Istirahat

“Mereka sedang bertarung! Ayo pergi dari sini!” Teriak Laura dengan suara yang menggema.

Memang, saat ini di depan mereka terjadi sebuah pertarungan yang maha dahsyat, mengakibatkan hutan di sekitar mereka rata dan luluh lantah dengan tanah. Cahaya benderang dari api kebakaran menjadi mimpi buruk yang begitu mengerikan, juga angin topan yang begitu kencang membuat apapun berhamburan..

Ini bukan hanya sekadar pertarungan antara beruang dan singa yang merebutkan tittle raja hutan. Tapi mereka bertarung dengan sihir yang mereka punya, yang bahkan Kazuto sendiri tak yakin bahwa kemampuannya yang sendiri cukup untuk mengalahkan yang seperti ini.

“Ini membuatku kesal. Pada akhirnya aku sudah tahu bahwa aku harus mengembangkan teknologi sampai mana. Jika hanya sekadar pedang, tidak mungkin untuk mengalahkan mereka.” Ungkapnya.

Paling tidak sekarang Zuto sudah tahu untuk berpikir kedepan dia harus berusaha untuk mencapai teknologi sampai titik mana. Meski demikian, Kazuto sangat yakin bahwa menggunakan sebuah benda yang bukan sihir pun mampu mengalahkan mereka. Walaupun, sulit bagi Laura dan Helen untuk mempercayainya.

Sementara kedua beast itu bertarung, Kazuto, Laura dan juga Helen terus berlari tanpa tahu arah. Bahkan mereka sendiri sudah tidak mengerti mana jalan pulang atau bukan, mereka terus berlari, melewati pepohonan yang rindang. Api pertarungan juga sudah mulai mengecil, jarak mereka benar jauh yang membuat Kazuto menghela napas dengan begitu lega.

Mereka terus berjalan, sekarang sudah jauh pun mereka melambatkan perjalanan mereka. Napas pun begitu berderu sehingga membuat mereka bisa mendengar napas lelah mereka satu sama lain. Yang pasti, mereka ingin sekali beristirahat.

Untungnya, saat Helen menyalakan api di tangannya untuk menerangi jalan. Mereka menemukan sebuah gua, yang memang cocok untuk bermalam. Lagipula mereka sudah jauh dari beast yang tengah bertarung, hingga rasanya akan untuk beristirahat.

“Kita akan beristirahat di gua ini.” 

“Baik tuan.” Ucap Helen dan Laura dengan lelah. Juga secara bersamaan.

Saat mereka masuk, auranya sedikit lembab. Selain lembab, mereka sepertinya merasakan sebuah aura yang tidak biasa dan tidak menyenangkan. Akan tetapi, itu hanya perasaan mereka masing yang mana enggan untuk diungkapkan.

Pencahayaan api membuat dinding gua tersoroti. Bebatuan-bebatuan yang terukir secara alami tampak begitu menakjubkan. Tonjolan-tonjolan runcing di dinding dan di atap gua memberikan kesan yang sunyi dan mengagumkan. Tetesan air juga mengalir pada tonjolan runcing, mengeluarkan suara tetesan air jatuh yang begitu tenang.

Ini sudah malam. Kazuto tidak tahu pasti ini sudah jam berapa. Terpaksa dia harus berada di gua ini untuk sementara waktu dan juga beristirahat.

Saat ini mereka duduk. Helen dan Laura melihat bahwa Kazuto menurunkan tas yang berisi bijih besi. Ini membuat Helen mengerutkan dahinya. 

“Apa itu tuan?” 

“Ini bijih besi.”

“Tuan!” Helen berteriak. “Di saat Anda seperti ini, disaat Anda terjebak dalam magical beast seperti ini, bisa bisanya Anda membawa barang yang tidak berguna! Aku membencimu untuk yang pertama kali tuan!”

Helen benar-benar marah besar sekarang. Kemudian, dia berdiri sambil api yang dia pegang semakin membesar. Amarahnya menjadi jadi hingga ketenangan gua ini telah sirna.

“Kazuto, dengar! Aku tidak tahu kamu berasal dari mana. Tapi jangan berlagak bodoh seperti itu! Seharusnya kau tau dan mendengarkanku bahwa tempat ini bukan tempat main-main!”

Untuk pertama kalinya, Helen marah besar. Laura hanya terdiam dan memandang kosong Kazuto. Sementara Kazuto juga terdiam membisu sambil memandang Helen dengan penuh pengharapan.

Tatapan itu membuat Helen menggertakkan giginya. Kemudian dia berkata, “Maafkan aku tuan, aku tidak bermaksud. Aku hanya merasa kesal.”

