuk lebih dekat dengan nya.

Apa jadinya jika Ayah Ria tahu tentang ini,bisa bisa tenda di rumah nya tidak jadi di lepas dan akan ada pesta sesi kedua di adakan.Keinginan Nia maternity bersama pun juga akan terkabul.

.

.

.

To be continue

Episodes
1 BAB. 1 Jahil
2 BAB. 2 Tenggelam
3 BAB. 3 Masa Depan
4 BAB. 4 Sembunyi sembunyi
5 BAB. 5 Omes
6 BAB. 6 Nania Maheswari dan Raka Sidan
7 BAB. 7 Hampir saja
8 BAB. 8 Kepergok
9 BAB. 9 Gagal memiliki
10 BAB. 10 Obrolan
11 BAB. 11 Malam Pertama
12 BAB. 12 Membeli Rumah
13 BAB. 13 Mengulang
14 BAB. 14 Ungkapan
15 BAB. 15 Sadar
16 BAB. 16 Pemakai
17 BAB. 17 Menginap
18 BAB. 18 Tidur bersama
19 BAB. 19 Sepakat
20 BAB. 20 Tanggung Jawab
21 BAB. 21 Menolak
22 BAB. 22 Selingan obrolan sarapan
23 BAB. 23 Rumah
24 BAB. 24 Dipecat
25 BAB. 25 Penasaran Noah
26 BAB. 26 Putus
27 BAB. 27 Mengadu
28 BAB. 28 Dijebak?
29 BAB. 29 Meniduri
30 BAB. 30 Janji temu
31 BAB. 31 Positif
32 BAB. 32 Cincin
33 BAB. 33 Bukti
34 BAB. 34 Apa muat?
35 BAB. 35 Menunggu
36 BAB. 36 Hampir
37 BAB. 37 Ragu
38 BAB. 38 Rencana
39 BAB. 39 Menolak
40 BAB. 40 Keputusan
41 BAB. 41 Menyesal
42 BAB. 42 Kepulangan
43 BAB. 43 Obrolan
44 BAB. 44 Curiga
45 BAB. 45 Mengatur strategi
46 BAB. 46 Kerikan
47 BAB. 47 Kecurigaan
48 BAB. 48 Mulai Terbongkar
49 BAB. 49 Penjelasan
50 BAB. 50 Persiapan
51 BAB. 51 Kejutan bertubi-tubi
52 BAB. 52 Tidak jadi
53 BAB. 53 Kecurigaan Nia
54 BAB. 54 Awal mula
55 BAB. 55 Candu
56 BAB. 56 Kecurigaan
57 BAB. 57 Baru di mulai
58 BAB. 58 Kekhawatiran Dendy
59 BAB. 59 Trauma
60 BAB. 60 Paksa
61 BAB. 61 Meminta
62 BAB. 62 Nia Sakit
63 BAB. 63 Reuni
64 BAB. 64 Diagnosa Nia
65 BAB. 65 Dugaan sementara
66 BAB. 66 Pilu
67 BAB. 67 Jatuh Sakit
68 BAB. 68 Operasi
69 BAB. 69 Pendapat
70 BAB. 70 Tidak dikenal
71 BAB. 71 Kembali
72 BAB. 72 Memulai dari awal
73 BAB. 73 Berusaha lagi
74 BAB. 74 Cemburu
75 BAB. 75 Tidak Tahan
76 BAB. 76 Berebut
77 BAB. 77 Cerita lama
78 BAB. 78 Terperdaya
79 BAB. 79 Dapur
80 BAB. 80 Pulang ke Ibu
81 BAB. 81 Marah tak jelas
82 BAB. 82 Ibu Aela
83 BAB. 83 Hukuman
84 BAB. 84 Pawang
85 BAB. 85 Berbagi
86 BAB. 86 Drop
87 BAB. 87 Penjelasan
88 BAB. 88 Nyaman
Episodes

Updated 88 Episodes

1
BAB. 1 Jahil
2
BAB. 2 Tenggelam
3
BAB. 3 Masa Depan
4
BAB. 4 Sembunyi sembunyi
5
BAB. 5 Omes
6
BAB. 6 Nania Maheswari dan Raka Sidan
7
BAB. 7 Hampir saja
8
BAB. 8 Kepergok
9
BAB. 9 Gagal memiliki
10
BAB. 10 Obrolan
11
BAB. 11 Malam Pertama
12
BAB. 12 Membeli Rumah
13
BAB. 13 Mengulang
14
BAB. 14 Ungkapan
15
BAB. 15 Sadar
16
BAB. 16 Pemakai
17
BAB. 17 Menginap
18
BAB. 18 Tidur bersama
19
BAB. 19 Sepakat
20
BAB. 20 Tanggung Jawab
21
BAB. 21 Menolak
22
BAB. 22 Selingan obrolan sarapan
23
BAB. 23 Rumah
24
BAB. 24 Dipecat
25
BAB. 25 Penasaran Noah
26
BAB. 26 Putus
27
BAB. 27 Mengadu
28
BAB. 28 Dijebak?
29
BAB. 29 Meniduri
30
BAB. 30 Janji temu
31
BAB. 31 Positif
32
BAB. 32 Cincin
33
BAB. 33 Bukti
34
BAB. 34 Apa muat?
35
BAB. 35 Menunggu
36
BAB. 36 Hampir
37
BAB. 37 Ragu
38
BAB. 38 Rencana
39
BAB. 39 Menolak
40
BAB. 40 Keputusan
41
BAB. 41 Menyesal
42
BAB. 42 Kepulangan
43
BAB. 43 Obrolan
44
BAB. 44 Curiga
45
BAB. 45 Mengatur strategi
46
BAB. 46 Kerikan
47
BAB. 47 Kecurigaan
48
BAB. 48 Mulai Terbongkar
49
BAB. 49 Penjelasan
50
BAB. 50 Persiapan
51
BAB. 51 Kejutan bertubi-tubi
52
BAB. 52 Tidak jadi
53
BAB. 53 Kecurigaan Nia
54
BAB. 54 Awal mula
55
BAB. 55 Candu
56
BAB. 56 Kecurigaan
57
BAB. 57 Baru di mulai
58
BAB. 58 Kekhawatiran Dendy
59
BAB. 59 Trauma
60
BAB. 60 Paksa
61
BAB. 61 Meminta
62
BAB. 62 Nia Sakit
63
BAB. 63 Reuni
64
BAB. 64 Diagnosa Nia
65
BAB. 65 Dugaan sementara
66
BAB. 66 Pilu
67
BAB. 67 Jatuh Sakit
68
BAB. 68 Operasi
69
BAB. 69 Pendapat
70
BAB. 70 Tidak dikenal
71
BAB. 71 Kembali
72
BAB. 72 Memulai dari awal
73
BAB. 73 Berusaha lagi
74
BAB. 74 Cemburu
75
BAB. 75 Tidak Tahan
76
BAB. 76 Berebut
77
BAB. 77 Cerita lama
78
BAB. 78 Terperdaya
79
BAB. 79 Dapur
80
BAB. 80 Pulang ke Ibu
81
BAB. 81 Marah tak jelas
82
BAB. 82 Ibu Aela
83
BAB. 83 Hukuman
84
BAB. 84 Pawang
85
BAB. 85 Berbagi
86
BAB. 86 Drop
87
BAB. 87 Penjelasan
88
BAB. 88 Nyaman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!