Ketakutan Sinta

Tettt...

Bel pulang pun telah berbunyi.

"Sin aku duluan ya." Ucap Tria sambil berdiri.

"Tunggu dulu Tri." Ucap sinta sambil menggenggam pergelangan tangan sahabatnya.

"Tunggu untuk apa? bukannya kau pulang bareng Kak Boy ya." Tanya Tria agak heran.

"Iya sih tapi nanti kalau kau pulang duluan dan ternyata dia hanya mengerjaiku, terus aku pulang sama siapa dong?" Masih dengan tangan nya menggenggam pergelangan tangan Tria.

"Jadi kau mau aku menemani mu disini dan menunggu dia menjemput mu lalu mengikuti kalian dari belakang gitu maksudmu?" Tria agak kesal.

"Baiklah aku pulang dengan kau saja." Ucap Sinta lalu menunduk Serta melepaskan tangan Tria yang sedari tadi di genggamnya.

"Hufff.. yaudah sekarang coba kau tanyakan padanya jadi atau tidak dan kalau tidak jadi kau baru pulang dengan ku." Ucap Tria dan Sinta langsung mengeluarkan ponselnya kembali dari dalam tas nya.

"Sinta.. Kakak nunggu di bengkel depan Sekolah soalnya motornya belum siap di tambal karna masih ngantri, tapi kalau gak mau juga gapapa Sinta tunggu aja di Kelas nanti kalau uda selesai Kakak langsung jemput ke dalam." Chat dari Boy 10 menit yang lalu.

"Yaudah ayo!" Seru Tria yang membuat Sinta terkejut.

"Kemana?" Tanya Sinta dengan nada polosnya dan membuat Tria semakin kesal.

"Ke alam Barzah!" Sontak membuat Sinta kaget dan melototi Tria.

"Ya kali Sin.. aku mau pulang jadi sekalian aja nganterin kau ke atas kan lagian gak mungkin juga kau nunggu disini." Tria menarik tangan Sinta cepat tanpa ingin mendengar jawaban Sinta.

Sesampainya di bengkel terlihat seorang lelaki yang masih mengenakan seragam SMA yang sedang memperhatikan tukang bengkel yang sedang bekerja.

"Tuh dia Kak Boy nya mau aku panggilin?" Tanya Tria dan menatap Sinta yang masih di belakang nya tapi sudah turun dari motor dan Sinta langsung menggelengkan kepalanya.

"Yasudah kalau gitu aku pulang duluan ya." Langsung melajukan motornya.

"Eh Boy tuh.." Tukang bengkel itu menunjuk dengan dagunya saat tersadar melihat seorang wanita yang berdiri memperhatikan kedua lelaki itu.

"Apaan?" Tanya Boy dan langsung melihat ke arah yang ditunjuk tukang bengkel itu sontak membuat Boy terkejut dan langsung berdiri.

"Sinta? ayo kemari duduk dulu disitu panas." Mengulurkan tangannya pada sinta sambil berjalan ke arah kursi yang telah tersedia dan Sinta hanya mengangguk dan berjalan menuju kursi tersebut.

"Sinta sudah lama berdiri disitu?" Tanya Boy yang sudah dengan posisi duduknya begitu juga dengan Sinta.

"Enggak kok Kak baru aja." Jawab Sinta seadanya.

"Oo.. jadi kesini nya tadi jalan kaki apa terbang?" Tanya Boy yang sidikit membuat lolucun.

"Hahahaha." Sontak Sinta tertawa hingga tukang benkel heran melihatnya begitu juga dengan Boy.

"Masa iya terbang." Lanjutnya lagi setelah berhenti tertawa.

" Ya mungkin saja kan." Ucapan Boy yang semakin membuat Sinta ingin tertawa lagi tapi dia masih bisa menahnnya.

"Enggak kok Kak tadi dianterin sama Tria." Jawab Sinta dengan nada santai nya dan Boy hanya mengangguk.

"Boy dah kelar nih." Seru tukang bengkel yang memecahkan keheningan.

"Thank's ya bro." Boy pun langsung berjalan menuju motor matic nya lalu menghidupkan nya.

"Yuk!" Ajak Boy dan tanpa menjawab Sinta pun beranjak dari duduk nya lalu naik ke motor Boy.

"Hati-hati lo Boy yang lo bawa itu anak gadis orang!" Ucap tukang bengkel itu sedikit berteriak karna Sinta dan Boy sudah sedikit jauh dari jangkauan nya dan Boy hanya menyunggingkan ssenyumnya.

"Apa? apa yang tukang bengkel itu katakan? apa dia ingin melakukan sesuatu terhadap ku? ohhh tidak aku tidak mau Tria kenapa kau membiarkan ku aaa aku belum siap mati pahala ku saja masih sangat sedikit, Ayah Ibu tolong akuu.. aku masih mau hidup

ya Tuhan tolong selamatkan hambamu ini dari rencana licik nya." Gerutu Sinta dalam hati yang sangat ketakutan karna ucapan tukang bengkel beberapa saat tadi.

"Rumah Sinta dimana?" Tanya Boy memecahkan keheningan yang semenjak mereka beranjak dari bengkel.

"Eh iya Kak rumahku di jalan XXX." jawab Sinta sedikit kaget.

"Iya tau tapi di mana nya? entar ada masuk dalam gang nya gak? nanti takutnya kelewatan." Entah bertanya atau apa yang membuat Sinta bingung menjawabnya.

"Iya memang rumahku masuk dalam gang Kak, entar aku kasih tau kalau udah dekat aja ya Kak." Jawab Sinta asal dan Boy hanya menganggukkan kepalanya.

"Sepertinya dia gerogi sekali hahaa ya iyalah dia gerogi secara orang ganteng gituloh." Boy sambil senyum-senyum yang membuat Sinta semakin takut saja.

"Kakak baik-baik saja?" Tanya Sinta memberanikan diri yang akhirnya Boy memberhentikan kegiatan nya.

"Iya, cuman seneng aja bisa dekat sama Sinta." Sambil nyengir dan Sinta hanya menggeleng ngeri.

"Oh ya nanti ini gak ada yang marah kan aku nganterin kamu Sinta?" Tanya Boy lagi yang kalimatnya beberapa saat tidak dijawab Sinta.

"Gak ada sih, kenapa emang?" Jawab Sinta dengan melontarkan pertanyaan juga.

"Oh.. iyayah Sinta kan Singel aku lupa hahah." Boy sambil tertawa karna mengingat Chat pertama mereka dan Sinta tersenyum tapi tidak terlihat Boy.

Sinta hanya diam tak bereaksi apapun.

"Sinta kayak nya canggung banget ya?" Tanya Boy lagi-lagi.

"Dikit sih Kak mungkin karna baru kenal." Jawab Sinta seadanya.

"Hm gitu ya, berarti kita harus sering dekat dong biar Sinta gak canggung lagi, kemaren Kakak liat kayaknya Sinta orangnya ceria." Ucapan yang membuat Sinta diam dan mencerna perkataan Boy.

"Dia bilang apa tadi? sering dekat ya kayaknya? berarti aku gak bakal di bunuh dong. Ha tidak, dia bilang sering dekat apa dia ingin.." Percakapan Sinta dengan hatinya terhenti karna di panggil Boy.

"Sinta?" Panggil Boy sontak membuat Sinta kaget.

"Eh iya Kak,, Kata temanku juga Aku memang ceria dan Kakak juga boleh kok kalau mau jadi teman dekatku." Jawab Sinta yang dia sendiri bingung dengan yang dia ucapkan.

"Apa yang aku katakan? aku tidak benar benar mengatakan nya kan?" Sinta.

"sepertinya dia semakin dalam masuk perangkap ku." Boy

"Syukur deh kalau boleh." ucap Boy dan Sinta hanya diam.

"Eh.. eh Kak itu gang rumahku ya." Ucap Sinta sambil menunjuk dengan tangannya yang sedari tadi sudah diam dan Boy pun hanya mengangguk dan membelokkan motornya masuk ke dalam gang menuju rumah Sinta.

"Stop disini Kak." Ucap Sinta lagi segera Boy memberhentikan motor nya tepat di depan rumah Sinta.

"Ini rumah Sinta?" Tanya Boy yang menunjuk dengan dagunya dan langsung Sinta mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Tapi kok kayak nya sepi?" Tanya Boy lagi agak penasaran.

"Iya biasanya jam segini Ayah sama Ibu duduk ngumpul di belakang dan adik-adik paling main sama teman nya, Kakak mau mampir dulu?" meMnjawab apa adanya lalu kembali bertanya.

"Oo.. tidak usah lain kali aja ya Sinta soalnya aku juga lagi buru- buru." Boy menolak dan Sinta hanya mengangguk.

"Yauda kalo gitu aku balik ya." Lanjutnya lagi.

"Iya Kak thank's yah uda mau nganterin Sinta." Ucapan terima kasih Sinta dan Boy hanya tersenyum lalu melajukan motornya.

Entah kenapa setelah turun tadi jantung Sinta berdegub sangat kencang tapi dia tidak menghiraukan nya dan segera masuk ke rumah.

Bersambung guys😂

Like!

Komen!

Vote!

Terpopuler

Comments

SUSANTA

SUSANTA

like ..like..

2020-07-18

0

Ilham Rasya

Ilham Rasya

mampir sudah ku like 12 bab ya nanti balik lagi aku rate 5 dan fav juga ya 💪💪💪😅

feedback
- Pernikahan ku 🙏😚

2020-07-18

0

Agnia yuki

Agnia yuki

aku sudah boom like ya kk dan bintang 5

2020-07-18

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!