Bab 19 Brondong Mesum

"To-tolong, cepat pakai bajumu dulu!!" dengan wajah merona, Clara mendorong Aaron, agar tak dekat-dekat.

"Kenapa takut, kamu kan sudah biasa lihat dan pegang-pegang juga", kekehnya tersenyum jahil.

"Nanti demamku naik gara-gara kamu!!" pekik Clara mendorongnya hingga masuk ke kamar.

"Ya ampun, iya deh, aku pakai baju dulu", merasa kecewa, ia meraih tas miliknya untuk mengambil pakaian di dalam sana.

Clara menghela nafas lega, ada-ada saja godaan dari kekasih brondongnya, padahal baru saja sembuh dari demam. Sambil menunggu Aaron memakai pakaian, Clara menyalakan televisi.

"Dia suka nonton film action atau drama ya." gumamnya sembari mencari-cari film hits yang ada di nitlix.

Tak lama Aaron keluar dari kamar dan ikut bergabung, ia duduk sambil merangkul Clara, menempel seperti perangko, Clara tersenyum geli melihat tingkah manja Aaron yang seperti anak kecil.

Tak lama kedua memilih untuk menonton film action, namun sepertinya ada yang kurang lengkap kalau menonton tanpa camilan.

Tak, tak, tak, tak, tak.

Brondong jagung meledak menjadi popcorn di dalam microwave.

Trit trit!

Tanda suara mesin microwave berhenti, saat membukanya aroma mentega langsung tercium harum di seluruh ruangan apartemen Clara. Aaron menumpahkan popcorn panas di mangkuk besar, tidak lupa juga ia menyiapkan dua kaleng minuman soda.

"Wah mantap..." Clara merasa senang dan sangat bahagia, sudah lama sekali ia tidak nonton berduaan dengan lawan jenis, biasa hanya dengan Risa kalau ia tak sibuk.

"Ayok lanjut lagi filmnya." seru Aaron, memencet tombol remote.

Mereka berdua asik sekali menonton film action hollywood sambil memakan popcorn dan minum soda. Adegan-adegan menegangkan muncul, perkelahian dan kejar-kejaran menggunakan mobil mewah membuat kedua semakin menikmati alur cerita film, namun tak lama muncul adegan panas di ranjang.

Glek!

Clara tertegun, jantungnya jadi berdebar kencang, diam-diam ia melirik sekilas pada Aaron.

Namun Aaron tak berekspresi apa-apa, tak merasa tegang ataupun malu saat menonton adegan panas itu. Adegan ranjang itu terus berlanjut membuat Clara menutup kedua matanya, ia tak ingin tergoda melakukan apa yang ia lihat, tapi semuanya terasa sulit apalagi Clara sedang berduaan begini sama kekasih brondongnya.

Mata Clara terus terpejam, tak tahu adegan itu sudah berakhir atau belum, tapi tiba-tiba saja Clara merasakan sentuhan benda kenyal di wajahnya, ada kecupan hangat mendarat di pipi kiri.

"Aaron!!" ucap Clara terkejut. Namun Aaron hanya tersenyum sayang, tanpa mengucap sepatah katapun.

Kemudian Aaron lanjut mencumbu bibir manis milik Clara. Bukan hanya Clara yang berdebar saat melihat adegan panas di film itu, Aaron juga merasakan hal yang sama, adik kecilnya tiba-tiba ikut menegang minta keluar sarang.

Aaron sudah berusaha menahannya dengan berekspresi datar, namun lama-lama dirinya jadi tidak tahan, ada dorongan kuat yang tak bisa ia kendalikan,

Film belum usai namun kedua insan sudah tak melihat layar kaca, mereka sibuk menyatukan bibir dan saliva, Clara tidak menolak ciuman panas Aaron yang tiba-tiba ini, hingga keduanya terlena bermain nakal lebih jauh lagi.

Sambil memeluk erat tubuh Clara diatas sofa, jemari Aaron mulai asik bermain di bagian tubuh yang sensitif, Aaron menempelkan tubuhnya hingga tiada jeda, kedua jemari Aaron meremas-remas kecil pantat Clara yang berisi, membuat Clara mendesah kenikmatan, apalagi saat benda benda tumpul dan keras, menyentuh bagian sensitifnya yang masih tertutup celana tidur.

"Se-sebentar! Aku tidak bisa bernafas!" ucap Clara ngos-ngosan, lalu kepalanya menghadap ke samping untuk mengambil nafasnya yang tersengal, sejenak pikirannya tersadar kembali, rasanya tak baik bila di lanjutkan.

Namun, bukan Aaron namanya, kalau ia melepaskan kesempatan mangsanya begitu saja. Aaron tersenyum licik, saat Clara sibuk mengambil nafas, Aaron kembali menyerangnya, ia menerjang telinga Clara dengan lidahnya, lalu menggigit lembut, membuat Clara melepaskan rintihan kecil.

"Ahhhh!!" begitulah suara imut yang keluar dari mulut Clara.

Membuat jantung Aaron makin menggebu-gebu. Seakan darahnya mengalir cepat daripada biasanya, tentu saja nafsu birahi Aaron lebih unggul dari segalanya.

Tak cukup bermain di telinganya saja, Aaron pun mulai menelusuri bagian leher putih Clara. meninggalkan jejak kecil disana, sebagai pertanda bahwa Clara adalah miliknya.

Clara semakin tak berdaya, ketika Aaron mulai menerjal dua gunung kembar miliknya.

"Ahhhh, sayang, aku benar-benar tak tahan lagi!" bisik Aaron ditelinga Clara.

Namun, Clara tidak menjawab godaan itu. Ia diam tak melawan, hingga akhirnya Aaron kembali mencumbu bibirnya, memainkan lidahnya didalam rongga mulut yang terasa manis itu.

Ciuman panas dan menuntut, membuat Clara semakin terengah-engah pada permainan panas yang sedang berlangsung.

"Pengang leherku!" ucap Aaron pada Clara sembari mengarahkan kedua lengannya untuk mengantungkan diri pada bahu lebarnya.

Ciuman Aaron melembut, sembari melangkah ke tahap selanjutnya, ia mengangkat tubuh Clara, menggendongnya ala bridal, lalu berjalan menuju kamar tidur.

Keduanya telah siap melepaskan kerinduan dan hasrat yang sudah bergelora, pada tubuh masing-masing.

Langit belum menjadi gelap, namun kedua insan sudah ingin melepas hasrat.

Kamar yang tadinya sunyi dipenuhi suara decapan, keduanya saling melepaskan pakaian dengan bibir yang masih saling bertautan.

Lalu ciuman yang biasa itu, berubah menjadi lumutan yang penuh gelora, hingga bermain di gundukan kenyal.

"Ahh, aku benar-benar tidak tahan lagi sayang!" ucap Arron, menatap Clara untuk meminta izin, jemarinya siap bermain lebih panas lagi.

Sama halnya dengan Clara, ia juga sudah tak tahan lagi. Clara pun mengangguk pelan, memberikan izin pada pria yang 7 tahun lebih muda darinya.

Jemarinya segera meraih celana mini yang berbentuk segitiga, tak sabar ingin segera melihat mahkota indah milik pujaan hati. Namun, Clara menghentikan tangan nakal itu.

"Ah! Aku malu." cicit Clara, menutupi area itu.

Namun Aaron tak peduli, ia lanjutkan saja aksinya. Kedua kaki Clara di angkat, lalu...

"Euughh!" suara Clara melenguh.

Clara menarik nafas dalam-dalam, dadanya terasa sesak, butuh banyak oksigen lagi yang harus ia hirup, karena jiwanya sedang terbakar oleh api gairah yang menggebu-gebu.

Sesuatu yang tak bertulang, menyentuh bagian sensitifnya, benda itu masuk dan bergerak liar didalam sana, menciptakan puluhan sensasi panas yang tidak bisa diucapkan dengan kata-kata.

"Aaakkh! A-aku tidak tahan!" rintih Clara dengan suara gemetar, dirinya akan segera meledak dengan ketegangan ini.

"Ya, jangan ditahan", Aaron melepaskan ciumannya yang basah.

"Sshhh..." tubuh Clara langsung menegang, ledakan hebat yang meluap-luap pun terjadi, cairan percintaan keluar deras membasahi ranjang, pelepasan pertama, membuat Clara memekik dan terbaring lemas diatas ranjangnya.

Aaron tersenyum smirk, menatap Clara yang tak berdaya di bawahnya. Kemudian kedua tangan tegas Aaron mulai membuka kakinya, permainan utama mereka pun dimulai.

Benda tumpul yang sudah tegak lurus berhasil menerobos gawang, Clara memekik beberapa kali, saat sebuah benda tumpul itu mengganjal bagian intinya, benda itu bergerak keluar masuk. Clara pun men d e s ah nikmat, Aaron melakukannya dengan cara yang lembut.

Sore hingga malam, mereka lalui dengan tubuh penuh keringat dan rintisan penuh kenikmatan, kerlipan bintang dan cahaya bulan yang menembusi kamar Clara, menjadi saksi bisu akan penyatuan dua insan yang belum terikat di bawah janji suci.

.

Pagi harinya.

"Uugghh." Clara berbaring lesu, pinggangnya terasa pegal dan encok.

Apalagi sesuatu yang berat sedang menindih perutnya saat ini, dan itu adalah tangan kekar milik pemuda tampan. Aaron tidur sambil memeluk Clara sepanjang malam.

"Uhhh, sudah ini jam berapa?" gumam Clara dengan suara parau, ia menatap jendela yang masih tertutup gorden, namun cahaya matahari sudah menembus kain yang berwarna cream itu.

"Ayang! Bangun, ini sudah siang," ucap Clara manja, sembari menepuk-nepuk lengan yang masih lingkari tubuhnya.

"Hemmm," gumam Aaron yang masih enggan membuka mata ataupun melepaskan pelukannya dari tubuh polos Clara.

"Kita harus segera berangkat ke kantor!" oceh Clara, yang kini berbalik menghadapnya.

Keduanya masih berbaring santai tanpa sehelai benang pun. Sontak Aaron langsung membulatkan kedua mata, saat melihat pemandangan indah yang membuatnya haus hingga menelan kasar salivanya beberapa kali.

"Aku haus sayang, mau minum dulu," ucapnya, sambil tersenyum penuh arti.

"Iih, manja sekali kamu. Ya sudah aku ambilkan minum dulu," Clara polos tak mengerti maksud ucapan Aaron.

"Eeiittss! Kamu mau kemana, jangan pergi," Aaron menahan Clara yang ingin turun dari ranjang.

"Aku kan, mau ambil minum buat kamu."

Melihat wajah polos Clara, Aaron tertawa kecil, Clara jadi semakin bingung, memang ada yang lucu?

"Aku mau susu kamu, bukan air putih", kekehnya, sembari menatap dua benda kenyal.

Glek!

"Ka-kamu, belum puas? Astaga!" pekik Clara.

"Belum dan takkan pernah puas."

Tak mau pinggangnya lebih encok lagi, Clara cepat-cepat menutupi bukit kembarnya dengan selimut. Lalu berlari keluar dari kamarnya tergesa-gesa.

"Pelit sekali ayangku," cebik Aaron, dengan nada kecewa, lalu kembali merebahkan dirinya di ranjang dengan wajah bahagia.

"Pagi-pagi gak boleh berbuat mesum!" celetuk Clara, yang sedang memakai bajunya di luar kamar.

"Yah, gak bisa lima ronde dong." gumamnya kecewa.

.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️

**Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘**

Terpopuler

Comments

❦ℓυ𝘮ꪱׁηͦꫀׁׅܻ࿐

❦ℓυ𝘮ꪱׁηͦꫀׁׅܻ࿐

knp di jeda sih /Facepalm/

2024-09-25

1

❦ℓυ𝘮ꪱׁηͦꫀׁׅܻ࿐

❦ℓυ𝘮ꪱׁηͦꫀׁׅܻ࿐

sudah kuduga /Curse/

2024-09-25

0

❦ℓυ𝘮ꪱׁηͦꫀׁׅܻ࿐

❦ℓυ𝘮ꪱׁηͦꫀׁׅܻ࿐

tdnya sy kira suara maenan thor...

2024-09-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal Pertemuan
2 Bab 2 Awal Malapetaka
3 Bab 3 Malam Durjana
4 Bab 4 Kedatangan Aaron
5 Bab 5 Salah Paham
6 Bab 6 Si Boss Emosi
7 Bab 7 Perhatian Clara
8 Bab 8 Si Bos Minta Lebih
9 Bab 9 Rencana Licik si Bos
10 Bab 10 Brondong Meresahkan
11 Bab 11 Dipepet Brondong
12 Bab 12 Trauma Clara
13 Bab 13 Godaan Brondong
14 Bab 14 Kesedihan Clara
15 Bab 15 Keluarga Aaron
16 Bab 16 Janda Lebih Menggoda
17 Bab 17 Perjodohan
18 Bab 18 Brondongku Perhatian
19 Bab 19 Brondong Mesum
20 Bab 20 Hubungan Rahasia
21 Bab 21 Makan Malam Romantis
22 Bab 22 Ketegangan Pagi (Visual Karakter)
23 Bab 23 Adanya Permintaan
24 Bab 24 Kenangan Buruk
25 Bab 25 Salah Paham
26 Bab 26 Boss Nakal
27 Bab 27 Marahan & Baikkan
28 Bab 28 Doa Sahabat
29 Bab 29 Terpaksa Putus
30 Bab 30 Meriang
31 Bab 31 Bikin Panas
32 Bab 32 Kebohongan
33 Bab 33 Kegalauan
34 Bab 34 Jebakan Si Boss
35 Bab 35 Kegilaan Aaron
36 Bab 36 Tidak Bisa Menolak
37 Bab 37 Harus Menghilang
38 Bab 38 Aaron di Jebak
39 Bab 39 Si Boss Ganggu
40 Bab 40 Clara Pulang
41 Bab 41 Berita Heboh
42 Bab 42 Kepergian Aaron
43 Bab 43 Anak Pembuat Masalah
44 Bab 44 Aaron Tidak Berdaya
45 Bab 45 Kebaikan Hati
46 Bab 46 Hidup Mandiri
47 Bab 47 Pembalasan Si Jack
48 Bab 48 Pemanggil Pelanggan
49 Bab 49 Namamu Dihatiku
50 Bab 50 Malam Kerinduan
51 Bab 51 Sandiwara di Mulai
52 Bab 52 Gelisah
53 Bab 53 Jadi Selimut
54 Bab 54 Brondong Naif
55 Bab 55 Boss Menghilang
56 Bab 56 Mengambil Hati Calon Mertua
57 Bab 57 Di Siang Hari yang Panas
58 Bab 58 Ketakutan Seorang Janda
59 Untuk Para Readers 🫰
60 Bab 59 Dunia Serasa Milik Berdua
61 Bab 60 Curahan Hati si Brondong
62 Bab 61 Hampir Ketahuan
63 Bab 62 Kekhawatiran Caca
64 Bab 63 Sudah di Jemput
65 Bab 64 Alvaro dan Aaron
66 Bab 65 Berpisah Lagi
67 Bab 66 Waktu Telah Berlalu
68 Bab 67 Kekecewaan Clara
69 Bab 68 Pacar Baru
70 Bab 69 Calon Suami Clara
71 Bab 70 Clara di Lamar
72 Bab 71 Clara Menghilang
73 Bab 72 Apakah ini Mimpi?
74 Bab 73 Aaron yang Dingin
75 Bab 74 Apa yang Terjadi?
76 Bab 75 Menemui Papa
77 Bab 76 Transaksi di Dubai
78 Bab 77 Masa Lalu Aaron
79 Bab 78 Seperti Dongeng
80 Bab 79 Kerasnya Hidup
81 Bab 80 Tak Ingin Kehilangan
82 Bab 81 Si Brondong Makin Menggoda
83 Bab 82 Pertemuan Dadakan
84 Bab 83 Tidak Bisa Kemana-mana
85 Bab 84 Keinginan Orangtua
86 Bab 85 Siasat Aaron
87 Bab 86 Mantranya Terlalu Kuat
88 Bab 87 Paul Mulai Bergerak
89 Bab 88 Kabur
90 Bab 89 Petualangan Bersama Brondong
91 Bab 90 Malam Hari di Pulau Cinta
92 Bab 91 Pulau Cinta
93 Bab 92 Romansa di Pulau Cinta
94 Bab 93 Surprise!!
95 Bab 94 Honeymoon
96 Bab 95 Pengantin Baru
97 Bab 96 Camping
98 Bab 97 Malam Berbintang
99 Bab 98 Pencarian
100 Bab 99 Dasar suami Brondong
101 Bab 100 Rencana diluar Rencana
102 Bab 101 Aaron Gelisah
103 Bab 102 Permintaan Wanita Nakal
104 Bab 103 Percakapan Larut Malam
105 Bab 104 Menunggu Suami Pulang
106 Bab 105 Keributan
107 Bab 106 Perlawanan
108 Bab 107 Dipisahkan
109 Bab 108 Pulang ke Jakarta
110 Bab 109 Rindu Masakan Rumah
111 Bab 110 Dua Garis
112 Bab 111 Pertemuan Keluarga
113 Bab 112 Meminta Restu
114 Bab 113 Pernikahan Beda Usia
115 Bab 114 Pria dari Masa Lalu
116 Bab 115 Emosi Gara-Gara Mantan
117 Bab 116 Antara Masa Lalu dan Saat ini
118 Bab 117 Tunggu di Jemput
119 Bab 118 Mencari Solusi
120 Bab 119 Memutuskan Kerjasama
121 Bab 120 Kemalangan Adam
122 Bab 121 Kelahiran Anak Pertama
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 Awal Pertemuan
2
Bab 2 Awal Malapetaka
3
Bab 3 Malam Durjana
4
Bab 4 Kedatangan Aaron
5
Bab 5 Salah Paham
6
Bab 6 Si Boss Emosi
7
Bab 7 Perhatian Clara
8
Bab 8 Si Bos Minta Lebih
9
Bab 9 Rencana Licik si Bos
10
Bab 10 Brondong Meresahkan
11
Bab 11 Dipepet Brondong
12
Bab 12 Trauma Clara
13
Bab 13 Godaan Brondong
14
Bab 14 Kesedihan Clara
15
Bab 15 Keluarga Aaron
16
Bab 16 Janda Lebih Menggoda
17
Bab 17 Perjodohan
18
Bab 18 Brondongku Perhatian
19
Bab 19 Brondong Mesum
20
Bab 20 Hubungan Rahasia
21
Bab 21 Makan Malam Romantis
22
Bab 22 Ketegangan Pagi (Visual Karakter)
23
Bab 23 Adanya Permintaan
24
Bab 24 Kenangan Buruk
25
Bab 25 Salah Paham
26
Bab 26 Boss Nakal
27
Bab 27 Marahan & Baikkan
28
Bab 28 Doa Sahabat
29
Bab 29 Terpaksa Putus
30
Bab 30 Meriang
31
Bab 31 Bikin Panas
32
Bab 32 Kebohongan
33
Bab 33 Kegalauan
34
Bab 34 Jebakan Si Boss
35
Bab 35 Kegilaan Aaron
36
Bab 36 Tidak Bisa Menolak
37
Bab 37 Harus Menghilang
38
Bab 38 Aaron di Jebak
39
Bab 39 Si Boss Ganggu
40
Bab 40 Clara Pulang
41
Bab 41 Berita Heboh
42
Bab 42 Kepergian Aaron
43
Bab 43 Anak Pembuat Masalah
44
Bab 44 Aaron Tidak Berdaya
45
Bab 45 Kebaikan Hati
46
Bab 46 Hidup Mandiri
47
Bab 47 Pembalasan Si Jack
48
Bab 48 Pemanggil Pelanggan
49
Bab 49 Namamu Dihatiku
50
Bab 50 Malam Kerinduan
51
Bab 51 Sandiwara di Mulai
52
Bab 52 Gelisah
53
Bab 53 Jadi Selimut
54
Bab 54 Brondong Naif
55
Bab 55 Boss Menghilang
56
Bab 56 Mengambil Hati Calon Mertua
57
Bab 57 Di Siang Hari yang Panas
58
Bab 58 Ketakutan Seorang Janda
59
Untuk Para Readers 🫰
60
Bab 59 Dunia Serasa Milik Berdua
61
Bab 60 Curahan Hati si Brondong
62
Bab 61 Hampir Ketahuan
63
Bab 62 Kekhawatiran Caca
64
Bab 63 Sudah di Jemput
65
Bab 64 Alvaro dan Aaron
66
Bab 65 Berpisah Lagi
67
Bab 66 Waktu Telah Berlalu
68
Bab 67 Kekecewaan Clara
69
Bab 68 Pacar Baru
70
Bab 69 Calon Suami Clara
71
Bab 70 Clara di Lamar
72
Bab 71 Clara Menghilang
73
Bab 72 Apakah ini Mimpi?
74
Bab 73 Aaron yang Dingin
75
Bab 74 Apa yang Terjadi?
76
Bab 75 Menemui Papa
77
Bab 76 Transaksi di Dubai
78
Bab 77 Masa Lalu Aaron
79
Bab 78 Seperti Dongeng
80
Bab 79 Kerasnya Hidup
81
Bab 80 Tak Ingin Kehilangan
82
Bab 81 Si Brondong Makin Menggoda
83
Bab 82 Pertemuan Dadakan
84
Bab 83 Tidak Bisa Kemana-mana
85
Bab 84 Keinginan Orangtua
86
Bab 85 Siasat Aaron
87
Bab 86 Mantranya Terlalu Kuat
88
Bab 87 Paul Mulai Bergerak
89
Bab 88 Kabur
90
Bab 89 Petualangan Bersama Brondong
91
Bab 90 Malam Hari di Pulau Cinta
92
Bab 91 Pulau Cinta
93
Bab 92 Romansa di Pulau Cinta
94
Bab 93 Surprise!!
95
Bab 94 Honeymoon
96
Bab 95 Pengantin Baru
97
Bab 96 Camping
98
Bab 97 Malam Berbintang
99
Bab 98 Pencarian
100
Bab 99 Dasar suami Brondong
101
Bab 100 Rencana diluar Rencana
102
Bab 101 Aaron Gelisah
103
Bab 102 Permintaan Wanita Nakal
104
Bab 103 Percakapan Larut Malam
105
Bab 104 Menunggu Suami Pulang
106
Bab 105 Keributan
107
Bab 106 Perlawanan
108
Bab 107 Dipisahkan
109
Bab 108 Pulang ke Jakarta
110
Bab 109 Rindu Masakan Rumah
111
Bab 110 Dua Garis
112
Bab 111 Pertemuan Keluarga
113
Bab 112 Meminta Restu
114
Bab 113 Pernikahan Beda Usia
115
Bab 114 Pria dari Masa Lalu
116
Bab 115 Emosi Gara-Gara Mantan
117
Bab 116 Antara Masa Lalu dan Saat ini
118
Bab 117 Tunggu di Jemput
119
Bab 118 Mencari Solusi
120
Bab 119 Memutuskan Kerjasama
121
Bab 120 Kemalangan Adam
122
Bab 121 Kelahiran Anak Pertama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!