Bab 17 Perjodohan

Tak, tak, tak.

Suara langkah sepatu high heels berwarna hitam setinggi 7 cm seorang wanita menapak, hingga terdengar nyaring di lorong yang tidak bisa di datangi oleh sembarang orang masuk.

Ia berjalan bak seorang model cat walk, dengan panduan dress makan malam elegant bewarna biru gelap yang panjang sebetis, ditambah bordiran bunga mawar diarea pinggangnya.

"Silahkan masuk nona." ucap sang pelayan wanita berpakaian rapi, ia membukakan pintu ruang makan VVIP.

Namun, tidak ada sepatah kata pun yang dilontarkan oleh bibir merah merekah dari seorang nona muda cantik jelita yang tampak berkelas nan arogan ini.

Ia pun berjalan begitu saja, melewati dua pelayan yang memberikan hormat padanya. Yah, hal ini memang sudah lumrah terjadi. Begitulah sikap para putri konglomerat yang mewarisi harta kekayaan keluarga mereka hingga 7 turunan.

Nampak kemegahan ruang VIP yang sudah di reservasi. Seluruh dinding ruangan makan berwarna emas dengan pemandangan kota malam yang gemerlap itu, ruangan itu semakin indah dengan hadirnya seorang pemuda tampan berpakaian rapi setelah jas berwarna biru gelap, senada dengan warna gaun yang dikenakan oleh nona muda elegan yang baru saja masuk.

"Selamat malam nona Bella Francesca," sapa si pemuda memperlihatkan senyuman yang ramah.

Bella terdiam sesaat, kedua bola matanya menyapu penampilan pemuda tampan yang baru ia temui. Bella enggan datang, namun karena sang ibu terus memaksanya untuk datang ke acara perjodohan. Akhirnya Bella menurutinya saja, dari pada ia terus diceramahi oleh ayah dan ibunya soal calon suami.

"Selamat malam, Mr. Aaron Pharrell, saya senang bisa bertemu dengan anda malam ini." ucap Bella dengan ketus, melipat kedua tangan tidak lupa juga memperlihatkan senyum sombongnya.

Glek!

Sejenak Jack mematung diam, tubuhnya bergidik takut. Namun apa daya ini perintah si boss, tiba-tiba Jack dipaksa menemui seorang wanita yang di jodohkan oleh si boss.

"Sa-saya juga senang bisa berkenalan dengan wanita hebat seperti anda, mari nona si-silahkan duduk." ucap Jack dengan gagapnya, ia berdiri dan menggeser kan kursi untuk Bella.

"Ow.., dia gentleman sekali."

Bella langsung berjalan mendekat, lalu ia duduk di kursi itu. Jack pun ikut duduk di sebelahnya, sesekali membasuh keringat dingin dengan tissue. Jack merasa khawatir dan takut, bisa-bisa di pecat oleh nyonya besar kalau ketahuan Jack datang menggantikan Aaron di acara perjodohan.

Sembari meminum chinese tea, kedua bola mata yang indah terus menatap pria pilihan sang ibu. Bella tersenyum smirk, hatinya merasa senang karena sang ibu menjodohkannya dengan seorang tuan muda tampan dan pastinya anak konglomerat.

"Gayanya kikuk, tapi dia cukup tampan, sepertinya malam ini dia sangat gugup bertemu denganku, pasti karena aku terlalu cantik."

"Hmm, Mr. Aaron, sebaiknya mulai sekarang panggil saya Bella, agar kita bisa semakin akrab kedepannya." ucap Bella tersenyum smirk.

Dan Jack pun semakin merasa gugup dibuatnya.

.

.

Disisi lain, diwaktu yang sama.

Klotang!

Brak!

Suara kencang dari arah dapur, membuat Clara bangun dari tidurnya.

"Si-siapa itu!" gumam Clara pelan, sambil bangun dari atas ranjang.

Clara melihat layar ponsel, ternyata waktu menunjukkan baru jam 7 malam, obat demam yang tadi siang ia minum memberikan efek ngantuk, karena itu setelah pulang di antar Robert tadi siang, Clara langsung tertidur sembari memulihkan kesehatannya.

Tok, tok.

Suara berisik muncul lagi, kali ini Clara merasa merinding, bulu kuduknya berdiri. Mengingat dirinya hanya tinggal sendirian di apartemen.

Clara merapatkan tubuhnya ke dinding kamar, pintu kamarnya sudah terbuka, Clara ingin mengintip keluar, ia takut kalau-kalau ada maling yang masuk ke dalam apartemennya.

Perlahan tanpa bersuara Clara menapak, berjalan ke arah dapur, suara berisik itu tidak kunjung berhenti, seperti sedang ada yang masak.

Sekilas terlihat sosok tinggi memakai setelan baju hitam.

"AAGGHH!!" suara teriakan Clara yang melengking.

"Astaga!" Aaron ikut berteriak, hingga hampir melompat dari pijakannya, kaget mendengar suara teriakan Clara yang melengking.

Clara mengerjap-ngerjap kan mata, tak disangkanya ternyata asal suara berisik itu adalah Aaron yang sedang masak. "Sejak kapan kamu disini, kenapa bisa masuk?!"

"Aku baru saja datang 15 menit yang lalu, kalau soal password pintu rumahmu, aku sudah tahu sejak lama kok." ucapnya memperlihatkan senyum kebanggaan

"Hah! Dasar penguntit." sindir Clara, dengan wajah cemberut, sejak hubungan mereka semakin dekat, Aaron pun semakin serius mencari tahu informasi apapun soal kehidupan Clara.

"Sebentar lagi buburnya matang, tunggulah di kamar." Aaron kembali mengaduk.

Clara ingin tertawa melihat brondongnya memakai celemek warna pink miliknya. Terlihat lucu namun tetap keren, belum lagi aroma lezat tercium dari arah panci yang ada di atas kompor.

"Ternyata kamu bisa masak!" celetuk Clara saat melihat cairan kental berwarna putih.

"Iya, sayang..., dan sebaiknya kamu kembali tidur, supaya cepat sembuh." Aaron tak suka diganggu kalau sedang masak, ia mendorong Clara hingga wanitanya kembali masuk ke dalam kamar.

Sambil senyam-senyum bahagia, Clara kembali naik keatas ranjang, ia menghela nafas lega ternyata bukan maling. Hatinya pun merasa gembira, melihat Aaron yang sedang berada di dalam rumahnya saat ini, bahkan mau memasakkan bubur untuknya yang sedang sakit.

"Brondongku, perhatian sekali."

Sambil menunggu buburnya matang, Clara merebahkan dirinya sambil berselancar di ponselnya. Kepalanya tidak lagi terasa pusing, mungkin karena obat yang ia minum tadi siang.

.

.

Tak lama Aaron datang membawa nampan, dengan semangkuk bubur hangat diatasnya, aromanya sedap Clara yang menciumnya jadi sangat lapar.

Clara pun mengubah posisinya diatas ranjang, ia bangun lalu duduk bersila menghadap Aaron yang duduk di bibir ranjang.

"Biar aku suapi kamu ya", ucapnya sembari dengan senyum ramah

Senyumnya Aaron begitu mempesona, wanita mana yang tak bahagia jika disuapi oleh pria tampan dan lebih muda. Clara menganggukkan kepalanya, hatinya berbunga-bunga, sungguh sulit menolak godaan dari kekasih brondongnya.

Setelah meniup bubur yang di sendok, Aaron memberikannya pada Clara. Hal itu terus ia lakukan berulang kali, sampai isi mangkoknya kosong.

"Terimakasih, gak nyangka ternyata bubur buatan kamu enak sekali." ucap Clara tersipu.

"Syukurlah kalau kamu sukai soalnya aku membuatnya pakai cinta", kekeh Aaron, membuat Clara tertawa geli.

"Iihhss! Gombal. Aku serius, buburnya lebih enak dari pada buatanku."

"Yah, kebiasaan waktu hidup sendirian di UK, aku selalu salah menakar air dan beras, hasilnya selalu saja jadi bubur, dari pada mubazir, ku olah saja untuk dimakan."

"Hahaha, setidaknya kamu tidak buang-buang makanan", Clara tertawa cekikikan.

Aaron menghela nafasnya lega, rasa khawatirnya karena memikirkan Clara yang sakit sudah berkurang, wanitanya sudah ceria lagi, wajahnya pun sudah tak pucat lagi.

Setelah selesai makan malam, Aaron memberikan obat untuk Clara minum. Tidak lupa menaruh kain dingin di keningnya, juga menarik selimut hingga menutupi tubuh Clara yang sedang berbaring.

