Bu Dina terkejut dan panik setelah membaca isi pesan dari Dev. Dia lalu turun menemui suaminya, dan menyimpan kertas itu di ruangan lain. Bu Dina memanggil pak Indradi yang sedang berada diruang tamu bersama keluarga pak Surya.
"Kamu tunggu sebentar Surya, aku tinggal dulu." Pamit pak Indradi.
"Silahkan." Jawab pak Surya.
"Ada apa ma?.Serius sekali kelihatannya." Tanya pak Indradi
"Dev kabur pah!! Jawab bu Dina
"Apa?.Kabur?. Mama jangan bercanda."
"Apa menurut papa mama terlihat sedang bercanda?. Lihat ini." Bu Dina menyerahkan pesan dari Dev, lalu pak Indradi membacanya.
"Sebenarnya apa yang dipikirkan anak kamu itu?. Main pergi gitu aja. Kalau memang dia tidak mau aku jodohkan ngomong baik-baik, bukannya kabur seperti ini. Dasar pengecut. Lagi pula, apa salahnya kalau dia menemui Maya dan keluarganya?. Main nolak aja. Kalau dia tahu dan bertemu dengan Maya, aku yakin dia akan menyesal karena sudah kabur dan menghindari Maya." Ucap pak Indradi.
"Lalu gimana sekarang pah?. Apa yang akan kita katakan kepada Maya dan keluarganya?." Tanya bu Dina panik.
"Mama tenang saja, itu urusan papa. Lebih baik sekarang kita kembali saja menemui mereka, dan melanjutkan acara makan siang, walau tanpa kehadiran Dev."Jawab pak Indra, lalu mereka kembali ke ruang tamu.
Tanpa pak Indradi dan bu Dina ketahui, Maya tanpa sengaja mendengar semua pembicaraan mereka. Maya baru saja keluar dari toilet, yang ada didekat ruang keluarga. Dia mengembangkan senyum manis di bibirnya, ketika mendengar bahwa Dev kabur. Ia tahu perjodohan ini pasti akan batal, karena Dev tidak mau dijodohkan dengannya dan dia juga tidak mau dijodohkan dengan Dev.
Diruang tamu
"Maaf Surya, Dev nggak bisa menemui kalian hari ini, dia ada urusan mendadak." Bohong pak Indradi
"Gak apa apa, tenang saja. Masih banyak waktu untuk mempertemukan mereka."Jawab pak Surya
"Sebaiknya kita langsung makan siang aja, kalian pasti udah pada laper kan?." Tanya pak Indradi.
"Oh iya, mana Maya?." Tanya bu Dina.
"Saya disini tante." Sahut Maya.
"Darimana aja kamu sayang?." Tanya bu Dina
"Saya dari toilet"
"Oh....maafin Dev ya sayang, Dev nggak bisa menemui kamu hari ini." Kata bu Dina.
"Nggak apa-apa tante." Sahut Maya.
Aku malah seneng banget tante gak ketemu dia. Bagus Dev, gue dukung lo. kalo perlu, lo gak usah pulang biar perjodohan kita batal. Batin Maya
...
Mereka kemudian makan siang, sambil membicarakan masa kecil Dev dan Maya. Maya hanya tersenyum dengan terpaksa mendengarkan pembicaraan kedua keluarga yang membahas dirinya dan Dev, seorang lelaki brengsek yang suka main perempuan. Maya kembali mengedarkan pandangannya kesemua penjuru ruangan.
Kenapa tidak ada satupun foto lelaki brengsek itu disini?. Eh... ngapain aku harus nyariin foto dia? gak penting banget kan?. Batin Maya
Sejak Maya masuk ke rumah itu, dia mencari sosok Dev pada foto-foto yang terpasang di dinding rumah, tapi dia tidak menemukan satupun foto Dev disana. Yang Maya lihat hanya foto keluarga pak Indradi ketika Dev dan adiknya masih sangat kecil.
Dev memang bukan tipe orang yang suka bergaya didepan kamera. Dia tidak mau berfoto, baik sendiri maupun bersama keluarganya. Tak heran kalau di sosmed nya pun tidak ada foto dirinya.
.
Setelah makan, bu Dina tiba tiba mengajak Maya ke kamarnya. Maya menolak karena merasa sangat canggung dan tidak enak. Tapi karena bu Dina memaksa dan menarik tangan Maya, ia pun mengikuti bu Dina ke kamar.
Bu Dina menyerahkan sebuah kotak kecil yang isinya adalah sebuah cincin. Dia mengatakan cincin itu adalah warisan keluarga besar pak Indradi, Maya tentu saja menolaknya, karena dia tidak ingin terikat dengan Dev. Dengan menerima cincin itu artinya dia menerima Dev untuk menjadi calon suaminya.
"Tidak tante, saya nggak bisa menerima ini. Lagipula kami belum tentu menikah kan?." Tolak Maya.
"Nggak apa-apa Maya.Tante ikhlas memberikan cincin ini, walaupun seandainya kalian memang tidak berjodoh. Tante rasa, cincin ini akan cocok sekali dipakai di jari kamu. Terimalah, tante mohon."
"Baiklah tante, saya akan menerima cincin ini.
Tapi, saya tidak akan memakainya sekarang. Saya akan menyimpan cincin ini, sampai saya menikah, jika memang kami berdua berjodoh." Ucap Maya.
"Baik Maya, terserah kamu.Yang penting kamu terima cincin ini." Balas bu Dina.
Maya dan bu Dina kembali ke ruang keluarga, bergabung dengan yang lainya. Ditengah-tengah obrolan mereka, tiba-tiba handphone Maya berbunyi. Dia mendapat panggilan dari sahabatnya Elsye.
"Halo Vin, lo dimana?."
"Gue lagi pergi sama bonyok gue, kenapa?."
"Ini Vin, calon donatur yang kemaren kita temuin, minta bertemu sekarang juga di panti."
"Sekarang?."
"Iya, lo bisa kan?."
"Emmmm......gimana ya?. Gue lagi dirumah orang tuanya si Dev, Sye."Jawab Vina pelan.
"Vin, please.!! Dia pengen banget ketemu sama elo."
"Kenapa harus sama gue?."
"Gue nggak tahu. Pokoknya dia bilang, dia pengen gue sama lo nemuin dia di panti. Katanya dia mau donasikan dana yang cukup gede."
"Oke, kalau gitu gue kesana sekarang. Paling satu, atau satu setengah jam lagi gue sampai disana. Lo tunggu gue di panti, oke!!
"Oke!! Gue tunggu. Bye."
.
.
...----------------...
Bersambung 🍂🍂🍂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Sofhia Aina
Siape.....donaturnya yaaa 🤭🤭🤭🤭
2021-03-12
1
Liana Liana
visualnya thor
2020-11-14
1
Maryati Subur
semangat thoorrr
2020-10-13
1