"Arrrrghhhhhhhhhhhh” teriak Sarah yang tanpa sadar bergelayut di lengan Zayyan.
Zayyan pun langsung menoleh kebawah, ia sedikit terkejut saat merasa lengannya dipeluk oleh seseorang. Ia menautkan kedua alisnya dan memberikan tatapan yang sangat tajam seolah-olah ingin menerkam mangsanya.
"What the hell!? Aku pikir wanita ini pemberani, karena nonton film horor sendirian. Huh. . . Ini sungguh merepotkan, aku benar-benar tidak suka disentuh!" Batin Zayyan sembari menghela nafas beratnya
“Eheem. . ” Suara deheman yang keluar dari mulut Zayyan seketika menyadarkan Sarah akan kelakuannya. Ia pun mendongakkan kepalanya yang masih menempel di lengan Zayyan dan tersenyum malu
"Ma-maafkan aku Tuan, ini murni reflek, aku takut melihat hantu yang mengerikan itu" Ucap Sarah terbata-bata sambil memperlihatkan senyum manisnya agar sang pemilik lengan tidak marah
Namun lagi-lagi Zayyan tidak memberikan responnya, melainkan sebuah tatapan yang tajam, kemudian melepas dengan sedikit kasar cengkraman Sarah dari lengannya dan kembali melanjutkan nontonnya.
"Dasar wanita ini! Aku yakin, dia pasti sengaja melakukannya" Batin Zayyan sembari menghela nafas berarnya "Baiklah. . . Tak apa, kali ini ku maafkan karena aku juga sedikit terkejut saat melihat hantu jelek itu menampakkan dirinya" batinnya kembali sembari menyunggingkan senyumnya
Sementara itu, Sarah tak henti mengutuki dirinya sendiri, ia tak lagi fokus menonton film yang telah membuatnya tak sengaja memeluk lengan seorang pria "Asatagaa! Ini sungguh memalukan!!" batinnya sembari menepuk halus jidatnya
"Huh..! Beruntung kekasihnya tak melihat. Aku tidak bisa membayangkan jika sampai ia memergokiku memeluk lengan kekasihnya, bisa-bisa dijambak rambutku" Sarah bergidik ngeri membayangkannya.
Ia pun kembali memperbaiki posisi duduknya dan mencoba mengatur nafasnya agar lebih tenang, sembari menunggu berakhirnya film tersebut.
***
Setelah Sarah keluar dari bioskop, ia melanjutkan ritualnya untuk berbelanja barang-barang keluaran terbaru. Sarah merupakan wanita yang begitu mememntingkan style, pola hidup sehat, dan juga kecantikan.
Baginya inilah cara mencintai dirinya agar tidak terlalu stress dalam menghadapi dunia pekerjaan yang dilakukannya setiap hari.
Saat itu Sarah tengah terburu-buru melangkahkan kakinya hendak menuju keparkiran sambil menenteng beberapa papper bag-nya, sesaat setelah menerima telepon dari Mominya jika Daddy akan datang hari ini.
Ditengah terburu-burunya ia berjalan, matanya masih saja sempat melirik liontin cantik yang dipajang oleh salah satu toko pershiasan yang ada didalam mall tersebut, sehingga membuatnya kembali bersenggolan dengan seorang, namun kali ini dengan wanita yang terlihat paruh baya namun masih sangat cantik.
“Brakkkk” terjatuhlah tas-tas belanjaan mereka berdua.
“Astaga! Bibi maafkan aku” ujar Sarah begitu panik, sembari mengatupkan kedua tangannya.
Ia pun berjongkok dan segera memunguti barang belanjaan lalu memasukkannya kedalam papper bag. Saking terburu-buru dan paniknya, tanpa Sarah sadari telah memasukkan beberapa barang belanjaannya ke papper bag wanita teesebut.
Sarah berdiri dan menyerahkan tas belanjaan tersebut "Bibi, ini tas belanjaanmu. Maafkan aku yang tak hati-hati ini"
"Tidak apa-apa sayang. Bibi juga sedang terburu-buru, namun liontin itu memberi daya tarik tersendiri hingga membuat bibi tak melihat kau ada didepan" ujar wanita itu dengan lembut, kemudian mengambil tas belanjaanya dan tersenyum.
"Oh. . Astaga! Sepertinya dunia kita benar-benar teralihkan oleh keindahan liontin tersebut. Karena aku juga terpesona dengan keindahannya sampai-sampai tidak fokus untuk melihat kedepan"
"Selera wanita memang tak jauh berbeda, semua suka kemewahan"
Mereka berdua pun tertawa. . .
"Oh ya, Bibi benar tidak kenapa-napa kan? Aku khawatir jika tubuh bibi ada yang lecet, mungkin aku tidak sanggup untuk membayar biaya asuransinya" tanya Sarah, bagaimana pun ia tahu jelas wanita yang ada dihadapannya ini bukan wanita kelas menengah, terlihat dari fesyennya dan juga beberapa beelanjaanya yang sempat ia pungut saat terjatuh tadi terlihat berkelas, membuatnya tambah yakin.
"Kau ini. Tenanglah! Bibi baik-baik saja"
Sarah menghela nafas lega "Syukurlah! Oh ya, Bibi mau kemana, biar aku bantu"
"Tidak apa sayang, bibi masih bisa membawa ini"
"Tidak bibi! Biarkan aku membantumu untuk menebus rasa bersalahku"
Wanita itu tersenyum "Baiklah! Ayo kita keparkiran, putra Bibi sudah menunggu cukup lama disana"
"Baiklah" Sarah pun segera mengambil barang belanjaan wanita itu, dan mengikutinya menuju parkiran.
.
.
Disepanjang perjalanan mereka tak henti-hentinya tertawa. Layaknya seperti dua orang yang sudah saling mengenal sudah sangat lama, tanpa mereka sadari ada sepasang bola mata yang sudah memperhatikannya dari dalam mobil.
"Tunggu! Itu bukannya Wanita yang menumpahkan minumnya kebajuku tadi?" Alis Zayyan berkerut tatkala wajah wanita itu semakin jelas terlihat
"Ck. . . Tidak salah lagi. Tapi kenapa dia bisa bersama Mama?" decihnya sedikit kesal
"Oh. . . Apa jangan-jangan pertemuan yang 2x aku anggap tidak sengaja itu memang disengajakan untuk menarik simpatiku? Mama dan Wanita itu pasti bekerja sama. Ck. . . Licik sekali!" gerutunya
Zayyan pun segera keluar dari mobil, kemudian menyandarkan tubuhnya pada sisi mobil sembari mensedekapkan kedua tangannya didada. Ia mulai memasang wajah dingin berserta tatapan tajamnya saat Mama Dessy dan Sarah semakin mendekat.
Sementara itu, Sarah langsung menghentikan langkahnya saat melihat laki-laki yang sedang bersandar pada sisi mobil. Ia mulai mengingat-ingat wajah tersebut "Rasaya aku pernah melihat orang ini tapi dimana ya?" dan betapa terkejutnya saat melihat bekas noda pada baju laki-laki itu "Oh. . ya ampun ini kan —"
“Maaf Tuan, kalau tidak salah kau orang yang tak sengaja aku tumpahkan minuman tadi kan?" tanya Sarah
“Hmmmmm. . ” Zayyan dengan nada malasnya menjawab sambil menatapnya dengan tatapan dingin "Apa ini akting lagi?" batinya
"Tunggu sebentar! Oh iya. . Kalau tidak salah, Tuan juga orang yang duduk disampingku saat didalam biskop tadi kan?"
“Hmmmm. . .” lagi-lagi dibalas dengan malasnya
Sarah langsung mebelalakkan kedua bola matanya, ia benar-benar tak mempercayai ini, dalam sehari 3x tak sengaja bertemu dengan orang yang sama "Ya Tuhan! Apa dia jodohku?" batinnya, kemudian terseyum kikuk
“Kalau begitu Bibi ini . .?”
“Kenapa Sayang?” Tanya wanita itu cepat dengan penuh penasaran
“Bibi kekasih Tuan ini?” ujar Sarah, sambil menggerakan bola matanya kearah Zayyan
Mama Dessy mengerutkan kedua alisnha "Jelaskan! Kenapa kau bisa berpikiran seperti itu?"
"Maafkan aku Bibi. Beberapa jam lalu saat didalam bioskop, aku duduk disamping Tuan ini, dan aku tak sengaja mendengar Bibi memanggil Tuan ini dengan sebutan sayang" ujar Sarah sedikit sungkan
"Mati aku! Ini sungguh memalukan!! Jatuh sudah predikat ku sebagai pria sempurna. Arghh. . . ini semua gara-gara Mama yang memaksa untuk ditemani pergi kemall" Batin Zayyan menggerutu, namun dari luar wajah dinginnya mendominasi sehingga tak terbaca kekhawatiran pada raut wajahnya.
Mama Dessy pun tertawa lepas, karena tak habis pikir dengan anggapan wanita muda yang baru ia kenal beberapa menit lalu itu "Dia ini putra Bibi, Sarah"
"Astaga! Sekali lagi maafkan aku Bibi” Sarah terkejut, lalu mengatupkan kedua tangannya.
"Tidak apa-apa Sarah. Orang lain pun pasti akan beranggapan seperti itu. Oh ya, kenalakan, ini Putra Bibi yang paling tampan namanya Zayyan Raditya"
Tanpa ragu-ragu Sarah segera mengulurkan tangannya "Hallo Tuan Zayyan, perkenalkan nama ku Sarah"
Lagi-lagi Zayyan tak memberikan respon, tangannya masih saja bersedekap seolah-seolah tertempel oleh korea. Tatapan dinginnya sudah menjadi jawaban jika ia sangat malas. Akhirnya Sarah menurunkan kembali tangannya “Mungkin masih marah” Batinnya
Sedangkan Mama Dessy yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya "Sampai kapan Zayyan terus bersikap dingin seperti itu dengan wanita" batinnya
"Mmm. . . Tuan, sekali lagi aku meminta maaf karena telah mengotori baju mu dan juga tak sengaja memeluk lengan mu"
“Hmmm...” ujar Zayyan malas
Mama Dessy seketika heboh saat mendengar pengakuan Sarabmh "Oh astga. . ! Jadi, Sarah yang sudah menyenggol mu dan membuat baju mu kotor seperti itu Zay?"
"Hm. . ."
"Mama juga tak sengaja bersenggolan dengannya, dan sebagai memebus perasaan bersalahnya dia membawakan tas belanjaan Mama kesini. Wah. . . Kebetulan sekali ya, Mama harap ada kebetulan selanjutnya lagi"
"Ck.. Wanita ini! Nampaknya memang tidak pernah bisa hati-hati, menyusahkan sekali. Semoga aku tidak bertemu dengannya lagi" batin Zayyan
Sementara Sarah, ia sedikit bingung dengan sikap Zayyan "Apa dia ini bisu? Sedari tadi aku bersua dia hanya menjawab dengan Hem. . . bahkan dengan Mamanya pun begitu. Aku yakin dia pasti tidak bisa berbicara. Ck. . ck. . Kasihan sekali, padahal dia tampan" batinya
Kemudian Sarah menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "He. . he. . . Maafkan aku Bibi untuk segalanya. Oh ya, aku permisi dulu ya, soalnya Momi sudah menungguku dari tadi"
Mama Dessy pun mengangguk sebegai pertanda jika ia menyetujui "Berhati-hatilah sayang, semoga kita bisa bertemu lagi"
"Terimakasih Bibi" Akhirnya obrolan singkat mereka pun berakhir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Atik Mujib
lanjut...
2020-11-15
0