Mereka berdua pun tiba ditujuan, tepatnya disebuah pantai. Sudah ada beberapa penjaga berpakaian serba hitam mengaja disekitar pantai, membuat Sarah keheranan dan sedikit takut, namun ia tak mau menanyakan pada Zayyan krena tidak ingin merusak suasana.
Malam itu susana terlihat sangat sepi, yang terdengar hanyalah suara deburan ombak beserta iringan live musik yang begitu romantis. Sepanjang perjalanan mereka berdua bergandengan tangan, hingga sampai lah pada suatu tempat yang telah didekorasi dengan indah, membuat saja akan memujinya.
Kelopak bunga mawar dengan bermacam warna bertebaran diatas pasir mengelilingi meja dan membentuk sebuah amor, dan juga beberapa lilin putih yang menyala didalam holder ikut menerangi suasana pantai malam itu, benar-benar menghadirkan suasana malam yang begitu romantis.
“Wah ini indah sekali” ujar Sarah yang saat itu masih berdiri didepan meja. Ia benar-benar tak menyangka pemandangan romantis yang biasa ia lihat di medsos atau di film-film kini bisa ia saksikan langsung
Zayyan yang juga masih berdiri, langsung menghela nafas lega karena Sarah begitu menyukainya. Ia pun memasukkan satu tangannya kedalam saku celana miliknya mencoba menetralkan perasaanya, lalu mengalihkan pandangannya pada wanita pujaanya yang terlihat sedang sibuk tersenyum dan memuji setiap inchi dari dekorasi meja tersebut.
Ia pandangi makhluk ciptaan Tuhan yang menurutnya sempurna itu, tanpa sadar membuatnya menarik salah satu sudut bibirnya namun tak mengurangi raut dinginnya “Kau menyukainya?”
Sarah mengalihkan pandangannya kepada sang pemberi kejutan, dan dengan segera ia menganggukan kepalanya sembari tersenyum hangat "Iya Zay, aku sungguh menyukainya. Terimakasih!"
"Saran Lyra benar-benar membantu. Kau selamat Lyra, jika saja Sarah berkata ini berlebihan, sudah kupastikan kau tak menerima gaji bulan ini" batin Zayyan, kemudian tersenyum "Syukurlah!"
"Tapi aku pikir, malam ini kita akan makan malam seperti pasangan pada umumnya” tanya Sarah
"Aku hanya ingin memberikan makan malam terbaik untukmu. Lagi pula, ini kali pertama kita makan malam bersama, apa salahnya aku ingin menghadirkan suasana yang berbeda”
"Tidak apa Zay. Tapi lain kali kita makan seperti pasangan pada umumnya saja " pinta Sarah sembari tersenyum
Zayyan pun segera mengiyakannya walau pada kenyataan ia sedikit keberatan. Kemudian ia menarik kursi sedikit keluar dari meja untuk Sarah "Ayo duduk! Kita disini untuk makan, bukan untuk melihat mejanya"
Sarah terkekeh, lalu segera mendudukkan tubuhnya diatas kursi tersebut "Terimakasih Zayyan"
Lalu datanglah seorang pelayan membawa nampan berisikan makanan hidangan laut yang baru saja dimasak langsung oleh Chef terbaik dari salah satu hotel milik Raditya. "Selamat menikmati!"
"Terimakasih" ujar Sarah sembari tersenyum.
Sedangkan Zayyan sedikit kesal saat melihat Sarah tersenyum pada orang asing, ia pun menghela nafas beratnya "Mudah sekali berbagi senyum! Aku benar-benar tidak rela melihatnya" batinnya
Tak menunggu lama mereka pun memulai makan tanpa adanya percakapan hingga menyelesaikan makannya.
.
.
Zayyan lebih dulu selesai menyantap hidangannya, kemudian mengusap bibirnya menggunakan napkin yang sudah disediakan diatas meja sembari memandangi wanita pujaanya yang masih makan begitu lahap, dan kembali menarik sedikit sudut bibirnya "Syukurlah! Sepertinya dia menyukainya" batinya
Kemudian disusul dengan Sarah yang baru saja menyelesaikan makannya, saat ia meletakkan kembali gelas minumnya.
"Sudah kenyang!?" Tanya Zayyan
"Aku sangat kenyang, lobster bakar bawang putih ini enak sekali"
Zayyan tersenyum "Syukurlah kau menyukainya"
Kemudian Zayyan menjentikkan jarinya, tak lama datanglah seorang pelayan membawa nampan yang masih tertutup dan segera menaruhnya diatas meja.
Kening Sarah berkerut tatkala melihat nampan tersebut "Kau memesan makanan lagi? Kita baru saja selesai makan"
Lagi-lagi Zayyan tersenyum. Tanpa menjawab pertanyaan Sarah, ia segera membuka tutup nampan itu, terlihat sebuah box perhiasan berbentuk limas yang terbuat dari kaca transparant
" Apa itu hidangan penutup?"
Seketika membuat Zayyan terkekeh dan menggelng-gelengkan kepalanya karena tak habis pikir dengan ucapan Sarah yang dipikirkannya hanya makanan "Kau ini! Coba perhatikan dengan jelas" pintanya.
