Boss Ku, Ayah Anakku
"Bundaaa..gendong" gadis kecil itu merengek merentangkan tangannya ke atas meminta sang ibu menggendongnya
"Cih, gitu aja lemah" cibir anak lelaki yang juga seusia dengannya
"Bunda, liat itu abang mengejek ku kan" ia mengerutu kesal dan memalingkan wajahnya
"Dasar tukang adu, wleeeee!!"
Sang bunda hanya tertawa kecil melihat tingkah kedua anak kembarnya.
"Sudah..sudah. Abang jangan suka gangguin ade dong. Ade juga jangan cemberut terus, nanti cantiknya hilang lo" goda sang bunda dan menggendong putrinya
"Ayo kita pulang. Bunda mau istirahat. Habis kita istirahat baru kita jalan - jalan" seru sang bunda
"Yeeeeee!" teriak gadis kecil itu dengan girang. Sementara sang kakak hanya memutar bola matanya malas melihat sang adik.
Rara Anastasia berserta kedua anak kembarnya Rio Ananda dan Ria Ananda, baru saja menginjakkan kaki mereka di Indonesia. 5 tahun yang lalu ia memutuskan untuk meninggalkan Indonesia dengan rasa kecewa yang besar terhadap seseorang. Tetapi kehadiran Rio dan Ria adalah anugerah Tuhan yang memberikan kebahagiaan dan kekuatan untuk dirinya. Ia sungguh tak ingin lagi mengingat kenangan menyakitkan itu. Ia hanya ingin menjalani hidupnya sekarang dan meraih masa depan bersama kedua buah hatinya.
Besok ia akan memulai kehidupannya yang baru. Ia juga sudah mendapatkan pekerjaan di salah satu perusahaan ternama di Indonesia, DM group. Salah satu perusahaan di bidang properti yang sangat sukses.
Itu lah salah satu alasannya yang mengharuskan ia kembali ke Indonesia.
"Nah kita sudah sampai" ujar Rara sambil membuka pintu apartemennya.
"Kamar abang sama ade sebelahan ya" lanjut Rara
"Horeee! Ria punya kamar sendiri" Ria meloncat - loncat kegirangan. Sementara sang kakak langsung masuk kamarnya tanpa bicara
"Sekarang ade mandi dulu ya. Terus kemudian istirahat tidur. Kalo makanannya sudah siap, nanti bunda bangunkan" ia menuntun sang putri masuk kamar kemudian merapikan semua barang dan mengajak sang putri mandi.
Rara merasa sangat lelah hari ini. Bersyukur semua keperluannya dan kedua buah hatinya sudah di urus oleh orang kepercayaannya. Jadi ketika ia besok ke kantor, ia tidak perlu kuatir lagi.
"Lebih baik aku istirahat dulu" gumamnya kemudian memilih untuk merebahkan diri.
***
Seorang laki - laki tampan berkulit putih bersih, terlihat begitu fokus di depan laptopnya. Sesekali ia memijit pelipisnya dan menyandarkan tubuhnya di kursi kebesarannya.
Ia adalah Daniel Mahendra, seorang CEO muda di DM group. Ia salah satu pengusaha muda yang sukses dan cukup di perhitungkan dalam dunia bisnis. Dengan postur tubuh yang tinggi dan tubuh yang atletis, membuat ia menjadi incaran banyak wanita. Bahkan ada yang rela memberikan dirinya cuma - cuma hanya agar bisa bersama lelaki ini.
Tapi dari semua wanita yang pernah bersamanya, tidak ada satupun yang mampu membuat hatinya tertarik. Kecuali, dia—ahh
Ia menghembuskan nafasnya kasar. Andai waktu bisa di putar kembali, tentu hal bodoh itu tidak akan terjadi. Dan tentu saja ia tidak akan merasa di hantui rasa bersalah seperti ini. Sejak terakhir masa SMA mereka berakhir, dia tak pernah melihatnya lagi. Seolah gadis itu hilang bak di telan bumi.
Tok tok tok tok
Ketukan di pintu membuat ia sedikit tersentak, ia beralih menatap seseorang yang masuk ke dalam ruangannya.
"Maaf pak. Ini laporan yang saya terima dari bagian keuangan" Ujar Nita kemudian menyerahkan nya pada Daniel.
"Kapan sekretaris baru itu masuk kerja?" Tanya Daniel sambil memeriksa laporan keuangan tersebut.
"Besok pak. Tadi beliau sudah konfirmasi ke bagian HRD. Karena tadi pagi beliau baru datang dari Australia" Nita menjelaskan.
"Australia?" Daniel mengerutkan keningnya.
Seolah paham dengan ekspresi wajah bos nya, Nita kemudian memberikan penjelasan.
"Iya pak. Beliau lulusan dari salah satu universitas ternama disana. Dan beliau juga memberikan lamaran kerja melalui jalur online."
"Baiklah. Kau boleh keluar." Titah Daniel pada Nita.
"Saya permisi pak." Ucap Nita kemudian berlalu pergi
Daniel hanya mengganggukan kepalanya
"Lulusan Australia? Cih, sombong sekali" Daniel menggelengkan kepala dan kembali fokus pada pekerjaannya.
***
"Rio, Ria, sudah siap belum? " Teriak Rara memanggil kedua buah hatinya.
"Siaaaapp Bunda" ujar mereka serempak.
"Ayo" ajak Rara.
Mereka keluar dari apartemen dan menuju parkiran. Setelah memastikan kedua buah hatinya sudah aman di dalam mobil, barulah ia masuk dan duduk di belakang kemudi.
Ia melajukan mobilnya menuju salah satu mall. Ia sudah janji untuk mengajak putra putrinya bermain dan juga belanja semua kebutuhan mereka.
Sesampainya di mall, wajah bahagia Ria sangat terlihat. Sementara Rio hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku adiknya. Setelah puas bermain, Rara mengajak kedua buah hatinya untuk makan di restauran yang ada di mall tersebut.
"Ade sama abang mau pesan apa?"
"Bunda, ade mau nasi goreng aja sama ayam goreng paha." Jawab Ria.
"Kalo abang mau apa?" Tanya Rara pada putranya.
"Abang steak saja bun." Jawab Rio.
"Baiklah." Ujar sang bunda kemudian meminta pelayan restaurant untuk mencatat pesanan mereka.
Usai makan, Rara melirik jam di tangannya. Sudah hampir jam 9 malam. Waktunya mereka pulang. Anak-anak nya juga sudah terlihat lelah.
Setelah membayar tagihannya, Rara mengajak kedua anaknya untuk pulang. Sesampainya di rumah kedua anaknya memilih untuk masuk kamar masing-masing. Rara tahu keduanya sudah lelah dan mengantuk. Ia hanya tersenyum dan kemudian memilih untuk masuk kamar juga.
***
Ddrrrrtt..ddrrrtt
"Kalau ga penting mending lo tutup telpon nya." Ujar Daniel menjawab telponnya.
"Lo emang ga ada sopan nya ya." Terdengar suara mendengus kesal di seberang sana.
"Ngapain gue harus sopan sama lo. Tujuan lo nelpon gue apa?" Daniel melonggarkan dasinya dan beranjak menjauh dari meja kerjanya.
"Gue yakin lo suka sama kabar ini." David tersenyum lebar.
"Kalo kabar tentang cewek - cewek yang lo sewa, sorry gue lagi ga minat bro." Ujar Daniel sambil memandang kota Jakarta dari ruangan gedung bertingkat tinggi tersebut.
"Dia udah kembali bro..Rara is back." David memberikan informasi pada Daniel.
Seakan mendengar petir di siang bolong, Daniel sempat terdiam sejenak.
"Hei..lo masih denger gue kan?? Woiiiii Daniel!!! Seru David dari seberang telepon disana.
Daniel sedikit tersentak karena teriakan David di telepon dan tersadar kembali.
"Are you seriously telling this?" Daniel bertanya seakan tidak percaya.
"Sure. Tadi gue ngeliat dia ga sengaja di mall. Tapi dia ga sendiri. Ada 2 anak kecil bersamanya. Usianya kira-kira...4 atau 5 tahun gitu. Anaknya mungkin, soalnya manggil dia bunda gitu. Lo tau, doi sangat cantik bro.. gue aja hampir ga kenal tadi. jauh banget waktu kita jaman sekolah dulu. Kalo gue tau dia secantik itu, dari dulu aja gue pacari di—" Belum selesai dia bicara, sambungan telponnya sudah di putuskan sepihak oleh Daniel.
"H-halo..halo..Daniel! Dasar cowok labil." Gerutu David kesal.
Sementara Daniel, setelah mendapatkan kabar dari sahabatnya seolah bungkam seribu bahasa. Tubuhnya terasa tak bertenaga. Tiba-tiba saja tubuhnya melorot ke lantai. Setetes air bening jatuh di pipinya. Rasa bersalah itu muncul lagi di pikirannya.
"Apa yang harus gue lakuin Ra, biar lo maafin gue" Batinnya sambil menangis.
Cukup lama ia larut dalam kenangan masa lalunya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Akhirnya Daniel merapikan semua berkas-berkasnya yang di atas mejanya. Kemudian memutuskan untuk pulang ke apartemennya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Fiefie M M
selalu melihat
2022-03-23
0
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
Aku mampir thor, semangat 💪💪💪
2022-03-17
0
Gembong Hantoro
. m
.
2022-02-19
0