Sudah empat hari berlalu semenjak Sarah bertemu dengan Zayyan di mall. Hari ini ia begitu disibukkan dengan segudang aktivitas pekerjaanya, sebagai seorang staff akuntansi tentunya banyak laporan yang harus ia selesaikan setiap akhir bulan.
Walaupun Sarah anak tunggal yang terlahir dari keluarga serba berkecukupan, tak membuatnya bermalas-malasan dan mengandalkan orang tua. Ia lebih memilih menjadi wanita mandiri.
Tak terasa, waktu istirahat tiba. Sarah langsung berhenti dari aktivitasnya, tidak peduli dengan status pekerjaan itu entah selesai atau belum, karena ia merupakan wanita yang sangat disiplin soal waktu. Dengan segera ia menutup laptopnya, lalu mengambil dompet, serta kunci mobilnya.
Sarah melangkahkan kakinya menuju parkiran. Ia selalu makan siang diluar kantor sendiri, walau sering kali banyak yang mengajaknya makan siang bersama tapi ia selalu mampu menolaknya dengan lembut. Menurutnya jika makan bersama hanya akan membuat waktu menikmati makannya berkurang, karena akan lebih banyak mengobrol daripada menikmati makan.
Sarah pun mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Kali ini ia pergi ke sebuah restoran cepat saji yang hanya memakan waktu sepuluh menit dari tempatnya bekerja. Wajib baginya tiap seminggu sekali makan disana, walaupun menjaga tubuh ideal itu penting tapi tak mengurungkan niatnya untuk makan hidangan cepat saji sekali dalam seminggu.
***
Setibanya di restoran, sarah pun segera masuk dan berlalu didepan banyaknya pengunjung resto yang sedang menikmati makan siang. Pandangannya lurus hanya tertuju pada meja kasir untuk mengorder makanan, dan tanpa ia sadari ada sepasang bola mata yang tengah menatapnya begitu tajam, siapa lagi jika bukan Zayyan.
"Itu kan Sarah? Oh. . ternyata wanita itu bekerja, aku pikir ia sama dengan kebanyakan wanita-wanita yang aku kenal, lebih suka menghambur-hamburkan uang dari pada bekerja" Batinnya
Pandangan mata Zayyan pun tak luput memperhatikan Sarah. Mulai dari ia memesan makanan, hingga duduk disebuah tempat yang kebetulan sekali letak tempat itu hanya berbatas 2 meja dari temlat Zayyan duduk.
"Wah. . . ini yang aku tunggu-tunggu setiap minggu. Burger Mekdi, sama kentang goreng, dan juga minuman sodanya. Ah. . . lupakan diet, aku harus mengeksekusi ini semua" gumamnya dengan semangat. Sarah pun mulai memasukkan roti berbentuk bundar yang telah dilapisi oleh daun selada, tomat, keju, dan juga daging kedalam mulutnya. Ia makan dengan begitu lahap, dan belum menyadari jika Zayyan tengah memperhatikannya.
Zayyan sedikit terperangah saat melihat cara makan Sarah yang menurutnya sangat tak biasa itu "Astagaaa! Wanita ini. Kenapa cara makannya seperti itu, sangat mengerikan!" batinya
Ditengah-tengah Sarah menikmati makannya, ia mulai tersadar jika saat ini ada orang yang tengah memperhatikannya. Ia pun sedikit demi sedikit mengarahkan pandangannya pada Zayyan, agar tidak terlalu mencolok, namun. . . kali ini Sarah tidak dapat menyembunyikan ketekejutannya saat pandangan mata mereka berdua bertemu. Mulut Sarah terbuka lebar membentuk huruf "O" dan terlihat masih dipenuhi dengan makanan.
Zayyan segera membuang pandangannya kesembarang arah, dan sedikit mendengus kesal “Si*al! Kenapa mata ini tak henti memandangi wanita itu dari tadi. Arghh. . Pasti dia sudah sangat besar kepala"
"Oh My. . . Apa aku sedang bermimpi? Itu kan Zayyan?? Ah. . Aku benar-benar tidak percaya bisa bertemu denganya lagi? Aku yakin, pasti kami jodoh" Batin Sarah, kemudian kemabali mencuri pandang kepada Zayyan "Kenapa dia semakin tampan? Padahal belum sebulan semenjak pertemuan itu. Ah. . Lupakan! Aku tidak peduli!! Saat ini aku sangat lapar" kemudian Sarah melanjutkan kunyahannya yang sempat tertunda
Namun, sekali lagi, dam-diam Sarah kembali mengarahkan pandangannya kedepan, ia sedikit mengerutkan keningnya saat melihat wanita duduk disamoing Zayyan yang masih menggunakan seragam sekolah SMA "Wah. . . Siapa lagi kali ini, kemarin wanita dewasa sekarang wanita muda. Makin turun saja pasarannya haha. . ."
Zayyan yang menyadari Sarah tengah terkekeh, langsung mengerutkan keningnya dan semakin menampakkan wajah dinginnya kepada Sarah "Wanita aneh! Sudah makan sendiri, senyum-senyum pun sendiri. Itu lah akibatnya tidak ada pasangan, jadinya berkhayal. Miris sekali!" batinya, kemudian menarik sedikit sudut bibirnya
Tiba-tiba Zayyan terdiam, ia menyadari sesuatu "Tunggu! Apa jangan-jangan Sarah tengah menertawakanku? Apa dibibirku ada menempel saos tomat atau mayo??" batinya. Dengan segera ia mengambil ponsel dari saku jasnya, mencari kamera untuk mencek kesempurnaan wajahnya "Hm. . . Masih tampan, sangat tampan"
Namun sekali lagi, ia kembali berpikir. Pandangan mata Zayyan kembali tertuju pada Sarah kali ini ia benar menghunuskan tatapan tajam saat menyadari satu hal "Apa jangan-jangan wanita itu tertawa karena berpikir jika Zahra adalah kekasihku, seperti beberapa hari yang lalu ia sempat menganggap Mama sebagai kekasihku?" batinnya, perasaanya mulai tak karuan kemudian "Jika benar. Arghhh. . . Ini semua karena Zahra yang memaksa minta ditemani makan siang disini, padahal aku sungguh tidak mau" gerutunya sembari mendengus kesal.
Tiba-tiba sebuah lengan mungil bergelayut manja dilengan Zayyan "Kak Zayyan!"
Zayyan menatap tajam kearah adiknya itu, dengan ketus ia berkata "Jaga tingakah lakumu Zahra! Jangan membuatku malu didepan umum dengan tingkah manjamu seperti ini"
"Astaga! Kau galak sekali. Coba lihat wajahmu, ketampanannya mulai berkurang 20%" Goda Zahra, bagaimana pun ia sangat mengetahui akan kenarsisan Kakaknya itu
"Aku tidak peduli! Katakan, kau mau apa!?"
"Setelah ini temani aku ke Mall ya, ada yang ingin ku beli. Hanya 20 menit. Plisss"
"Tidak! 20 Menit mu itu lama!!"
Zahra mencebikkan bibirnya "Ya sudah! Akan ku adukan kepada Mama jika kau tega membiarkanku ke Mall sendirian"
"Selalu saja mama kau jadikan senjata untuk mengancamku!"
"Karena hanya kepada Mama kau tidak berani Haha. . ."
Zayyan tak lagi menjawab ia hanya menghembuskan nafasnya secara kasar
"Jadi bagaiamana? Apa kau bersedia menemani adikmu yang sangat banyak diminati oleh kaun Adam ini??"
"Awas jika kau berlama-lama, ku pastikan kau akan kuseret keluar dari toko itu!"
"Yeahh. . . Terimakasih kakakku yang paling Tampan"
"Sekarang lepas pelukan mu dari lenganku, atau kau menunggu untuk ku dorong!?" ancam Zayyan dengan nada dinginnya
“Dasar galak! Pantas saja masih jomblo We. . .” Zahra melepaskan lengan kakaknya secara kasar, lalu menjulurkan lidahnya, namun tidak ada perlawanan sama sekali dari Zayyan melainkan hanya wajah kesal dan tatapan tajam yang terlihat.
Sarah yang tengah asik memakan makanannya kembali melirik kearah Zayyan yang sedang ngobrol dengan Zahra "Ha. .ha. . Dengan kekasihnya saja dia begitu ekspresinya. Pantas saja beberap hari yang lalu tidak ada ramah-ranahnya sama sekali, ternyata memang seperti itu" Batinya, sembari terkekeh pelan dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
Tak mau berlama-lama ia pun memilih melanjutkan aktivitas makannya, dengan segera menghabiskan semuanya agar dapat secepatnya kembali kekantor untuk melanjutkan pekerjaannya yang tidak pernah ada habisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments