Pertemuan Maya dan Dev

Jam tujuh malam Vano dan kedua sahabatnya pergi ke kafe untuk menemui Maya. Mereka tidak tahu kalau Maya yang akan mereka temui adalah Maya palsu.

Sesampainya disana, mereka bertiga langsung mencari sosok Maya, yang ternyata duduk di kursi paling pojok. Vano langsung menghampirinya, sedangkan Rubi, dan Radi menunggunya di meja lain.

"Hai!! Vano ya.?."Tanya wanita itu.

Vano menatap wanita itu dari kepala hingga ujung kaki, karena menurutnya wanita itu sangat berbeda dengan apa yang diceritakan papanya.

Penampilannya sangat norak dan kampungan. Menurut Vano, dia terlihat seperti wanita penggoda. Pakaiannya terbuka, dan memakai rok mini yang panjangnya hanya setengah paha. Riasan diwajahnya pun terlihat sangat tebal, dan sikapnya begitu agresif. Tidak ada sedikit pun kesan anggun yang melekat pada diri wanita ini. Lebih parahnya, wanita ini juga merokok, dan Vano sangat tidak suka dengan perokok, apalagi seorang wanita.

Kristin sengaja melakukan semua ini, karena dia tahu wanita seperti apa yang tidak disukai Vano. Maya palsu itu terus berusaha menggoda Vano, hingga Vano pun mulai emosi. "Gue nggak sudi dijodohin sama wanita seperti lo. Gue heran, apa papa gue nggak salah ngelihat lo?. Sampai dia maksa buat jodohin gue sama lo." Ujar Vano kesal.

"Papa kamu memang sangat menyukaiku sayang. Dia sengaja menjodohkan kita, agar dia bisa dekat sama aku. Dan kamu tahu, aku juga suka sama papa kamu. Aku nggak keberatan kok, melayani kalian berdua." Ucap Maya palsu.

"Memalukan!! Apa kamu sadar dengan apa yang kamu ucapkan tadi?. Dan jangan bicara sembarangan tentang papaku. Dia tidak mungkin menyukai wanita kayak elo." Hardik marah Vano.

"Sudahlah sayang, kamu jangan naif. Mana ada lelaki yang tahan melihat wanita cantik dan seksi kayak aku. Kamu juga sebenarnya mau kan sayang?. Ayolah, jangan pura-pura." Ucap Maya palsu, sembari mendekati Vano dan hendak memeluknya.

Vano menghempaskan tangan Maya palsu dengan kasar, hingga ia jatuh terduduk ke kursi, lalu Vano meninggalkan Maya palsu dengan sangat emosi.

Kristin tersenyum senang, setelah melihat rekaman pertemuan Vano dan Maya palsu suruhannya. Maya palsu melakukan aktingnya dengan baik, tidak sia-sia dia membayar mahal Maya palsu itu.

...

Di Tempat Lain🔆

Vina dan Elsye sedang berada disebuah tempat karaoke, karena mereka akan menemui Dev palsu di tempat itu. Setelah bertanya pada seseorang, Vina dan Elsye masuk ke ruangan vip karena katanya Dev ada disana.

Diruangan itu, Vina melihat seorang laki-laki tengah duduk, dikelilingi para wanita cantik dan seksi, yang merupakan pemandu lagu disana. Minuman beralkohol berjejer rapi di meja. Dua orang gadis cantik dan seksi, duduk di pangkuan laki-laki yang Vina kira itu adalah Dev, karena jelas sekali tidak ada laki-laki lain disana. Jadi dia pasti adalah Dev.

Laki-laki itu menoleh ke arah Vina dan Elsye. Dia lalu berdiri dan menghampiri Vina. "Hai!! Selamat malam !! Kamu pasti Maya yang di jodohkan denganku?." Tanyanya sambil menatap Vina."Ternyata kamu sangat cantik. Kenalkan aku Dev, calon suamimu." Imbuhnya sambil mengulurkan tangan dan tersenyum nakal.

"Maya." Ucap Vina menyambut uluran tangan laki-laki itu. Mereka bersalaman sekilas, karena Vina langsung menarik tangannya. "Kamu datang tepat waktu sayang. Ayo cantik temani aku minum. Kita bersenang-senang." Ajak Dev palsu, seraya menarik tangan Vina.

"Lepaskan aku." Hardik Vina, sambil berusaha melepaskan tangannya dari Dev palsu, dan berhasil. Tapi Dev kembali menariknya, hingga tubuh Vina membentur tubuh Dev palsu. Dev langsung memeluk tubuh Vina, dan mendekatkan bibirnya, ke arah bibir Vina.

Plaakkkk.....Vina spontan menampar pipi Dev palsu. Dia merasa terhina, dan merasa sangat dilecehkan oleh perlakuan Dev palsu.

Dev palsu memegang pipinya yang merah dan terasa panas, akibat tamparan Vina yang menamparnya cukup keras.

"Dasar cewek kampungan!!Tidak tahu diri. Beraninya kau!! Harusnya lo seneng, gue mau menyentuh cewek kayak elo. Asal lo tahu, banyak cewek yang antri ingin deket sama gue. Harusnya lo bersukur." Kata Dev palsu dengan nada kesal. "Dengarkan gue baik-baik. Gue nggak akan pernah mau dijodohkan dengan cewek kampungan kayak elo. Gue akan menolak perjodohan ini. Jangan harap gue mau menikahi cewek kayak lo. Dan gue mau, lo juga tolak perjodohan ini. Lo ngerti?." Sergah Dev palsu.

"Hey... lelaki brengsek. Aku berterimakasih ribuan kali sama kamu, kalau memang kamu tidak mau menikahi aku. Aku malah merasa sangat beruntung, kalau perjodohan kita batal. Aku juga tidak mau dijodohkan, apa lagi menikah dengan lelaki seperti kamu. "Balas Vina lalu pergi dari sana.

Kristin kembali tertawa puas, melihat adegan Dev palsu dan Vina, melalui handphonenya. Dia senang karena rencananya telah berhasil. Vano membenci Maya, dan Vina membenci Dev. Kristin yakin, mereka akan menolak perjodohan itu.

***

"Gue heran sama bokap gue, kenapa dia bilang kalau Dev itu pemuda yang baik dan sopan. Padahal kenyataannya, lo lihat sendiri kan tadi?." Ujar Vina.

"Mungkin saja kalau dihadapan bokap lo, dia bersikap baik dan sopan. Bokap dan nyokap lo nggak tahu kelakuan dia yang sebenarnya." Sahut Elsye.

"Mungkin juga sih."

"Kenapa lo nggak bilang aja sama bokap lo kelakuan dia yang sebenarnya?."

"Lo nggak tahu bokap gue, dia nggak akan percaya gitu aja."

"Terus, apa rencana lo sekarang?. Apa lo akan minta bokap lo batalin perjodohan kalian?."Tanya Elsye.

"Untuk sementara, gue akan tetap nurutin kemauan bokap gue."

"Apa?? Lo yakin Vin?. Terus gimana dengan Kak Vano, idola lo itu? Ka Erik?." Tanya Elsye.

"Gue nggak tahu Sye. Lagian, kalau gue pikir-pikir, gue kayak pungguk merindukan bulan. Gue juga gak tau kan perasaan kak Vano sebenarnya ke gue itu gimana. Emang mau sampai kapan gue nungguin kata cinta dari dia?. Mending kalau dia beneran cinta sama gue, kalau enggak?.Gue malu dong."

"Lo tunggu aja sampai lebaran monyet." Sahut Elsye.

"Haha...Ah elo bisa aja. Tapi....Gue akan berusaha membongkar kelakuan asli si Dev itu, biar nanti bokap gue sendiri yang akan batalin perjodohan kami." Jawab Maya (Vina).