Wabah Kolera

Cahaya matahari tiba-tiba merambat, menyinari katup mata Kazuto yang tertutup sehingga membuat dia semakin memejamkan matanya sebentar. Tapi saat itu, kesadarannya sudah kembali dan harus membuka matanya karena instingnya tahu bahwa hari ini sudah pagi hari.

Dia bisa melihat disekelilingnya hutan rimbun yang dirinya seperti berda di antara dua lereng yang memiliki jarak yang tak sempit. Paling tidak, syukur apabila cahaya matahari bisa menembus tempat ini walaupun keadaannya seperti hutan belantara. Di sekelilingnya, bekas api unggun dan sisa makanan menunjukkan bahwa dia baru saja berpesta tadi malam.

“Sekarang aku tidak tahu berada di mana, aliran sungai ini yang membawaku. Kazuto yang lama pasti sudah meninggal karena tenggelam, jasadnya terombang-ambing entah kemana sungai ini membawa. Aku juga pasti sudah jauh dari kekaisaran.” Ucapnya pada diri sendiri, “Tapi siapa yang peduli, jikapun aku tidak memiliki sihir, aku bisa hidup dengan sebuah kecerdasan modern.”

Bayangan Albert Einstein, Nicola Tesla dan juga Newton terlintas di pikirannya. Sekarang tidak peduli lagi memikirkan laboratorium yang terbakar, atau mungkin penkhianatan seorang kekasih. Namun ini adalah perjalanan kehidupan yang baru yang memang entitas tertentu seperti seorang dewa sedang membuat sebuah takdir pada orang yang bernama Kazuto ini.

Akan tetapi, apa yang harus dia lakukan pertama kali?

Dia ingin keluar dari hutan ini untuk mencari sebuah desa atau apa saja dengan cara menyisiri sungai yang ada di sampingnya.

Hingga beberapa lama, dia menemukan puluhan bangunan yang sebagian rusak. Tampaknya seperti sebuah pemukiman, hanya saja sungai di dekatnya tercemar, bau kotoran menyengat hidung, airnya saja terlihat sangat keruh dan juga kumuh sehingga Kazuto sendiri terlihat ingin muntah.

Ini menarik, sedikit. Mungkin saja dia bisa membuat sebuah peradaban dunia modern di sini. Walau dia tidak tahu kenapa mereka benar-benar sangat jorok. Juga kenapa beberapa bangunan ada sebagian yang hancur termakan oleh alam, dan sebagian masih tersusun rapi.

Kazuto pun datang untuk melihat-lihatnya. Sayangnya kondisi pemukiman ini sangat hancur, bukan hancur dari segi fisik, tapi dari segi apapun yang menunjang hidup mereka. Sawah tak terurus, ada beberapa ternak yang mati. Juga, dirinya menyium bau bangkai yang membuat dia muntah.

“Ada apa dengan pemukiman ini?” ucapnya sambil menutup hidung.

Ketika dia berjalan, salah seorang wanita yang mungkin bisa dibilang remaja keluar dari rumah gubuk. Kazuto berhenti sejenak. Wanita kurus itu menggunakan penutup hidung dan hendak ingin melakukan sesuatu. Akan tetapi, ketika wanita itu melihat Kazuto, dia agak terkejut dan langsung menuju ke arah Kazuto.

“Tuan, maafkan aku. Sebaiknya anda pergi. Ini bukan tempat yang bagus bagi tuan karena sihir buruk telah menimpa desa ini.” Ucapnya dengan nada yang begitu lembut.

“Apa yang terjadi pada desa ini?” Ujar Kazuto sambil mengerutkan dahinya.

“Separuh dari populasi penduduk meninggal karena sihir buruk. Mereka muntah, kotoran mereka encer. Hanya ada sekitar 30 penduduk yang hidup, di antaranya 5 yang sehat sehingga kami harus mengurus mereka. Setiap minggu akan ada yang meninggal, dan persediaan makanan kami juga menipis.”

“Itu rumahmu?”

“Ya, itu rumahku. Dan kedua orang tuaku terbaring di sana. Aku juga harus memberi makan penduduk yang lainnya.” Jawabnya dengan tatapan yang sedih.

“Bawa aku kesana.”

“Tapi tuan.”

“Tidak ada tapi-tapian!”

Wanita itu terpaksa mengangguk dan membawa Kazuto ke rumahnya. Dan Kazuto harus membuka matanya lebar-lebar dan menutup hidungnya dengan rapat-rapat saat tahu kondisi orang tua wanita itu buruk. Keduanya terbaring di atas ranjang dalam kondisi lemas dan juga kurus. Kotoran mereka berceceran kemana-mana yang tampak jauh lebih buruk. Tatapan mereka juga kosong seolah hendak menunggu kematian.

“Sungai yang kotor, diare, muntah. Desa ini bukan terkena sihir! Ini wabah kolera!”

“Wabah kolera?”

“Cepat, panggil semua rekanmu! Buat api sekarang juga!. Carikan wadah untuk merebus, carikan juga gula dan juga garam. Aku akan mencari air bersih.”

Ini bukan masalah sepele. Kazuto tanpa menjelaskan lebih lanjut dia memerintahkan wanita ini untuk segera mencari apa yang dia butuhkan. Lagipula ini bukan sihir buruk! Ini adalah wabah yang menimpa mereka. Wabah kolera yang pernah menimpa Afrika pada abad ke 19 yang mana penyebabnya adalah air yang terkontaminasi.

“A-aku adalah penyihir api. Tapi untuk apa?” Tanya wanita itu dengan penuh pertanyaan. Dia juga melihat Kazuto mengambil sebuah wadah berukuran besar sambil keluar dengan tergesa-gesa.

“Itu bagus, tapi jangan banyak tanya.” Jawabnya secara singkat.

Kazuto segera menuju sungai yang airnya belum tercemar, lebih teptnya dia bergerak ke hulu dan segera menimba air. Walaupun agak sedikit jauh, tapi ini bukanlah sebuah masalah. Baru, dia segera kembali dengan seember air.

Kemudian, ketika dia kembali, ada sekitar 5 orang. 2 laki-laki yang sudah dewasa, 1 wanita dewasa, dan 2 perempuan yang salah satunya adalah wanita tadi. Mereka semua segera dikumpulkan oleh wanita tersebut secara cepat untuk membentuk api di tungku. Dan dia juga berhasil mendapatkan gula serta garam walaupun hanya sedikit.

“Apa yang harus kita lakukan tuan?” Tanya wanita dewasa, yang berambut pirang dengan dada besar yang menonjol ke depan. Walaupun sebenarnya, dia sangatlah kurus.

Api yang dibuat oleh wanita itu besar, dengan bahan dari kayu kering. Kemudian ada kendi besar yang ada di sampingnya.

“Letakkan segera kendi itu!” Ucap Kazuto secara tergesa-gesa.

Dua pria meletakkan kendi di atas tungku. Kemudian Kazuto menruh air yang dia ambil ke dalam tungku untuk merebusnya. Ini adalah salah satu cara untuk membunuh bakteri yang tengah mengkontaminasi air.

“30 orang yang terkena wabah. Kita kekurangan gula. Apakah hanya ada gula ini saja?” Tanya Kazuto ketika dia melihat hanya ada 10 gula batu di wadah. “Cari ke seluruh rumah jika ada. Dan kalian para pria, carikan dua air lagi.”

“Baik tuan.” Satu wanita dewasa, dan dua pria itu langsung mengangguk tanpa banyak pertanyaan. Bahkan mereka tanpa curiga langsung melakukan perintah dari orang asing itu tanpa berpikir panjang.

Padahal, jika mereka curiga, banyak celah agar mereka curiga kepada Kazuto. Sayangnya mereka benar-benar polos. Tidak, Zuto tidak memiliki niat jahat. Mereka tidak curiga juga karena mereka dalam kondisi terdesak dan terpuruk. Jadi ketika ada secercah harapan, mereka harus memperjuangkan harapan tersebut.

“Tuan, apa yang anda buat, dan, siapa sebenarnya anda?” Tanya wanita yang pertama kali bertemu dengan Kazuto tadi dengan rasa penasaran.

“Aku sedang membuat oralit. Sebenarnya ini bukan penawar. Kasus kematian dari korela bukan disebabkan oleh muntah dan diare mereka secara langsung. Secara umum, itu karena mereka kekurangan cairan karena cairan tersebut dikeluarkan lewat muntah dan juga feses. Sehingga fungsi oralit adalah menjaga cairan tubuh mereka tetap terjaga.” Ujar Kazuto sambil menghela napas sebelum dia melanjutkan ucapannya, “Namaku adalah Kazuto. Kebetulan aku tengah tersesat dan bertemu dengan pemukiman ini.”

“Me-mereka bisa sembuh?” Tanya wanita yang satunya. Wanita dengan usia yang jauh lebih muda dengan wanita yang Kazuto temui pertama. Wajahnya memiliki tanda lahir tepat di bibirnya.

“Bisa, 90% aku menjamin mereka selamat. Tapi kalian harus membantuku.”

Mereka berdua saling memandang dan tersenyum bahagia. Bahkan hampir menangis. Harapan muncul di depan mereka. Mereka tidak akan lagi terkena sebuah nasib buruk sehingga membuat mereka tidak lagi mengeluh dan putus asa. Penduduk di desa ini juga akan selamat dan tidak akan terbaring di atas tempat tidur mereka dengan penuh kotoran.

“Terimakasih tuan, mohon bantuannya.” Ucap mereka secara serentak semua membungkukkan badan dengan senang. Menganggap bahwa Kzuto adalah seorang utusan dewa sekarang.

“Sebelumnya, perkenalkan namaku adalah Helen tuan.” Wanita yang pertama kali bertemu dengan Kazuto memperkenalkan diri. Kemudian di susul dengan wanita yang lebih muda.

“Namaku adalah Selena, Tuan.”

Terpopuler

Comments

☆White Cygnus☆

☆White Cygnus☆

lu siapa tuan, dateng" langsung ngatur", mana gak ada yang protes pula...

2024-12-30

0

☆White Cygnus☆

☆White Cygnus☆

bukannya muntaber ya? kolera setau gw penyakit kulit...

2024-12-30

0

☆White Cygnus☆

☆White Cygnus☆

nutrisinya ke ttk semua

2024-12-30

0

lihat semua
Episodes
1 Pengkhianatan Cinta
2 Kecerdasan Modern
3 Wabah Kolera
4 Antibiotik
5 Berhasil Menyembuhkan Penyihir Penyembuh
6 Limbah Akhir
7 Tungku Asap
8 Desa Sumerion
9 Kincir Air
10 Tantangan Pedang
11 Gunung Selatan
12 Mencari Harta Karun
13 Magical Beast
14 Istirahat
15 Mas Mas Naga
16 Belerang dan Bijih Besi
17 Kalium Nitrat
18 Senjata Api: Flintlock
19 Percobaan Berhasil
20 Mari Pulang
21 Kita Bertemu Lagi
22 Hukum Newton
23 Pulang-pulang, Masalah
24 Calon Kimiawan
25 Tabel Periodik
26 Persiapan Musim Dingin
27 Musim Dingin
28 Usai Musim Dingin
29 Pendatang
30 Musyawarah Mufakat
31 Penyihir Baru
32 Knowledge is a weapon
33 Es Vs Api
34 Shadow Canon
35 Kedatangan Orang Asing?
36 Pertarungan Anak-anak
37 Di luar batas
38 Operasi Bedah Pertama
39 Ilmu Medis
40 Trauma
41 Listrik Kejut
42 Tambang Baru
43 Study Tour
44 Bersitegang
45 Petir Horizontal
46 Batu Luminor
47 Count Lucien, Feodal Benteng Volmur
48 Benteng Telah Runtuh
49 Blueprint Mesin Uap
50 Catur
51 Checkmate
52 Cara Membuat Magnet dalam 5 Menit
53 Kegelapan Tak Lagi Mengerikan
54 Ledakan Laboratorium Kimia
55 Pupuk Kompos
56 Senjata Peledak
57 Desa Telah diserang
58 Kacau
59 Mesin Uap: Marry
60 Latihan Militer
61 Persiapan
62 Hari Penyerangan
63 Agresi Militer Pertama
64 Agresi Militer Pertama (2)
65 Kabut Beracun
66 Titik Terendah Ketidaktahuan (Dungu)
67 Mungkin Menang
68 Kesetiaan
69 Kemenangan Sumerion
70 Di Bawah Lampu Malam
71 Regulasi Baru
72 Kacamata
73 Mikroskop
74 Dunia tak Kasat Mata
75 Bidikan Terjauh
76 Tuan Putri Alena
77 Kudeta Kerjaan Arkana
78 Cacat Logika
79 Negosiasi
80 Sulit Dikompromi
81 Tak Yakin
82 Alasan Bersikap Tenang
83 Emosi
84 Archimedes
85 Rengek Calister
86 Rajutan Sulur
87 Balon Udara
88 Apa yang Terjadi?!
89 Permohonan Tuan Putri Alena
90 Proyek Besar
91 Menuju Kota Stronghold
92 Sepele
93 Sampai di Rumah Vincent
94 Dia Bisa Membantu
95 Semudah Itu
96 Bertemu Orang Lama
97 Dikhianati Wanita yang Sama
98 Membuat Apa Lagi?
99 Telephone
100 Pekerja Datang
101 Demon Heart Core
102 Uskup Agung
103 Penasaran
104 Masalah dan Solusi Sederhana
105 Katrol Bebas
106 Viere Datang
107 Mahakarya yang Hampir Jadi
108 Sedikit Ledakan
109 Elite
110 Genderang Perang
111 Novaria-1
112 Perang Pecah
113 Gate
114 Sihir dan Teknologi
115 Murni Teknologi
116 Melawan Davin
117 Melawan Davin (2)
118 Cinta Terbatas Status Sosial
119 Kemenangan
120 Bebas
121 Salah Paham?
122 Perseturuan
123 Untungnya Selamat
124 Berhasil Sembuh atau Berhasil Sembuh?
125 Desa Tersembunyi
126 Penduduk Yang Terus Bertambah
127 Motivasi
128 Ideologi
129 Universitas
130 Tergantung Minat
131 Eksperimen Sendiri
132 Foto Pertama
133 Richard
134 Idealis
135 Sistem yang Berlawanan
136 Ajakan Pesta
137 Bazar
138 Bunga Mataharinya Kekaisaran
139 Acara Tunangan
140 Dansa
141 Terusir
142 Sebuah Kejahilan Kecil
143 Kacau
144 Introgasi
145 Siapa Pelakunya?
146 Sedikit Doktrin
147 Kereta Uap
148 Tanjakan
149 Overpopulasi?
150 Ekonomi Bebas ~ Enchantmen?
151 Dikatakan Sesat
152 Formasi Langit
153 Tamu Kehakiman
154 Permainan Psikologis
155 Bunuh Diri
156 Ekspedisi Mencari Minyak
157 Tentang Hukum
158 Bagaimana Mencari Minyak
159 Perintah untuk Tunduk
160 Lebih Efektif dari Zeppelin
161 Pesawat Terbang
162 Latihan Terbang
163 Bagaimana Cara Mendarat?
164 Penghargaan
165 Bumi Itu Bulat
Episodes

Updated 165 Episodes

1
Pengkhianatan Cinta
2
Kecerdasan Modern
3
Wabah Kolera
4
Antibiotik
5
Berhasil Menyembuhkan Penyihir Penyembuh
6
Limbah Akhir
7
Tungku Asap
8
Desa Sumerion
9
Kincir Air
10
Tantangan Pedang
11
Gunung Selatan
12
Mencari Harta Karun
13
Magical Beast
14
Istirahat
15
Mas Mas Naga
16
Belerang dan Bijih Besi
17
Kalium Nitrat
18
Senjata Api: Flintlock
19
Percobaan Berhasil
20
Mari Pulang
21
Kita Bertemu Lagi
22
Hukum Newton
23
Pulang-pulang, Masalah
24
Calon Kimiawan
25
Tabel Periodik
26
Persiapan Musim Dingin
27
Musim Dingin
28
Usai Musim Dingin
29
Pendatang
30
Musyawarah Mufakat
31
Penyihir Baru
32
Knowledge is a weapon
33
Es Vs Api
34
Shadow Canon
35
Kedatangan Orang Asing?
36
Pertarungan Anak-anak
37
Di luar batas
38
Operasi Bedah Pertama
39
Ilmu Medis
40
Trauma
41
Listrik Kejut
42
Tambang Baru
43
Study Tour
44
Bersitegang
45
Petir Horizontal
46
Batu Luminor
47
Count Lucien, Feodal Benteng Volmur
48
Benteng Telah Runtuh
49
Blueprint Mesin Uap
50
Catur
51
Checkmate
52
Cara Membuat Magnet dalam 5 Menit
53
Kegelapan Tak Lagi Mengerikan
54
Ledakan Laboratorium Kimia
55
Pupuk Kompos
56
Senjata Peledak
57
Desa Telah diserang
58
Kacau
59
Mesin Uap: Marry
60
Latihan Militer
61
Persiapan
62
Hari Penyerangan
63
Agresi Militer Pertama
64
Agresi Militer Pertama (2)
65
Kabut Beracun
66
Titik Terendah Ketidaktahuan (Dungu)
67
Mungkin Menang
68
Kesetiaan
69
Kemenangan Sumerion
70
Di Bawah Lampu Malam
71
Regulasi Baru
72
Kacamata
73
Mikroskop
74
Dunia tak Kasat Mata
75
Bidikan Terjauh
76
Tuan Putri Alena
77
Kudeta Kerjaan Arkana
78
Cacat Logika
79
Negosiasi
80
Sulit Dikompromi
81
Tak Yakin
82
Alasan Bersikap Tenang
83
Emosi
84
Archimedes
85
Rengek Calister
86
Rajutan Sulur
87
Balon Udara
88
Apa yang Terjadi?!
89
Permohonan Tuan Putri Alena
90
Proyek Besar
91
Menuju Kota Stronghold
92
Sepele
93
Sampai di Rumah Vincent
94
Dia Bisa Membantu
95
Semudah Itu
96
Bertemu Orang Lama
97
Dikhianati Wanita yang Sama
98
Membuat Apa Lagi?
99
Telephone
100
Pekerja Datang
101
Demon Heart Core
102
Uskup Agung
103
Penasaran
104
Masalah dan Solusi Sederhana
105
Katrol Bebas
106
Viere Datang
107
Mahakarya yang Hampir Jadi
108
Sedikit Ledakan
109
Elite
110
Genderang Perang
111
Novaria-1
112
Perang Pecah
113
Gate
114
Sihir dan Teknologi
115
Murni Teknologi
116
Melawan Davin
117
Melawan Davin (2)
118
Cinta Terbatas Status Sosial
119
Kemenangan
120
Bebas
121
Salah Paham?
122
Perseturuan
123
Untungnya Selamat
124
Berhasil Sembuh atau Berhasil Sembuh?
125
Desa Tersembunyi
126
Penduduk Yang Terus Bertambah
127
Motivasi
128
Ideologi
129
Universitas
130
Tergantung Minat
131
Eksperimen Sendiri
132
Foto Pertama
133
Richard
134
Idealis
135
Sistem yang Berlawanan
136
Ajakan Pesta
137
Bazar
138
Bunga Mataharinya Kekaisaran
139
Acara Tunangan
140
Dansa
141
Terusir
142
Sebuah Kejahilan Kecil
143
Kacau
144
Introgasi
145
Siapa Pelakunya?
146
Sedikit Doktrin
147
Kereta Uap
148
Tanjakan
149
Overpopulasi?
150
Ekonomi Bebas ~ Enchantmen?
151
Dikatakan Sesat
152
Formasi Langit
153
Tamu Kehakiman
154
Permainan Psikologis
155
Bunuh Diri
156
Ekspedisi Mencari Minyak
157
Tentang Hukum
158
Bagaimana Mencari Minyak
159
Perintah untuk Tunduk
160
Lebih Efektif dari Zeppelin
161
Pesawat Terbang
162
Latihan Terbang
163
Bagaimana Cara Mendarat?
164
Penghargaan
165
Bumi Itu Bulat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!