Acara Gathering kantor perusahaan milik Daniel akan di mulai hari ini. Panitia penyelenggara sengaja memilih hari sabtu minggu agar semua bisa menikmati akhir pekan bersama. Semua bagian divisi yang ada juga disibukkan dengan persiapan berbagai acara.
Tujuannya tempat acara kali ini adalah di sebuah villa mewah milik keluarga Mahendra. Bukan hanya villa yang mewah, tapi juga ada sebuah bangunan yang seperti tempat penginapan tapi cukup untuk menampung lebih dari 500 orang untuk tinggal di sana. Masing - masing karyawan diperbolehkan untuk memilih kamarnya sendiri. Boleh sendiri ataupun berdua.
Acara di laksanakan dengan konsep outdoor, mengingat tempat ini juga memiliki tanah lapang hijau yang sangat luas. Puluhan bus sudah disediakan untuk membawa rombongan karyawan, staff, dan semua orang yang terlibat di dalam acara tersebut.
Perjalanan yang di tempuh lumayan jauh. Sehingga keberangkatan di mulai sejak pagi pukul 07.00 WIB.
Terlihat juga di sana keluarga Mahendra turut ikut serta. Pemilik perusahaan Tuan Arnold Mahendra dan Nyonya Maria Mahendra, orang tua dari Daniel Mahendra. Mereka berangkat dengan menggunakan mobil pribadi. Sebenarnya mereka juga bisa berangkat dengan menggunakan helicopter, tapi mereka memilih untuk menikmati perjalanan kesana bersama dengan rombongan saja.
Daniel terlihat mondar mandir gelisah. Berulang kali melihat layar ponselnya. Menelpon seseorang tapi tidak tersambung. Nyonya Mahendra yang melihat semua itu datang menghampiri putranya.
"Kenapa Dan..? Kamu kaya orang gelisah gitu. Ada apa..?"
"Ini mi, sampai sekarang Rara belum datang. Daniel telepon berulang kali tapi ga aktif." Daniel terus saja berusaha menghubungi Rara tapi jawaban yang sama dari operator.
Nyonya Mahendra mengelus pelan punggung Daniel memberi ketenangan pada putranya "Rara pasti datang. Kamu jangan kuatir."
"Makasih mi." Daniel tersenyum dan mengecup pipi maminya.
Dari kejauhan seorang wanita dengan penampilan santai tapi kesan elegan dan cantik tercetak jelas di sana. Dia memakai baju kaos panjang belang - belang hitam putih yang pas di tubuhnya, yang dia padukan dengan celana kulot panjang abu - abu. Rambut yang dicepol tinggi. Sehingga leher jenjangnya terlihat. Sepatu kets putih dan juga koper kecil di tangannya.
Saat Rara melewati para karyawan yang ada disana banyak yang kagum dengan kecantikan alami yang di miliki Rara. Tak sedikit beberapa karyawan wanita yang iri padanya. Tapi yang namanya Rara dia akan selalu berpikir positif tentang apapun yang orang pikirkan terhadapnya. Dia selalu tersenyum pada semua yang melihatnya.
"Nah itu Rara." Mami Daniel menunjuk Rara yang datang dari arah belakang Daniel. Seketika Daniel menoleh ke belakang.
"Cantik." Gumam Daniel yang tentu saja di dengar oleh maminya.
"Jadikan dia menantu mami." Celetuk Nyonya Mahendra dengan arah pandang yang sama dengan putranya sambil menyikut lengan Daniel pelan.
"Tentu saja mi." Jawab Daniel sumringah senang.
"Maaf saya terlambat Pak." Nafasnya terdengar ngos - ngosan karena tadi dia juga sempat berlari karena sudah terlambat.
Rara butuh waktu tadi untuk menenangkan Ria yang menangis karena tidak mau di tinggal lama oleh bundanya. Dengan berbagai bujukan dan juga tentunya es krim sebagai pamungkas, barulah Ria mau mengijinkan bundanya pergi. Selama Rara pergi ada Marwah yang akan membantunya untuk menjaga si kembar. Sehingga Rara bisa pergi dengan tenang. Karena dia sangat mempercayai gadis itu.
"Ck..kamu kemana aja sih di telepon ga aktif."
Ekspresi senang Daniel berubah jadi berpura - pura kesal pada Rara. Padahal di hatinya dia sungguh senang karena Rara sudah ada di sisinya. Mami Daniel terkekeh melihat tingkah putranya.
"Ada hal yang harus saya urus dulu pak." Ujar Rara. Menyadari ada mami Daniel juga berada disana, Rara menyalami Nyonya Mahendra dengan sopan.
"Karena sudah kumpul semua, sekarang kita berangkat." Titah mami Daniel yang segera menuju mobilnya dimana sang suami sudah menunggu.
"Ra, kamu sama aku." Daniel mengambil alih koper Rara membawanya dan memberikan pada supirnya.
"Saya biar bergabung dengan karyawan lain saja Pak."
Rara berusaha menghindar untuk satu mobil dengan Daniel, jadi dia ingin segera meninggalkan Daniel dan berjalan menuju salah satu bus. Tapi belum beberapa langkah Rara beranjak, Daniel menahan lengan Rara dan mendekatinya kemudian berbisik di telinga Rara
"Kamu pilih masuk ke mobil sendiri atau aku yang akan menggendong kamu paksa." Daniel berlalu dari sana dengan senyum nakalnya.
Rara berdecak kesal dengan kelakuan Daniel. Sifat pemaksa Daniel dari dulu yang tidak pernah berubah. Akhirnya Rara pasrah dan mengikuti keinginan Daniel "Dasar tukang paksa." Ujar Rara menggerutu.
"Aku mendengarnya." Ujar Daniel sambil melambai tangannya tanpa menoleh ke belakang.
Di dalam mobil Daniel sudah menunggunya dengan senyuman kemenangan di kedua sudut bibirnya. Rara duduk disampingnya dengan muka cemberut.
Semua karyawan yang ada di dalam bus terlihat senang. Karena ada - ada saja yang mereka lakukan agar perjalanan tidak terkesan sepi. Ada yang bernyanyi, ada yang melawak, ada yang bermain gitar, gelak tawa memenuhi bus. Sekalipun ada yang tertidur sudah bisa di pastikan tidurnya tidak akan nyenyak.
Tapi justru berbeda dengan Daniel dan Rara. Sepanjang perjalanan mereka hanya saling diam. Rara menikmati pemandangan dari balik kaca mobil. Sementara Daniel kadang - kadang menoleh ke sisi kirinya dimana Rara duduk disampingnya.
Semakin lama perjalanan membuat Rara mengantuk. Beberapa kali dia menguap. Rara menyandarkan kepalanya di pinggiran kursi mobil, tangannya bersedekap di depan dadanya dan mulai memejamkan matanya.
Daniel yang melihat posisi Rara tidak nyaman, menarik tubuh Rara pelan ke dalam dekapannya. Rara sempat memberontak, tapi Daniel mendekapnya erat sehingga Rara kesulitan melepasnya. Ditambah lagi dia juga sangat mengantuk. Jadilah dia tidur dalam dekapan hangat Daniel.
Daniel tersenyum melihat Rara dalam dekapannya. Dia membelai lembut kepala Rara sehingga membuat tidurnya makin nyenyak. Berkali - kali Daniel mengecup puncak kepala Rara. Daniel berjanji dalam hatinya dia tidak akan menyia-nyiakan wanita ini lagi. Dia sungguh terlalu amat mencintainya.
Akhirnya semua rombongan tiba di tempat tujuan. Semua mata memandang takjub pada alam sekitarnya. Sungguh suasana yang sangat menenangkan dan sejuk. Dari kejauhan bisa terlihat bukit - bukit indah di bawah sana. Karena posisi villa ini berada di puncak. Jadi pemandangan di bawah sana sangat indah di pandang mata. Masing - masing karyawan memasuki tempat yang sudah di sediakan untuk beristirahat terlebih dahulu.
Mobil yang di tumpangin oleh Rara dan Daniel datang belakangan. Sampai di halaman depan villa, Rara masih tertidur. Daniel bergerak perlahan keluar mobil, kemudian membuka pintu mobil samping Rara dan menggendong Rara dengan sangat hati - hati supaya tidak terbangun. Daniel membawanya masuk ke dalam villa.
Mami dan Papinya yang sudah sampai duluan, menatap Daniel dengan tatapan bertanya, Daniel setengah berbisik pada maminya dan berkata "dia tidur" yang kemudian di balas anggukkan oleh maminya.
Daniel merebahkan Rara dengan perlahan di tempat tidur. Melepaskan sepatu yang di pakainya. Kembali Daniel menatap lembut wajah cantik alami Rara. Dalam tidur pun tetap terlihat cantik, batin Daniel.
Pintu kamar terbuka. Daniel menoleh ke belakang. Disana sudah ada maminya dengan senyum lembutnya.
"Keluar lah. Ada yang ingin mami dan papi bicarakan."
"Baik mi."
Daniel menyelimuti Rara dan meninggalkan sebuah kecupan di keningnya sebelum dia keluar menyusul maminya.
Daniel kini duduk santai bersama kedua orang tuanya sambil menikmati secangkir teh di halaman belakang.
"Bagaimana kabar anak - anak mu Dan..?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Hartinie Habib
aku suka aku suka🩷🩷🩷
2024-04-28
0
Charlotte
g
2021-09-27
0
Erma Wahyuni
ortu daniel tau dia punya anak🤔🤔
2021-07-12
1