Ia pun segera membuka box tersebut, tampaklah sepasang cincin berwarna putih dengan design permata yang terlihat sangat simpel, namun berkelas. Zayyan mengambil cincin tersebut dan memperlihatkannya pada Sarah
Tentunya Sarah yang melihat itu, sedikit terkejut "Astagaa.!! Aku pikir tadi makanan. Memalukan!" batinnya
Zayyan segera meraih tangan kiri Sarah dan memasukkan cincin tersebut kejari manis sambil berkata "Karena kau tidak ingin kita tunangan, jadi aku memutuskan untuk memberikan cincin ini sebagai tanda jika kau telah menjadi milikku" lalu mencium punggung tangan Sarah, seketika membuat sang pemilik tangan tersipu malu
"Seperti mimpi! Ah. . aku tidak menyangka bisa diperlakukan seromantis ini. Selama ini aku hanya berkhyal saja, dan ternyata sekarang malah menjadi kenyataan" batin Sarah penuh kebahagiaan
"Sekarang giliranmu memakaikanya untukku. Aku juga ingin agar tidak ada lagi wanita yang berani mendekat kepadaku atau pun berharap banyak padaku setelah melihat cincin ini melingkar dijariku" Pinta Zayyan
Yah. . tentu saja cara bicara Zayyan yang mengandung kenarsisan itu membuat Sarah menarik sedikit sudut bibirnya "Apa dia selalu seperti ini? Merasa dirinya paling diatas segala-galanya? Tapi mungkin saja, Zayyan kan memang tampan dan cerdas, jelas banyak yang mengidolakannya" batinnya.
Sarah pun segera mengambil cincin berwarna silver yang polos tersebut dan memasangkannya kejari manis Zayyan, sembari berkata "Aku sudah tidak sabar menantikan cincin kita ini akan berpindah ketangan kanan"
"Tinggal 3 bulan lagi Sarah. Aku harap kita bisa melewatinya. Karena orang bilang, semakin mendekati hari H akan semakin banyak rintangan serta masalah yang akan dihadapi. Aku harap kita bisa melewatinya bersama, dan jika ada masalah kita selesaikan bersama"
"Kita sudah sama-sama berpikiran dewasa, tentunya setiap masalah yang timbul diantara kita harus kita selesaikan berdua. Bukan dengan ego masing-masing" ujar Sarah sembari tersenyum
Zayyan kembali mengecup punggung tangan Sarah, ia merasa puas saat mendengar jawaban itu.
.
.
Kini mereka berdua berpindah duduk diatas sofa malas yang telah disediakan oleh pihak dekorator atas pemintaan Lyra. Dimaksudkan agar obrolan mereka berdua lebih santai sembari menikmati hangatnya api unggun dan suara ombak yang terlihat saling berkejar-kejaran, diteman beberapa cemilan yang telah ditata diatas meja.
“Zay, aku senang sekali malam ini”
Zayyan tersenyum "Terimakaish Sarah, karena kau, aku pun merasakan bahagia yang tak pernah kurasakan selama ini"
"Oh ya Zay, jika boleh aku ingin bertanya?"
"Katakan!"
"Kenapa kau menyukaiku? Padahal jika kuperhatikan kau sama sekali tidak memilki ketertarikan terhadapku"
"Mungkin ini yang dikatakan orang, dari benci jadi cinta. Aku pernah sangat membencimu saat kau menumpahkan minuman kebajuku, namun pertemuan kita yang selalu tak terduga selama ini, membuatku mulai penasaran tentangmu, perlahan aku menyukaimu, dan pada akhirnya aku jatuh cinta."
"Benarkah!? Aku benar-benar tidak menyadari itu"
"Ternyata perhatian dan kelembutanku selama beberapa bulan itu tidak meluluhkan hatimu?"
"Aku akui aku tersanjung. Akan tetapi, karena sikapmu yang sedikit arogan, membuatku selalu memberi batas untukmu memasuki celah hatiku. Walaupun pada akhirnya aku menyerah untuk terus menepisnya"
"Maaf atas sikapku. Aku hanya terbiasa bersikap seperti ini, jadi aku tidak merasa itu membuat seseorang menghindar"
Sarah tersenyum kemudian menggenggam telapak tangan Zayyan "Tidak apa Zay, aku sangat mengerti. Silahkan kau bersikap seperti itu terhadap wanita lain, tapi tidak denganku"
"Aku akan berusaha, Sarah"
"Terimakasih"
Pandangan mata mereka saling mengunci, tak terasa alunan musik dan suara deburan ombak menjadi pengantar bagi mereka untuk kembali menautkan bibir. Setelah ciuman singkat itu, mereka kembali duduk pada posisi yang semula.
"Oh ya, Sarah Besok kau tidak usah ke salon ya?"
Kening Sarah berkerut, ia sedikit tidak terima saat ada seseorang menghalang-halanginya untuk melakukan rutinitas bulananya "Kenapa?"
Zayyan terkekeh "Kau ini! Aku hanya memintamu besok untuk tidak ke salon, raut wajahmu mulai tidak bersahabat seperti itu"
"Ya. . Aku hanya tidak suka saja, kesalon setiap bulan sudah menjadi kebiasaanku selama bertahun-tahun"
"Baiklah, aku mengerti! Jadi, kau tidak ingin berkencan dengaku besok?"
Kedua bola mata Sarah terbebelak "Berkencan!?"
"Ya. . Aku ingin mengajakmu berkencan besok. Tapi karena kau tidak ingin meninggalkan rutinitas bulananmu, kita batalkan saja"
"Ah. . Kau ini! Aku kan belum mengatakan tidak"
"Jadi?"
"Aku mau!"
Zayyan kembali terkekeh kemudian mengelus lembut kepala Sarah "Baiklah! Besok kita akan berkencan"
"Tapi kemana?"
"Kau ingin trip kepulau?"
"Benarkah!?"
"Aku serius" Zayyan membenarkan dengan menganggukan kepalanya
"Aku mau!"
"Persiapkan diri dan perlengkapan pantaimu! Sepulang ini aku akan meminta ijin pada Bibi untuk mengizinkanmu satu hari bersamaku"
"Terimakasih, Zayyan" Sarah berucap dengan penuh kesenangan, dan langsung mengecup singkat pipi Zayyan. Tentunya hal itu membuat Zayyab semakin bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments