Weekend pagi ini tidak seperti biasanya yang penuh dengan drama antara anak dan ibu. Kali ini Sarah sudah terbangun lebih awal dari biasanya. Karena ia sudah tidak sabar untuk pergi berlibur selama 1 hari bersama Zayyan dipulau Xxxx. Walaupun ia sedikit berat karena hari ini adalah jadwalnya untuk pergi kesalon.
Terlihat beberapa kali Sarah mencoba menyelaraskan baju yang akan dikenakannya, namun selalu saja ada yang kurang menurutnya. Sampai akhirnya ia memutuskan memakai two pieces dress berwarna kuning, yang bagian atasanya memilki potongan off shoulder dan bagian bawah memiliki belahan yang menojolkan kaki indahnya dan ia padupadankan dengan topi pantai
"Waaahh. . . ini baru bagus" gumamnya sambil berputar-putar didepan kaca dindingnya
"Eheemm.."
Sarah langsung menoleh kebelakang saat mendengar suara deheman yang tak asing baginya "Momi?"
"Memangnya sudah mandi?" ujar Momi Sabrina dengan nada mengejeknya, kemudian bersedekap dan menyandarkan tubuhnya pada dinding kamar putrinya
"Ya. . Aku memilih bajunya dulu mom, setelah itu mandi. Agar nanti bisa langsung langsung dipakai"
Momi Sabrina memandangi putrinya dari atas sampai bawah "Jadi mau pakai itu!?"
"Iya, Mom. Bagaimana? Ini cocok bukan dipakai kepantai?"
"Sangat cocok! Yang tidak cocok itu dipakai dikamar"
Sarah terkekeh malu
"Yasudah! Sekarang mandi dulu sana, baru setelah itu kebawah. Kita sarapan sama-sama"
"Siap, Momi sayang" Sarah pun segera berlalu sambil bersenandung ria, meninggalkan Mominya yang masih bersandar pada dinding kamarnya.
Terlihat beberapa kali momi Sabrina menghela nafas beratnya, entah mengapa raut wajahnya berangsur-angsur berubah menjadi murung "Huh. . . Sarah. Semoga kau selalu bagaia sayang"
****
Tepat pukul 08.00 pagi Zayyan tiba dikediaman Sarah. Ia segera turun dari mobilnya. Ia melihat Bibi Ratna dan pekerja lainnya sedang membersihkan halaman rumah, Zayyan pun bergegas menghampiri
"Selamat pagi Bi Ratna" Ucap Zayyan ramah, diiringi dengan senyum manisnya
Bibi Ratna segera menghentikan aktivitasnya dan mendekati Zayyan "Tuan Zayyan sudah datang rupanya, mari slahkan masuk! Nona Sarah sudah menunggu anda"
Zayyan pun mengangguk dan segera mengikuti langkah Bibi Ratna menuju masuk kedalam rumah. Terlihat Sarah sedang asik memainkan ponselnya hingga ia tak menyadari kedatangan dua orang tersebut.
"Nona Sarah! Pangeran anda sudah datang" Suara Bibi Ratna tentunya mengejutkan Sarah, hampir saja ponsel ditangannya terjatuh.
"Bibi, kau suka sekali mengejutkanku!" Pekik Sarah, kemudian mencebikkan bibirnya
"Nona akan lebih terkejut saat melihat seorang pangeran dihadapan anda"
Pandangan Sarah langsung beralih pada sosok yang berdiri disamping Bibi Ratna. Sejenak ia membisu tatkala terhipnotis dengan penampilan Zayyan yang sangat berbeda dari yabg sering ia jumpai. Kemeja pantai berwarna merah dan kaos oblong berwarna putih didalamnya, jangan lupakan celana yang panjangnya hanya selutut, menjadikan Zayyan terlihat nyentrik namun tak mengurangi nilai ketampanannya.
"Oh My. . . Kenapa justru terlihat semakin keren saja saat memakai pakaian pantai seperti itu?" batin Sarah
Sedangkan Zayyan, ia juga tak kalah terpesona dengan penampilan Sarah yang terlihat berani. Entah apa yang dipikirkannya, sehingga pandangan matanya tak mau beralih sedetik pun untuk tak memandang wanita pujaannya itu.
Bibi Ratna yang sedari tadi menyaksikan mereka berdua hanya terus bertatapan membuatnya tersenyum malu sendiri, akhirnya dengan terpaksa ia sedikit berdehem agar kedua insan ini kembali sadar.
"Ehemm. . . Saya permisi dulu, Tuan dan Nona" pamit Bibi Ratna, dan benar saja mereka berdua langsung salah tingkah setelahnya.
"Uhm. . . Apa kita langsung berangkat?" tanya Sarah
"Ya. . Setelah aku berpamitan dengan Bibi"
Tiba-tiba Mama Sabrina datang "Bibi disini sayang. Kalian berdua pergilah! Berhati-hati ya, semoga liburan satu hari kalian menyenangkan"
"Terimakaish, Bibi. Kami permisi dulu"
Momi Sabrina menagngguk dan mereka segera pergi. Tak luput Momi Sabrina memandangi Putri semata wayangnya sampai menghilang dibalik pintu "Putriku sudah besar, sebentar lagi dia akan meninggalkan rumah ini, tidak ada lagi canda dan tawa disetiap malamnya atau perdebatan kecil setelah kau menikah nanti. Mungkin Momi akan menjadi makhluk kesepian didunia ini. Tapi tak apa, Momi yakin Zayyan adalah laki-laki yang tepat, yang akan selalu membahagiakanmu, dan tak akan meninggalkanmu" hingga tak terasa cairan bening membasahi kedua pipi wanita paru baya itu.
****
Mereka berdua telah tiba disebuah dermaga pribadi milik Raditya, disana sudah ada speedboad pribadi yang siap mengantarkan mereka berdua menuju pulau wisata tersebut.
"Apa kita akan menggunakan ini?" Tanya Sarah
"Benar! Maaf aku hanya tidak suka privasi ku terlihat oleh orang lain"
Sarah tersenyum, kemudian mengelus bahu Zayyan, bagiamapun ia audah banyak tahu tentang watak calon suaminya ini dari awal "Tidak apa! Aku mengerti"
"Terimakasih! Ayo kita naik, sebentar lagi speedboatnya akan berangkat"
Sarah mengangguk dan segera mengikuti langkah Zayyan menaiki Speedboat tersebut "Oh ya Zay, apa kau lupa? Perlengkapan kita kepulau itu masih ada didalam bagasi mobilmu?"
"Sudah ada yang mengantarkannya kekapal. Kau tenang saja!"
"Enak sekali jadi, Boss. Apa-apa tinggal memerintah" batin Sarah
Baru saja hendak melangkah masuk, tiba-tiba Sarah dikejutkan dengan suara cempreng dari dalam kapal, siapa lagi jika bukan Zahra "Selamat datang, Kak Sarah!"
Senyum Sarah mengembang, ia segera mendekat dan memeluk calon adik iparnya itu, Zahra dengan senang hati balas memeluk calon kaka iparnya.
"Kau juga akan ikut kami?" Tanya Sarah setelah melepas pelukannya
"Tentu! Aku tidak ingin membuat calon kakak iparku ini bosan jika hanya berlibur berdua, jadi aku memutuskan untuk ikut"
Zayyan mendengus "Ck. . .Memutuskan ikut apanya? Yang ada ia memaksa" batinya
Tak lama setelah itu, seorang wanita yang terlihat 3 tahun lebih tua dari Sarah juga keluar, sehingga membuat kening Sarah berkerut
"Selamat Pagi, Nona Sarah?" sapanya sembari tersenyum
Sarah pun balas tersenyum "Selamat pagi, sepertinya kita baru bertemu?"
"Oh ya, kenalkan saya Lyra sekretaris Tuan Zayyan" ujarnya sembari mengulurkan tangannya untuk berjabat
Ya. . . Lyra terpaksa ikut karena adanya perintah dadakan dari Zayyan melalui telpon, tepatnya pukul 12 malam. Sebenarnya ia sangat malas sekali untuk ikut, namun karena dijanjikan akan dibayar 2x lipat dari upah sebelumny, dengan senang hati ia pun ikut.
"Senang bisa bertemu denganmu Lyra" Sarah kembali tersenyum dan segera menerima jabatan tangan Lyra.
"Ayo kak, kita masuk! Diluar sini sangat panas. Waktu perjalanan kita memakan waktu sekitar 1 jam, cukup membuat kulitmu gosong jika berlama-lama diluar"
Sarah pun mengangguk dan mereka bertiga segera masuk tanpa memgajak Zayyan
"Ck. . . Ini yang membuatku sangat tidak mau mengajaknya, membuatku seakan-akan menjadi pengawal ketiga wanita itu saja! Padahal aku ingin menghabiskan waktu seharian bersama Sarah" batinya , dengan langakah berat ia pun segera masuk mengikuti ketiga wanita itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments