Kecemburuan Edi

Tettt...

Bunyi bel tanda istirahat.

Rian yang terlihat sangat senang menggoda Yana hingga wajahnya memerah tak kalah juga dengan Rio yang menggoda Tria tapi Tria hanya biasa saja walaupun memang Rio sudah tau kalau Tria sudah memiliki kekasih.

"Udah bel istirahat tuh kelas yok guys." Ajak Sinta pada teman-temannya.

"Emangnya kamu uda makan?" Tanya Boy sambil menatap Sinta.

"Uda tadi." Jawab Sinta menatap Boy sebentar dan langsung mengalihkan pandangan nya.

"Bentar lagi aja kali Sin lagian kayak nya Guru Prakarya itu belum keluar deh pasti masih ngebacot males gue dengerin bacotan ga jelas." Ucap Tria bergedik jijik.

"Kamu imut kalo lagi marah." Ucap Rio yang menatap Tria sambil senyum-senyum sendiri.

"Apaan sih Kak liatin nya biasa aja lah aku tau kok aku itu cantik bin imut sejagad sekolah haha." Ucap Tria yang kemudian tertawa yang lain hanya heran melihatnya.

"Kamu semakin cantik saat tertawa." Ucap Rio lagi kini memegang tangan Tria yang membuat Tria tersipu malu dan wajahnya sudah memerah.

"Wahh muka lo merah amat Tri baper lo ya?" Ledek Sinta yang terkekeh melihat sahabatnya itu.

"Apaan sih lo ga jelas banget.."

"Ke kelas yuk guys, permisi Kak." Ucap Tria sambil melepaskan pegangan Rio dan mengajak Sinta dan Yana.

"Loh tadi katanya males gimana sih." Boy mulai membuka mulut.

"Tau nih Uda duduk lagi aja lagian kantin belum terlalu ramai kok." Ucap Rio yang menarik tangan Tria hingga terduduk lagi di samping nya.

"Woii Edii ngapain lo berdiri disitu gak pegal apa kaki lo." Ucap seorang Kakak Kelas yang sedang berdiri di ambang pintu kantin.

Sontak membuat Tria kaget dan melihat ke arah keluar kantin dan memang Edi sedang berdiri melihat ke arah Tria dengan wajahnya memerah menahan emosi dan tangan nya sudah mengepal.

"Eh.. Kak Edi." Ucap Tria lirih.

"****** lo Tri kayak nya hidup lo akan berakhir sampai disini deh." Ucap Yana saat mengetahui keberadaan Edi.

Tria pun berdiri ingin mendekati Edi tapi tangan nya di tarik oleh Rio.

"Mau kemana lagi sih." Ucap Rio sambil menarik tangan Tria yang membuat Tria terduduk lagi.

"Kak Rio please! pacar aku ada disana dia liatin kita dari tadi." Ucap Tria yang menunjuk ke arah Edi dan Rio pun menurut melihat kesana dan melepaskan tangan Tria dengan cepat.

Tria pun berlari mendekati Edi tapi Edi juga berbalik dan berjalan cepat.

"Kak Edi tunggu! aku bisa jelasin please!!" Ucap Tria setengah teriak yang melihat Edi yang sudah berbalik.

Edi memberhentikan langkahnya tapi masih tetap membelakangi Tria. Dan dengan cepat Tria berlari menghampiri Edi.

"Kak aku bisa jelasin." Ucapnya sambil memutar badan Edi agar menghadap ke arahnya.

"Mau jelasin apa lagi? kamu uda puas kan bersenang-senang dengan laki-laki itu sekarang pergi lah dia sudah menunggumu disana." Edi langsung berbalik tanpa ingin mendengarkan penjelasan Tria.

"Kak please! demi hubungan kita.."

"Kalau Kakak memang sayang padaku pasti Kakak akan mendengarkan penjelasan dariku dan sebaliknya kalau Kakak tidak ingin mendengarkan penjelasan.." Ucapan Tria menggantung.

"Apa yang ingin kau jelaskan." Seketika Edi berbalik dan menatap Tria membuat Tria tersenyum senang.

Tria menarik tangan Edi menuju ke dalam kantin dimana disitu masih ada Sinta, Yana, Boy dan juga teman- teman nya termasuk Rio yang tampak santai tidak merasa bersalah sama sekali.

"Kak Rio bisa bantu aku jelasinnya ke Edi." uctap Tria yang memohon agar Rio membantunya.

"Ah si Edi mah gitu amat, sama temen sendiri aja harus pake cemburuan, ya maaf gue kan gak tau kalau yang di maksud Edi pacarnya itu elo, sorry ya bro." Ucap Rio yang berdiri dan mengulurkan tangannya kepada Edi.

Edi membalas uluran tangan Rio tetapi tidak berkata sepatah kata pun.

"Sekarang Kakak percaya kan?" Tanya Tria memastikan tapi tidak di jawab oleh Edi.

"Ya elah Kak lo jelek amat kalo lagi cemburu gitu senyum dikit napa." Sinta yang ingin membuat lelucon pun seketika bergedik ngeri saat Edi manatapnya tajam.

"Uda duduk dulu aja terus minum es biar hati lo adem." Boy pun ikut-ikutan nimbrung.

"Tau dah nih masak sama temen sendiri aja pake cemburuan." Ucap Rio menimpali.

"Lo pada gak tau bener apa pura-pura gak tau sih coba deh kalian pikir kalo kalian ada di posisi nya Kak Edi rasanya akan kayak gimana? harusnya kalian mikir gitu bukannya malah ngehakimin dia kayak gini" Ucap Yana yang sepertinya mengerti apa yang dirasakan Edi.

"Yana bener harusnya kamu bisa jaga perasaan aku lah sebagai pacar kamu baik itu saat ada aku maupun enggak, kalau kamu gini kan aku jadi mikir kalo kamu cuman main-mainin aku aja." Edi mencoba membuka mulutnya dan menatap Tria dengan lekat.

"Maaf." Ucap Tria sambil menunduk.

"Aku ga nyuruh kamu nunduk lo, tatap mata aku.." Sambil memegang dagu Tria agar melihat matanya.

"Kau mau berjanji." Lanjut Edi lagi.

"Aku janji." Ucap Tria yang masih menatap mata Edi.

"Bagus." Edi melepaskan tangan nya lalu tersenyum dan semua orang disitu bernafas lega.

"Kamu uda makan?" Tanya Edi mengalihkan pembicaraan.

"Udah kok, kamu makan aja 5 menit lagi bel masuk nanti gak sempat, aku sama Sinta dan Yana juga mau ke kelas duluan." Ucap Tria sambil memberikan kode kepada teman -teman nya dan Edi hanya mengangguk.

"Aku duluan ya Kak." Ucap Sinta pada Boy sambil berdiri yang diikuti Yana dan Boy hanya mengangguk.

Mereka bertiga pun akhirnya pergi meninggalkan kantin.

Bersambung....

😳😳😳😳😳😳😳

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!