“Aku juga minta maaf.” Kazuto menundukkan wajahnya. Dia menyadari bahwa dirinya memang egois. Dia terlalu berambisi untuk melakukan pekerjaan besar yang akan dia lakukan di masa depan. 

Helen dan Laura membuka matanya lebar-lebar. Pupil mata mereka membesar dalam kegelapan gua yang hanya diterangi oleh setitik cahaya api kecil. Mereka berpikir bahwa pemimpin desa mereka yang pada umumnya tidak akan memiliki sifat yang rendah diri. Nyatanya tidak! Kazuto dengan senang hati meminta maaf.

Helen memalingkan wajahnya, dia menggembungkan pipinya. Sambil berkata lirih. Dan kembali duduk.

“Sekarang kita harus memikirkan bagaimana caranya keluar dari sini besok pagi. Tanpa harus takut dengan magical beast yang kuat itu.” Ucap Laura.

Mereka terdiam sejenak. Detik berikutnya, Kazuto yang duduk berhadapan dengan Helen dan juga Laura, matanya berbinar dan menunjukkan sebuah ketakutan saat dia melihat sesuatu di belakang Helen. Apalagi sorot apinya menyala yang membuat sosok itu tampak lebih jelas.

Helen dan Laura yang melihat ekspresi Kazuto, dia benar-benar kaget. 

“Apa apa, tuan?” 

Tapi, belum sempat Kazuto menjawab. Helen yang melihat sorot mata Kazuto, dia langsung melihat ke belakang dan melompat ke belakang pula. Laura yang menyadari hal itu, dia langsung menarik pedangnya. Karena dia merasa, bahwa ini adalah suatu hal yang cukup berbahaya.

“Jangan takut, aku tidak memiliki kekuatan apa-apa lagi untuk menyerang kalian. Yang aku sayangkan, kenapa kalian begitu berisik saat ini?”

Kazuto diam membeku, begitupun yang lainnya. Jantung mereka berdetak begitu kencang, debaran mereka terdengar nyaring, yang membuat segalanya begitu mendebarkan. Hanya saja, Kazuto masih sempat sempatnya tersenyum nyengir.

“Hoi, kau membuat kami takut. Tapi maafkan kami jika mengganggu istirahatmu. Kami benar-benar merasa kesulitan sekarang.”

Secara bersamaan, Helen menyalakan apinya jauh lebih besar di tangannya. Kondisi jauh lebih hangat. Namun, Kazuto sebenernya sudah memperingatkan Helen untuk tidak menggunakan apinya secara sembarangan karena ini berdampak pada penggunaan mana miliknya.

Saat itu juga, sorot api itu menyinari keseluruhan tubuh dari orang tersebut. Hal itu membuat Kazuto cukup kaget. Masalahnya, yang di hadapan Kazuto itu adalah seorang pria, dengan kulit yang penuh dengan luka. Itu semacam sebuah luka gatal yang menjijikkan dan begitu memenuhi wajah dan kulit pria dewasa itu. Penyakit kulit yang dialami oleh pria itu sangatlah parah, dan mungkin siapa saja yang melihatnya akan merasa jijik.

“Itu adalah reaksi yang normal. Aku sedang menunggu kematian karena tubuku diracun hingga timbul penyakit kulit seperti ini. Istirahatlah, kembalilah esok pagi. Aku tahu kalian habis menghindari magical beast. Tenang saja, aura naga ku cukup membuat magical beast tidak berani untuk masuk ke gua ini.”

Mendengar hal ini, Helen dan Laura benar-benar sangat terkejut. Dia benar-benar kaget bukan kepalang karena di hadapannya adalah seorang naga!

Ras naga yang terkena punya penyakit kulit. Ini adalah suatu hal yang mengejutkan bagi Kazuto. Seribu pertanyaan muncul di pikirannya tentang bagaimana bisa dia yang merupakan seorang ras naga bisa ada di tempat seperti ini? Padahal dia adalah binatang suci yang bahkan jauh lebih kuat dibandingkan dengan magical beast yang Kazuto temui sebelumnya.

