Bab 10 Brondong Meresahkan

Asap putih mengebul keluar dari mulut Aaron yang terbuka, ia sedang duduk santai di kursi balkon kamar hotel. Sambil menyesap asap tembakau, ia menghembuskan asap itu seperti membuang nafas.

Sejenak ia memejamkan matanya, senyumnya mengembang saat mengingat lagi kejadian semalam, sungguh malam yang luar biasa dan tidak akan terlupakan oleh Aaron. Tubuh Clara sudah seperti candu, membuat Aaron di mabuk kepayang sepanjang malam.

.

Cekrek.

Suara pintu kamar mandi terbuka. Clara baru saja berganti pakaian dan merapikan diri untuk berangkat ke kantor. Pagi-pagi sekali Aaron menelepon asistennya Jack, memerintah dia, untuk mencari pakaian kerja untuk clara, baju dalam wanita, sepatu, dan alat make up.

Tentu saja itu semua Aaron lakukan demi Clara, wanita yang telah menawan hatinya. Semalam dirinya telah berhasil menjebak Clara jatuh ke dalam pelukannya, tentunya dengan cara yang licik.

Sekarang Aaron sedang memikirkan, bagaimana caranya menahan Clara untuk terus berada disisinya. Karena Clara bukanlah tipe wanita yang mudah jatuh pada pesona pria tampan bergelimang harta.

"Kamu terlihat cantik, dengan pakaian itu. Pilihanku memang tidak pernah salah." Aaron memuji Clara mencoba mengambil hati sang pujaan hati.

Kedua bola matanya terus menyapu penampilan Clara dari ujung kaki hingga atas kepala. Wajah Clara di pagi hari begitu mempesona, walaupun matanya agak sembab karena semalam banyak menangis.

Clara pun hanya berdiri diam sambil menunduk, tidak Sudi menatap wajah si boss yang telah menodai dirinya. Clara berusaha menjaga ekspresinya, menyembunyikan rasa pilu di hati. Bagian bawahnya masih terasa ngilu, sudah lama Clara tidak melakukan hubungan dengan seorang pria.

"Soal kejadian semalam, tolong lupakan saja, aku juga tidak akan mengungkitnya, mungkin semalam kita berdua terlalu banyak minum." Clara mencoba berpikir positif, agar tidak menjadi marah. Ia tidak ingin terlalu terbawa emosi, masih ingin mempertahankan pekerjaannya.

"Tidak bisa sayang, apa yang sudah terjadi diantara kita semalam, sudah mengesahkan hubungan kita sebagai kekasih. Mulai hari ini dan seterusnya." ucap Aaron dengan lantang, penuh nada percaya diri.

Membuat Clara tercengang kaget. Kenapa si boss sangat memaksakan dirinya menjadi kekasih gelap.

"Dasar bocah gak waras..!!" Clara tak ingin lagi terjatuh kedalam lubang buaya.

Menghela nafas terlebih dahulu. Clara akan mengambil sikap tegas. "Apapun tawaran anda, saya tidak tertarik. Saat ini saya tidak berniat menjalin hubungan dengan siapapun. Mohon pengertian anda sebagai seorang laki-laki terhormat." sindir Clara sarkas.

Membuat si laki-laki muda tersentak kaget. Namun Clara tidak peduli, ia langsung mengambil semua barang miliknya yang sudah di taruh di kantor hitam berpita emas.

BRAK!!

Clara membanting pintu hotel dengan keras hingga menggelegar ke seluruh ruangan kamar yang luas. Dirinya cepat-cepat berlari ke arah lift, takut Aaron tiba-tiba mengejar.

.

.

Gedung perusahaan Pharrell.

"Ra-, kok lu keliatan lesu, lagi sakit ya?" tanya Risa pada temannya. Walaupun Clara datang mengenakan pakaian baru dan perhiasan baru. Tetap saja ekspresi wajah lelah akibat di genjot semalam, tidak tertutupi.

"Kalau kamu sakit ijin aja ke pak Robert, Ra-"

Namun Clara tidak menjawab, hanya diam duduk dengan wajah bengong.

"Dih, lo malah bengong. Jangan bilang lu hamil Ra-", kekeh Risa yang suka bercanda.

"HAMILLL!!" teriak Clara yang sedang sensitif.

"Eeiitt!!! Sabar beb, jangan teriak, kayak gitu dong. Jantung gua kan lemah", Risa sampai tersentak dari atas kursi.

"Sssttt!! Kalian berdua, lihat si boss udah datang tuh." ucap salah seorang karyawan yang duduk dekat mereka. Clara dan Risa langsung pura-pura bekerja di depan laptop.

Clara melirik sekilas kearah Aaron yang baru datang. Padahal Clara berharap si boss-nya tidak datang, rasanya tidak sudi melihat tampangnya yang tengil dan menyebalkan. Ditambah sekujur tubuh Clara terasa sakit, akibat ulah si boss-nya.

"Widih, boss kesayangan lu, wajahnya kinclong bener." celetuk Risa dengan nada berbisik.

"Cih!! Siapa yang boss kesayangan!!" bisiknya ketus.

"Jarang loh, boss muda kita yang terkenal jutek itu. Tiba-tiba datang dengan senyum mempesona gitu. Gua jamin semalam habis main sama cewek." Risa menebak sembarangan.

Namun perkataan temannya itu, langsung menancap tepat sasaran, di hati Clara.

.

.

Dalam ruangan kerjanya. Aaron bersenandung riang. Memilah banyak dokumen, menandatangani berkas-berkas yang sudah disiapkan. Wajahnya kian berbinar, walaupun ia dan Clara belum memiliki status. Namun Aaron senang sudah berhasil menidurinya. Awalnya hanya penasaran dengan Clara, namun siapa sangka, seorang janda mampu. Membuat dirinya tergila-gila.

Tok tok tok.

"Masuk." seru Aaron.

"Permisi tuan, aku sudah selesai mengerjakan tugas dari anda." ucap Jack, dengan wajah yang nampak malu-malu. Kepalanya sedikit menunduk, membetulkan kacamata.

"Kenapa? Kok tumben wajahmu jelek seperti itu?" Aaron melirik sang asisten dengan rasa keheranan.

"Be-begini, tadi aku hampir saja di tangkap polisi tua."

"Apa?? Kamu berbuat kejahatan?!" Aaron nampak terkejut.

"Bu-bukan begitu tuan. Ini gara-gara anda menyuruh saya mencari tahu, nomor apartemen nona Clara, saya sampai di kira penguntit sama para tetangganya." keluh kesah Jack, yang disuruh mencari tahu nomor apartemen rumah wanita incarannya.

"Jadi, apa sudah dapat informasi tempat tinggal nya??" tanya Aaron antusias.

"Sudah, dia tinggal di lantai 8 nomor 1016."

"Bagus!, sekarang kamu boleh ambil cuti tiga hari, karena aku akan sibuk", ucap Aaron, tidak mempedulikan pengorbanan Jack yang hampir ditangkap polisi.

"Loh? Apa maksud tuan?, Sa-saya kan bekerja sebagai asisten tuan, mana bisa libur?" Jack merasa ragu dirinya bisa libur tiga hari.

"Maksudnya cuti sebagai asistenku, tapi pekerjaan kantor mu tetap tidak boleh di tinggal." .

"Yahh..." gumam Jack yang kecewa.

"Yah??" Aaron menaikkan satu alisnya.

"Eh!!, tidak maksudku, yah memang harus begitu, mana bisa aku libur, hahaha", Jawab Jack terbata-bata, takut si bos marah.

.

.

Malam hari telah tiba. Clara duduk di atas sofa ruang tv, ia tengah asik menonton sebuah drama Korea kesukaan sambil menegak bir kaleng.

"Fuah, leganya, akhirnya si biawak mundur gak minta macam-macam." Clara merasa aman dan tentram. Mengira ucapan tegasnya saat di hotel telah berhasil membuat Aaron mundur dan tidak akan mendekati lagi ataupun meminta dirinya sebagai kekasih.

Ting tong!!

Tiba-tiba terdengar suara bel pintu yang berbunyi.

"Siapa datang malam-malam gini?? Jangan-jangan mama atau si Caca." gumam Clara yang penasaran.

.

Cekrek.

Clara membuka pintu.

.

"Halo Sayang, kau merindukanku~." ujar Aaron. Memperlihatkan senyum nakal.

Glek!!

Terlihat Aaron datang sambil membawa satu tas yang besar.

Spontan Clara mau menutup pintu. Namun terlambat Aaron sudah menahannya terlebih dahulu, dirinya juga berhasil masuk ke dalam apartemen milik Clara.

"Aduh!! Si boss meresahkan!!" teriakkan pikiran Clara yang pusing.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

*Terimakasih sudah baca 🩷🩷🩷

Terpopuler

Comments

Teteh Lia

Teteh Lia

berondong pengacau hari.. 😁

2024-11-08

1

Bening

Bening

tolong dilanjutin ceritanya,, suka bnget soalnya.

2024-09-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal Pertemuan
2 Bab 2 Awal Malapetaka
3 Bab 3 Malam Durjana
4 Bab 4 Kedatangan Aaron
5 Bab 5 Salah Paham
6 Bab 6 Si Boss Emosi
7 Bab 7 Perhatian Clara
8 Bab 8 Si Bos Minta Lebih
9 Bab 9 Rencana Licik si Bos
10 Bab 10 Brondong Meresahkan
11 Bab 11 Dipepet Brondong
12 Bab 12 Trauma Clara
13 Bab 13 Godaan Brondong
14 Bab 14 Kesedihan Clara
15 Bab 15 Keluarga Aaron
16 Bab 16 Janda Lebih Menggoda
17 Bab 17 Perjodohan
18 Bab 18 Brondongku Perhatian
19 Bab 19 Brondong Mesum
20 Bab 20 Hubungan Rahasia
21 Bab 21 Makan Malam Romantis
22 Bab 22 Ketegangan Pagi (Visual Karakter)
23 Bab 23 Adanya Permintaan
24 Bab 24 Kenangan Buruk
25 Bab 25 Salah Paham
26 Bab 26 Boss Nakal
27 Bab 27 Marahan & Baikkan
28 Bab 28 Doa Sahabat
29 Bab 29 Terpaksa Putus
30 Bab 30 Meriang
31 Bab 31 Bikin Panas
32 Bab 32 Kebohongan
33 Bab 33 Kegalauan
34 Bab 34 Jebakan Si Boss
35 Bab 35 Kegilaan Aaron
36 Bab 36 Tidak Bisa Menolak
37 Bab 37 Harus Menghilang
38 Bab 38 Aaron di Jebak
39 Bab 39 Si Boss Ganggu
40 Bab 40 Clara Pulang
41 Bab 41 Berita Heboh
42 Bab 42 Kepergian Aaron
43 Bab 43 Anak Pembuat Masalah
44 Bab 44 Aaron Tidak Berdaya
45 Bab 45 Kebaikan Hati
46 Bab 46 Hidup Mandiri
47 Bab 47 Pembalasan Si Jack
48 Bab 48 Pemanggil Pelanggan
49 Bab 49 Namamu Dihatiku
50 Bab 50 Malam Kerinduan
51 Bab 51 Sandiwara di Mulai
52 Bab 52 Gelisah
53 Bab 53 Jadi Selimut
54 Bab 54 Brondong Naif
55 Bab 55 Boss Menghilang
56 Bab 56 Mengambil Hati Calon Mertua
57 Bab 57 Di Siang Hari yang Panas
58 Bab 58 Ketakutan Seorang Janda
59 Untuk Para Readers 🫰
60 Bab 59 Dunia Serasa Milik Berdua
61 Bab 60 Curahan Hati si Brondong
62 Bab 61 Hampir Ketahuan
63 Bab 62 Kekhawatiran Caca
64 Bab 63 Sudah di Jemput
65 Bab 64 Alvaro dan Aaron
66 Bab 65 Berpisah Lagi
67 Bab 66 Waktu Telah Berlalu
68 Bab 67 Kekecewaan Clara
69 Bab 68 Pacar Baru
70 Bab 69 Calon Suami Clara
71 Bab 70 Clara di Lamar
72 Bab 71 Clara Menghilang
73 Bab 72 Apakah ini Mimpi?
74 Bab 73 Aaron yang Dingin
75 Bab 74 Apa yang Terjadi?
76 Bab 75 Menemui Papa
77 Bab 76 Transaksi di Dubai
78 Bab 77 Masa Lalu Aaron
79 Bab 78 Seperti Dongeng
80 Bab 79 Kerasnya Hidup
81 Bab 80 Tak Ingin Kehilangan
82 Bab 81 Si Brondong Makin Menggoda
83 Bab 82 Pertemuan Dadakan
84 Bab 83 Tidak Bisa Kemana-mana
85 Bab 84 Keinginan Orangtua
86 Bab 85 Siasat Aaron
87 Bab 86 Mantranya Terlalu Kuat
88 Bab 87 Paul Mulai Bergerak
89 Bab 88 Kabur
90 Bab 89 Petualangan Bersama Brondong
91 Bab 90 Malam Hari di Pulau Cinta
92 Bab 91 Pulau Cinta
93 Bab 92 Romansa di Pulau Cinta
94 Bab 93 Surprise!!
95 Bab 94 Honeymoon
96 Bab 95 Pengantin Baru
97 Bab 96 Camping
98 Bab 97 Malam Berbintang
99 Bab 98 Pencarian
100 Bab 99 Dasar suami Brondong
101 Bab 100 Rencana diluar Rencana
102 Bab 101 Aaron Gelisah
103 Bab 102 Permintaan Wanita Nakal
104 Bab 103 Percakapan Larut Malam
105 Bab 104 Menunggu Suami Pulang
106 Bab 105 Keributan
107 Bab 106 Perlawanan
108 Bab 107 Dipisahkan
109 Bab 108 Pulang ke Jakarta
110 Bab 109 Rindu Masakan Rumah
111 Bab 110 Dua Garis
112 Bab 111 Pertemuan Keluarga
113 Bab 112 Meminta Restu
114 Bab 113 Pernikahan Beda Usia
115 Bab 114 Pria dari Masa Lalu
116 Bab 115 Emosi Gara-Gara Mantan
117 Bab 116 Antara Masa Lalu dan Saat ini
118 Bab 117 Tunggu di Jemput
119 Bab 118 Mencari Solusi
120 Bab 119 Memutuskan Kerjasama
121 Bab 120 Kemalangan Adam
122 Bab 121 Kelahiran Anak Pertama
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 Awal Pertemuan
2
Bab 2 Awal Malapetaka
3
Bab 3 Malam Durjana
4
Bab 4 Kedatangan Aaron
5
Bab 5 Salah Paham
6
Bab 6 Si Boss Emosi
7
Bab 7 Perhatian Clara
8
Bab 8 Si Bos Minta Lebih
9
Bab 9 Rencana Licik si Bos
10
Bab 10 Brondong Meresahkan
11
Bab 11 Dipepet Brondong
12
Bab 12 Trauma Clara
13
Bab 13 Godaan Brondong
14
Bab 14 Kesedihan Clara
15
Bab 15 Keluarga Aaron
16
Bab 16 Janda Lebih Menggoda
17
Bab 17 Perjodohan
18
Bab 18 Brondongku Perhatian
19
Bab 19 Brondong Mesum
20
Bab 20 Hubungan Rahasia
21
Bab 21 Makan Malam Romantis
22
Bab 22 Ketegangan Pagi (Visual Karakter)
23
Bab 23 Adanya Permintaan
24
Bab 24 Kenangan Buruk
25
Bab 25 Salah Paham
26
Bab 26 Boss Nakal
27
Bab 27 Marahan & Baikkan
28
Bab 28 Doa Sahabat
29
Bab 29 Terpaksa Putus
30
Bab 30 Meriang
31
Bab 31 Bikin Panas
32
Bab 32 Kebohongan
33
Bab 33 Kegalauan
34
Bab 34 Jebakan Si Boss
35
Bab 35 Kegilaan Aaron
36
Bab 36 Tidak Bisa Menolak
37
Bab 37 Harus Menghilang
38
Bab 38 Aaron di Jebak
39
Bab 39 Si Boss Ganggu
40
Bab 40 Clara Pulang
41
Bab 41 Berita Heboh
42
Bab 42 Kepergian Aaron
43
Bab 43 Anak Pembuat Masalah
44
Bab 44 Aaron Tidak Berdaya
45
Bab 45 Kebaikan Hati
46
Bab 46 Hidup Mandiri
47
Bab 47 Pembalasan Si Jack
48
Bab 48 Pemanggil Pelanggan
49
Bab 49 Namamu Dihatiku
50
Bab 50 Malam Kerinduan
51
Bab 51 Sandiwara di Mulai
52
Bab 52 Gelisah
53
Bab 53 Jadi Selimut
54
Bab 54 Brondong Naif
55
Bab 55 Boss Menghilang
56
Bab 56 Mengambil Hati Calon Mertua
57
Bab 57 Di Siang Hari yang Panas
58
Bab 58 Ketakutan Seorang Janda
59
Untuk Para Readers 🫰
60
Bab 59 Dunia Serasa Milik Berdua
61
Bab 60 Curahan Hati si Brondong
62
Bab 61 Hampir Ketahuan
63
Bab 62 Kekhawatiran Caca
64
Bab 63 Sudah di Jemput
65
Bab 64 Alvaro dan Aaron
66
Bab 65 Berpisah Lagi
67
Bab 66 Waktu Telah Berlalu
68
Bab 67 Kekecewaan Clara
69
Bab 68 Pacar Baru
70
Bab 69 Calon Suami Clara
71
Bab 70 Clara di Lamar
72
Bab 71 Clara Menghilang
73
Bab 72 Apakah ini Mimpi?
74
Bab 73 Aaron yang Dingin
75
Bab 74 Apa yang Terjadi?
76
Bab 75 Menemui Papa
77
Bab 76 Transaksi di Dubai
78
Bab 77 Masa Lalu Aaron
79
Bab 78 Seperti Dongeng
80
Bab 79 Kerasnya Hidup
81
Bab 80 Tak Ingin Kehilangan
82
Bab 81 Si Brondong Makin Menggoda
83
Bab 82 Pertemuan Dadakan
84
Bab 83 Tidak Bisa Kemana-mana
85
Bab 84 Keinginan Orangtua
86
Bab 85 Siasat Aaron
87
Bab 86 Mantranya Terlalu Kuat
88
Bab 87 Paul Mulai Bergerak
89
Bab 88 Kabur
90
Bab 89 Petualangan Bersama Brondong
91
Bab 90 Malam Hari di Pulau Cinta
92
Bab 91 Pulau Cinta
93
Bab 92 Romansa di Pulau Cinta
94
Bab 93 Surprise!!
95
Bab 94 Honeymoon
96
Bab 95 Pengantin Baru
97
Bab 96 Camping
98
Bab 97 Malam Berbintang
99
Bab 98 Pencarian
100
Bab 99 Dasar suami Brondong
101
Bab 100 Rencana diluar Rencana
102
Bab 101 Aaron Gelisah
103
Bab 102 Permintaan Wanita Nakal
104
Bab 103 Percakapan Larut Malam
105
Bab 104 Menunggu Suami Pulang
106
Bab 105 Keributan
107
Bab 106 Perlawanan
108
Bab 107 Dipisahkan
109
Bab 108 Pulang ke Jakarta
110
Bab 109 Rindu Masakan Rumah
111
Bab 110 Dua Garis
112
Bab 111 Pertemuan Keluarga
113
Bab 112 Meminta Restu
114
Bab 113 Pernikahan Beda Usia
115
Bab 114 Pria dari Masa Lalu
116
Bab 115 Emosi Gara-Gara Mantan
117
Bab 116 Antara Masa Lalu dan Saat ini
118
Bab 117 Tunggu di Jemput
119
Bab 118 Mencari Solusi
120
Bab 119 Memutuskan Kerjasama
121
Bab 120 Kemalangan Adam
122
Bab 121 Kelahiran Anak Pertama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!