Sore itu, tak lama setelah Zayyan meninggalkan kantor, seorang wanita baru saja keluar dari lift karyawan. Suara dentuman sepatu heelsnya yang mengenai lantai mengalihkan pandangan Lyra.
Wanita dengan tubuh proporsional, berparas cantik. Lipstik merah lombok mewarnai bibir tipisnya, serta rambut lurus yang tergerai, semakin mempertegas kesan angkuh yang ada dalam.
Lyra yang menyadari kedatangan wanita itu segera berdiri menyambutya dengan menundukkan sedikit punggungnya "Selamat sore Nona April, lama tidak berjumpa. Bagaimana pendidikannya selama 6 bulan di jepang?"
Ya. . . Dia adalah Aprillia Mahveen, putri tunggal dari keluarga Abraham Mahveen yang juga menjadi salah satu orang berpengaruh dikotanya. Ketimbang meneruskan usaha Papanya, ia lebih memilih mendirikan usaha bersama teman-temannya dengan menjadi satu-satunya wanita pendiri Zayyan and Friend's, itu semua ia lakukan agar bisa dekat dengan Zayyan. Laki-laki yang telah berhasil mencuri hatinya sejak duduk dibangku kuliah sampai sekarang, namun tidak pernah mendapat lampu hijau oleh Zayyan.
Aprillia berdiri didepan meja Lyra. Ia membusungkan dada dan mengangkat sedikit dagunya, membuatnya terlihat begitu tegas "Aku tidak punya waktu melayani basa basi busukmu. Panggilkan Zayyan!"
“Tuan Zayyan sudah pulang, Nona" Jawab Lyra begitu tenang
Dengan wajah yang angkuh April mensedekapkan kedua tangannya dan menatap Lyra dengan tajam "Kau jangan membohongiku! Zayyan adalah laki-laki yang sangat disiplin terhadap waktu, mana mungkin ia sudah pulang. Bahkan ini masih jam 3 sore"
"Maaf, Nona. Tuan Zayyan pulang karena sibuk mempersiapkan dirinya untuk makan malam dengan wanita pujaannya malam ini"
April langsung menggebrak meja Lyra dengan kedua tangannya "Kau jangan bercanda!?"
"Saya berani bersumpah, Nona. Saya mengetahui ini karena Tuan Zayyan sendiri meminta saya untuk mencarikan restoran yang bisa gunakan untuk makan malam romantis"
"Kalau begitu kau tahu dimana lokasinya malam ini bukan?"
"Ah. . kalau untuk lokasi saya tidak tahu menahu, Nona. Karena tugas saya hanya merekomendasikan tempatnya saja. Selebihnya itu urusan Tuan Zayyan" ujar Lyra dengan berbohong, ia jelas tahu jika wanita didepannya ini memiliki kecendurangan untuk berani melukai lawan jika ada yang mengusiknya.
Dengan persaan emosi yang sudah meluap-luap ia segera mencengkram dagu Lyra dan menatapnya dengan begitu tajam "Kau berbohong!?"
"Saya tidak berbuohong, Nona! Ini adalah beberapa tempat yang telah saya rekomendasikan untuk Tuan Zayyan nanti malam, anda bisa memeriksa satu persatu lokasi itu" Lyra pun menyerahkan beberapa lembar kertas yang berisikan tempat yang ia rekomendasikan
April menghempas cengkramannya kemudian mengambil secara kasar kertas yang berisikan gambar restoran yang dkrekomendasikan Lyra. Ia buka lembar demi lembar. Sedangkan Lyra menarik sedikit ujung bibirnya "Cari saja! Kau tidak akan menmukannya, karena Tuan Zayyan akan makan malam dipinggir pantai malam ini, dengan restoran dadakan" batinnya
April kembali menatap Lyra dengan tajam "Apa kau tahu siapa jal*ang yang telah mengambil Zayyan dariku?!"
"Saya tidak tahu, Nona. Tapi beberapa bulan ini Pak Zayyan memang sering sekali makan siang diluar dan selalu meminta tolong kepada saya untuk mencarikan restoran yang terbaik"
Rasanya kepala April ingin meledak saat mendengar pernyataan Sekretaris Zayyan. Ia pun kembali menggebrak meja Lyra "Kau pasti berbohong kan? Zayyan sudah dekat dengan wanita itu berbulan-bulan, sangat mustahil jikau kau tidak tahu!?"
"Saya berani bersumpah demi apa pun, Nona!" ujar Lyra, sembari membentuk jari-jarinya menjadi huruf V, karena pada kenyataanya ia memang tidak tahu dengan siapa Bossnya berkencan
"Dasar jala*ng! Berani sekali mengambil Zayyan dariku!! Awas kau!!!" Pekik April
Lyra kembali menarik sedikit sudut bibirnya, tatkala berhasil membuat wanita didepannya ini terbakar emosi. Bagaimana tidak, selama ia bekerja pada perushaan Zayyan and Friend's ia cukup tahu banyak tentang watak April. Bahkan para karyawan dikantor pun tak ada yang menyukainya karena sikapnya yang begitu arogan, dan suka melempar tanggung jawab kepada orang lain "Rasakan! Pak Zayyan memang sepantasnya mendapat wanita yang terbaik, tidak seperti kau, wanita penyihir" batinya
"Sepertinya anda kalah cepat, Nona" ujar Lyra yang kembali mengopori
"Diam, Kau!" bentak April sambil menunjuk kasar kearah Lyra. Kemudian dengan emosi yang meluap-luap April segera pergi.
Sedangkan Lyra tak hentinya menertawai April "Akhirnya dia pergi! Wanita sin*ting itu selalu saja berkhayal jika Tuan Zayyan adalah miliknya, padahal Tuan Zayyan tak pernah sedikit phn memberikan celah untuknya. Ck. . . Kasihan sekali" gumamnya
****
April yang kala itu baru saja tiba dikediamannya segera masuk kedalam kamar. Ia pun mengambil ponsel dari dalam tasnya dan menghubungi seseorang
"Cari tahu info tentang laki-laki yang sudah ku kirimkan fotonya. Ikuti kemana dia pergi dan cari tahu siapa wanita yang sekarang dekat dengannya!" Pinta April untuk seseorang diseberang telpon, tanpa menunggu jawaban ia segera mengakhiri panggilan tersebut.
Perkataan Lyra masih saja terngiang-terngiang dibenaknya, hingga ponsel yang ada ditangannya menjadi sasarannya keamarahannya.
"Brakk!" terlemparlah ponsel itu mengenai televisi hingga kedua benda tersebut hancur.
"Prang!" Lampu tidur terlempar mengenai kaca rias. Segala perabotan yang ada didalam kamar menjadi sasaran kemarahan April. Ia mulai berteriak-teriak histeris sembari mengacak-acak rambutnya
"Aarghh! Sialan kau, Zayyan!"
"Aku tidak bisa menerima ini semua. Jika benar kau telah memilki kekasih, aku tidak akan tinggal diam! Sakit hati yang kurasakan, akan kau rasakan jua"
Suara nafas April memburu, yang ada di pikirannya saat ini hanyalah balas dendam, untuk hati yang kesekian kalinya tersakiti. Entah mengapa, setiap kali Zayyan dekat dengan wanita lain, ia merasa terhianati. Padahal mereka memang tidak pernah menjalin hubungan sebelumnya. Mungkin karena obsesinya, sehingga ia merasa telah menjalin hubungan yang serius dengan Zayyan.
"Benar-benar sial! Aku baru pergi selama 6 bulan ke Jepang, dan sekarang kau sudah memilki kekasih. Dasar laki-laki breng*sek!!"
Tiba-tiba pintu kamar terbuka, terlihat seorang wanita paru baya memasuki kamar April yang tak lain adalah Nyonya Mahveen "Sayang kau kenapa?"
April langsung menangis dan memeluk mamanya dengan erat "Mama! Kepulangku ke Indonesia, benar-benar membuatku terluka"
"Katakan! Siapa yang berani melukai putri semata wayang Mama"
"Zayyan, Ma!"
Nyonya Mahveen menghela nafas beratnya "Lagi-lagi Zayyan. Kenapa anak ini sulit sekali melupakan laki-laki yang tak berperasaan itu. Dari informasi yang kudengar, dia akan segera menikah. Astaga! Aku takut sekali jika putriku melakukan hal-hal yang tak diinginkan" batinnya, kemudian berkata "April. . . Kenapa kau tidak mencoba membuka hati pada laki-laki lain, Nak? Zayyan bukan laki-laki yang terbaik untukmu! Lihatlah! Dia bahkan mencampakkanmu, padahal kau telah berkorban banyak untuknya"
"Aku hanya ingin membalas sakit hati ini, Ma! Aku tidak sudi jika dia bahagia, sedangkan aku kembali tersiksa untuk yang kesekian kalinya"
"Sudahlah April. Lebih baik kau berdamai dengan dirimu, Mama khawatir dengan kesehatanmu, Nak"
"Aku akan sehat jika Zayyan telah mendapatkan balasannya!"
Nyonya Mahveen menghela nafas beratnya, bagaimana pun ia tahu betul tentang sifat anaknya yang begitu keras dan pendendam. Tak akan pernah puas sebelum lawannya memohon maaf atau mengaku kalah. "Tapi, April. Keluarga Zayyan, bukan keluarga sembarangan mereka bukan sekedar pengusaha biasa. Mama khawatir tentang keselamatmu, Nak"
"Aku tidak peduli! Zayyan harus terluka ditanganku ha. .ha. . ."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments