Malam Hari di Rumah Vano.
Pak Indradi mengatakan kepada anak lelaki satu-satunya itu, tentang perjodohannya dengan anak sahabatnya yang bernama Maya.
"Enggak pah....aku nggak mau dijodohkan. Ini bukan jaman Siti Nurbaya, udah nggak jaman main jodoh-jodohan. Lagi pula aku masih kuliah." Ucap Vano yang keberatan dengan rencana perjodohan itu.
"Papa nggak mau tahu Dev, pokoknya kamu harus mau. Papa sudah putuskan kamu harus menikah dengan Maya. Papa sangat menginginkan Maya menjadi menantu papa. Kalian berdua sudah kami jodohkan sejak kecil."
"Pah....Dev mohon, jangan paksa Dev."
"Papa yang mohon sama kamu, Dev. Kali ini saja, turutin permintaan kami. Kamu jangan nolak perjodohan ini. Papa yakin kamu akan menyukai Maya. Papa juga yakin, dia akan jadi istri yang baik buat kamu. Papa tahu yang terbaik untuk anak papa."
"Darimana papa tahu kalau Dev akan menyukai dia?. Apa papa sudah bertemu dengan dia." Tanya Dev.
"Tentu saja.Tadi papa bertemu dengan dia, dan keluarganya. Dia sangat cantik, cocok sekali sama kamu."
"Tapi pah, aku sudah memiliki gadis pilihanku sendiri. Aku yakin papa akan menyukai gadis pilihanku, seandainya papa mau bertemu dengan dia."
"Papa akan menemui gadis pilihan kamu, setelah kamu bertemu dengan Maya. Kalau memang kamu tidak menyukai Maya, papa akan mengijinkan kamu membawa gadis pilihan kamu kesini "
"Papa janji?."
"Iya .....papa janji. Tapi, hari minggu ini kamu harus bertemu dulu dengan Maya. Papa dan mama sudah mengundang mereka datang minggu depan. Oh ya Dev, Maya itu sekampus sama kamu lho. Jangan-jangan kalian pernah ketemu."
"Entahlah pah." Jawab Dev dengan malas.
Setelah mendengar rencana perjodohan itu, Devano merasa gelisah. Dia tidak mau, tapi tidak bisa menolak keinginan papanya itu, sebab Dev tahu, papanya tidak bisa dibantah.
"Papa bilang dia sekampus sama gue. Gue harus cari tentang Dia." Gumam Devano pelan.
******"*******
Di kontrakan Davina.
Vina sedang curhat kepada sahabatnya Elsye, tentang Vano.
"Lo gila Vin, kak Erik mau lo kemanain?."Tanya Elsye.
"Gue juga bingung sye. Lagian gue nggak tahu, apa yang gue rasain ini cinta atau bukan?. Tapi rasa yang gue punya ke kak Vano sama kak Erik itu beda." Ujar Vina.
"Tapi lo tahu kan, dia pacarnya Kristin, cewek sok borju itu."
"Iya, gue tahu. Tapi, nggak tahu kenapa gue ngerasa kak Vano juga suka sama gue. Atau mungkin gue aja kali ya, yang terlalu kegeeran?."
"Gue juga nggak ngeraguin hal itu. Emang cowok mana sih yang nggak suka sama lo."
"Bukan gitu Sye, maksud gue..."
"Iya Vin, gue ngerti kok. Dan kalau gue lihat, emang sih dia kayaknya suka sama lo."
"Kenapa lo bisa yakin?."
"Gue lihat waktu kita berpapasan sepulang dari kantin waktu itu, lo inget kan?."
Vina mengangguk. "Iya gue inget."
"Gue perhatiin, Kak Vano mandang lo ampe segitunya. Dia kayaknya sangat mengagumi lo Vin."
"Masa sih?" Ucap Vina, dengan perasaan senang dihatinya.
Obrolan mereka terhenti, saat handphone Vina berbunyi. Vina melihat layar hp nya. Disana tertulis "Mama Calling."
"Hallo Ma!"
"Hallo sayang."
"Ada apa ma, tumben jam segini telepon?"
"Sayang, hari minggu besok kamu nggak ada acara kan?."
"Nggak ada ma. Emangnya kenapa?"
"Mama sama papa mau ngajak kamu ke suatu tempat."
"Kemana?
"Kerumah om Indradi."
"Mau ngapain?"
"Kami mau mempertemukan kamu dengan seseorang."
"Siapa?
"Calon suami kamu."
"Apaaa? Calon suami?. Mama jangan bercanda deh."
"Mama tidak bercanda sayang. Papa dan mama sudah menjodohkan kamu dengan anaknya om Indradi."
"Apa mah...menjodohkan?"
"Iya sayang, Kenapa kamu keberatan?." Suara ditelepon berubah agak tinggi, karena ternyata itu adalah suara pak Surya
"Euh......iii....enggak itu ..anu pa, aku cuma kaget aja, mendengar papa dan mama jodohin aku. Aku kan masih kuliah, dan masih tingkat tiga. Apa nggak terlalu cepat pah?." Sahut Vina terkejut.
"Papa tahu sayang. Lagi pula kami tidak akan menyuruh kalian untuk segera menikah. Kami hanya ingin mempertemukan kalian. Dev juga masih kuliah. Dan sayang, kamu harus tahu, Dev itu sekampus sama kamu. Tapi dia sudah semester akhir, dan sebentar lagi lulus. Dia kuliah di fakultas Ekonomi. Apa kalian nggak pernah ketemu?" Tanya pak Indradi.
"Aku kan nggak tahu wajah Dev kayak apa, pa?" Sahut Vina.
"Hahaha...iya papa lupa. Sudah dulu ya sayang, pokoknya hari minggu ini kita kerumah Dev, oke?.
"Iya pa. Selamat malam!! Assalamualaikum."tutttttt......Sambungan telepon pun terputus.
Vina sedikit kesal, mendengar dirinya telah dijodohkan.
"Papa apa-apaan sih, pake acara ngejodoh-jodohin segala. Emang aku nggak laku apa?." Gumam Vina yang terdengar oleh Elsye.
"Lo kenapa ngedumel Vin?. Emang siapa tadi yang nelpon lu?."Tanya Elsye
"Bonyok gue." Jawab Vina.
"Terus kenapa muka lo kecut begitu?. Biasanya lo paling seneng, kalau bonyok Lo nelpon."
Vina lalu menceritakan tentang rencana perjodohan dirinya, dengan seorang lelaki bernama Dev yang kebetulan kuliah dikampus yang sama dengan mereka.
"Apa Vin, lo dijodohin?.Emang lo mau?." Tanya Elsye.
"Jujur sih gue nggak mau, tapi mau gimana lagi?.Gue nggak bisa ngelawan kehendak bonyok gue, terutama bokap gue."Jawab Vina.
"Hmmm....emang lo anak baek. Tadi lo bilang, cowok itu kuliah di kampus kita, apa lo tahu namanya siapa?."
"Namanya Dev."
"Kita cari tahu tentang dia oke?."
"Caranya?."
"Serahin aja sama gue."Jawab Elsye.
🔆🔆🔆🔆🔆🔆🔆🔆🔆
Bersambung🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Dwi Alviana
bonyok bokap nyokap bner kan thor 😂😂
2021-10-26
1
Herni Herliaya
bonyik singkatan dri bokap dan nyokap alias papa dan mama
2021-10-20
1
Sofhia Aina
Thor.....klo boleh tau kata BONYOK asal daerah mana yeee....🤭🤭🤭🤭🤭🤭
ooch yaaaa salam kenal yeee 🇲🇾🇲🇾🇲🇾
2021-03-12
1