Macan yang sama.

Pagi-pagi sekali Vina sudah bersiap-siap untuk pulang ke rumahnya, dan Vano akan mengantarnya. Dia pamit dan berterima kasih kepada mak Darsih, pak Karman, dan para tetangga mak Darsih yang sudah merawatnya selama ini.

"Kek, nek, saya pamit ya.Terima kasih karena sudah menolong, dan merawat saya. Saya tidak akan pernah melupakan kalian semua. Saya sangat berhutang budi. Saya janji akan datang kesini lagi, bersama keluarga saya."

"Neng Vina jangan merasa berhutang budi pada kami. Kami semua justru senang bisa berjumpa dengan neng Vina. Dan nenek juga sangat senang, neng Vina tinggal dirumah nenek."

"Kalau begitu, Vina berangkat sekarang ya nek, kek." Pamit Vina sambil memeluk mak Darsih.

"Hati-hati dijalan. Semoga neng Vina sampai dengan selamat." Ucap mak Darsih.

Vina dan Vano lalu meninggalkan rumah mak Darsih.

Mereka berjalan kaki menyusuri jalan setapak, agar bisa sampai ke jalan besar. Butuh waktu sekitar satu jam, sebelum akhirnya mereka sampai di jalan besar, atau jalan desa. Dan mereka masih harus berjalan kaki, untuk bisa sampai di jalan raya, yang dilewati kendaraan umum. "Kamu capek Vin?." Tanya Vano

"Enggak."Jawab Vina

"Sebaiknya kita berhenti dulu disini." Ajak Vano

Vina dan Vano duduk disebuah bangku kayu, yang ada dipinggir jalan, sambil menunggu angkutan umum. "Kok mobil angkutan umumnya lama ya kak?. Kita sudah setengah jam lebih disini, tapi belum ada satupun angkutan umum yang lewat." Tanya Vina.

"Angkutan umum disini memang cuma sedikit, dan itu pun 2 atau 3 jam sekali lewat ke daerah ini. Makanya kita harus menunggu agak lama."Jawab Vano.

"Owhhh..."

"Kenapa? Kamu sudah kangen banget ya sama keluarga kamu?."

"Iya."

"Kangen keluarga, atau pacar?." Goda Vano.

"Dua-duanya."Jawab Vina, membuat Vano merasa cemburu dihatinya, padahal Vina hanya bercanda. Selama ia tinggal dirumah mak Darsih bersama Vano, dia sama sekali tidak memikirkan Erik, kekasihnya.Vina memang mengingatnya, tapi dia tidak merindukannya. Apalagi terakhir ia bertemu dengan Erik, saat ia memergokinya sedang berduaan dengan perempuan lain.

"Oh ya Vin, apa ini punya kamu?." Tanya Vano, seraya menyerahkan sebuah kotak kecil berwarna merah hati, yang berisi cincin pemberian bu Dina.

"Iya kak. Kenapa bisa ada di kak Vano?. Saya kira, cincin ini diambil perampok itu."

"Nek Darsih yang menemukannya di saku rok kamu, waktu ia mengganti pakaianmu."

Vina terlihat berpikir, dan ia ingat sekarang, waktu itu dia memang memasukkan cincin itu ke sakunya. Selama ini, Vina menyangka kalau cincin pemberian bu Dina, dia masukkan kedalam tasnya yang diambil perampok itu. "Makasih kak. Sudah menyimpan cincin ini."

"Itu pasti cincin pertunangan kamu ya?."

"Bukan...emm maksud saya, saya tidak menganggapnya seperti itu."

"Kenapa?."

"Cincin ini pemberian ibu dari laki-laki yang dijodohkan dengan saya. Saya sudah menolak cincin ini, tapi beliau memaksa saya menerimanya. Saya memang menerima cincin ini, tapi tidak akan memakainya, sampai nanti kami menikah, itupun kalau kami berjodoh. Karena memang kami berdua sama-sama tidak mau dijodohkan."Jawab Vina.

Jadi cincin itu milik mama? Pantas saja, aku merasa tidak asing dengan cincin itu. Vina, seandainya saja aku tahu sejak awal, kalau yang dijodohkan denganku itu kamu. Aku pasti sudah memakaikan cincin itu, dijari kamu. Batin Vano.

Dan angkutan umum yang ditunggu pun akhirnya datang. Vano menyuruh Vina naik terlebih dahulu. Lalu Vano masuk, dan duduk di sebelah Vina.

Vina duduk disisi kaca mobil, sembari mengedarkan pandangannya keluar kaca. Sepanjang perjalanan Vina hanya melihat hutan lebat, dan tebing yang tinggi. Jarang sekali ia melihat pemukiman warga. Kalaupun ada, mungkin hanya tiga atau empat rumah yang ia lihat, dan itu pun sangat jauh.

Vina mulai merasa mengantuk, mungkin karena semalam dia dan Vano, tidak benar-benar tidur. Kepalanya bersandar pada kaca mobil. Beberapa kali, kepalanya membentur kaca, karena memang kondisi jalan aspal yang sudah rusak, membuat mobil itu tidak stabil.

Vano yang melihat semua itu, memberanikan diri memindahkan kepala Vina pelan-pelan bersandar ke bahunya. Vano tersenyum, saat kepala Vina sudah bersandar di bahunya.

Vano sungguh menikmati momen ini. Dia tidak ingin tidur, walaupun sebenarnya dia juga sangat mengantuk.

Namun, tiba-tiba saja sang sopir mendadak menginjak rem, membuat semua penumpang elf itu kaget, begitupun dengan Vina. Vina terbangun dari tidurnya, dan bertanya pada Vano, apa yang terjadi.

Rupanya sang sopir mendadak menginjak rem mobilnya, karena dia melihat beberapa ekor monyet liar, sedang berada ditengah jalan. Pemandangan ini memang sudah biasa bagi setiap orang yang melewati jalan ini, karena memang berada ditengah hutan.

Mobil masih berhenti, karena monyet-monyet itu tidak juga pergi dari tengah jalan. Vina kembali mengedarkan pandangannya keluar kaca. Ia melihat hutan lebat disekelilingnya.

Dan Vina sungguh terkejut, ketika matanya menangkap sosok hitam yang berdiri diantara pohon-pohon besar, yang ada dihutan sebelah kanan jalan.

Sosok hitam, yang tak lain adalah macan hitam besar yang sedang melihat ke arah Vina. Vina mengucek-ngucek matanya, karena mungkin saja itu hanya halusinasinya saja, apalagi ia baru bangun tidur. Tapi macan hitam itu benar-benar ada, dan Vina sangat yakin, macan hitam itu adalah macan yang sama, yang ia lihat di hutan dan didepan rumah mak Darsih.

Vina dan sang macan, seperti sedang saling memandang. Namun tidak ada yang mengetahui kejadian ini, sampai akhirnya mobil melaju kembali. Vina masih saja memandang ke arah macan itu, sampai ia harus memutarkan kepalanya ke belakang.

"Kamu lihat apa Vin?." Tanya Vano.

"itu...euh....anu...euhh. Saya seperti melihat macan hitam yang semalam kita lihat dirumah nek Darsih."

"Mungkin saja. Kita ini ada ditengah hutan. Pasti banyak sekali macan ataupun binatang buas lainnya disini. Tapi mungkin itu macan yang lain."Jawab Vano.

"Enggak kak Vano, saya yakin itu macan yang semalam."

"Kalau gitu, bener kan berarti macan itu ngefans sama kamu. Kamu lihat kan dia ngikutin kamu." Ucap Vano sambil tersenyum.

"ihh kak Vano, bercanda melulu." Sahut Vina sedikit kesal mendengar jawaban Vano. Vina tahu, Vano tidak mungkin percaya apa yang dikatakannya.Tapi Vina yakin, macan yang ia lihat tadi, adalah macan yang sama yang pernah ia lihat sebelumnya.

...----------------...

Bersambung🍂🍂🍂

Terpopuler

Comments

Sofhia Aina

Sofhia Aina

Waaawwww....Vina ada pelindung nie 😂😂

2021-03-12

2

Ahmad Wildan Ummu

Ahmad Wildan Ummu

macan itu pasti ada hubunganx dgn cincin vina

2020-11-29

0

Darnishdd Nis Hdd

Darnishdd Nis Hdd

macan itu sdg menjaga Vina

2020-10-27

1

lihat semua
Episodes
1 Siapa Dia? (Prolog)
2 Namanya Vina
3 Jodoh memang nggak kemana
4 Dijodohkan.
5 Rencana Kristin.
6 Pertemuan Maya dan Dev
7 Kemana Dia?
8 Dev Kabur
9 Perampok
10 Mencoba kabur
11 Macan Hitam
12 Hilangnya Maya
13 Memang Dia
14 Rasa Terima kasih Vina
15 Vina &Vano
16 Hari-hari indah
17 Mengapa nasib kita sama,Vina?
18 Maya adalah Vina.
19 Macan itu lagi
20 Macan yang sama.
21 Kembalinya Maya.
22 Membatalkan perjodohan
23 Namanya Vano om
24 Kecurigaan pak Indradi
25 Mengajak liburan
26 Devano
27 Kristin
28 Mungkin kita berjodoh
29 Kalau saja aku tidak kabur
30 Rizal
31 Modus Rizal
32 Jalan-Jalan
33 Apa kamu cemburu?
34 Apa sih maunya
35 Ancaman Kristin
36 Cemburu
37 Permainan Maya
38 Penyamarann Maya
39 Siapa Kamu?
40 Selamat malam kak Vano!
41 Maafkan aku Maya.
42 Gadun
43 Kamu memang cantik
44 Jalan-jalan.
45 Permintaan maaf Rizal
46 Kebusukan Kristin.
47 Hutang.
48 Rencana Pak Surya dan Pak Indradi
49 Kecemasan Maya.
50 Pengakuan cinta Maya.
51 Cepat kembali, Aku tunggu.
52 Aku kangen
53 Halalin dulu
54 Kamu mau kan menungguku.
55 kucing hitam
56 Dua makhluk gaib.
57 Lamaran Rizal
58 Menghilangnya Maya.
59 kak Erik
60 Kami takut bos.!!
61 Aku tidak akan melepaskannya
62 Hari bahagia
63 Kamu siap kan?
64 Terima kasih sayang
65 liburan
66 Perempuan Asing
67 Ipri
68 Kucing Siapa
69 Pertemuan.
70 Ular Hitam
71 Pak Gepeto
72 Bayangan Hitam.
73 Ketemuan.
74 Dev di fitnah
75 Dev ditahan
76 Dev bebas.
77 Guru privat.
78 Kecurigaan
79 Jangan Kau Panggil Aku Sayang
80 Singa yang terluka.
81 Aku benci kamu,Devano
82 Aku mau pisah
83 Memaafkan.
84 Wanita Asing
85 Sidang
86 Hanya terbawa perasaan
87 Hanya waktu yang bisa mengobati
88 Berdamai
89 Pengumuman
90 Undangan
91 Maya Hamil
92 Maya melahirkan
93 Rasa Cemas.
94 Kabar Buruk.
95 Tulisan Aneh
96 Penasaran
97 Aku Suamimu, bukan Hantu
98 Cerita Dev part 1
99 Cerita Dev part 2
100 Kelicikan Rizal
101 Ancaman Rizal
102 Permohonan Dev
103 Kepergian Dev
104 Maya pindah.
105 Kekasih Bu Virnie
106 Pertemuan Maya dan Alisha
107 Pertemuan Alisha & Maya part 2
108 Pengakuan Alisha.
109 Berhenti Kerja.
110 Alamat Maya.
111 Rasa penasaran
112 Kembali bekerja.
113 Kenyataan.
114 Kita harus bicara
115 Virnie Hamil.
116 Mengagumi
117 Mengumpulkan bukti.
118 Bukti kuat
119 Rencana Adhitama
120 Rumah Baru
121 Kemarahan Rizal
122 Kakek misterius
123 Rizal ditangkap
124 Pernyataan Cinta
125 Pernikahan Maya dan Adhitama.
126 Kamu sudah siap?
127 Malam yang panjang
128 Tidak bermaksud membandingkan
129 Keluarga Adhitama.
130 Kebahagian Adhitama
131 Nyamuk
132 Virnie Melahirkan
133 Terimakasih Vina
134 Penyedap rasa Cinta
135 Draft
136 Menghasut
137 Aku cemburu.
138 Kenapa Berubah Mas?
139 Guna-guna
140 Ada yang Hilang
141 Pertengkaran
142 Adhitama Sadar
143 Minta maaf.
144 Melupakan hukuman.
145 Rencana perjodohan Satria dan Elsye.
146 Salah paham
147 Maya pergi
148 Pencarian Maya.
149 Bali
150 Penjelasan Adhitama.
151 Maya kembali.
152 Satria&Elsye.
153 Maya diculik
154 Macan Hitam manis
155 Keran bocor
156 TAMAT
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Siapa Dia? (Prolog)
2
Namanya Vina
3
Jodoh memang nggak kemana
4
Dijodohkan.
5
Rencana Kristin.
6
Pertemuan Maya dan Dev
7
Kemana Dia?
8
Dev Kabur
9
Perampok
10
Mencoba kabur
11
Macan Hitam
12
Hilangnya Maya
13
Memang Dia
14
Rasa Terima kasih Vina
15
Vina &Vano
16
Hari-hari indah
17
Mengapa nasib kita sama,Vina?
18
Maya adalah Vina.
19
Macan itu lagi
20
Macan yang sama.
21
Kembalinya Maya.
22
Membatalkan perjodohan
23
Namanya Vano om
24
Kecurigaan pak Indradi
25
Mengajak liburan
26
Devano
27
Kristin
28
Mungkin kita berjodoh
29
Kalau saja aku tidak kabur
30
Rizal
31
Modus Rizal
32
Jalan-Jalan
33
Apa kamu cemburu?
34
Apa sih maunya
35
Ancaman Kristin
36
Cemburu
37
Permainan Maya
38
Penyamarann Maya
39
Siapa Kamu?
40
Selamat malam kak Vano!
41
Maafkan aku Maya.
42
Gadun
43
Kamu memang cantik
44
Jalan-jalan.
45
Permintaan maaf Rizal
46
Kebusukan Kristin.
47
Hutang.
48
Rencana Pak Surya dan Pak Indradi
49
Kecemasan Maya.
50
Pengakuan cinta Maya.
51
Cepat kembali, Aku tunggu.
52
Aku kangen
53
Halalin dulu
54
Kamu mau kan menungguku.
55
kucing hitam
56
Dua makhluk gaib.
57
Lamaran Rizal
58
Menghilangnya Maya.
59
kak Erik
60
Kami takut bos.!!
61
Aku tidak akan melepaskannya
62
Hari bahagia
63
Kamu siap kan?
64
Terima kasih sayang
65
liburan
66
Perempuan Asing
67
Ipri
68
Kucing Siapa
69
Pertemuan.
70
Ular Hitam
71
Pak Gepeto
72
Bayangan Hitam.
73
Ketemuan.
74
Dev di fitnah
75
Dev ditahan
76
Dev bebas.
77
Guru privat.
78
Kecurigaan
79
Jangan Kau Panggil Aku Sayang
80
Singa yang terluka.
81
Aku benci kamu,Devano
82
Aku mau pisah
83
Memaafkan.
84
Wanita Asing
85
Sidang
86
Hanya terbawa perasaan
87
Hanya waktu yang bisa mengobati
88
Berdamai
89
Pengumuman
90
Undangan
91
Maya Hamil
92
Maya melahirkan
93
Rasa Cemas.
94
Kabar Buruk.
95
Tulisan Aneh
96
Penasaran
97
Aku Suamimu, bukan Hantu
98
Cerita Dev part 1
99
Cerita Dev part 2
100
Kelicikan Rizal
101
Ancaman Rizal
102
Permohonan Dev
103
Kepergian Dev
104
Maya pindah.
105
Kekasih Bu Virnie
106
Pertemuan Maya dan Alisha
107
Pertemuan Alisha & Maya part 2
108
Pengakuan Alisha.
109
Berhenti Kerja.
110
Alamat Maya.
111
Rasa penasaran
112
Kembali bekerja.
113
Kenyataan.
114
Kita harus bicara
115
Virnie Hamil.
116
Mengagumi
117
Mengumpulkan bukti.
118
Bukti kuat
119
Rencana Adhitama
120
Rumah Baru
121
Kemarahan Rizal
122
Kakek misterius
123
Rizal ditangkap
124
Pernyataan Cinta
125
Pernikahan Maya dan Adhitama.
126
Kamu sudah siap?
127
Malam yang panjang
128
Tidak bermaksud membandingkan
129
Keluarga Adhitama.
130
Kebahagian Adhitama
131
Nyamuk
132
Virnie Melahirkan
133
Terimakasih Vina
134
Penyedap rasa Cinta
135
Draft
136
Menghasut
137
Aku cemburu.
138
Kenapa Berubah Mas?
139
Guna-guna
140
Ada yang Hilang
141
Pertengkaran
142
Adhitama Sadar
143
Minta maaf.
144
Melupakan hukuman.
145
Rencana perjodohan Satria dan Elsye.
146
Salah paham
147
Maya pergi
148
Pencarian Maya.
149
Bali
150
Penjelasan Adhitama.
151
Maya kembali.
152
Satria&Elsye.
153
Maya diculik
154
Macan Hitam manis
155
Keran bocor
156
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!