Hari minggu pun tiba, Sarah terlihat masih uring-uringan diatas ranjang, sembari menunggu Mominya yang sebentar lagi akan datang kekamarnya untuk melakukan inspeksi. Ini adalah suatu kebiasaan yang dilakukan mominya setiap minggu pagi, berkunjung kekamar putrinya dengan mulut yang sudah komat kamit. Sarah mendengar langkah kaki seseorang berjalan kearah kamarnya, ia pun segera menarik kembali selimut untuk membungkus seluruh tubuhnya, dengan berpura-pura memejamkan matanya, agar terlihat masih tidur.
Benar saja, saat Momi Sabrina tiba, ia segera menarik selimut yang membungkus tubuh Putrinya, setelah itu berkacak pinggang sembari menggelengkan kepalanya saat melihat kelakuan Putri semata wayagnya itu belum saja mau berubah "Ya Tuhan. . . Anak ini, sudah hampir berumur 26 tahun tapi kelakuannya masih saja tak mau berubah. Bagaimana bisa kau cepat mendapat jodoh jika terus seperti ini!"
Sarah yang sedang berpura-pura tidur pun segera bangun, ia sedikit kesal dengan ucapan Mominya "Haish. . . Momi!! Sedikit-sedikit membawa kata jodoh, lagi pula aku baru mau masuk 26 tahun, itu terlalu muda untukku menikah Mom. Putrimu ini cantik, banyak yang berminat, namun aku saja yang masih belum bisa melabuhkan hati pada seseorang"
"Ck. . . Momi tidak percaya!" Ejek Momi Sabrina
"Momi lihat saja nanti, sekarang jodoh pesananku sedang dalam perjalanan. Pastinya tak kalah Tampan daripada Daddy. Pptt..."
"Tak usah membawa-bawa Daddymu, dia itu segalanya, bahkan lebih tampan daripada aktor Korea kesukaanmu itu"
Sarah memutar malas kedua matanya "Mulai lagi!"
"Kau!" Momi Sabrina mulai kesal, karena tidak ingin berlarut ia kemudian memerintahkan putrinya untuk segera mandi. Sementara Sarah tak hentinya tertawa karena merasa berhasil membuat Mominya bertanduk dipagi hari.
Begitulah kehebohan yang terjadi setiap minggu pagi antara ibu dan anak. Para pekerja dirumah itu pun sudah terbiasa menyaksikannya, mereka hanya bisa menggelengkan kepala dan menjadikan suatu hiburan tersendiri.
***
Kini Sarah sudah bersih, wangi, dan rapi. Ia mengurungkan niatnya untuk langsung turun kebawah menemui mominya, karena terganggu dengan suara panggilan telepon yang sedari tadi berdering.
Sarah sedikit mengerutkan keningnya saat melihat nama peneleponnya ialah Mama Dessy. Tak menunggu waktu lama ia segera menjawab panggilan tersebut
📞
"Selamat pagi, Bibi"
"Selamat pagi, Sarah"
"Apa bibi begitu merindukanku, hingga menelpon sepagi ini?"
"Sangat! Bibi, sangat merindukanmu!"
"Oh My. . . Ayo kita bertemu, Bi!"
"Tentu, datanglah kerumah Bibi malam ini. Kebetulan Bibi sedang mengadakan acara makan malam"
"Apa ini semacam undangan?"
"Benar! Kau harus datang ya, Bibi akan menunggumu"
"Baiklah, Bi"
"Terimakasih Sarah, nanti malam Zayyan akan menjemputmu"
"Tapi, Bi—"
"Tidak ada penolakan!!" Tut. . .tut. . . panggilan terputus
Sarah menghela nafas beratnya "Huh. . . Selalu saja memaksa!" batinya, tak mau ambil pusing Sarah memilih keluar dari kamar menemui Mominya yang sedari tadi sudah menunggunya untuk sarapan
***
Setelah sarapan bersama selesai, kini mereka tengah berbincang-bincang hangat sesekali diiringi canda dan tak lepas dari tawa. Kemudian Sarah teringat akan undangan makan malam nanti.