Terpopuler

Comments

Dimas Setiawan

Dimas Setiawan

good

2024-12-09

0

lihat semua
Episodes
1 Pengkhianatan Cinta
2 Kecerdasan Modern
3 Wabah Kolera
4 Antibiotik
5 Berhasil Menyembuhkan Penyihir Penyembuh
6 Limbah Akhir
7 Tungku Asap
8 Desa Sumerion
9 Kincir Air
10 Tantangan Pedang
11 Gunung Selatan
12 Mencari Harta Karun
13 Magical Beast
14 Istirahat
15 Mas Mas Naga
16 Belerang dan Bijih Besi
17 Kalium Nitrat
18 Senjata Api: Flintlock
19 Percobaan Berhasil
20 Mari Pulang
21 Kita Bertemu Lagi
22 Hukum Newton
23 Pulang-pulang, Masalah
24 Calon Kimiawan
25 Tabel Periodik
26 Persiapan Musim Dingin
27 Musim Dingin
28 Usai Musim Dingin
29 Pendatang
30 Musyawarah Mufakat
31 Penyihir Baru
32 Knowledge is a weapon
33 Es Vs Api
34 Shadow Canon
35 Kedatangan Orang Asing?
36 Pertarungan Anak-anak
37 Di luar batas
38 Operasi Bedah Pertama
39 Ilmu Medis
40 Trauma
41 Listrik Kejut
42 Tambang Baru
43 Study Tour
44 Bersitegang
45 Petir Horizontal
46 Batu Luminor
47 Count Lucien, Feodal Benteng Volmur
48 Benteng Telah Runtuh
49 Blueprint Mesin Uap
50 Catur
51 Checkmate
52 Cara Membuat Magnet dalam 5 Menit
53 Kegelapan Tak Lagi Mengerikan
54 Ledakan Laboratorium Kimia
55 Pupuk Kompos
56 Senjata Peledak
57 Desa Telah diserang
58 Kacau
59 Mesin Uap: Marry
60 Latihan Militer
61 Persiapan
62 Hari Penyerangan
63 Agresi Militer Pertama
64 Agresi Militer Pertama (2)
65 Kabut Beracun
66 Titik Terendah Ketidaktahuan (Dungu)
67 Mungkin Menang
68 Kesetiaan
69 Kemenangan Sumerion
70 Di Bawah Lampu Malam
71 Regulasi Baru
72 Kacamata
73 Mikroskop
74 Dunia tak Kasat Mata
75 Bidikan Terjauh
76 Tuan Putri Alena
77 Kudeta Kerjaan Arkana
78 Cacat Logika
79 Negosiasi
80 Sulit Dikompromi
81 Tak Yakin
82 Alasan Bersikap Tenang
83 Emosi
84 Archimedes
85 Rengek Calister
86 Rajutan Sulur
87 Balon Udara
88 Apa yang Terjadi?!
89 Permohonan Tuan Putri Alena
90 Proyek Besar
91 Menuju Kota Stronghold
92 Sepele
93 Sampai di Rumah Vincent
94 Dia Bisa Membantu
95 Semudah Itu
96 Bertemu Orang Lama
97 Dikhianati Wanita yang Sama
98 Membuat Apa Lagi?
99 Telephone
100 Pekerja Datang
101 Demon Heart Core
102 Uskup Agung
103 Penasaran
104 Masalah dan Solusi Sederhana
105 Katrol Bebas
106 Viere Datang
107 Mahakarya yang Hampir Jadi
108 Sedikit Ledakan
109 Elite
110 Genderang Perang
111 Novaria-1
112 Perang Pecah
113 Gate
114 Sihir dan Teknologi
115 Murni Teknologi
116 Melawan Davin
117 Melawan Davin (2)
118 Cinta Terbatas Status Sosial
119 Kemenangan
120 Bebas
121 Salah Paham?
122 Perseturuan
123 Untungnya Selamat
124 Berhasil Sembuh atau Berhasil Sembuh?
125 Desa Tersembunyi
126 Penduduk Yang Terus Bertambah
127 Motivasi
128 Ideologi
129 Universitas
130 Tergantung Minat
131 Eksperimen Sendiri
132 Foto Pertama
133 Richard
134 Idealis
135 Sistem yang Berlawanan
136 Ajakan Pesta
137 Bazar
138 Bunga Mataharinya Kekaisaran
139 Acara Tunangan
140 Dansa
141 Terusir
142 Sebuah Kejahilan Kecil
143 Kacau
144 Introgasi
145 Siapa Pelakunya?
146 Sedikit Doktrin
147 Kereta Uap
148 Tanjakan
149 Overpopulasi?
150 Ekonomi Bebas ~ Enchantmen?
151 Dikatakan Sesat
152 Formasi Langit
153 Tamu Kehakiman
154 Permainan Psikologis
155 Bunuh Diri
156 Ekspedisi Mencari Minyak
157 Tentang Hukum
158 Bagaimana Mencari Minyak
159 Perintah untuk Tunduk
160 Lebih Efektif dari Zeppelin
161 Pesawat Terbang
162 Latihan Terbang
163 Bagaimana Cara Mendarat?
164 Penghargaan
165 Bumi Itu Bulat
Episodes