"Hei, jangan perlakukan aku seperti anak kecil, aku bisa melakukan apapun sendiri walaupun sedang sakit", ucap Clara yang keras kepala.

"Jangan membantah sayang, biarkan aku merawat mu kali ini," Aaron berbaring di samping Clara, sembari menggenggam satu tangannya.

"Aaron," Clara ingin protes, namun hatinya tak berkehendak.

"Tidurlah istirahat aku temani sampai pagi," ucap Aaron lembut.

Perhatian Aaron membuat Clara jadi terharu, sudah lama ia tak merasa diperhatikan seperti ini. Dirinya memang sengaja tinggal jauh dari keluarga, karena perceraian yang dulu terjadi.

Sudah selama dua tahun Clara terus menutup diri, selama ini hanya Risa yang selalu memperhatikan dan menemani dirinya, namun ibu satu anak itu masih harus sibuk mengurus keluarganya sendiri, tidak selalu bisa menemani Clara kalau ia sedang sangat butuh.

Sambil memandangi wajah tampan Aaron yang matanya sedang terpejam, Clara jadi kepikiran untuk menikah lagi, tapi.....

.

.

"Masa iya aku nikah kedua kali sama cowok brondong. Mama, Papa, dan Adikku pasti akan tertawa."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️

**Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘**

Terpopuler

Comments

Bening

Bening

gpp mbk,, brondong smkn di depan

2024-09-23

0

🏵️✾🅰🆈🆄🅳︎🅸ᵗᵃ✾ 🔆🔅

🏵️✾🅰🆈🆄🅳︎🅸ᵗᵃ✾ 🔆🔅

Aron memang licik n bnyak akal /Facepalm/

2024-09-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal Pertemuan
2 Bab 2 Awal Malapetaka
3 Bab 3 Malam Durjana
4 Bab 4 Kedatangan Aaron
5 Bab 5 Salah Paham
6 Bab 6 Si Boss Emosi
7 Bab 7 Perhatian Clara
8 Bab 8 Si Bos Minta Lebih
9 Bab 9 Rencana Licik si Bos
10 Bab 10 Brondong Meresahkan
11 Bab 11 Dipepet Brondong
12 Bab 12 Trauma Clara
13 Bab 13 Godaan Brondong
14 Bab 14 Kesedihan Clara
15 Bab 15 Keluarga Aaron
16 Bab 16 Janda Lebih Menggoda
17 Bab 17 Perjodohan
18 Bab 18 Brondongku Perhatian
19 Bab 19 Brondong Mesum
20 Bab 20 Hubungan Rahasia
21 Bab 21 Makan Malam Romantis
22 Bab 22 Ketegangan Pagi (Visual Karakter)
23 Bab 23 Adanya Permintaan
24 Bab 24 Kenangan Buruk
25 Bab 25 Salah Paham
26 Bab 26 Boss Nakal
27 Bab 27 Marahan & Baikkan
28 Bab 28 Doa Sahabat
29 Bab 29 Terpaksa Putus
30 Bab 30 Meriang
31 Bab 31 Bikin Panas
32 Bab 32 Kebohongan
33 Bab 33 Kegalauan
34 Bab 34 Jebakan Si Boss
35 Bab 35 Kegilaan Aaron
36 Bab 36 Tidak Bisa Menolak
37 Bab 37 Harus Menghilang
38 Bab 38 Aaron di Jebak
39 Bab 39 Si Boss Ganggu
40 Bab 40 Clara Pulang
41 Bab 41 Berita Heboh
42 Bab 42 Kepergian Aaron
43 Bab 43 Anak Pembuat Masalah
44 Bab 44 Aaron Tidak Berdaya
45 Bab 45 Kebaikan Hati
46 Bab 46 Hidup Mandiri
47 Bab 47 Pembalasan Si Jack
48 Bab 48 Pemanggil Pelanggan
49 Bab 49 Namamu Dihatiku
50 Bab 50 Malam Kerinduan
51 Bab 51 Sandiwara di Mulai
52 Bab 52 Gelisah
53 Bab 53 Jadi Selimut
54 Bab 54 Brondong Naif
55 Bab 55 Boss Menghilang
56 Bab 56 Mengambil Hati Calon Mertua
57 Bab 57 Di Siang Hari yang Panas
58 Bab 58 Ketakutan Seorang Janda
59 Untuk Para Readers 🫰
60 Bab 59 Dunia Serasa Milik Berdua
61 Bab 60 Curahan Hati si Brondong
62 Bab 61 Hampir Ketahuan
63 Bab 62 Kekhawatiran Caca
64 Bab 63 Sudah di Jemput
65 Bab 64 Alvaro dan Aaron
66 Bab 65 Berpisah Lagi
67 Bab 66 Waktu Telah Berlalu
68 Bab 67 Kekecewaan Clara
69 Bab 68 Pacar Baru
70 Bab 69 Calon Suami Clara
71 Bab 70 Clara di Lamar
72 Bab 71 Clara Menghilang
73 Bab 72 Apakah ini Mimpi?
74 Bab 73 Aaron yang Dingin
75 Bab 74 Apa yang Terjadi?
76 Bab 75 Menemui Papa
77 Bab 76 Transaksi di Dubai
78 Bab 77 Masa Lalu Aaron
79 Bab 78 Seperti Dongeng
80 Bab 79 Kerasnya Hidup
81 Bab 80 Tak Ingin Kehilangan
82 Bab 81 Si Brondong Makin Menggoda
83 Bab 82 Pertemuan Dadakan
84 Bab 83 Tidak Bisa Kemana-mana
85 Bab 84 Keinginan Orangtua
86 Bab 85 Siasat Aaron
87 Bab 86 Mantranya Terlalu Kuat
88 Bab 87 Paul Mulai Bergerak
89 Bab 88 Kabur
90 Bab 89 Petualangan Bersama Brondong
91 Bab 90 Malam Hari di Pulau Cinta
92 Bab 91 Pulau Cinta
93 Bab 92 Romansa di Pulau Cinta
94 Bab 93 Surprise!!
95 Bab 94 Honeymoon
96 Bab 95 Pengantin Baru
97 Bab 96 Camping
98 Bab 97 Malam Berbintang
99 Bab 98 Pencarian
100 Bab 99 Dasar suami Brondong
101 Bab 100 Rencana diluar Rencana
102 Bab 101 Aaron Gelisah
103 Bab 102 Permintaan Wanita Nakal
104 Bab 103 Percakapan Larut Malam
105 Bab 104 Menunggu Suami Pulang
106 Bab 105 Keributan
107 Bab 106 Perlawanan
108 Bab 107 Dipisahkan
109 Bab 108 Pulang ke Jakarta
110 Bab 109 Rindu Masakan Rumah
111 Bab 110 Dua Garis
112 Bab 111 Pertemuan Keluarga
113 Bab 112 Meminta Restu
114 Bab 113 Pernikahan Beda Usia
115 Bab 114 Pria dari Masa Lalu
116 Bab 115 Emosi Gara-Gara Mantan
117 Bab 116 Antara Masa Lalu dan Saat ini
118 Bab 117 Tunggu di Jemput
119 Bab 118 Mencari Solusi
120 Bab 119 Memutuskan Kerjasama
121 Bab 120 Kemalangan Adam
122 Bab 121 Kelahiran Anak Pertama
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 Awal Pertemuan
2
Bab 2 Awal Malapetaka
3
Bab 3 Malam Durjana
4
Bab 4 Kedatangan Aaron
5
Bab 5 Salah Paham
6
Bab 6 Si Boss Emosi
7
Bab 7 Perhatian Clara
8
Bab 8 Si Bos Minta Lebih
9
Bab 9 Rencana Licik si Bos
10
Bab 10 Brondong Meresahkan
11
Bab 11 Dipepet Brondong
12
Bab 12 Trauma Clara
13
Bab 13 Godaan Brondong
14
Bab 14 Kesedihan Clara
15
Bab 15 Keluarga Aaron
16
Bab 16 Janda Lebih Menggoda
17
Bab 17 Perjodohan
18
Bab 18 Brondongku Perhatian
19
Bab 19 Brondong Mesum
20
Bab 20 Hubungan Rahasia
21
Bab 21 Makan Malam Romantis
22
Bab 22 Ketegangan Pagi (Visual Karakter)
23
Bab 23 Adanya Permintaan
24
Bab 24 Kenangan Buruk
25
Bab 25 Salah Paham
26
Bab 26 Boss Nakal
27
Bab 27 Marahan & Baikkan
28
Bab 28 Doa Sahabat
29
Bab 29 Terpaksa Putus
30
Bab 30 Meriang
31
Bab 31 Bikin Panas
32
Bab 32 Kebohongan
33
Bab 33 Kegalauan
34
Bab 34 Jebakan Si Boss
35
Bab 35 Kegilaan Aaron
36
Bab 36 Tidak Bisa Menolak
37
Bab 37 Harus Menghilang
38
Bab 38 Aaron di Jebak
39
Bab 39 Si Boss Ganggu
40
Bab 40 Clara Pulang
41
Bab 41 Berita Heboh
42
Bab 42 Kepergian Aaron
43
Bab 43 Anak Pembuat Masalah
44
Bab 44 Aaron Tidak Berdaya
45
Bab 45 Kebaikan Hati
46
Bab 46 Hidup Mandiri
47
Bab 47 Pembalasan Si Jack
48
Bab 48 Pemanggil Pelanggan
49
Bab 49 Namamu Dihatiku
50
Bab 50 Malam Kerinduan
51
Bab 51 Sandiwara di Mulai
52
Bab 52 Gelisah
53
Bab 53 Jadi Selimut
54
Bab 54 Brondong Naif
55
Bab 55 Boss Menghilang
56
Bab 56 Mengambil Hati Calon Mertua
57
Bab 57 Di Siang Hari yang Panas
58
Bab 58 Ketakutan Seorang Janda
59
Untuk Para Readers 🫰
60
Bab 59 Dunia Serasa Milik Berdua
61
Bab 60 Curahan Hati si Brondong
62
Bab 61 Hampir Ketahuan
63
Bab 62 Kekhawatiran Caca
64
Bab 63 Sudah di Jemput
65
Bab 64 Alvaro dan Aaron
66
Bab 65 Berpisah Lagi
67
Bab 66 Waktu Telah Berlalu
68
Bab 67 Kekecewaan Clara
69
Bab 68 Pacar Baru
70
Bab 69 Calon Suami Clara
71
Bab 70 Clara di Lamar
72
Bab 71 Clara Menghilang
73
Bab 72 Apakah ini Mimpi?
74
Bab 73 Aaron yang Dingin
75
Bab 74 Apa yang Terjadi?
76
Bab 75 Menemui Papa
77
Bab 76 Transaksi di Dubai
78
Bab 77 Masa Lalu Aaron
79
Bab 78 Seperti Dongeng
80
Bab 79 Kerasnya Hidup
81
Bab 80 Tak Ingin Kehilangan
82
Bab 81 Si Brondong Makin Menggoda
83
Bab 82 Pertemuan Dadakan
84
Bab 83 Tidak Bisa Kemana-mana
85
Bab 84 Keinginan Orangtua
86
Bab 85 Siasat Aaron
87
Bab 86 Mantranya Terlalu Kuat
88
Bab 87 Paul Mulai Bergerak
89
Bab 88 Kabur
90
Bab 89 Petualangan Bersama Brondong
91
Bab 90 Malam Hari di Pulau Cinta
92
Bab 91 Pulau Cinta
93
Bab 92 Romansa di Pulau Cinta
94
Bab 93 Surprise!!
95
Bab 94 Honeymoon
96
Bab 95 Pengantin Baru
97
Bab 96 Camping
98
Bab 97 Malam Berbintang
99
Bab 98 Pencarian
100
Bab 99 Dasar suami Brondong
101
Bab 100 Rencana diluar Rencana
102
Bab 101 Aaron Gelisah
103
Bab 102 Permintaan Wanita Nakal
104
Bab 103 Percakapan Larut Malam
105
Bab 104 Menunggu Suami Pulang
106
Bab 105 Keributan
107
Bab 106 Perlawanan
108
Bab 107 Dipisahkan
109
Bab 108 Pulang ke Jakarta
110
Bab 109 Rindu Masakan Rumah
111
Bab 110 Dua Garis
112
Bab 111 Pertemuan Keluarga
113
Bab 112 Meminta Restu
114
Bab 113 Pernikahan Beda Usia
115
Bab 114 Pria dari Masa Lalu
116
Bab 115 Emosi Gara-Gara Mantan
117
Bab 116 Antara Masa Lalu dan Saat ini
118
Bab 117 Tunggu di Jemput
119
Bab 118 Mencari Solusi
120
Bab 119 Memutuskan Kerjasama
121
Bab 120 Kemalangan Adam
122
Bab 121 Kelahiran Anak Pertama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!