"Mom, malam ini aku menerima undangan makan malam dari Bibi Dessy" ujar Sarah
Momi Sabrina seketika mengerutkan kedua keningnya, ia merasa sedikit heran dengan putrinya yang menerima undangan makan malam dari seorang wanita dewasa "Siapa dia?"
Sarah pun menceritakan detailnya, bagaimana ia bisa bertemu dengan Mama Dessy. Momi Sabrina pun hanya mangut - mangut pertanda mengerti apa yang diucapkan putri semata wayangnya tersebut.
"Jadi dimana alamat rumahnya?" Tanya Momi Sabrina
"Aku juga tidak tahu Mom. Namun, Bibi bilang jika nanti anaknya yang akan menjemput"
"Kau ini bagaiamana? Masa iya mau pergi kepesta perjamuan makan malam, tapi tidak tahu dimana alamatnya. Momi jadi khawatir, kalau-kalau ini adalah modus penculikan terbaru!"
"Momi tenang saja, aku bisa menjamin jika mereka adalah orang yang baik. Benerapa hari yang lalu aku juga sempat makan siang bersama putrnya, Oops!" Sarah yang kecoplosan, langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya
"Ehem. . . Ternyata diam-diam sudah ada yang berusaha cari jodoh ya ha. . ha. ." Goda Momi Sabrina
Seketika Sarah tertunduk malu, Momi Sabrina yang menyadari akan hal itu segera mengalihkan topik "Momi akan memberikan kau izin untuk pergi malam ini, tapi ingat! Tidak boleh lewat dari jam 10 malam!! Mengerti!!!"
"Siap, Mom"
"Satu hal lagi, jika kau sudah sampai, segera share loc dan aktifkan selalu GPSmu. Jika dalam keadaan darurat kau tahu kan harus menekan angka berapa diponselmu"
"Siap, Mom! Aku akan melaksanakan perintah. Terimakasih ya Momi ku yang cantik" ujar Sarah begitu manja, kemudian memeluk Mominya.
Momi Sabrina tersenyum, sembari mengelus-elus lembut kepala putrinya "Anak baik!"
Setelah itu mereka pun melanjutkan obrolannya, cukup lama antara anak dan ibu tersebut berbincang. Hingga akhirnya Sarah memilih lebih dulu untuk mengakhiri obrolannya dan beranjak menuju kamarnya yang terletak di lantai atas.
Baru saja Sarah melangkah masuk, ia melihat ponselnya yang berada diatas meja rias tengah bergetar, menandakan adanya sebuah pesan masuk
📩
Zayyan: "Nanti malam saya akan menjemput anda, Nona!"
Sarah: "Oke"
Zayyan: "On time!! Tidak ada waktu untuk menunggu anda berhias"
Sarah: "Siap yang mulia 😊"
_____
"Dasar pria aneh! Terkadang dingin, terkadang hangat, apa jangan-jangan dia terlahir dari pasangan dispenser ya? Hot and Cool Ha. . ha. . ." Gumam Sarah, lalu tertawa puas, menertawakan sikap aneh Zayyan yang tidak konsisten.
***
Sesuai dengan janji, pukul tujuh malam Zayyan telah tiba dikediaman Sarah. Ia melangkah menuju pintu utama, dan dengan segera ia menekan bel rumah tersebut kemudian. . .
"Krieeetttt" pintu pun terbuka.
Tampak seorang wanita yang sudah sepuh keluar dari balik pintu. Wanita itu mengerutkan kedua keningnya, merasa sedikit heran karena baru kali ini kedatangan tamu laki-laki.
"Maaf Tuan, anda mencari siapa?" Tanya Bibi Ratna yang tak lain adalah ART dirumah tersebut
"Saya mencari Sarah?" ujar Zayyan begitu datar
Seketika mbok Ratna kembali mengerutkan keningnya, menatap heran saat melihat ekspressi wajah dan nada suara yang ditunjukkan oleh Zayyan "Maaf, tapi anda siapa ya?"
"Zayyan" singkat jelas padat
"Kalau begitu silahkan masuk, Tuan!" pinta mbok Ratna sambil melangkah lebih dulu masuk dan diikuti Zayyan dari belakang.
"Silahkan duduk, Tuan. Saya akan keatas, untuk memberitahukan kedatangan anda pada Nona Sarah" Pamit Bibi Ratna, dan hanya dibalas anggukan oleh Zayyan.
Zayyan menyapu pandangannya, melihat seisi rumah yang terbilang mewah itu. "Rasanya, mustahil sekali saat mendengar Sarah mengatakan jarang masuk kerestoran mewah jika melihat rumahnya sebesar ini" batin Zayyan.
Sementara itu dilain tempat, Sarah yang sedang fokus memoles lipstik bibirnya seketika dikagetkan dengan kedatangan mbok Ratna.
"Nona!!" panggil mbok Ratna
"Oh My. . Bibi! Kau membuatku kaget saja, hampir saja riasanku tercoreng oleh lipstik ini"
"He. .he. . Maaf atas kesengajaan saya, Nona."
"Kebiasaan" ujar Sarah sembari mengerucutkan bibirnya
"Sudah, tidak usah merajuk. Saya hanya ingin mengatakan, jika pangeran es anda sudah datang"
Sarah mengerutkan keningnya, sedikit bingung "Pangeran Es? Siapa dia??"
"Astaga. . . Saya melupakan namanya, Nona. Yang saya ingat hanyalah wajah tampan dan sikap dinginya"
"Oh. . Itu namanya Zayyan, Bi. Dia sudah datang?"
"Iya, Nona. Dia sudah menunggu anda dibawah"
"Baiklah terimakasih, Bi. Oh ya, bagaimana penampilanku?"
"Nona, anda tidak usah bertanya lagi, karena pada dasarnya anda sudah cantik"
"Ah, Bibi. Kau selalu saja membuatku besar kepala. Kalau begitu aku kebawah dulu ya, tolong beri tahu Momi jika aku akan segera pergi"
"Siap, Nona"
Sarah pun segera keluar dari kamar, dan perlahan menuruni anak tangga, dari atas ia melihat Zayyan yang tengah duduk dengan khas wajah datarnya ditemani oleh Momi Sabrina yang kelihatannya sedang mengajukan beberapa pertanyaan. Merasa takut akan melebar kemana-mana, ia segera mengampiri dan langsung memotong percakapan antara momi Sabrina dengan Zayyan
"Momi. . ."
Momi Sabrina segera bangkit dari duduknya dan berbalik saat mendengar suara manja Sarah memanggilnya "Wah. . Putri Momi ternyata sudah siap"
"Tidak baik membiarkan seseorang menunggu lama"
"Iya. .iya. ."
"Oh ya Mom, kenalkan, dia adalah Tuan Zayyan"
"Sudah tahu"
"Ow. . Kalau begitu kami harus pergi"
"Berhati-hatilah sayang, ingat pesan Momi tadi pagi!
"Siap, Mom"
Lalu Momi Sabrina mengarahkan pandanganya pada Zayyan "Zayyan, ingat pesan bibi tadi ya, pulang tidak boleh melewati batas dari jam 10 malam"
"Sejak kapan Momi dan Tuan Zayyan seakrab itu, bahkan memanggil Tuan Zayyan saja layak anak sendiri" batin Sarah
Zayyan tersenyum kemudian membungkukkan sedikit tubuhnya sebagai salam hormat "Saya pastikan akan tepat pada waktunya, Bi. Kalau begitu kami permisi"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments