Pagi ini Daniel begitu semangat ke kantor. Sejak keluar apartemennya senyumnya terus mengiringi. Dia selalu menyapa orang - orang yang berpapasan dengannya. Padahal itu bukanlah kebiasaan Daniel. Karena biasanya dia cuek dengan semua orang termasuk karyawannya sendiri yang berusaha ramah dengan nya. Tapi hari ini berbeda. Ketika memasuki lobby perusahaannya dia juga menampilkan senyumnya dari security, reseptionis, bahkan karyawan OB mendapatkan senyum seorang Daniel Mahendra.
Sebagian karyawannya berbisik - bisik melihat perilaku atasan mereka yang berbeda dari biasanya. Semua ini karena semalam. Ya, semalam yang membuat hidup Daniel memiliki harapan kembali untuk bisa bersama Rara lagi. Meskipun hati kecilnya masih belum terlalu yakin. Tapi apa salahnya berusaha, pikir Daniel.
Dia memasuki ruangannya dan melihat sekilas meja Rara yang kosong. Syukurlah Rara mematuhinya untuk tidak ke kantor, kata Daniel dalam hatinya. Nanti saja dia menghubungi Rara untuk menanyakan kabarnya. Saat ini dia fokus untuk menyelesaikan satu proyek besar yang sudah dipercayakan para investor pada perusahaannya.
Tok tok tok
"Ada apa Nit?"
Matanya menelisik setiap laporan yang ada di emailnya dan juga satu berkas yang sedang di bolak baliknya dari tadi, tanpa melihat siapa yang masuk ke dalam ruangannya.
"Sibuk amat Dan" Daniel mengenali suara sahabatnya itu yang tanpa di persilahkan langsung duduk di sofa.
"Ada kabar apa lo datang?"
"Rara mana koq ga keliatan?"
"Dia malah balik tanya gue."
Daniel melemparkan kotak tisu di dekatnya ke arah Eric. Dengan gesit Eric menghindar.
"Santai napa Dan. Gue kesini karena gue butuh temen curhat."
"Tumben lo galau. Biasanya juga hepi - hepi aja bareng cewe lo."
Daniel mendekati Eric dan duduk di sofa yang juga tidak jauh dari Eric. "Ada masalah sama cewe lo?"
Eric menghela nafasnya. Mengambil sebatang rokok dan menyulutnya "Gue bingung akhir - akhir ini dia jarang bisa di hubungin. Kalau pun bisa alasannya selalu sibuk. Aaahhh..ga ngerti gue." Eric menggaruk kepalanya.
"Lo kan tau kalo Clara model. Jadi mungkin saja benar dia emang lagi sibuk."
"Cuman dia ga kaya biasanya Dan. Gue ngerasa ada sesuatu yang dia sembunyiin dari gue."
"Lo tenang aja. Semuanya pasti baik - baik aja." Daniel memberikan pengertian agar Eric lebih tenang.
"Lo belom jawab gue tadi. Rara mana? Tumben ga ada." Mata Eric kesana kemari mencari keberadaan Rara, tapi yang dicari tetap tidak ada.
Daniel meletakkan 2 kaleng minuman dingin di atas meja. Membuka satu kaleng untuk dirinya sendiri "Rara lagi sakit. Kemaren jatuh pingsan."
"Hah? Lo apain dia sampe pingsan gitu?"
"Heh kalo ngomong di saring napa."
"Ya sapa tau abis lo siksa. Hahahahah."
Eric tertawa bahagia melihat raut muka kesal Daniel.
"Dasar ga waras" Daniel mengumpat kesal.
***
Di tempat lain, beberapa gadis sedang berkumpul di sebuah cafe. Mereka mendiskusikan sesuatu. Terkadang terdengar perdebatan di antara mereka, terkadang juga suara tawa.
"Lo udah hubungin Daniel buat acara reuni kita?" Laura mencolek lengan Asti yang duduk di sebelahnya.
"Belom. Khusus untuk ayank bebeb gue, gue sendiri yang nyamperin ke kantornya." Asti tersenyum lebar.
"Kenapa ga di Line aja sih kaya yang lain?" Rosa menimpali sambil menyeruput minumannya.
"Ya biar gue ketemu Daniel dong. Coba lo bayangin berapa lama kita udah ga ketemuan. Gue yakin Daniel pasti makin cakep." Rosa melempar Asti dengan gumpalan tisu di tangannya. Gadis itu sering gemas dengan kelakuan lebay Asti yang masih terus saja berharap untuk bisa mendapatkan Daniel.
"Lo ga nyerah Ti..? Lo tau sendiri dari dulu Daniel sudah nolak elo ga cuman sekali tapi berkali - kali."
"Gue ga peduli selama janur kuning belom melambai di rumah Daniel."
"Emang gila ni cewe." Naira menyilang kedua jari telunjuknya di dahi dan menggelengkan kepalanya.
Braakkkk
Rosa menepuk meja dengan telapak tangannya. Sehingga membuat yang lain sontak terkejut.
"Lo apa - apaan sih Sa?" Laura menyeka mulutnya dengan tisu karena sempat tersedak minumannya sendiri.
"Gila lo ya!" Asti mengelus dadanya sambil melototkan matanya pada Rosa.
"Tau ni anak. Mau mati kali." Naira juga mendelik sebal.
Rosa menonyor jidat Naira dengan telunjuk "heh ngomong jangan asal."
"Ya elo juga ngapain bikin kita kaget." Naira membalas menonyor jidat Rosa.
"Heh sudah..sudah..kenapa lo bedua jadi ribut. Diam ga. Kalo ga diam gue siram kalian bedua." Ucap Asti berdecak kesal.
"Lo kenapa sih Sa? Kurang kerjaan banget."
"Gue tadi tiba - tiba ingat sesuatu."
"Apaaan???"
"Lo pada masih ingat Rara ga?"
"Rara..?"
"Rara yang culun itu?"
"Hooh" Rosa menggangguk semangat.
"Emang napa sama dia?"
"Lo ada ngundang dia ga di acara reuni?"
"Buat apa gue ngundang dia? Bikin ilfeel tau ga. Yang ada acara kita jadi ga berkelas karena gadis kampung itu datang." Asti menunjukkan ketidak sukaannya pada Rara. Karena dia tahu Rara dulu pernah menjalin hubungan dengan Daniel.
"Tapi kan dia juga alumni sekolah kita Ti."
"Ah terserah lo pada deh. Kalo kalian mau ngundang dia, undang aja. Tapi kalo gue ga bakalan." Asti mengibaskan tangan kanannya tanda dia ga peduli.
Naira, Laura dan Rosa saling melempar pandang dengan apa yang Asti ucapkan tadi. Mereka lebih memilih diam. Karena mereka tahu betapa marahnya Asti ketika saat itu mengetahui kalau Daniel berpacaran dengan Rara. Walaupun mereka pada akhirnya tahu semua itu karena taruhan Daniel dan para sahabatnya.
***
Rara benar - benar menikmati waktu liburnya hari ini. Dia menemani Ria Dan Rio bermain, menonton kartun kesukaan mereka dan juga membuat kue bersama. Marwah yang datang seperti biasanya juga ikut ambil bagian bersama mereka.
"Ya ampun! Ade lupa bilang sama om Daniel." Dengan tingkah lucunya Ria menepuk dahinya.
"Lupa kenapa?" Tanya Rara pada Ria.
"Sebentar lagi kan ulang tahun ade sama abang. Ade lupa bilang biar om Daniel datang." Ria menggembungkan kedua pipinya.
Rio menjahili Ria dengan menaruh jari telunjuknya di pipi adiknya dan mendapatkan tatapan sebal Ria.
"Iiihhhh abang bunda."
"Emang kalo om Daniel datang, ade mau apa?"
"Ade kan mau dapat hadiah dari om Daniel. Kan om Daniel sudah janji waktu ade di Rumah Sakit mau kasih hadiah."
"Berarti ade ga mau dapat hadiah dari bunda dong." Rara tersenyum jahil menggoda Ria.
"Ya mau lah bunda. Masa bunda tega ga kasih hadiah buat ade. Tapi kalo abang biar aja ga usah di kasih. Wleeeee." Ria menjulurkan lidahnya ke arah Rio.
"Abang mau hadiah apa?"
"Abang terserah bunda aja. Yang penting buat abang, bunda selalu ada buat abang dan ade."
Rara sangat tersentuh dengan ucapan Rio. Dia mengecup puncak kepala Rio Ria dan membawa mereka kedalam pelukannya.
"Bunda janji. Bunda akan selalu ada buat abang dan ade. Bunda sangat menyayangi kalian."
"Ade abang juga sayang bunda banyak - banyak." Ucap mereka bersama dan memberikan kecupan manis di pipi kiri dan kanan Rara.
Marwah meneteskan air mata haru melihat bagaimana kebersamaan Rara dan juga kedua anaknya. Dia kagum dengan sikap keibuan Rara dan juga ketegaran Rara yang me jadi ibu tunggal bagi Ria Rio. Marwah berdoa dalam hatinya, supaya kebahagiaan selalu ada dalam keluarga Rara.
Lelah dengan kegiatan seharian bersama si kembar, Rara beranjak masuk ke dalam kamarnya. "Bunda istirahat dulu ya."
Rio Ria menganggukkan kepalanya bersamaan.
Sambil berbaring Rara mengambil ponsel di atas nakas di samping tempat tidurnya. Ada begitu banyak pesan yang diterimanya. Salah satunya pesan dari Daniel. Dia membuka pesan dari Daniel.
Daniel
Ra, gimana kabar kamu hari ini? Kamu sudah baikan?
Berulang kali Rara membaca pesan Daniel. Terselip senyum di bibirnya. Dia memilih untuk tidak membalasnya. Walaupun Rara tidak memungkiri kejadian semalam cukup membuat hatinya menghangat. Tapi di sisi lain, Rara masih ragu dan takut.
Ragu kalau semalam hanya lah mimpi belaka yang Daniel ciptakan untuknya. Dan juga takut untuk di sakiti kembali. Rara masih belum siap untuk semua itu. Dia tidak akan mempermasalahkan jika Daniel pada akhirnya tahu bahwa Rio Ria adalah darah dagingnya. Dia tidak akan membatasi pertemuan mereka. Tapi Rara masih belum menginginkan untuk memulai sebuah hubungan kembali dengan Daniel. Rara harus bisa mengendalikan dirinya agar tidak kembali terjerumus pada lubang yang sama.
🌼🌼🌼🌼🌼
Haloo semua😊
Lidya mengucapkan banyak terima kasih untuk Readers yang sudah memberikan vote dan komennya.
Maafkan Lidya ya kalau tidak bisa membalas satu persatu komentarnya. Tapi Lidya sangat respect semua itu.🙏
Salam
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Erma Wahyuni
sedih😭😭😭semoga rara membuka hati nya buat daniel
2021-07-12
1
Iffa Aning Rumtyas
terharu
2021-03-14
0
Siti Nur M. Yahya
biarin usaha dulu si daniel meluluhkan hati rara
2021-02-03
1