Updated 165 Episodes

1
Pengkhianatan Cinta
2
Kecerdasan Modern
3
Wabah Kolera
4
Antibiotik
5
Berhasil Menyembuhkan Penyihir Penyembuh
6
Limbah Akhir
7
Tungku Asap
8
Desa Sumerion
9
Kincir Air
10
Tantangan Pedang
11
Gunung Selatan
12
Mencari Harta Karun
13
Magical Beast
14
Istirahat
15
Mas Mas Naga
16
Belerang dan Bijih Besi
17
Kalium Nitrat
18
Senjata Api: Flintlock
19
Percobaan Berhasil
20
Mari Pulang
21
Kita Bertemu Lagi
22
Hukum Newton
23
Pulang-pulang, Masalah
24
Calon Kimiawan
25
Tabel Periodik
26
Persiapan Musim Dingin
27
Musim Dingin
28
Usai Musim Dingin
29
Pendatang
30
Musyawarah Mufakat
31
Penyihir Baru
32
Knowledge is a weapon
33
Es Vs Api
34
Shadow Canon
35
Kedatangan Orang Asing?
36
Pertarungan Anak-anak
37
Di luar batas
38
Operasi Bedah Pertama
39
Ilmu Medis
40
Trauma
41
Listrik Kejut
42
Tambang Baru
43
Study Tour
44
Bersitegang
45
Petir Horizontal
46
Batu Luminor
47
Count Lucien, Feodal Benteng Volmur
48
Benteng Telah Runtuh
49
Blueprint Mesin Uap
50
Catur
51
Checkmate
52
Cara Membuat Magnet dalam 5 Menit
53
Kegelapan Tak Lagi Mengerikan
54
Ledakan Laboratorium Kimia
55
Pupuk Kompos
56
Senjata Peledak
57
Desa Telah diserang
58
Kacau
59
Mesin Uap: Marry
60
Latihan Militer
61
Persiapan
62
Hari Penyerangan
63
Agresi Militer Pertama
64
Agresi Militer Pertama (2)
65
Kabut Beracun
66
Titik Terendah Ketidaktahuan (Dungu)
67
Mungkin Menang
68
Kesetiaan
69
Kemenangan Sumerion
70
Di Bawah Lampu Malam
71
Regulasi Baru
72
Kacamata
73
Mikroskop
74
Dunia tak Kasat Mata
75
Bidikan Terjauh
76
Tuan Putri Alena
77
Kudeta Kerjaan Arkana
78
Cacat Logika
79
Negosiasi
80
Sulit Dikompromi
81
Tak Yakin
82
Alasan Bersikap Tenang
83
Emosi
84
Archimedes
85
Rengek Calister
86
Rajutan Sulur
87
Balon Udara
88
Apa yang Terjadi?!
89
Permohonan Tuan Putri Alena
90
Proyek Besar
91
Menuju Kota Stronghold
92
Sepele
93
Sampai di Rumah Vincent
94
Dia Bisa Membantu
95
Semudah Itu
96
Bertemu Orang Lama
97
Dikhianati Wanita yang Sama
98
Membuat Apa Lagi?
99
Telephone
100
Pekerja Datang
101
Demon Heart Core
102
Uskup Agung
103
Penasaran
104
Masalah dan Solusi Sederhana
105
Katrol Bebas
106
Viere Datang
107
Mahakarya yang Hampir Jadi
108
Sedikit Ledakan
109
Elite
110
Genderang Perang
111
Novaria-1
112
Perang Pecah
113
Gate
114
Sihir dan Teknologi
115
Murni Teknologi
116
Melawan Davin
117
Melawan Davin (2)
118
Cinta Terbatas Status Sosial
119
Kemenangan
120
Bebas
121
Salah Paham?
122
Perseturuan
123
Untungnya Selamat
124
Berhasil Sembuh atau Berhasil Sembuh?
125
Desa Tersembunyi
126
Penduduk Yang Terus Bertambah
127
Motivasi
128
Ideologi
129
Universitas
130
Tergantung Minat
131
Eksperimen Sendiri
132
Foto Pertama
133
Richard
134
Idealis
135
Sistem yang Berlawanan
136
Ajakan Pesta
137
Bazar
138
Bunga Mataharinya Kekaisaran
139
Acara Tunangan
140
Dansa
141
Terusir
142
Sebuah Kejahilan Kecil
143
Kacau
144
Introgasi
145
Siapa Pelakunya?
146
Sedikit Doktrin
147
Kereta Uap
148
Tanjakan
149
Overpopulasi?
150
Ekonomi Bebas ~ Enchantmen?
151
Dikatakan Sesat
152
Formasi Langit
153
Tamu Kehakiman
154
Permainan Psikologis
155
Bunuh Diri
156
Ekspedisi Mencari Minyak
157
Tentang Hukum
158
Bagaimana Mencari Minyak
159
Perintah untuk Tunduk
160
Lebih Efektif dari Zeppelin
161
Pesawat Terbang
162
Latihan Terbang
163
Bagaimana Cara Mendarat?
164
Penghargaan
165
Bumi Itu Bulat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!